//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Seputar cesar millan  (Read 32258 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar cesar millan
« Reply #75 on: 21 April 2013, 03:10:47 PM »
Oh ya, rekan Sanjiva. Jika boleh jujur, sesungguhnya tujuan saya mengakses dan menulis di Dhammacitta lebih pada memberi manfaat, bukan mencari sesuatu (apalagi dharma). Jadi, soal kangen dan tidak kangen sama sekali kurang relevan, sebab saya tidak merasa perlu (justru ketika kehadiran saya tidak dibutuhkan lagi, saya serta merta angkat kaki dengan sukarela).

Bukan (tiada niat sedikit pun) untuk sombong, sekali lagi itu jika Anda mau saya jujur dari hati terdalam. Bagi saya forum Buddhis seperti ini kurang jujur dan terbuka (dijelaskan di bawah), jadi dari segi ketertarikan ataupun manfaat amat minim (bagi saya).

Jujur:
Seharusnya diskusi agama lain tidak dibuat eksklusif (nama agama dan tokohnya diubah-ubah untuk menghindari penganut yang sebenarnya masuk forum dan memberikan opini). Sikap ini mengarah pada usaha mempersempit (menggiring) opini dan hanya membolehkan satu sudut pandang (yakni dari sudut pandang Buddhis pada umumnya). Segala tulisan negatif tentang agama dan kepercayaan lain, secara tidak langsung dibolehkan sebab penganut yang bersangkutan tidak melihat (tidak hadir di) forum.

Terbuka:
Seharusnya forum Buddhis ini terbuka satu dengan lain, berafiliasi. Yang saya tahu, forum ini memberikan restriksi alamat internet sehingga untuk mengakses forum Buddhis sejenis (misalnya vihara.com, ganti v dengan w) tidak dimungkinkan (bahkan membaca tulisan vihara dengan huruf w saja tidak bisa).

Tujuan pembuat forum, jika ini dimaksudkan untuk meminimalkan persaingan antar pemilik forum, rasanya juga kurang arif, sebab penyebaran dharma lebih utama (seharusnya, bagi saya).

Itu saja, maaf menggunakan thread ini untuk menjelaskan, karena terkait sebab-sebab saya tidak terlalu 'kangen' terhadap forum ini (kurang jujur dan terbuka untuk umum).

Salam dan semoga forum lebih baik lagi.  _/\_

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Seputar cesar millan
« Reply #76 on: 21 April 2013, 03:35:39 PM »
Spoiler: ShowHide
Oh ya, rekan Sanjiva. Jika boleh jujur, sesungguhnya tujuan saya mengakses dan menulis di Dhammacitta lebih pada memberi manfaat, bukan mencari sesuatu (apalagi dharma). Jadi, soal kangen dan tidak kangen sama sekali kurang relevan, sebab saya tidak merasa perlu (justru ketika kehadiran saya tidak dibutuhkan lagi, saya serta merta angkat kaki dengan sukarela).

Bukan (tiada niat sedikit pun) untuk sombong, sekali lagi itu jika Anda mau saya jujur dari hati terdalam. Bagi saya forum Buddhis seperti ini kurang jujur dan terbuka (dijelaskan di bawah), jadi dari segi ketertarikan ataupun manfaat amat minim (bagi saya).

Jujur:

Seharusnya diskusi agama lain tidak dibuat eksklusif (nama agama dan tokohnya diubah-ubah untuk menghindari penganut yang sebenarnya masuk forum dan memberikan opini). Sikap ini mengarah pada usaha mempersempit (menggiring) opini dan hanya membolehkan satu sudut pandang (yakni dari sudut pandang Buddhis pada umumnya). Segala tulisan negatif tentang agama dan kepercayaan lain, secara tidak langsung dibolehkan sebab penganut yang bersangkutan tidak melihat (tidak hadir di) forum.
Pendapat anda bagus dan masuk akal, asalkan kita benar2 berada di negara demokrasi dan hukum dijunjung tinggi seperti di negara Barat.

