//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: 3 x 8 = 23  (Read 96067 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #75 on: 04 February 2012, 01:42:53 PM »
Seandainya saya tahu bahwa ada rel yang putus disekitar saya. Menurut bro apakah saya berani mengambil keputusan itu? Sekalipun rel itu tidak aktif bukan berarti dalam keadaan rusak kan? Dan apakah masinis yang mengendalikan kereta api itu tidak akan berhenti melihat keramaian dan melihat jalur dipindahkan? Jadi panjang rel kereta yang digunakan juga hanya sampai kereta berhenti.

kita sudah berspekulasi terlalu jauh, Sis dan saya bukan si masinis, dan kita tidak tahu situasi yg sebenarnya, untuk memperburuk situasi, rel yg tidak aktif itu sebenarnya sudah sangat keropos walaupun tampak tidak berbahaya. bahkan lebih buruk lagi, di bawah rel itu ternyata ada jurang dalam, yg jika kereta lewat pasti terjun.

Quote
Membunuh atau tidak menurut saya sih tergantung apa yang dipikirkan dan tindakan yang dilakukan. Misalnya: walaupun kereta tetap pada jalur. Dan orang itu tidak melakukan apapun hanya berpikir,"Aduh mudah-mudahan orang-orang ini pada kelindas." Itu sudah termasuk membunuh menurut saya. Tapi dalam pikirannya. Objek di pikiran yang terbunuh.

salah satu syarat terjadinya pembunuhan adalah adanya mayat. anda tidak bisa diadili karena kasus pembunuhan jika mayat tidak ditemukan.

Quote
Sama seperti ketika bro Indra mengerahkan ginkang untuk menyelamatkan dan tidak berhasil menyelamatkan seluruhnya. Apakah yang tidak berhasil diselamatkan itu memang sengaja bro Indra bunuh karena dalih kereta harus tetap berada pada jalur yang benar?


saya tidak berhasil menyelamatkan karena ketidak-mampuan saya, tapi tentu saja saya tidak melakukan pembunuhan. seandainya saya tidak mengerahkan ginkang untuk menyelamatkan pun saya tetap tidak membunuh. pada hari idul adha, saya melihat dan tidak berusaha menyelamatkan binatang2 korban, apakah saya terlibat dalam pembunuhan itu?

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #76 on: 04 February 2012, 01:57:08 PM »
kita sudah berspekulasi terlalu jauh, Sis dan saya bukan si masinis, dan kita tidak tahu situasi yg sebenarnya, untuk memperburuk situasi, rel yg tidak aktif itu sebenarnya sudah sangat keropos walaupun tampak tidak berbahaya. bahkan lebih buruk lagi, di bawah rel itu ternyata ada jurang dalam, yg jika kereta lewat pasti terjun.

Kalau sudah seperti itu situasinya, saya mungkin duduk dan buka laptop mengajak orang-orang mengumpulkan 1000 mawar seperti iklan kartu XL. Untuk disumbangkan pada orang-orang yang berbuah kamma buruknya.  =)) =))

Quote
salah satu syarat terjadinya pembunuhan adalah adanya mayat. anda tidak bisa diadili karena kasus pembunuhan jika mayat tidak ditemukan.
49. ‘Citta, ketika diri yang kasar ada, kita pada saat yang sama tidak membicarakan tentang diri yang ciptaan pikiran, [200] kita tidak membicarakan tentang diri yang tanpa bentuk. Kita hanya membicarakan diri yang kasar.[20] Ketika diri yang ciptaan pikiran ada, kita hanya membicarakan diri yang ciptaan pikiran, dan ketika diri yang tanpa bentuk ada, kita hanya membicarakan diri yang tanpa bentuk.’

52. ‘Demikian pula, Citta, dari sapi kita memperoleh susu, dari susu menjadi dadih, dari dadih menjadi mentega, dari mentega menjadi ghee, dan dari ghee menjadi krim ghee. Dan ketika ada susu, kita tidak membicarakan dadih, mentega, gheee, krim ghee, kita membicarakan susu; ketika ada dadih, kita tidak membicarakan mentega ...; ketika ada krim ghee ... kita membicarakan krim ghee.’ [202]

Mungkin ini kurang cocok tapi hanya sebatas ini yang baru saya bisa jawab.

