//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan  (Read 21481 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #15 on: 11 April 2008, 05:06:27 PM »
Bagaimana bhikkhu yg mempraktekan vegetarian, seperti Ajahn Amaro, misalnya umat tidak tahu, lalu memberikan daging, bolehkah bhikkhu tidak memakannya, misalnya cuma sayur atau nasinya saja?  _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #16 on: 11 April 2008, 09:37:41 PM »
Bagaimana bhikkhu yg mempraktekan vegetarian, seperti Ajahn Amaro, misalnya umat tidak tahu, lalu memberikan daging, bolehkah bhikkhu tidak memakannya, misalnya cuma sayur atau nasinya saja?  _/\_
Hm.. Kayaknya ini peranan pengurus vihara buat mem-filter dan juga memberitahukan kepada umat, bahwa bhikkhu yang bersangkutan mempraktekkan vegetarian.
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #17 on: 14 April 2008, 08:13:56 AM »
[at] karuna : anumodana atas penjelasannya... ;)

kalo pemikiran saya, selain sesuai dengan bro karuna, juga kalo dari sisi batin, mungkin bisa digambarkan bahwa jika memang ada tulang + daging seperti itu, jika setelah gigitan pertama, gigitan selanjutnya "seharusnya" cenderung ke lobha... sudut mana yang mau digigit, daging sebelah mana yg lebih enak, dll........

mungkin bisa dilihat dari sisi setidaknya bisa mengurangi kans untuk munculnya lobha mula citta.......

mohon koreksi jika ada salah.......  _/\_

Saya akan mengoreksi pernyataan mengenai hal ini berhubung baru saja saya berkonsultasi ke Bhante mengenai hal ini.
1. Soal daging ayam dan tulang,Bhante berkata tidak pernah ada masalah mengenai apakah daging harus diserve tanpa tulang atau beserta tulang namun harap mengingat bahwa persembahan makanan berupa daging harus memiliki syarat kepada Bhante
-.tidak melihat dalam arti Bhante tidak melihat ayam itu dibunuh oleh dia
-. tidak mendengar dalam arti Bhante tidak mendengar bahwa ayam itu dibunuh untuk dia
-. tidak menyuruh dalam arti Bhante tidak merequest daging ayam ke umat

Kalau ingin berdana makanan berupa daging,silahkan namun jangan bilang ke Bhante"eh menu hari ini daging lho Bhante".

2. Mengenai gigitan pertama dan kedua menjadi lobha,harap dicatat bahwa setiap kali kita makan kita akan merenungkan bahwa makanan ini hanya sebatas menjaga tubuh ini tetap hidup agar bisa menjaga Dhamma.mengenai gigitan kedua mengandung lobha, saya ingin bertanya apakah sendok kedua sudah mengandung lobha,kalo begitu makan satu sendok saja biar ga lobha.

3. Mengenai Bhante yang vegetarian.
Hal ini akan dikonfirmasi oleh pengurus vihara.Bhikkhu Theravada tidak memiliki larangan bahkan memberatkan umat yang sudah berdana makanan ternyata ga dimakan sama Bhante, oleh karena itu umat berkoordinasi dengan pengurus vihara dulu.gunakan kebijaksanaan yang tidak membabi buta.

Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #18 on: 14 April 2008, 09:57:24 AM »
[at] karuna : anumodana atas penjelasannya... ;)

mungkin bisa dilihat dari sisi setidaknya bisa mengurangi kans untuk munculnya lobha mula citta.......



2. Mengenai gigitan pertama dan kedua menjadi lobha,harap dicatat bahwa setiap kali kita makan kita akan merenungkan bahwa makanan ini hanya sebatas menjaga tubuh ini tetap hidup agar bisa menjaga Dhamma.mengenai gigitan kedua mengandung lobha, saya ingin bertanya apakah sendok kedua sudah mengandung lobha,kalo begitu makan satu sendok saja biar ga lobha.


dear bro nyana,

anumodana atas penjelasan yang lebih lengkapnya...

mengenai gigitan, sepertinya bro nyana belum baca komplit... makanya diatas sengaja saja cut biar jelas....

diatas saya sudah sebut mengenai kans munculnya lobha mula citta pada gigitan

sebenarnya setiap makan, pada putthujana/umat awam (termasuk bhikkhu masih sammuti sangha) pasti ada preferensi (baca: lobha), bahkan pada sendokan pertama

jadi disini sebenarnya yang dimaksud adalah bahwa dengan menambah menggigit misal paha ayam berulang kali, maka akan membuat timbulnya lobha mula citta lainnya

singkatnya jadi : lobha di sendokan dan lobha di gigitan (baca: hrs menggigit yang mana)..... berbeda dengan makan yang sudah dipotong, dimana lobha hanya terjadi pada sendokannya saja.

