//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - Mas Tidar

Pages: 1 ... 7 8 9 10 11 12 13 [14] 15 16 17 18 19
196
Meditasi / Meditasi Dalam Buddhasasana
« on: 12 November 2011, 12:45:48 AM »
Meditasi Dalam Buddhasasana
By Thitayanno Bhikkhu



Praktik Dhamma pada dasarnya bisa dikategorikan sebagai sīla, samādhi dan paññā. Kadangkala dibagi pula menjadi dāna, sīla dan bhāvanā, namun bagaimanapun juga yang paling umum yang mencakup kaum pabbajita (yang sudah meninggalkan kehidupan berumah tangga) maupun non-pabbajita adalah penggolongan sīla, samādhi dan paññā.

Bagi para bhikkhu, praktik sila dalam pengertian sempit adalah pelaksanaan peraturan-peraturan winaya. Sedangkan praktik sila dalam pengertian luas adalah pelaksanaan empat pārisuddhi-sila yakni :
  • Pātimokkhasaṃvara-sīla : pelaksanaan sila melalui pengendalian diri dengan menjalankan peraturan-peraturan winaya (patimokkha).
  • Indriyasaṃvara-sīla : pelaksanaan sila melalui pengendalian indria.
  • Ājīvapārisuddhi-sīla : pelaksanaan sila dengan menjaga kemurnian mata pencaharian.
  • Paccayasannissita- sīla : pelaksanaan sila dengan melakukan perenungan sebelum kebutuhan hidup digunakan.


Sementara itu pelaksanaan sila bagi umat awam adalah pengamalan Pancasila Buddhis di mana pada hari-hari tertentu seperti hari Uposatha diharapkan juga melaksanakan aṭṭhasīla (Delapan Sila).

Praktik samadhi adalah latihan konsentrasi atau pemusatan batin. Ini merupakan latihan pemusatan batin pada satu objek saja dalam jangka waktu lama tanpa berkelana ke mana-mana. Biasanya digunakan istilah pemusatan pikiran. Istilah yang lebih tepat sesungguhnya pemusatan batin. Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut, kami perlu menjelaskan perbedaan pengertian istilah ‘pikiran’, ‘kesadaran’, dan ‘batin’, yang kami gunakan dalam artikel ini.

Pikiran (thinking atau thought) adalah aktivitas batin, bisa berupa lamunan, ingatan terhadap peristiwa-peristiwa di masa lampau, perencanaan, monolog atau dialog dalam batin (penilaian dalam batin).
Kesadaran (consciousness) atau citta, adalah yang mengetahui. Sedangkan batin (mind) adalah lawan kata jasmani (rūpa), jadi mencakup kesadaran dan bentuk-bentuk batin lainnya seperti kebencian (dosa), keserakahan (lobha), sati, cetanā dan sebagainya.

Saat sedang berpikir, kita menyadarinya; yang mengetahui/menyadari pikiran inilah yang disebut sebagai kesadaran (citta). Saat pikiran tidak muncul, dan seseorang mengetahui bentuk-bentuk atau faktor-faktor batin apa saja yang hadir dalam batinnya saat itu, yang mengetahui/menyadari inilah yang disebut sebagai kesadaran (citta).

Praktik yang ketiga yaitu paññā terbagi lagi menjadi tiga jenis yakni :
  • Sutamayi-paññā : kebijaksanaan/pemahaman yang diperoleh dengan mendengarkan ceramah Dhamma, membaca buku-buku. Ini merupakan tingkat pemahaman yang paling awal.
  • Cintāmayi-paññā : kebijaksanaan/pemahaman yang diperoleh melalui perenungan atas apa yang telah didengar atau dibaca seseorang. Walaupun sudah setingkat lebih maju daripada sutamayi-paññā, namun pemahaman seperti ini masih berada dalam tataran pemahaman secara analisis intelektual saja.
  • Bhāvanāmayi-paññā : kebijaksanaan/pemahaman yang diperoleh dari meditasi (pengembangan batin). Inilah kebijaksanaan/pemahaman yang membuat seseorang dapat melihat Dhamma sebagaimana adanya, yang dapat menuntun seseorang mencapai nibbana.


