18. [71]’Dan apakah, para bhikkhu, Kebenaran Mulia Penderitaan? Kelahiran adalah penderitaan, usia-tua adalah penderitaan, kematian adalah penderitaan, dukacita adalah penderitaan, ratapan adalah penderitaan, kesakitan adalah penderitaan, kesedihan dan kesusahan adalah penderitaan. Berkumpul dengan yang tidak dicintai adalah penderitaan, berpisah dari yang dicintai adalah penderitaan, tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah penderitaan. Singkatnya, lima gugus kemelekatan[72] adalah penderitaan.’ ‘Dan apakah, para bhikkhu, kelahiran? Makhluk apa pun juga, kelompok makhluk apa pun juga, ada kelahiran, akan datang, kedatangan, kemunculan gugus-gugus, mendapatkan enam landasan.[73] Itu, para bhikkhu, adalah yang disebut kelahiran.’
‘Dan apakah usia-tua? Makhluk apa pun juga, kelompok makhluk apa pun juga, mengalami usia-tua, jompo, gigi tanggal, rambut memutih, kulit keriput, mengerut seiring usia, indria-indria melemah, itu, para bhikkhu, disebut usia-tua.’
‘Dan apakah kematian? Makhluk apa pun juga, kelompok makhluk apa pun juga, ada, mengalami kematian, musnah, terputus, lenyap, meninggal dunia, sekarat, berakhir, terputusnya gugus-gugus, lepasnya jasmani, itu, para bhikkhu, disebut kematian.’
‘Dan apakah dukacita? Ketika, karena kemalangan apa pun juga, [306] seseorang terpengaruh oleh sesuatu yang bersifat menyakitkan, berduka, berkabung, bersusah hati, kesedihan di dalam, kesengsaraan di dalam, itu, para bhikkhu, disebut dukacita.’
‘Dan apakah ratapan? Ketika, karena kemalangan apa pun juga, seseorang terpengaruh oleh sesuatu yang bersifat menyakitkan dan menjadi menangis, mengeluh, meraung karena sedih, meratap, itu, para bhikkhu, disebut ratapan.’
‘Dan apakah kesakitan? Perasaan sakit apa pun pada jasmani, perasaan tidak menyenangkan pada jasmani, perasaan sakit atau tidak menyenangkan yang muncul dari kontak jasmani, itu, para bhikkhu, disebut kesakitan.’
‘Dan apakah kesedihan?[74] Perasaan sakit apa pun pada batin, perasaan tidak menyenangkan pada batin, perasaan sakit atau tidak menyenangkan yang muncul dari kontak batin, itu, para bhikkhu, disebut kesedihan.’
‘Dan apakah kesusahan? Ketika, karena kemalangan apa pun juga, seseorang terpengaruh oleh sesuatu yang bersifat menyakitkan, bersusah hati, kesusahan besar, didera oleh kesusahan, oleh kesusahan besar, itu, para bhikkhu, disebut kesusahan.[75]’
‘Dan apakah, para bhikkhu, berkumpul dengan yang tidak dicintai? Di sini, siapa pun yang tidak diinginkan, tidak disukai, objek-penglihatan, bau-bauan, rasa-kecapan, objek-sentuhan atau objek-pikiran yang tidak menyenangkan, atau siapa pun yang bertemu dengan orang yang mengharapkan kemalangannya, orang yang mengharapkan kecelakaannya, ketidaknyamanannya, ketidakamanannya, yang dengan mereka ia berkumpul, bergaul, berhubungan, bergabung, itu, para bhikkhu, disebut berkumpul dengan yang tidak dicintai.’
‘Dan apakah, para bhikkhu, berpisah dengan yang dicintai? Di sini, siapa pun yang diinginkan, disukai, objek-penglihatan, bau-bauan, rasa-kecapan, objek-sentuhan atau objek-pikiran yang menyenangkan, atau siapa pun yang bertemu dengan orang yang mengharapkan kesejahteraannya, orang yang mengharapkan kebaikannya, kenyamanannya, keamanannya, ibu atau ayah atau saudara laki-laki atau perempuan atau sanak saudara atau sahabat atau kerabat-sedarah, dan kemudian direnggut dari kebersamaan, pergaulan, hubungan, gabungan demikian, itu, para bhikkhu, disebut berpisah dari yang dicintai.’ [307]
‘Dan apakah tidak mendapatkan apa yang diinginkan? Dalam diri makhluk-makhluk yang mengalami kelahiran, para bhikkhu, keinginan ini muncul: “Oh, seandainya kita tidak mengalami kelahiran, seandainya kita tidak dilahirkan!” Tetapi hal ini tidak mungkin dicapai hanya dengan menginginkan. Ini adalah tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Dalam diri makhluk-makhluk yang mengalami usia-tua, penyakit,[76] dukacita, ratapan, kesakitan, kesedihan, dan kesusahan muncul keinginan ini: “Oh, seandainya kita tidak mengalami usia-tua, ..., kesusahan, seandainya kita tidak bertemu dengan hal-hal ini!” Tetapi hal-hal ini tidak mungkin dicapai hanya dengan menginginkan. Ini adalah tidak mendapatkan apa yang diinginkan.’ ‘Dan bagaimanakah, para bhikkhu, singkatnya, lima gugus kemelekatan adalah penderitaan? Yaitu sebagai berikut: gugus kemelekatan bentuk, gugus kemelekatan perasaan, gugus kemelekatan persepsi, gugus kemelekatan bentukan-bentukan batin, gugus kemelekatan kesadaran.[77] Ini adalah, singkatnya, lima gugus kemelekatan adalah penderitaan. Dan itu, para bhikkhu, disebut Kebenaran Mulia Penderitaan.’ [308]