Quote
saya tidak berhasil menyelamatkan karena ketidak-mampuan saya, tapi tentu saja saya tidak melakukan pembunuhan. seandainya saya tidak mengerahkan ginkang untuk menyelamatkan pun saya tetap tidak membunuh. pada hari idul adha, saya melihat dan tidak berusaha menyelamatkan binatang2 korban, apakah saya terlibat dalam pembunuhan itu?

Tergantung yang bro pikirkan. Dan cuma bro yang tahu.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #77 on: 04 February 2012, 02:02:27 PM »
Kalau sudah seperti itu situasinya, saya mungkin duduk dan buka laptop mengajak orang-orang mengumpulkan 1000 mawar seperti iklan kartu XL. Untuk disumbangkan pada orang-orang yang berbuah kamma buruknya.  =)) =))
tindakan yg bijaksana

Quote
49. ‘Citta, ketika diri yang kasar ada, kita pada saat yang sama tidak membicarakan tentang diri yang ciptaan pikiran, [200] kita tidak membicarakan tentang diri yang tanpa bentuk. Kita hanya membicarakan diri yang kasar.[20] Ketika diri yang ciptaan pikiran ada, kita hanya membicarakan diri yang ciptaan pikiran, dan ketika diri yang tanpa bentuk ada, kita hanya membicarakan diri yang tanpa bentuk.’

52. ‘Demikian pula, Citta, dari sapi kita memperoleh susu, dari susu menjadi dadih, dari dadih menjadi mentega, dari mentega menjadi ghee, dan dari ghee menjadi krim ghee. Dan ketika ada susu, kita tidak membicarakan dadih, mentega, gheee, krim ghee, kita membicarakan susu; ketika ada dadih, kita tidak membicarakan mentega ...; ketika ada krim ghee ... kita membicarakan krim ghee.’ [202]

Mungkin ini kurang cocok tapi hanya sebatas ini yang baru saya bisa jawab.
Tergantung yang bro pikirkan. Dan cuma bro yang tahu.

sejauh kita membicarakan sila (moralitas), maka adalah perbuatan jasmani dan ucapan yg tercakup di sini, sila tidak mengatur pikiran.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #78 on: 04 February 2012, 02:07:21 PM »
sejauh kita membicarakan sila (moralitas), maka adalah perbuatan jasmani dan ucapan yg tercakup di sini, sila tidak mengatur pikiran.

Jika membahas tentang ini. Saya ingin bertanya apa manfaat menjalankan sila sebenarnya?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #79 on: 04 February 2012, 02:12:41 PM »
Jika membahas tentang ini. Saya ingin bertanya apa manfaat menjalankan sila sebenarnya?

sebenarnya ini akan jadi sangat melebar dan seharusnya perlu topik tersendiri, tapi secara singkat saya copas dari RAPB:


(4)   Apakah manfaat Moralitas?

Seorang yang bertingkah-laku baik menikmati banyak manfaat seperti hati yang gembira yang mengarah kepada kegembiraan dan kebahagiaan (Pamojja). Hal ini selanjutnya mengakibatkan kegembiraan yang meluap (pīti). Bagi seseorang yang menikmati kegembiraan yang meluap, akan muncul ketenangan bathin dan jasmani (passaddhi) yang diikuti oleh kebahagiaan (sukha). Kondisi bathin dan jasmani yang tenang akan mengembangkan konsentrasi (samadhi) yang memungkinkan seseorang untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya (yathabhutanana). Ketika seseorang mendapatkan pengetahuan mengenai segala sesuatu sebagaimana adanya, seseorang akan menjadi bosan dan tidak melekat terhadap cacat dan penderitaan yang ditimbulkan oleh kelahiran kembali. Dalam dirinya muncul pandangan terang yang kuat ke dalam kenyataan (balava Vippassana-nana). Dengan Pandangan Terang ini, ia menjadi tidak melekat pada keserakahan dan mencapai Pengetahuan Sang Jalan, yang mengarah menuju Kebebasan penuh (vimutti) melalui Pengetahuan Buah. Setelah mencapai Pengetahuan Sang Jalan dan Buah, ia mengembangkan pengetahuan perenungan (paccavekkhana-nana) yang memungkin dirinya melihat bahwa lenyapnya fenomena kelompok-kelompok nama dan rupa telah terjadi dalam dirinya. Dengan kata lain, ia telah mencapai Kedamaian Sempurna, Nibbana. Demikianlah Moralitas memiliki banyak manfaat termasuk pencapaian Nibbana. (AN III, p.615).