Dari uraiaan di atas, dapat kita simpulkan betapa pentingnya peran meditasi (pengembangan batin) dalam praktik Buddhasasana.

197
Film / Tintin
« on: 11 November 2011, 07:23:19 PM »
any1 ?
please, ur comment / review...



Spoiler: ShowHide

198
Film / Red Tails
« on: 11 November 2011, 05:58:38 AM »

http://www.imdb.com/video/imdb/vi1780522521

Description: The story of the Tuskegee Airmen, the first African-American pilots to fly in a combat squadron during World War II.




Spoiler: ShowHide

199
Pojok Seni / photo effect
« on: 09 November 2011, 10:09:02 PM »
dear All,

mohon pencerahannya, kami yg bodoh ini ingin mengajukan pertanyan sepele mohon jangan ditertawakan.
sedari dulu kami hanya bisa edit file2 gambar berupa potongan2 lebih kecil, resize ataupun flip (90/180/270) yang lain kami belum pernah menggunakan.
tool yang kami ketahui hanyalah mspaint yang telah mengakomodir kebutuhan kami.

saat ini kami ingin mengedit gambar tp kesulitan menyebut efek-nya / isitlah keren-nya.
atau teman2 ada info2 website yang bisa mengakomodir ke-ingintahuan kami, dimana kami bisa belajar efek editing photo.






untuk sharing-nya, thx's in Advance

200
Sains / Did u know how u were born- Amazing animation!!!
« on: 09 November 2011, 09:57:27 PM »
Spoiler: ShowHide

201
Meditasi / Bebaskan Stres dengan Meditasi
« on: 04 November 2011, 08:15:45 PM »
KOMPAS.com - Meditasi merupakan praktik relaksasi yang melibatkan pengosongan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari.

Sebuah riset terbaru menunjukkan, meditasi mindfulness (meditasi kesadaran) mempunyai efektivitas dalam memerangi stres dan meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam edisi terbaru  jurnalPerspectives on Psychological Science.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Britta Holzel, psikolog dari Massachusetts General Hospital,meditasi mindfulness  memiliki manfaat untuk kesehatan dan kinerja, termasuk peningkatan fungsi kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan fungsi kognitif.

Untuk memahami mekanisme dari kesadaran, Holzel dan rekan menemukan bahwa apa yang dianggap sebagai kesadaran adalah praktik multi-faceted mental yang meliputi beberapa mekanisme bukannya kemampuan tunggal.

Para penulis studi secara khusus mengidentifikasi empat komponen kunci dari kesadaran yang menjelaskan efek : pengaturan perhatian, kesadaran tubuh, pengaturan emosi, dan kesadaran diri. Hasilnya, komponen tersebut secara bersama-sama ternyata mampu membantu mengatasi masalah gangguan mental dan psikologis akibat stres.
Holzel mengatakan, meskipun komponen ini secara teoretis berbeda, namun mereka punya keterkaitan satu sama lain, begitupula dengan pengaruhnya terhadap mekanisme kerja otak.

http://health.kompas.com/read/2011/11/04/11134416/Bebaskan.Stres.dengan.Meditasi


salah satu artikel beredaran nasional yang keliru dan selalu diulang2, akhir-nya para khalayak dan handai taulan mengetahui bahwa praktik meditasi adalah pengosongan pikiran... 

Pada akhirnya semua melakukan hal yang sama dan diulang2 lagi, yi: kesalahan.
Mindfulness <> pengosongan pikiran, secara arti berkebalikan. Apa ada yang salah dengan translator google ato wartawan'e yang minim background meditasi ?




seperti orang jualan dipasar pada musim mangga, semua pedagang buah yang berjualan akan berjualan mangga dan buah2 lain pada musim berikutnya.