Gw lebih setuju dan paham mengapa admin membuat hal demikian, karena menghindari berbagai hal yang bisa timbul.  Anda tahu bahwa di negara ini berpendapat secara terbuka yg melawan agama tertentu bisa dianggap penghinaan agama dan ada ancaman hukumnya serta ancaman dari massa.  Apakah diskusi yang fair bisa terlaksana dengan kondisi seperti itu?

Quote
Terbuka:
Seharusnya forum Buddhis ini terbuka satu dengan lain, berafiliasi. Yang saya tahu, forum ini memberikan restriksi alamat internet sehingga untuk mengakses forum Buddhis sejenis (misalnya vihara.com, ganti v dengan w) tidak dimungkinkan (bahkan membaca tulisan vihara dengan huruf w saja tidak bisa).

Tujuan pembuat forum, jika ini dimaksudkan untuk meminimalkan persaingan antar pemilik forum, rasanya juga kurang arif, sebab penyebaran dharma lebih utama (seharusnya, bagi saya).
Gw setuju dengan pendapat anda, sejauh link yg ditulis terbuka itu bukan untuk kegiatan yg melanggar hukum atau hak cipta.  Tapi pemlik forum ini punya kekuasaan sepenuhnya atas forumnya.  Apalagi sifatnya free dan gw sudah bersyukur ada yg menyediakan waktu, tenaga, dan dana untuk membuat forum buddhis semacam ini. 

Kita boleh berdoa minta macam2 tapi apakah dikabulkan tuhan atau tidak, itu sepenuhnya kuasa tuhan.  ^-^ 

Mungkin sedikit sesajen seperti babi panggang dan semacamnya diperlukan untuk lobby2 semacam ini. (eh ini untuk menghadapi dewa bukan tuhan ya?  ::)  :whistle:
« Last Edit: 21 April 2013, 03:39:21 PM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Seputar cesar millan
« Reply #77 on: 21 April 2013, 04:17:30 PM »
Bagi saya, lebih tepat pihak yang dikritik memberi penjelasan (klarifikasi), bukan membalas mengkritik isi kritikannya (dikatakan demikian sebab ini berpotensi debat kusir dan minim introspeksi).

Bantahan kritik bukan fanatik, bukan juga memusuhi. Bagi saya indikator yang cukup jelas dari ketidaksenangan, adalah reputasi negatif yang diberikan. Ini mewakili lemparan batu atau bogem mentah di dunia nyata. Jika ada usaha berkilah bahwa BRP hanya BRP, tidak menandakan ketidaksenangan, dsb... saya sudah cukup mahfum dengan ini (catatan saja, mungkin lemparan batu dan serangan fisik di dunia nyata juga bukan berarti orang yang menyerang itu tidak senang).
Di awal2 gw bergabung di sini gw juga mengalami kejadian pelemparan2 gelap ini sampai reputasi menjadi minus.  Bedanya ialah, si pelempar tidak berani berdiskusi dengan gw atau menanggapi opini gw tapi lebih suka memakai cara yg tidak jantan seperti itu.  Mengenai masalah reputasi anda, pernahkah terpikir anda sendiri yang menantang siapa saja untuk memBRP anda?  Juga metode diskusi yang semua lawan diskusi menyebutkan sebagai berbelit2, muter2 dan saking kesalnya sampai disebut seperti belut? 

Coba anda lihat thread diskusi Theravada seperti topik Abdhidhamma dan lainnya, yang meski panas tapi bisa lancar karena para pihak bisa berdiskusi dengan benar.  Kalau salah akui salah, benar akui benar, tidak ngotot tanpa dasar.  Seperti halnya para sarjana mempertahankan skripsinya dengan landasan teori dan fakta, maka seperti itu juga seharusnya diskusi dijalankan.  Kalo berdiskusi tanpa rujukan, mending ngobrol di warung kopi aja ama kusir2.

Quote
Jadi, metode debat seperti ini (silat kata) bagi saya tidak sehat, sebab kurang jujur pada diri sendiri dan membodohi diri. Jika memang tidak senang katakan tidak senang, jika memang kesal katakan kesal. Kenapa harus menutupi fakta dengan kepandaian berkata-kata? :)
Setuju.  Tapi untuk kasus anda sepertinya lawan diskusi anda sudah menyatakan deh kenapa tidak senang dengan (cara diskusi) anda.