semalam saya praktekkan sendiri pada waktu makan ikan goreng, dimana saya pisah2kan daging dan tulang  ;)

sekedar info bahwa pada waktu jaman dahulu, pindapatta tidak seperti saat ini dimana makanan sudah ditaruh per kantung.... dahulu bhikkhu akan menerima makanan apa saja, misal sop, ikan asem pedes, semur jengkol, cabe rawit, lalapan, dsbnya.....

begitu dirasa cukup, bhikkhu akan menutup dan kembali ke hutan. Sebelum makan, dia akan mengocok-ngocok patta/bowlnya itu sampai semua makanan tercampur jadi satu, baru setelah itu dia makan.

Disini sudah jelas sekali bahwa ini dilakukan untuk menekan lobha pada waktu makan, dan (mungkin) juga dosa yang muncul karena melihat makanan yang menjijikkan itu (kebayang khan kalo makanan itu dicampur aduk)

semoga bisa dimengerti yah mengenai proses citta yang timbul disini.  _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #19 on: 14 April 2008, 10:07:29 AM »
Bagaimana bhikkhu yg mempraktekan vegetarian, seperti Ajahn Amaro, misalnya umat tidak tahu, lalu memberikan daging, bolehkah bhikkhu tidak memakannya, misalnya cuma sayur atau nasinya saja?  _/\_
Hm.. Kayaknya ini peranan pengurus vihara buat mem-filter dan juga memberitahukan kepada umat, bahwa bhikkhu yang bersangkutan mempraktekkan vegetarian.


setuju dengan bro hedi....

kalo di vihara-vihara, biasanya sebelum ada bhante, sudah ada pengumuman dulu dari pengurus vihara, bahwa akan ada bhante A yg akan dhammadesana tgl sekian....

juga disebutkan kalau misalnya ada bhante yang vegetarian....

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #20 on: 14 April 2008, 10:08:10 AM »
 _/\_ ic ic.....perihal gigit menggigit dilihat di poin nomer satu lagi.huehehehhe. soal lobha, kesadaran pada saat makan itulah latihan,mengenai chance munculnya lobha,tantangan seorang dalam menikmati makanan yang disajikan.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #21 on: 14 April 2008, 10:18:06 AM »
tul banget bro nyana.....

semalem saya tes wkt makan ikan goreng...... gimana waltu misahin2 tulang ma daging...... juga makan daging, preferensi ambil yang mana dulu..... dsb..dsb......  :-[

begitu banyak lobha mula citta yang muncul  :-[

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #22 on: 08 September 2008, 11:26:06 PM »
wah makan kok milih milih yah, wa biasa di tempat kerja ada makanan dari toko setiap jam makan biasanya kalo dulu pas tidak vegetarian apa saja yang di sediakan asal bisa masuk dalam mulut dan gak eneg pasti dimakan ( yang tidak masuk ke mulut daging ikan pari, daging bebek, daging babi hutan,waduh tuh  beneran rasanya mau muntah biar pun dah dipaksa makan nya).

Pengalaman dari kejadian ini jadi tau ternyata mulut wa juga ada yang tidak bisa di terima kalo jaman dulu pikir nya apa saja pasti bisa di makan.

Offline Jayadharo Anton

  • Sebelumnya: Balaviro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.300
  • Reputasi: 19
  • Gender: Male
  • Namatthu Buddhassa
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #23 on: 09 September 2008, 08:43:16 AM »
Waduh klo dkasih dana makanan sate gimanaya makannya,saya pernah dengar katanya harus di pisahkan dari lidinya dulu baru boleh d santap apakah itu benar?
"Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar,kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga,kepercayaan adalah saudara paling baik,nibbana adalah kebahagiaan tertinggi" [DHAMMAPADA:204]

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #24 on: 09 September 2008, 09:02:51 AM »
Waduh klo dkasih dana makanan sate gimanaya makannya,saya pernah dengar katanya harus di pisahkan dari lidinya dulu baru boleh d santap apakah itu benar?