202
Keluarga & Teman / Apa cita2-mu saat menjelang ajal ?
« on: 04 November 2011, 07:58:20 PM »
Banyak diantara kita selalu memiliki impian untuk meraih angan angan-nya pada saat ini. Tentu saja pada saat kita masi kuat secara fisik.
Tetapi banyak diantara kita lupa tentang cita cita yang kita persiapkan untuk kita mendekati ajal.

jadi pada topik ini, kami ingin menanyakan cita2 Anda pada saat menjelang ajal? Please, share...
semoga ada yang bisa memberi petunjuk2 menghadapi kematian dari pada mengejar impian2 yang belum tentu terwujud ;D


Karena kematian itu pasti, katanya lho.... katanya si-Anu....

203
Hobi dan Kegiatan Ektrakulikuler / Wing chun
« on: 30 October 2011, 06:53:26 PM »
Ingin menyaingi topik sebelah (aikido), wing chun sebagai beladiri dari tanah leluhur & praktis (bisa mendaya gunakan ruang yang sempit dibandingkan dengan taekwondo, karate ataupun capoeira), silakan disimak:

history: http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_Wing_Chun


khusus ce:
Spoiler: ShowHide



training:
Spoiler: ShowHide


Spoiler: ShowHide



samuel kwok
Spoiler: ShowHide



Demo
Spoiler: ShowHide



Ip Chun
Spoiler: ShowHide




sekalian tanyak, ada yang jadi praktisi wing chun ? / tau info-nya tempat latihannya?

204
Sekolah Buddhis dan Sekolah Minggu / Perpus Wihara Desa
« on: 30 October 2011, 06:00:35 PM »
Sesuai dengan " Topik Buddhisme » Sekolah Buddhis dan Sekolah Minggu" mudah2an informasi berikut bisa bermanfaat untuk kegiatan pembelajaran (sekolah minggu).
Sasarannya terutama untuk vhr/cetya yang jauh dari jangkauan informasi Dhamma.




Ehipassiko meluncurkan program Perpus Wihara untuk memasok gratis buku Dharma ke wihara/cetiya di Indonesia. Ehipassiko memprioritaskan wihara di pedesaan berhubung umat di desa lebih sulit mendapat buku Dharma daripada umat di kota. Jika dana mencukupi, kami akan pasok juga wihara di perkotaan.

Kami terus melakukan pendataan wihara yang sudah memiliki atau ingin merintis adanya perpustakaan.
Paket pasokan perdana adalah buku Dharma senilai Rp1.000.000 per wihara.

Bagi yang berminat untuk mendapatkan buku-buku Dharma secara gratis untuk perpustakaan wiharanya, silakan SMS ke 085888850800 atau email ke ehipassikofoundation[at]gmail.com, sebutkan nama wihara, nama pengurus perpus, alamat kirim yang mudah terjangkau, nomor telepon pengurus.

Bagi yang ingin ikut berdana ke lahan subur ini, bisa menyalurkan dana ke BCA 4900604799 Surja Handaka, berapa pun, kapan pun, lalu konfirmasikan via sms ke 085888850800: nama, alamat, donasi.




kami bukan melakukan promosi hanya berusaha mempertahankan buddha sasana.
kami sudah memposting di Topik lain dengan mempertimbangkan Topik baru ini sebagai topik utama & supaya lebih mengena sasaran.

205
Meditasi / Kadar....
« on: 29 October 2011, 07:15:08 PM »
semua kita tau dari banyak buku2 uraian Tipitaka topik tentang arbsobsi sering kali memiliki panduan tahap demi tahap s/d akhirnya "masuk" ke dalam kondisi tercerap yang terkenal dengan istilah jhana.

yang kami ingin tanyakan adalah, apakah ada suatu "kadar" jhana pada masing2 yogi?
supaya lebih detail lagi,
- seperti satu gelas kopi hitam pekat, jika dituang air lama2 juga akan menjadi air yang bening.
- seperti suatu kadar gula dalam suatu gelas yang jika diberi gula terus menerus akan manis dan bertambah manis dst. Begitu pula sebaliknya jika ditambah air, kadar manis-nya lama lama akan berkurang.