Quote
Anda tidak paham tentang cara menyelidiki, sudah dikatakan bahwa bila mau obyektif, Anda jangan mengambil acara itu sebagai referensi, sebab justru acara itu yang dikritik oleh para kritikus. Ini seperti sedang meneliti sebuah kitab (yang dicurigai sesat), malah untuk referensi sesat sendiri diambil dari kitab tersebut (yang dinyatakan/dicurigai sesat).

Sudah paham belum logikanya? Saya tidak dalam posisi kontra, mohon dipahami. Yang saya sampaikan di atas hanya metode menyelidiki sesuatu secara obyektif.
Ada video tentang Dalai Lama yang mengalungkan selendang ke umat wanita.  Kemudian anggaplah oleh pemerintah RRC dikatakan bahwa itu menunjukkan Dalai Lama yg sedang melakukan pelecehan sexual dan mengelus2 umat wanitanya.  Kalau gw kemudian membantah dan mengatakan hal yg sebenarnya, bahwa di film itu Dalai Lama hanya mengalungkan selendang ke leher umat wanita itu, apakah gw tidak obyektif? 

Tidak bolehkah gw mengambil video itu sebagai referensi, apalagi di bagian lain video itu ada umat lain yang menjelaskan kejadian yg sebenarnya?  Bukankah analogi ini seperti kasus tuduhan terhadap Cesar Milan?

Quote
Saya tidak terlalu berharap Anda atau yang lain paham, karena dari diskusi-diskusi yang sudah berjalan, cenderung juga kitab-minded. Yang diteliti/dikritisi/diselidiki adalah kitabnya, yang dijadikan acuan (lagi-lagi) adalah kitabnya. Thinking outside the box, for once. :)

Benar atau salah itu relatif, tergantung kondisi yang menyertai. Saya tidak pernah merasa berubah dalam berdiskusi, mungkin hanya penilaian Anda (termasuk kangen dan tidak kangen di atas)? Yang saya tahu dan sadari, saya hanya mengurangi jumlah postingan karena kesibukan dan skala prioritas.
Basic ajaran agama adalah kitabnya, karena itu segala doktrin tentu didasari oleh kitab sucinya.  Hanya saja, dalam diskusi buddhis selalu menyangkutkan fakta dan logika yang berlaku umum.  Kalau diskusi tanpa acuan tertulis, bukan diskusi tapi debat kusir di warung pinggir jalan.  Gw memilih untuk tidak berdiskusi seperti itu, entahlah kalau anda.

 _/\_
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar cesar millan
« Reply #78 on: 25 April 2013, 05:45:11 PM »
Pendapat anda bagus dan masuk akal, asalkan kita benar2 berada di negara demokrasi dan hukum dijunjung tinggi seperti di negara Barat.

Gw lebih setuju dan paham mengapa admin membuat hal demikian, karena menghindari berbagai hal yang bisa timbul.  Anda tahu bahwa di negara ini berpendapat secara terbuka yg melawan agama tertentu bisa dianggap penghinaan agama dan ada ancaman hukumnya serta ancaman dari massa.  Apakah diskusi yang fair bisa terlaksana dengan kondisi seperti itu?
Gw setuju dengan pendapat anda, sejauh link yg ditulis terbuka itu bukan untuk kegiatan yg melanggar hukum atau hak cipta.  Tapi pemlik forum ini punya kekuasaan sepenuhnya atas forumnya.  Apalagi sifatnya free dan gw sudah bersyukur ada yg menyediakan waktu, tenaga, dan dana untuk membuat forum buddhis semacam ini. 

