Buku itu sebenarnya bukan menjelek2an dalam arti mencaci maki, namun sajian buku yang positif menggambarkan keadaan Buddhisme Theravada sekarang ini tercampur dengan berbagai ritual mitos contoh Bhikkhu memasang tato , upacara persembahan , dan beberapa hal lainnya jika saya tidak salah ingat. trus ada lagi di Thailand yang bikin aliran Theravada baru dengan mengangkat pemimpinya yang sudah katanya mencapai tingkatan buddha. jadi Ven. Dhammika sama sekali bukan menyerang basis fundamental Buddhisme Theravada melainkan kepada prakteknya yang mulai jauh dari Buddhisme sebenarnya.
Mau dia sekarang di Mahayana,saya pikir perkembangan batin seorang bhikkhu adalah sepenuhnya hak milik dia dan saya mohon rekan2 tidak melihat hal itu sebagai pembangkangan Theravada sehingga ia membela Mahayana dan segala macamnya.
Diskusi yang bijaksana tidak membawa orang pada arah dimana ia meningkatkan rasa benci,memperkuat moha dan menambah lobha untuk terus mengekspolari kesalahan.
memangnya kenapa kalau dia seandainya memang pindah ke tradisi mahayana?
lha wong sang buddha sendiri tidak pernah keberatan kalo muridnya berhenti mengikuti ajarannya. apa hak sampeyan kok bisa2nya disgusted kalo dia pindah ke tradisi yg berbeda?
ini coba baca apa yg bhante dhammika tulis tentang "murtad":
http://buddhismatoz.com/a/Apostasy.htmlThe English term apostasy comes from the Latin apostata and means 'to move away from,' while the Arabic term riddah means 'turning back. Apostasy is therefore to renounce one's religion and adopt another or no religion.
Buddhism does not have a legalistic approach to belief and thus never developed a concept of apostasy, nor did any Buddhist cultures have such a concept. In Buddhism, the individual is free to believe or not according to his or her inclinations and understanding.
The Buddha's attitude to apostasy is epitomised by his encounter with a man named Sunakkhatta. He was a disciple of the Buddha, but after a while became dissatisfied with the Dhamma and decided to renounce the Teacher and the teaching. Sunakkhatta came to the Buddha and said; 'Lord, I am leaving you. I am no longer living by your teachings.' The Buddha responded to this declaration by asking Sunakkhatta some questions: 'Did I ever say to you; “Come, live by my teachings?” ' 'No Lord.' 'Then did you ever say to me that you wished to live by my teachings?’ 'No Lord'.'That being the case, who are you and what are you giving up, you foolish man?' (D.III,2-3).
Neither in this case nor others, did the Buddha suggest that apostates be punished nor did he say that apostates would go to hell simply because of their apostasy. None of the criminal codes of traditional Buddhist countries criminalised apostasy.