Anumodana _/|\_

206
Meditasi / Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« on: 23 October 2011, 10:12:46 PM »
Mohon pencerahannya,

jika seseorang sedang ber-medit ria dan jatuh ke bhavanga, pada saat itu juga dilangsung pindah alam.
kemanakah pindah alam-nya jika si yogi jatuh ke bhavanga ?





Anumodana.

207
Buddhisme untuk Pemula / buda rupang & tuhan rupang
« on: 15 October 2011, 04:34:14 PM »
Manakah yang lebih baik menurut teman-teman, berusaha  membuktikan "apa yang kita lihat" bahwa itu memang ada. ataukah berusaha membuktikan  "apa yang tidak kita lihat" bahwa itu memang tidak ada?

Manakah yang lebih baik menurut teman-teman, berusaha  membuktikan bahwa orang lain itu salah, ataukah berusaha membuktikan bahwa kita itu benar?

What you see is what you get
(apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda dapat)

pernah liat sosok Tuhan? Tidak pernah
selama kurun waktu yang lama dari proses terbentuknya bumi ber-milyard2 tahun yang lalu s/d sekarang belum pernah ada seorangpun yang dapat menggambarkan sesosok Tuhan. Kalau adapun hanyalah penggambaran (deskripsi) cerita belaka.

Masing2 individu/person/perorangan/kelompok memiliki personifikasi masing2 terhadap seorang sosok Tuhan.
Ibarat grafitasi yang selalu menuju kepusat bumi, Tuhan-pun seharusnya memiliki identitas yang sama wujud, sifat & penampakannya dari semua individu/person/perorangan/kelompok tsb.

Kalau tidak berarti wujud, sifat & penampakannya dari sesosok tuhan selalu bisa diruntuhkan oleh argumen dari individu/person/perorangan/kelompok yang lain.

208
Kafe Jongkok / Steve Jobs and The Others
« on: 15 October 2011, 08:10:23 AM »
Spoiler: ShowHide

209

Dewa Indaka yang datang setelah Dewa Santusita, duduk di sebelah kanan di dekat tempat duduk Tathāgata, dan Ankura duduk di sebelah kiri di dekat Tathāgata. Dewa Ankura terpaksa memberikan tempatnya bagi para dewa dan brahma yang lebih berkuasa saat mereka tiba satu per satu hingga ia berada dua belas yojana jauhnya dari Tathāgata. Tetapi Indaka dapat mempertahankan tempatnya.


Riwayat Dewa Ankura
Asal mula riwayat ini diawali pada masa kegelapan (setelah lenyapnya Sāsana Buddha Kassapa). Ia adalah anak termuda dari Pangeran Upasagara dan putri Devagabbha. Pangeran Upasagara adalah putra Raja Maha Sagara dari kerajaan Uttaramadhuraj, dan Putri Devagabbha adalah putri dari Mahakamsa, penguasa Asitanjana, sebuah provinsi di kerajaan Uttarapatha. Kakak laki-laki tertuanya adalah Vasudeva dan kakak perempuan tertua adalah Anjanadevi.

Saat ia dewasa, kakak laki-laki tertuanya menjadikan ia penguasa sebuah kota yang berhak menerima penghasilan dari kota itu. Kota itu adalah bagian dari rampasan atas kemenangan kakaknya menaklukkan seluruh Jambudipa dengan kekuatan politisnya. Tetapi kemudian ia menyerahkan kota itu kepada kakak perempuan tertuanya, Putri Anjana. Ia hanya memohon pembebasan pajak atas barang-barang dagangan yang ia perdagangkan di dalam provinsi mereka. Ia menjalani kehidupan sebagai seorang pedagang bebas. Ia bahagia dan puas dengan apa yang ia miliki.