Kita boleh berdoa minta macam2 tapi apakah dikabulkan tuhan atau tidak, itu sepenuhnya kuasa tuhan.  ^-^ 

Mungkin sedikit sesajen seperti babi panggang dan semacamnya diperlukan untuk lobby2 semacam ini. (eh ini untuk menghadapi dewa bukan tuhan ya?  ::) :whistle:

Ini seperti melegalkan perbuatan buruk dengan alasan-alasan. Bagaimanapun berbicara keburukan orang lain tanpa ada klarifikasi dan pembelaan dari yang bersangkutan, adalah tindakan tidak sportif dan tidak fair. Jika alasannya negara kita tidak menjunjung tinggi hukum, saya kira ini relatif. Buddha Bar ditutup, Gereja Yasmin disegel, Patung Naga di Singkawang tidak jadi dibongkar, dsb... banyak contoh dan sangat bervariasi dalam hal implementasi hukum di masyarakat.

Kasus acak (random) dari masyarakat lantas disimpulkan ke arah tertentu, bahwa diskusi tidak bisa berjalan seimbang, karena ada ancaman penghinaan agama dan ancaman massa. Lalu apa ini alibinya untuk melegalkan tulisan tentang penghinaan agama di forum ini? Jadi Buddhis bersedia melanggar hukum, sebab merasa posisi mereka sebagai korban (victim) dari ketidakadilan hukum?

Ini sama saja seperti Robin Hood membenarkan mencuri karena pejabat-pejabat korup dan kesejahteraan tidak merata. :)

Jadi di atas adalah pendapat Anda pribadi atau pandangan secara Buddhis?

Mohon diklarifikasi.

Terima kasih dan salam.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar cesar millan
« Reply #79 on: 25 April 2013, 05:48:17 PM »
Tentang apa yang Anda sebut permintaan kepada pemilik forum, seperti doa minta dikabulkan, saya kira ini bukan permintaan subyektif dari anggota, tapi masalah taat hukum, dialog terbuka (sportif), serta praktek kejujuran dan non-diskriminasi.

Jika agama Buddha memang ditujukan eksklusif, ya apa boleh buat. Mungkin saya juga kurang merasa cocok dengan sifat non-universal seperti ini. :)

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar cesar millan
« Reply #80 on: 25 April 2013, 05:57:34 PM »
Di awal2 gw bergabung di sini gw juga mengalami kejadian pelemparan2 gelap ini sampai reputasi menjadi minus.  Bedanya ialah, si pelempar tidak berani berdiskusi dengan gw atau menanggapi opini gw tapi lebih suka memakai cara yg tidak jantan seperti itu.  Mengenai masalah reputasi anda, pernahkah terpikir anda sendiri yang menantang siapa saja untuk memBRP anda?  Juga metode diskusi yang semua lawan diskusi menyebutkan sebagai berbelit2, muter2 dan saking kesalnya sampai disebut seperti belut? 

Coba anda lihat thread diskusi Theravada seperti topik Abdhidhamma dan lainnya, yang meski panas tapi bisa lancar karena para pihak bisa berdiskusi dengan benar.  Kalau salah akui salah, benar akui benar, tidak ngotot tanpa dasar.  Seperti halnya para sarjana mempertahankan skripsinya dengan landasan teori dan fakta, maka seperti itu juga seharusnya diskusi dijalankan.  Kalo berdiskusi tanpa rujukan, mending ngobrol di warung kopi aja ama kusir2.
Setuju.  Tapi untuk kasus anda sepertinya lawan diskusi anda sudah menyatakan deh kenapa tidak senang dengan (cara diskusi) anda.
Ada video tentang Dalai Lama yang mengalungkan selendang ke umat wanita.  Kemudian anggaplah oleh pemerintah RRC dikatakan bahwa itu menunjukkan Dalai Lama yg sedang melakukan pelecehan sexual dan mengelus2 umat wanitanya.  Kalau gw kemudian membantah dan mengatakan hal yg sebenarnya, bahwa di film itu Dalai Lama hanya mengalungkan selendang ke leher umat wanita itu, apakah gw tidak obyektif? 