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #80 on: 04 February 2012, 03:21:03 PM »
sebenarnya ini akan jadi sangat melebar dan seharusnya perlu topik tersendiri, tapi secara singkat saya copas dari RAPB:


(4)   Apakah manfaat Moralitas?

Seorang yang bertingkah-laku baik menikmati banyak manfaat seperti hati yang gembira yang mengarah kepada kegembiraan dan kebahagiaan (Pamojja). Hal ini selanjutnya mengakibatkan kegembiraan yang meluap (pīti). Bagi seseorang yang menikmati kegembiraan yang meluap, akan muncul ketenangan bathin dan jasmani (passaddhi) yang diikuti oleh kebahagiaan (sukha). Kondisi bathin dan jasmani yang tenang akan mengembangkan konsentrasi (samadhi) yang memungkinkan seseorang untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya (yathabhutanana). Ketika seseorang mendapatkan pengetahuan mengenai segala sesuatu sebagaimana adanya, seseorang akan menjadi bosan dan tidak melekat terhadap cacat dan penderitaan yang ditimbulkan oleh kelahiran kembali. Dalam dirinya muncul pandangan terang yang kuat ke dalam kenyataan (balava Vippassana-nana). Dengan Pandangan Terang ini, ia menjadi tidak melekat pada keserakahan dan mencapai Pengetahuan Sang Jalan, yang mengarah menuju Kebebasan penuh (vimutti) melalui Pengetahuan Buah. Setelah mencapai Pengetahuan Sang Jalan dan Buah, ia mengembangkan pengetahuan perenungan (paccavekkhana-nana) yang memungkin dirinya melihat bahwa lenyapnya fenomena kelompok-kelompok nama dan rupa telah terjadi dalam dirinya. Dengan kata lain, ia telah mencapai Kedamaian Sempurna, Nibbana. Demikianlah Moralitas memiliki banyak manfaat termasuk pencapaian Nibbana. (AN III, p.615).


Kita mau membahas sebagai umat perumah tangga atau sebagai orang yang menuju pencerahan?  ;D

Sekarang saya beri 2 kasus:
1. Kasus 1 :seorang dokter bedah jantung yang membedah pasiennya. Dan ternyata dia gagal dan si pasien meninggal saat sedang bedah membedah. Apakah dia termasuk membunuh? Setiap hari dia melakukan bedah membedah karena profesinya.

2. Kasus 2 : karena bro Indra mengajukan pertanyaan terus kepada saya membuat saya marah dan sangat membenci bro Indra.  ;D
Sehingga saya mencari foto bro Indra untuk melihat wajahnya. Setelah itu saya mulai membayangkan. Pada jam ini saya membayangkan sedang menusuk dan memotong leher bro. Saya melihat darahnya muncrat dan membanjiri lantai. Bro menggelepar seperti ayam di potong. Selanjutnya bayangkan sendiri saja sesuai imajinasi sendiri-sendiri.
Dalam pikiran saya melihat bro sudah mati dan saya merasakan kepuasan yang amat sangat. Saya berbahagia karena berhasil. Dan jam berikutnya saya membayangkan pembunuhan dengan cara beda. Saya lakukan itu terus menerus.

Menurut bro mana yang berakibat buruk diantara 2 kasus itu bagi perkembangan batin? Bagi saya sila itu hanyalah latihan untuk menumbuhkan faktor batin yang baik dan mengurangi faktor batin yang buruk. Dan semuanya itu ada di pikiran.

Sila itu sama seperti kita memberitahukan anak-anak apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh karena anak-anak belum mengerti.

Sama seperti bro mengatakan bagaimana jika orang berdana tapi di pikirannya bukan berdana tapi karena nama baik/kebanggaan. Apakah itu memberi manfaat yang baik? Menurut saya tidak. Malah menimbulkan kejelekan buat batin.Karena kesombongan semakin tumbuh dengan pesat.Lebih bagus tidak berdana jika memikirkan perkembangan batin sendiri.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #81 on: 04 February 2012, 04:56:11 PM »
3.   CMIIW, salah satu keterbatasan para Buddha adalah tidak bisa menolong mahluk yang tak berjodoh, dan juga mungkin Nabi KongZi sudah memprediksi bahwa YanHui dapat memperoleh Pencerahan terlebih dahulu, untuk itu bimbingan Nabi KongZi kepada YanHui sangat keras (walaupun menurut pemikiran kita, adalah tak benar ? )