Suatu kali, ia mendapat masalah besar karena kekurangan perbekalan dalam perjalanannya menyeberangi gurun pasir. Di sana terdapat dewa penjaga pohon banyan yang memiliki kesaktian dapat menciptakan barang apa pun yang diinginkan seseorang hanya dengan menggerakkan tangan kanannya. Ia adalah dewa yang tahu membalas budi dan ia memenuhi kebutuhan pangeran dan pengikutnya itu dengan menciptakan barang-barang keperluan mereka dengan mengacungkan jari tangan kanannya, sebagai balas jasa kepada pangeran yang telah berjasa kepadanya pada kehidupan sebelumnya. Pangeran, terheran-heran, bertanya kepadanya tentang kesaktiannya dan ia menjawab, Aku adalah seorang penjahit miskin yang tinggal di dekat rumah seorang kaya, Asayha, di Kota Roruva. Suatu hari si orang kaya memberikan dana kepada orang miskin dan aku dengan gembira membantu orang-orang miskin itu dengan mengacungkan jariku menunjukkan arah menuju paviliun tempat si orang kaya memberikan dana. Demikianlah aku menikmati buah dari perbuatan suka rela itu dan aku dapat menyediakan semua barang yang diperlukan manusia, seperti makanan, pakaian, yang berlimpah-limpah dari tangan kananku ini.

Untuk meniru dewa penjaga pohon banyan itu, Pangeran Ankura, setibanya kembali di kerajaan Dvaravati, memberikan dana kepada setiap orang di seluruh Jambudipa (sepuluh ribu yojana luasnya); perbuatan dana ini merugikan sistem perpajakan. Proses penarikan pajak menjadi terganggu dan kakak tertuanya terpaksa menasihatinya agar memberikan dana secara proporsional. Ia pindah ke Kota Dakkhinapatha di kerajaan Damila untuk melanjutkan perbuatan dana dalam wilayah seluas 12 yojana, di tepi laut. Di seluruh wilayah itu ia menempatkan barisan kendi-kendi yang saling bersinggungan yang berisi dana makanan. Ia hidup hingga usia sepuluh ribu tahun, dan selama itu ia selalu memberikan dana. Setelah meninggal dunia ia terlahir kembali di Surga Tavatimsa dengan nama yang sama, Ankura.

Meskipun Ankura telah memberikan dana yang cukup banyak dan dalam waktu yang sangat lama, ia tidak memperoleh jasa sebanyak perbuatannya, hal ini karena, penerima dananya adalah orang-orang yang miskin kebajikan yang hidup pada masa kegelapan Sāsana, bagaikan seorang petani yang menanam benihnya di tanah yang gersang. (Demikianlah riwayat singkat kehidupan Ankura. Untuk penjelasan lengkap, dapat merujuk pada Peta Vatthu Kitab Pali: 2 - Ubbari Vagga: 9. Ankura Peta Vatthu).



Riwayat Dewa Indaka
Pada masa Buddha Gotama kita, dan selagi Dewa Ankura menikmati kehidupan sebagai dewa di Alam Tavatimsa, seorang pemuda bernama Indaka dengan penuh keyakinan mempersembahkan, sesendok nasi, kepada Thera Anuruddha yang sedang mengumpulkan dana makanan.
Setelah meninggal dunia, ia terlahir kembali sebagai dewa yang berkuasa di Surga Tavatimsa yang memiliki sepuluh hak istimewa makhluk surga sebagai buah dari kebajikannya yang ia lakukan semasa Sāsana Buddha Gotama, bagaikan seorang petani yang menanam benihnya di tanah yang subur. Ia dikenal dengan nama Indaka. Sepuluh hak istimewa makhluk surga adalah:
1. dapat melihat objek-objek surga,
2. dapat mendengar,
3. dapat mencium,
4. dapat mengecap,
5. dapat menyentuh,
6. panjang usia,
7. banyak pengikut,
8. berpenampilan elok,
9. kaya atau makmur, dan
10. keunggulan.