Tidak bolehkah gw mengambil video itu sebagai referensi, apalagi di bagian lain video itu ada umat lain yang menjelaskan kejadian yg sebenarnya?  Bukankah analogi ini seperti kasus tuduhan terhadap Cesar Milan?
Basic ajaran agama adalah kitabnya, karena itu segala doktrin tentu didasari oleh kitab sucinya.  Hanya saja, dalam diskusi buddhis selalu menyangkutkan fakta dan logika yang berlaku umum.  Kalau diskusi tanpa acuan tertulis, bukan diskusi tapi debat kusir di warung pinggir jalan.  Gw memilih untuk tidak berdiskusi seperti itu, entahlah kalau anda.

 _/\_

Maaf, Sdr. Sanjiva.

Saya tidak merasa berputar-putar, berbelit-belit, dan berdiskusi dengan cara yang Anda sebut kurang benar. Dalam setiap kesempatan saya selalu menjawab, menanyakan balik jika kurang jelas, meminta maaf jika ada kesalahan, mohon maaf jika tulisan saya menyinggung, dsb.
Bagian mana yang Anda maksud bahwa saya seperti tidak mengakui kesalahan? Kita bicara harus ada dasar/landasan, jangan motif senang atau tidak senang, lalu mengeluarkan suatu pernyataan yang tidak sesuai fakta. Kenyataannya, beberapa rekan justru menurut saya arogan, tidak pernah mau mengakui kesalahan dan ketidak-konsistenan. Saya bisa tunjuk hidung, beserta bukti-bukti postingannya.

Saya rasa ketidaksenangan mereka bukan atas cara diskusi, kalau ini maaf saja, saya sudah biasa berdiskusi bahkan di dunia nyata, dan sejauh ini belum ada komentar seperti yang Anda sebutkan di atas, bahwa saya tidak bisa berdiskusi dengan benar.

Justru yang saya amati, mereka sudah tidak senang karena beberapa hal yang saya sampaikan tidak sesuai dengan kepercayaan dan apa yang mereka yakini benar (walau belum mereka buktikan sendiri).

Bagi saya, acuan diskusi bukan hanya dalam bentuk tulisan atau kitab tertulis, tapi berupa kaidah-kaidah yang disepakati kedua belah pihak. Contoh: Di atas Anda sebutkan bahwa diskusi Buddhis selalu menyangkutkan fakta dan logika yang berlaku umum, nah jika ini disepakati maka diskusi bisa berjalan. Sama seperti transaksi, ketika ada kesepakatan maka transaksi bisa dijalankan. Saya sendiri tidak pernah sepakat jika acuan dharma satu-satunya adalah sutta, buku, ucapan Buddha, ucapan Bhante, dsb. Bagi saya Ehipassiko, sudah, semudah itu.

Salam.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar cesar millan
« Reply #81 on: 25 April 2013, 06:09:47 PM »
Tentang Cesar Millan, maaf, Anda sama sekali tidak paham dunia showbiz. Semua yang di layar kaca, di atas panggung, bahkan ada yang disebut reality show, semua kental dengan rekayasa.

Bahkan terkait seminar keliling dunia Cesar Millan, di Finlandia saja jelas ditunjukkan bahwa beliau menghafal kata-kata yang sudah ada di narasi, bukan spontanitas atau murni dari pikiran dia. Bagaimana bisa disebut semua yang di kamera benar-benar nyata dan tidak ada rekayasa?

Jika Anda minim interaksi dengan dunia hiburan (entertainment), saya sarankan banyak-banyak menonton atau membaca kisah-kisah di belakang panggung, nanti Anda akan tahu sendiri.

Saya bukan mau sok tahu atau bagaimana, sebab saya tahu artis di depan dan di belakang kamera bisa beda, termasuk pada kawan sendiri.

Khusus untuk cross the border (bagian cerita Cesar saat melewati perbatasan Meksiko-Amerika), sadar tidak Anda bahwa dia tidak menceritakan apa yang terjadi pada pria tinggi dan hitam yang sudah mencarikannya taksi? Sebelumnya dia menceritakan bahwa dia hanya membawa uang 100$, lalu sudah sekitar dua minggu menunggu di batas Meksiko untuk menyeberang ke wilayah Amerika. Dia juga bilang, bahwa ketika pria hitam itu meminta kesepakatan 100$, dia langsung jawab setuju tanpa melihat persediaan uang yang dia punya.