Itu bukannya larangan susuk?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #25 on: 09 September 2008, 09:06:19 AM »
Waduh klo dkasih dana makanan sate gimanaya makannya,saya pernah dengar katanya harus di pisahkan dari lidinya dulu baru boleh d santap apakah itu benar?

sepertinya iya, supaya apa yang sudah diambil ditangan( disendok ) bisa masuk kemulut semua...

seperti makan pisang, biasanya juga dipotong-potong dulu... baru potongan-potongannya dimasukan kemulut...

sepertinya ini memang aturan makannya...

itu sih yang saya tau ...


 _/\_

Offline Jayadharo Anton

  • Sebelumnya: Balaviro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.300
  • Reputasi: 19
  • Gender: Male
  • Namatthu Buddhassa
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #26 on: 09 September 2008, 11:33:48 AM »
Oh begitu ya
"Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar,kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga,kepercayaan adalah saudara paling baik,nibbana adalah kebahagiaan tertinggi" [DHAMMAPADA:204]

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #27 on: 12 September 2008, 09:55:49 AM »
wah makan kok milih milih yah, wa biasa di tempat kerja ada makanan dari toko setiap jam makan biasanya kalo dulu pas tidak vegetarian apa saja yang di sediakan asal bisa masuk dalam mulut dan gak eneg pasti dimakan ( yang tidak masuk ke mulut daging ikan pari, daging bebek, daging babi hutan,waduh tuh  beneran rasanya mau muntah biar pun dah dipaksa makan nya).

Pengalaman dari kejadian ini jadi tau ternyata mulut wa juga ada yang tidak bisa di terima kalo jaman dulu pikir nya apa saja pasti bisa di makan.

dear daimond,

sekedar mengklarifikasi aja bahwa untuk bhikkhu, yang diatur dalam vinaya adalah bukan untuk milih milih mana yang disuka dan yang tidak disuka melainkan mana yang bermanfaat dan tidak bermanfaat untuk perkembangan batin.

jadi jika karena vegetarian, lalu tidak bisa makan (Walau dipaksa), hampir dapat dipastikan itu karena dosa mula citta alias benci terhadap makanan tersebut.
Jika benar  demikian maka ini sangat disayangkan karena semakin banyak dosa mula citta, maka akan semakin mengurangi kualitas batin

Hal sama terjadi pada mereka yang makan semuanya dimana mayoritas citta yang muncul adalah lobha mula citta

Sementara yang seharusnya muncul, adalah kesadaran bahwa makanan adalah hanya untuk memenuhi kebutuhan tubuh semata, bukan untuk memuaskan nafsu akan makanan tertentu atau justru benci pada makanan tertentu

semoga bisa dimengerti yah.........  _/\_

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #28 on: 12 September 2008, 10:32:14 AM »
Delete....
sekedar info bahwa pada waktu jaman dahulu, pindapatta tidak seperti saat ini dimana makanan sudah ditaruh per kantung.... dahulu bhikkhu akan menerima makanan apa saja, misal sop, ikan asem pedes, semur jengkol, cabe rawit, lalapan, dsbnya.....

begitu dirasa cukup, bhikkhu akan menutup dan kembali ke hutan. Sebelum makan, dia akan mengocok-ngocok patta/bowlnya itu sampai semua makanan tercampur jadi satu, baru setelah itu dia makan.

Disini sudah jelas sekali bahwa ini dilakukan untuk menekan lobha pada waktu makan, dan (mungkin) juga dosa yang muncul karena melihat makanan yang menjijikkan itu (kebayang khan kalo makanan itu dicampur aduk)

semoga bisa dimengerti yah mengenai proses citta yang timbul disini.  _/\_

Bro Markos... Anumodana atas penjelasannya..._/\_

Saya pernah lihat rekaman video (di VPDS sebelum kelas Abhdihamma Dr. Mehm Tin Mon di mulai) tentang  PA AUK Meditation Centres ~ Myanmar... Ada rekaman tentang pindapata para Bhikkhu dan ketika Bhikkhu makan, caranya seperti  yang Bro Markos jelaskan itu (dibold)...Sebelum makan, dia akan mengocok-ngocok patta/bowlnya itu sampai semua makanan tercampur jadi satu, baru setelah itu dia makan.

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan
« Reply #29 on: 12 September 2008, 11:05:45 AM »
aye dari dulu punya kebiasaan kalau makan suka dicampur jadi satu dan diaduk2x. Sering dimarahin hehehhee. Belakangan baru baru tahu kalau bhikkhu juga gitu yah. lalu dapat "Alasan" kalau dimarahi bilang kalau bhikkhu jg gitu dan ortu jadi speechless :))
There is no place like 127.0.0.1