Dewa Ankura harus memberikan tempatnya kepada para dewa dan brahma yang lebih berkuasa yang menghadiri festival besar Abhidhamma, dan ia terpaksa mundur hingga 12 yojana jauhnya dari Tathāgata, sedangkan Dewa Indaka dapat mempertahankan tempatnya tanpa harus memberikan kepada makhluk-makhluk surga lainnya.
Saat Tathāgata mengetahui perbedaan status Dewa Ankura dan Dewa Indaka, Beliau berpikir adalah baik sekali diceritakan, untuk memberikan pendidikan kepada makhluk-makhluk, perbedaan manfaat yang diperoleh dari kebajikan yang dilakukan pada saat berkembangnya Sāsana para Buddha dan kebajikan yang dilakukan pada masa tidak adanya Sāsana. Oleh karena itu, Tathāgata, bertanya kepada Ankura, "Ankura? mengapa engkau harus berada 12 yojana jauhnya dari-Ku, padahal engkau telah memberikan dana makanan yang diletakkan dalam barisan kendi-kendi sepanjang 12 yojana selama sepuluh ribu tahun?"

Mahadanam taya dinnam
Ankura dighamantare
atidure nisinnosi
agaccha mama santike


O umat awam Ankura...mengapa engkau harus mundur dan memberikan tempatmu kepada para dewa dan brahma yang berkuasa saat mereka tiba di festival Abhidhamma ini, padahal engkau telah memberikan dana makanan yang diletakkan dalam barisan kendi-kendi sepanjang 12 yojana selama sepuluh ribu tahun? Sekarang engkau berada 12 yojana jauhnya dari-Ku. Datanglah dan duduk di depan-Ku!
Kata-kata Buddha yang diucapkan dalam syair yang berbentuk pertanyaan ini terdengar hingga ke alam manusia di bumi.(merujuk pada Komentar Dhammapada).
Jawaban Dewa Ankura atas pertanyaan Tathāgata terdiri dari satu setengah bait (6 pada) dan setengah bait lagi (dua baris) ditambahkan oleh Thera Sangatikaraka sehingga berjumlah dua bait, dan tercatat pada Konsili Buddhis dalam bahasa Pali sebagai berikut:

Codito bhavitattena
Ankuro etadabravi
kim mayham tena danena
dakkhineyyena sunnatam
Ayam so Indako yakkho
dajja danam parittakam
atirocati amhehi
cando taragane yatha


Ditanya oleh Buddha yang telah melatih dua jenis meditasi yang mendukung ketenangan batin dan jasmani, Dewa Ankura, yang telah melakukan kebajikan pada masa kegelapan yang kosong dari Sāsana dalam waktu yang lama, dengan penuh hormat menjawab, sebagai berikut, "Yang Mulia Tathāgata...itu adalah karena kebajikan yang kulakukan pada masa gelap yang kosong dari Sāsana saat tidak ada seorang pun yang layak menerima dana. Bagaimana mungkin kebajikanku yang kulakukan dalam waktu yang lama selama masa kegelapan yang hampa Sāsana, dapat membantuku mendapatkan tempat yang baik!"

Dewa Indaka, yang berada di hadapan-Mu, hanya memberikan sesendok nasi kepada Thera Anuruddha, dengan penuh keyakinan, ia menerima balasan yang jauh melebihiku bagaikan bulan keperakan yang sinarnya mengalahkan bintang-bintang; dan oleh karena itu, ia beruntung dapat menikmati sepuluh hak istimewa para dewa yang lebih unggul daripada mereka yang sepertiku, yang, melakukan kebajikan selama masa gelap yang hampa Sāsana!

Selanjutnya, Tathāgata bertanya kepada Dewa Indaka, "Indaka..engkau duduk di sebelah kanan-Ku tanpa berpindah. Mengapa engkau tidak bergeser dan memberikan tempatmu kepada para dewa yang lebih berkuasa saat mereka tiba?" Indaka menjawab, "Yang Mulia Tathāgata, yang terjadi padaku dapat diumpamakan seperti seorang petani yang menanam sedikit benihnya di tanah yang subur, aku beruntung dapat bertemu dengan seorang yang layak menerima persembahan," dan ia melanjutkan dengan mengucapkan empat bait syair pujian terhadap kualitas penerima dana:

Ujjangale yatha khette
bijam bahumpi ropitam
na phalam vipulam hoti
napi toseti kassakam.
Tatheva danam bahukam
dussilesu patitthitam
na phlam vipulam hoti
napi toseti dayakam.