3. IMO, bukan kelemahan para Buddha, tapi salah makhluknya sendiri yang tidak mengkondisikan dirinya untuk berjodoh dengan bantuan dari para Buddha.  :)

yah, kembali ke topik. ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #82 on: 04 February 2012, 05:03:26 PM »
lah kok saya malah di :hammer: ? ;D
jadi sebenarnya untuk apa confusius menyelamatkan si pembeli kalo hanya akan membuat kehidupan si pembeli menjadi lebih memprihatinkan? ;D
apakah confusius mendukung perjudian? ;D apalagi taruhannya nyawa? ;D di cerita lainnya confusius bisa menghentikan tradisi penguburan manusia hidup-hidup untuk menemani bangsawan yang meninggal, tapi kenapa di cerita ini confusius tidak menolak perjudian itu? ;D
tanya sendiri deh ke confucius. ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #83 on: 04 February 2012, 06:00:59 PM »
Kita mau membahas sebagai umat perumah tangga atau sebagai orang yang menuju pencerahan?  ;D
sila berlaku utk kedua jenis ini

Quote
Sekarang saya beri 2 kasus:
1. Kasus 1 :seorang dokter bedah jantung yang membedah pasiennya. Dan ternyata dia gagal dan si pasien meninggal saat sedang bedah membedah. Apakah dia termasuk membunuh? Setiap hari dia melakukan bedah membedah karena profesinya.
jika dokter itu berniat utk menyembuhkan maka ia tdk membunuh. tapi dokter itu juga mungkin punya dendam dan berniat membunuh, jika ia membedah dgn niat membunuh, maka ya ia membunuh.
Quote
2. Kasus 2 : karena bro Indra mengajukan pertanyaan terus kepada saya membuat saya marah dan sangat membenci bro Indra.  ;D
Sehingga saya mencari foto bro Indra untuk melihat wajahnya. Setelah itu saya mulai membayangkan. Pada jam ini saya membayangkan sedang menusuk dan memotong leher bro. Saya melihat darahnya muncrat dan membanjiri lantai. Bro menggelepar seperti ayam di potong. Selanjutnya bayangkan sendiri saja sesuai imajinasi sendiri-sendiri.
Dalam pikiran saya melihat bro sudah mati dan saya merasakan kepuasan yang amat sangat. Saya berbahagia karena berhasil. Dan jam berikutnya saya membayangkan pembunuhan dengan cara beda. Saya lakukan itu terus menerus.

Menurut bro mana yang berakibat buruk diantara 2 kasus itu bagi perkembangan batin? Bagi saya sila itu hanyalah latihan untuk menumbuhkan faktor batin yang baik dan mengurangi faktor batin yang buruk. Dan semuanya itu ada di pikiran.

Sila itu sama seperti kita memberitahukan anak-anak apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh karena anak-anak belum mengerti.

Sama seperti bro mengatakan bagaimana jika orang berdana tapi di pikirannya bukan berdana tapi karena nama baik/kebanggaan. Apakah itu memberi manfaat yang baik? Menurut saya tidak. Malah menimbulkan kejelekan buat batin.Karena kesombongan semakin tumbuh dengan pesat.Lebih bagus tidak berdana jika memikirkan perkembangan batin sendiri.



kalau begitu mari kita balik, sewaktu kita bertemu dgn pengemis yg sedang kelaparan 3 hari blm makan, anda punya uang, tapi yg anda lakukan adalah berniat memberi dan membayangka, si pengemis itu punya uang dan bisa membeli makanab yg enak di bawa pulang dan makan bersama anak dan istrinya. tapi anda tidak memberikan uang satu sen pun padanya. apakah anda sudah melakukan perbuatan baik berdana di sini?

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #84 on: 04 February 2012, 07:11:43 PM »
sila berlaku utk kedua jenis ini
Betul...tapi untuk manusia yang ingin mencapai pencerahan itu lebih luas lagi ruang lingkupnya. Dan saya tahu batas kemampuan saya sampai dimana harus berhenti membahas. Jika sampai luas seperti yang bro copy dari RAPB itu, saya belum kompeten untuk menjawabnya.