Apakah dia meninggalkan pria itu setelah mendapat taksi?
Apakah dia meminjam uang si supir taksi?
Apakah dia bahkan membayar taksi yang ia naiki?

Kita tidak tahu (setidaknya dari episode "Cesar Millan: The Real Story"). Itu fungsi editing, untuk menghilangkan bagian-bagian yang mungkin tidak sesuai untuk dramatisasi emosional penonton.

Semoga Anda ingat adegan yang saya maksud di atas, semoga Anda benar-benar penggemar Dog Whisperer seperti saya. :)

Salam.  _/\_

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Seputar cesar millan
« Reply #82 on: 26 April 2013, 09:23:37 AM »
^ ^ ^

oke.. tapi untuk menjadi lebih objektif, bukan juga dengan cara berpikir negatif..

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Seputar cesar millan
« Reply #83 on: 26 April 2013, 11:21:57 AM »
Negatif atau positif bisa dilihat dari apa pengaruh tayangan itu terhadap penonton dan anjingnya.  Gw merasa CM memberikan pengaruh positif dan banyak memberikan pengetahuan buat gw pribadi dalam memandang anjing secara keseluruhan.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar cesar millan
« Reply #84 on: 27 April 2013, 05:37:15 AM »
^ ^ ^

oke.. tapi untuk menjadi lebih objektif, bukan juga dengan cara berpikir negatif..

Tentu saja bukan. Berpikirlah apa adanya, jangan melekat dengan persepsi positif ataupun negatif.

Demikian.

Salam.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar cesar millan
« Reply #85 on: 27 April 2013, 05:38:13 AM »
Negatif atau positif bisa dilihat dari apa pengaruh tayangan itu terhadap penonton dan anjingnya.  Gw merasa CM memberikan pengaruh positif dan banyak memberikan pengetahuan buat gw pribadi dalam memandang anjing secara keseluruhan.

Dalam segala hal ada pro dan kontra, lihatlah secara wajar dan tidak melekat pada satu sisi pandangan.

 _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar cesar millan
« Reply #86 on: 27 April 2013, 05:44:12 AM »
Jika Anda perhatikan, sebenarnya saya mengetahui cukup detil tentang acara ini, bukankah Anda bisa membuat kesimpulan, "Oh, rekan Sunya sebenarnya menyimak juga acara ini, mungkin dia juga penggemar Cesar dan acaranya."

Jadi, bukan semata karena saya menyodorkan fakta-fakta bersifat kontra terhadap Cesar Millan, lalu saya dianggap kontra, tidak demikian.

Di satu sisi saya menggemari, di sisi lain saya juga berusaha melihat obyektif dari kritik-kritik para ahli hewan dan secara dunia pertelevisian saya tahu ada yang namanya rekayasa, editing dan "rating-purpose" (setiap acaranya salah satu tujuan/gol-nya adalah jumlah penonton, sebab menaikkan pamor televisi dan mendongkrak iklan).

Saya murni salah satu penggemar, mungkin sama seperti Anda. :)

Oke, salam obyektif, semoga berbahagia.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar cesar millan
« Reply #87 on: 27 April 2013, 05:49:25 AM »
Hm, OOT sedikit. Ternyata forum berubah warna, apa ada fungsi baru yang diperkenalkan?

Terima kasih atas reputasi positif yang diberikan.

Salam Buddha dharma dan Dog Whisperer. :)

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar cesar millan
« Reply #88 on: 27 April 2013, 06:21:01 AM »
Satu lagi, latar belakang tulisan saya mengenai penting atau tidak pentingnya agama Cesar Millan, saya punya cerita pribadi (singkat saja).

Saya punya keluarga, saat di Indonesia adalah seorang tokoh Buddhis yang cukup dikagumi di provinsinya.