Meskipun sejumlah besar benih ditanam di sepetak tanah di bukit berbatu, asin, panas, kering, dan gersang, hasilnya tidak berarti dan mengecewakan si petani. Demikian pula, meskipun banyak persembahan diberikan kepada penerima yang miskin kebajikan selama masa kegelapan yang hampa dari Sāsana, manfaat yang diperoleh adalah tidak berarti dan mengecewakan si pemberi.

Yathapi bhaddake khette
bijam appampi ropitam
Samma dharam pavecchante
phalam toseti kassakam

Tatheva Silavantesu
gunavantesu tadisu
appakam pi katam karam
punnam hoti mahapphalam


Yang Mulia Tathāgata..bagaikan hasil panen yang memuaskan seorang petani yang bekerja keras dalam menanam benih di tanah yang subur (tanah kelas satu) yang disirami oleh hujan setiap lima belas hari; atau (tanah kelas dua) yang disirami oleh hujan setiap sepuluh hari, (tanah kelas tiga) yang disirami hujan setiap lima hari.
Demikian pula, hasil yang diperoleh dari kebajikan memberikan dana kepada Ariya Puggala, yang mulia dan penuh pengendalian diri, akan memberikan kekayaan dan kemakmuran, bagaikan hasil panen dari benih yang tumbuh di tanah yang subur.

Demikianlah Indaka menjelaskan perbedaan antara kebajikan yang dilakukan kepada dua jenis penerima pada dua masa yang berbeda, dalam bentuk syair empat bait. Selanjutnya Tathāgata berkata, Ankura..sebaiknya seseorang memilih barang yang akan didanakan dan siapa penerima dana itu: Buah yang diharapkan hanya dapat terwujud dengan memilih barang yang akan didanakan dan siapa yang akan menerima dana itu, bagaikan benih yang baik yang ditanam di tanah yang subur. Tentu saja, engkau tidak dapat memberikan dana dengan cara demikian karena engkau terlahir pada waktu yang salah saat tidak ada Sāsana, bukan pada waktu yang tepat, saat berkembangnya Sāsana. Demikianlah, kebajikanmu tidak berbuah banyak seperti Indaka. Empat bait syair berikut ini diucapkan oleh Tathāgata sebagai penjelasan:

Viceyya danam databbam
yattha dinnam mahapphalam
viceyya danam datvana
saggam gacchanti dayaka
viceyya dinam sugatappasattham
ye dakkhineyya idha jivaloke
etesu dinnani mahapphalani
bijani vuttani yatha sukhette

O Dewa Ankura..dana yang dipersembahkan kepada individu yang mulia dengan penuh keyakinan dan kedermawanan akan mengakibatkan manfaat yang berlimpah. Penerima dana harus dipilih sebelum memberikan dana. Persembahan dana kepada orang terpilih dengan penuh keyakinan dan kedermawanan selalu membawa si penyumbang ke alam dewa.

Memilih barang yang akan didanakan dan memilih siapa yang akan menerima dana adalah tindakan yang dipuji oleh para Buddha. Banyak orang-orang mulia di dunia ini. Persembahan yang diberikan kepada orang-orang mulia ini dengan penuh keyakinan dan kedermawanan akan selalu mengakibatkan kekayaan dan kebahagiaan kepada si penyumbang selagi hidup di alam manusia dan di alam dewa sebelum akhirnya mencapai tujuan akhir, Nibbana, bagaikan menanam benih-benih pilihan yang terdiri lima jenis, bijagam.

