Terlepas dari peraturan kebhikkhuan ataupun peraturannya,
menjadi seorang samanera sementara (biarpun telah bertunangan),
sebenarnya tidak masalah. Sampai di sini masih oke.
Akan tetapi, setelah menjelang selesainya masa "retret",
sebaiknya tidak yang bersangkutan tidak menunjukkan sikap
"nafsunya" ketika masih berpenampilan sebagai seorang samana.
Kalau dipandang dari segi kelayakan, rasanya kurang pantas untuk
dilakukan. Sampai di sini, sudah timbul ketidak-pantasan yang
terlihat.
Idealnya (bagi saya) :
Ketika menjelang retret, sebaiknya yang bersangkutan tidak perlu
dijemput oleh sang calon pasangan hidup, biarkan ia dijemput oleh
teman atau orang tua, namun kalaupun dijemput oleh calon pasangan
hidup, sebaiknya tidak mengumbar atau membanggakan atau
menyombongkan hal tersebut kepada rekan2nya sepelatihan.