Quote
jika dokter itu berniat utk menyembuhkan maka ia tdk membunuh. tapi dokter itu juga mungkin punya dendam dan berniat membunuh, jika ia membedah dgn niat membunuh, maka ya ia membunuh.
kalau begitu mari kita balik, sewaktu kita bertemu dgn pengemis yg sedang kelaparan 3 hari blm makan, anda punya uang, tapi yg anda lakukan adalah berniat memberi dan membayangka, si pengemis itu punya uang dan bisa membeli makanab yg enak di bawa pulang dan makan bersama anak dan istrinya. tapi anda tidak memberikan uang satu sen pun padanya. apakah anda sudah melakukan perbuatan baik berdana di sini?
Yang saya minta itu penilaian bro tentang perkembangan batinnya dari kasus yang saya ajukan. Saya juga bertanya manfaat dari menjalankan sila. Saya bertanya seperti itu untuk menjawab hal dibawah ini.


sejauh kita membicarakan sila (moralitas), maka adalah perbuatan jasmani dan ucapan yg tercakup di sini, sila tidak mengatur pikiran.

Dari kalimat bro diatas saya menangkap hanya tindakan nyata yang dilihat indera mata yang disebut sila bagi bro. Seolah-olah pikiran(batin) terpisah dari itu semua.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #85 on: 04 February 2012, 11:29:36 PM »
Betul...tapi untuk manusia yang ingin mencapai pencerahan itu lebih luas lagi ruang lingkupnya. Dan saya tahu batas kemampuan saya sampai dimana harus berhenti membahas. Jika sampai luas seperti yang bro copy dari RAPB itu, saya belum kompeten untuk menjawabnya.
Yang saya minta itu penilaian bro tentang perkembangan batinnya dari kasus yang saya ajukan. Saya juga bertanya manfaat dari menjalankan sila. Saya bertanya seperti itu untuk menjawab hal dibawah ini.

Dari kalimat bro diatas saya menangkap hanya tindakan nyata yang dilihat indera mata yang disebut sila bagi bro. Seolah-olah pikiran(batin) terpisah dari itu semua.

indria mata bukan parameter yg menentukan scope sila. berbohong adalah pelanggaran sila walaupun kebohongan tdk bisa dilihat mata.

saya tdk punya referensi utk kasus sila, tapi kita bisa padankan dgn vinaya bhikkhu. seorang bhikkhu melakukan pelanggaran terberat dan harus keluar dari Sangha jika melakukan pembunuhan. sekarang jika kita menganggap bahwa berpikir pun termasuk pelanggaran, maka seharusnya Devadatta dikeluarkan dari Sangha ketika ia merencanakan pembunuhan Sang Buddha. tapi yg terjadi bukanlah demikian, walaupun pada akhirnya ia tetap melakukan pelanggaran berat lainnya yg berakibat terlahir kembali di Avici.

sila mengatur perbuatan dan ucapan, sedangkan pengendalian pikiran ada di wilayah bhavana (meditasi).
« Last Edit: 04 February 2012, 11:35:02 PM by Indra »

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #86 on: 05 February 2012, 01:43:58 AM »
indria mata bukan parameter yg menentukan scope sila. berbohong adalah pelanggaran sila walaupun kebohongan tdk bisa dilihat mata.

saya tdk punya referensi utk kasus sila, tapi kita bisa padankan dgn vinaya bhikkhu. seorang bhikkhu melakukan pelanggaran terberat dan harus keluar dari Sangha jika melakukan pembunuhan. sekarang jika kita menganggap bahwa berpikir pun termasuk pelanggaran, maka seharusnya Devadatta dikeluarkan dari Sangha ketika ia merencanakan pembunuhan Sang Buddha. tapi yg terjadi bukanlah demikian, walaupun pada akhirnya ia tetap melakukan pelanggaran berat lainnya yg berakibat terlahir kembali di Avici.

sila mengatur perbuatan dan ucapan, sedangkan pengendalian pikiran ada di wilayah bhavana (meditasi).

Saya mengakui itu benar jika dipandang sila itu sebagai aturan tertulis yang harus ditaati. Sehingga sudah menyerupai hukum. Kalau ini melanggar dan ini tidak. Sama seperti hakim di persidangan yang memutuskan terdakwa melanggar pasal sekian dan dinyatakan bersalah.

Tapi saya memandang sila bukan seperti itu. Saya bingung mau menjelaskannya.

Begini saja lah, dalam kasus saya membunuh bro Indra didalam pikiran. Adakah kemungkinan saya akan mewujudkannya begitu ada kesempatan?
Tapi jika dipikiran saya tidak ada sama sekali tentang hal itu, apakah mungkin saya melakukan pembunuhan?