Tathāgata melanjutkan membabarkan empat bait syair lagi yang mengarah ke Nibbana melalui tingkat-tingkat Jalan dan Buahnya:

(1) Tinadosani Khettani
ragadosa ayam paja
tasma hi vitaragesu
dinnam hoti mahapphalam

Ada contoh di mana benih yang baik 'bijagam' dilemparkan ke lahan yang penuh dengan rumput dan semak belukar. Sama seperti dana yang dipersembahkan kepada manusia dan dewa yang miskin kebajikan dan penuh nafsu, raga. Oleh karena itu, dana harus dipersembahkan kepada Ariya Puggala yang bebas dari nafsu, raga dengan pikiran untuk menikmati kenikmatan duniawi di alam manusia dan dewa sebelum mencapai tujuan akhir, Nibbana.


(2) Tinadosani Khettani
dosadosa ayam paja
tasma hi vitadosesu
dinnam hoti mahapphalam.

Seperti halnya ada tanah yang subur dan baik untuk ditanami yang penuh dengan rumput dan semak belukar, demikian pula ada manusia dan dewa yang miskin kebajikan dan penuh kebencian, oleh karena itu, seseorang harus memeriksa dan mempersembahkan dana kepada ia yang bebas dari kebencian, sehingga ia dapat menikmati kehidupan duniawi di alam manusia dan dewa sebelum mencapai tujuan akhir, Nibbana.


(3) Tinadosani Khettani
mahadosa ayam paja
tasma hi vitamohesu
dinnam hoti mahapphalam

Seperti halnya ada tanah yang subur dan baik untuk ditanami yang secara alami penuh dengan rumput dan semak belukar, demikian pula, dana hendaknya dipersembahkan hanya kepada Ariya Puggala, yang bebas dari kebodohan, yang akan membawa kebahagiaan bagi seseorang di alam manusia dan dewa sebelum tercapainya tujuan akhir, Nibbana.


(4) Tinadosani Khettani
Icchadosa ayam paja
tasma hi vigaticchesu
dinnam hoti mahapphalam

Seperti halnya ada tanah yang subur dan baik untuk ditanami yang secara alami penuh dengan rumput dan semak belukar, demikian pula, manusia dan dewa secara alami dikuasai oleh lima jenis nafsu kenikmatan lima indria. Oleh karena itu, persembahan harus diberikan kepada Ariya Puggala yang bebas dari iccha; kebajikan ini akan membawa kepada kehidupan yang menyenangkan di alam manusia dan dewa dan bahkan membantu dalam mencapai tujuan akhir, Nibbana.

Pada akhir khotbah itu, Dewa Ankura dan Dewa Indaka mencapai tingkat Sotapatti; khotbah ini juga membawa manfaat besar bagi para dewa dan brahma.






Sumber: RAPB, buku ke - 1, hal: 1283 - 1291

selamat berdana dihari kathina

210
Kafe Jongkok / Solusi terbaik
« on: 08 October 2011, 06:36:31 AM »
Perusahaan sabun dari jepang menerima keluhan dari para pelanggan yang mengeluhkan tentang kemasan sabun yang mereka beli kosong.

Dengan segera para pemimpin perusahaan menyampaikan masalah tersebut ke bagaian pengemasaan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dikemas ke baian pengiriman. Tim Manajemen mengambil tindakan serius dan meminta teknis untuk memcahkan masalah tersebut.

Para teknis bekerja keras untuk membuat sebuah sistem sinar X dengan monitor beresolusi tinggi dyang dioperasikan oleh dua orang untuk memantau semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak sabun tersebut tidak kosong.

Untuk menciptakan mesin tersebut, mereka menghabiskan begitu banyak tenaga, pikiran, uang dan waktu.

Ada pula sebuah perusahaan sabun lainnya yang hanya merupakan perusahaan kecil, dan mereka menghadapi permasalahan yang serupa. Apa yang mereka lakukan sungguh mengejutkan. Mereka tidak melakukan hal-hal yang rumit dan mahal.

Mereka cukup membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengemasan.

Mereka menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun kosong yang melewati kipas aingn tersebut, kotak sabun tersebut akan keluar dari jalur pengepakan.
Sungguh sederhana, cepat dan efisien!

Pages: 1 ... 7 8 9 10 11 12 13 [14] 15 16 17 18 19