Satu lagi, latar belakang tulisan saya mengenai penting atau tidak pentingnya agama Cesar Millan, saya punya cerita pribadi (singkat saja).
Saya punya keluarga, saat di Indonesia adalah seorang tokoh Buddhis yang cukup dikagumi di provinsinya.
Setelah hijrah ke Amerika, ikut jejak anak-anak dan cucu-cucunya, disana mereka sepenuhnya jadi warga Amerika yang umum (sekuler, menikmati hidup, tidak sereligius dan se-tradisional [penuh tradisi/adat-istiadat] seperti negara-negara Asia pada umumnya).
Jadi, sejauh ini yang masih menjalankan ritual Buddhis (meditasi di rumah) adalah sang kakek saja. Cucu-cucu dan anak-anaknya pernah saya tanya, mereka sangat jarang menjalani ritual meditasi maupun (apalagi) ke vihara.
Status mereka walau termasuk Buddhis ortodoks (di Indonesia), menjadi Buddhis "KTP" saja di Amerika. Meski begitu, saya tidak bilang mereka mundur dalam Buddha Dharma, hanya saja, tidak se-"agamis" seperti di Indonesia, yang masih kental nuansa "saya beragama ini, saya aliran ini".
Jenis-jenis aktualisasi (atau saya sebut kebanggaan agama) seperti itu sudah hampir luntur sepenuhnya, sebab di Amerika banyak aspek kehidupan, tidak sesederhana di Indonesia (rata-rata dari awal-akhir minggu bekerja, lalu minggu pagi ke vihara, dsb).
Jadi, bagi saya menjadi naif jika membicarakan agama Cesar Millan... sebab, seperti saya jelaskan di atas,
"They don't even care, religion is just one of small aspect in their lives."Mungkin juga banyak yang belum tahu, di Amerika rata-rata warga (agama apapun) merayakan Natal (
Christmas). Ini perayaan yang sudah membudaya, termasuk untuk Buddhis, Muslim (pernah ditayangkan di Metro TV), dan juga mungkin
Jewish (saya belum pernah lihat, tapi mungkin saja ada). Jadi, waktu fanatik saya heran kenapa tiap Natal saudara Buddhis saya juga
say "Merry Christmas" to me... but now I'm a bit understand (it's about culture, nothing more).
Jadi, agama bukan segalanya...
Saya hanya tidak mengharapkan, suatu saat ada yang bertemu Cesar Millan, lalu bertanya dan seolah senang bila jawaban Cesar adalah Buddhis...
C'mon, calm down... Buddhist (forgive me for saying this) means nothing. The most valuable in life, is what you do and act, beyond all the religion, beyond all the beliefs you have."Demikian.
Semoga dipahami.
Salam
non-attachment (even to religion). Be happy.