Setelah hijrah ke Amerika, ikut jejak anak-anak dan cucu-cucunya, disana mereka sepenuhnya jadi warga Amerika yang umum (sekuler, menikmati hidup, tidak sereligius dan se-tradisional [penuh tradisi/adat-istiadat] seperti negara-negara Asia pada umumnya).

Jadi, sejauh ini yang masih menjalankan ritual Buddhis (meditasi di rumah) adalah sang kakek saja. Cucu-cucu dan anak-anaknya pernah saya tanya, mereka sangat jarang menjalani ritual meditasi maupun (apalagi) ke vihara.

Status mereka walau termasuk Buddhis ortodoks (di Indonesia), menjadi Buddhis "KTP" saja di Amerika. Meski begitu, saya tidak bilang mereka mundur dalam Buddha Dharma, hanya saja, tidak se-"agamis" seperti di Indonesia, yang masih kental nuansa "saya beragama ini, saya aliran ini".

Jenis-jenis aktualisasi (atau saya sebut kebanggaan agama) seperti itu sudah hampir luntur sepenuhnya, sebab di Amerika banyak aspek kehidupan, tidak sesederhana di Indonesia (rata-rata dari awal-akhir minggu bekerja, lalu minggu pagi ke vihara, dsb).

Jadi, bagi saya menjadi naif jika membicarakan agama Cesar Millan... sebab, seperti saya jelaskan di atas, "They don't even care, religion is just one of small aspect in their lives."

Mungkin juga banyak yang belum tahu, di Amerika rata-rata warga (agama apapun) merayakan Natal (Christmas). Ini perayaan yang sudah membudaya, termasuk untuk Buddhis, Muslim (pernah ditayangkan di Metro TV), dan juga mungkin Jewish (saya belum pernah lihat, tapi mungkin saja ada). Jadi, waktu fanatik saya heran kenapa tiap Natal saudara Buddhis saya juga say "Merry Christmas" to me... but now I'm a bit understand (it's about culture, nothing more). :)

Jadi, agama bukan segalanya... :) Saya hanya tidak mengharapkan, suatu saat ada yang bertemu Cesar Millan, lalu bertanya dan seolah senang bila jawaban Cesar adalah Buddhis... C'mon, calm down... Buddhist (forgive me for saying this) means nothing. The most valuable in life, is what you do and act, beyond all the religion, beyond all the beliefs you have."

Demikian.

Semoga dipahami.

Salam non-attachment (even to religion). Be happy.  _/\_

Offline Piggy

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 124
  • Reputasi: 2
  • Gender: Female
  • (^ .^) ~ salam k'nal.....
Re: Seputar cesar millan
« Reply #89 on: 27 April 2013, 07:04:15 AM »
Hm, OOT sedikit. Ternyata forum berubah warna, apa ada fungsi baru yang diperkenalkan?

Terima kasih atas reputasi positif yang diberikan.

Salam Buddha dharma dan Dog Whisperer. :)
ada pembaruan alias renovasi forum om.....

terima kasih kembali......dibawa santai saja om djoe......

ngomongin soal cesar milan piggy jadi keingetan conan si chihuahua dari kuil Buddha di jepang yg bisa beranjali.......kalo menurut piggy hewan apapun jika dipelihara sejak baby......akan memiliki peluang menjadi sangat jinak dan memiliki kemampuan lebih dalam belajar meniru gerakan2 yg sering dilakukan sang majikannya.......dalam hal tersebut conan sanggup meniru gerakan biksu saat beranjali........kalo di sosiologi disebut proses identifikasi......

berbicara soal apakah film tersebut di rekayasa.......menurut piggy pasti ada unsur rekayasanya(tidak 100% ori/live).....istilahnya film tersebut diatur sedemikian rupa dalam hal dialog dan alur ceritanya....semua film di dunia bahkan reality show sekalipun pasti butuh pengaturan sandiwara.....itu sih menurut pendapat pribadi piggy kalo om djoe ada info lain monggo pendapatnya  :D



kusala dan akusala citta datang silih berganti pd bathin seseorang bagaikan mendung dan cerah yg datang silih berganti, hal tersebut dapat diatasi dgn samadhi dan perhatian benar........satix3