Dan seandainya saya meninggal dengan kondisi pikiran seperti itu, apakah di kelahiran berikutnya saya tidak akan mempunyai kecenderungan sebagai pembunuh?

« Last Edit: 05 February 2012, 01:47:26 AM by sriyeklina »
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #87 on: 05 February 2012, 08:28:56 AM »
Saya mengakui itu benar jika dipandang sila itu sebagai aturan tertulis yang harus ditaati. Sehingga sudah menyerupai hukum. Kalau ini melanggar dan ini tidak. Sama seperti hakim di persidangan yang memutuskan terdakwa melanggar pasal sekian dan dinyatakan bersalah.

Tapi saya memandang sila bukan seperti itu. Saya bingung mau menjelaskannya.


Begini saja lah, dalam kasus saya membunuh bro Indra didalam pikiran. Adakah kemungkinan saya akan mewujudkannya begitu ada kesempatan?
Tapi jika dipikiran saya tidak ada sama sekali tentang hal itu, apakah mungkin saya melakukan pembunuhan?

Dan seandainya saya meninggal dengan kondisi pikiran seperti itu, apakah di kelahiran berikutnya saya tidak akan mempunyai kecenderungan sebagai pembunuh?



anda bahkan mungkin saja terlahir kembali dalam keadaan yg lebih parah di alam sengsara jika meninggal dunia dengan memendam pikiran demikian. karena diantara tiga komponen perbuatan, ucapan, dan pikiran, komponen pikiranlah yg posisinya paling tinggi. anda bisa baca tentang hal ini dari MN 56 UPALI SUTTA. itulah maka pengendalian pikiran menjadi sangat penting, yaitu meditasi.

tapi apa yg sedang kita bahas di sini adalah persoalan moralitas, walaupun berkaitan erat namun adalah latihan berbeda.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #88 on: 05 February 2012, 11:16:05 AM »
anda bahkan mungkin saja terlahir kembali dalam keadaan yg lebih parah di alam sengsara jika meninggal dunia dengan memendam pikiran demikian. karena diantara tiga komponen perbuatan, ucapan, dan pikiran, komponen pikiranlah yg posisinya paling tinggi. anda bisa baca tentang hal ini dari MN 56 UPALI SUTTA. itulah maka pengendalian pikiran menjadi sangat penting, yaitu meditasi.

tapi apa yg sedang kita bahas di sini adalah persoalan moralitas, walaupun berkaitan erat namun adalah latihan berbeda.
Jadi sebagusnya saya jawab apa bro? Ketika bro bertanya jika tidak ada mayat maka tidak bisa diadili. Saya menjawab berdasarkan apa yang ada dalam pikiran saya sendiri. Kecuali bro menetapkan sejauh mana batas membahasnya.

Karena jika sila saya jalankan berdasarkan aturan yang ditulis itu, berhubung pikiran saya liar maka saya akan mencari celah mewujudkan keinginan selama aturan tertulis tidak dilanggar. Dan menurut saya itu tidak benar.Maka saya tidak menjalankan seperti itu.
« Last Edit: 05 February 2012, 11:17:38 AM by sriyeklina »
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: 3 x 8 = 23
« Reply #89 on: 05 February 2012, 12:39:49 PM »
Jadi sebagusnya saya jawab apa bro? Ketika bro bertanya jika tidak ada mayat maka tidak bisa diadili. Saya menjawab berdasarkan apa yang ada dalam pikiran saya sendiri. Kecuali bro menetapkan sejauh mana batas membahasnya.

Karena jika sila saya jalankan berdasarkan aturan yang ditulis itu, berhubung pikiran saya liar maka saya akan mencari celah mewujudkan keinginan selama aturan tertulis tidak dilanggar. Dan menurut saya itu tidak benar.Maka saya tidak menjalankan seperti itu.

sebelumnya saya mengatakan, "sejauh pembahasan adalah sila ..."

tidak ada jawaban benar atau salah dalam kasus itu. solusi ideal adalah menyelamatkan semuanya tanpa merugikan diri sendiri. tapi jika solusi ideal tidak dapat tercapai, maka seseorang yg ingin menyempurnakan sila tidak akan melakukan tindakan pembunuhan utk alasan apa pun. tapi seorang bodhisattva yg mempraktikkan upaya kausalya akan mengorbankan 1 orang penjahat utk menyelamatkan 100 orang tak bersalah. yg manakah anda?
« Last Edit: 05 February 2012, 12:41:45 PM by Indra »