Dari Aganna Sutta, Sutta ke 27 Digha Nikaya, kita dapat menemukan bahwa Sang Buddha telah membabarkan bahwa alam semesta ini mengalami siklus ekspansi dan kontraksi, sama seperti teori modern tentang alam semesta, yaitu teori Osiloskop, bahwa alam semesta ini dimulai dari big bang, kemudian berkembang, karena gaya-gaya yang ada lebih besar dari gaya ekspansi, maka alam semesta ini akan mengalami kontraksi kembali. Teori Osiloskop dan big bang adalah salah satu teori yang paling diterima di kalangan ilmuwan tentang terbentuknya dan hancurnya alam semesta ini.
Dari Sutta yang sama, Sang Buddha membabarkan bahwa terjadi perubahan bentuk-bentuk makhluk hidup, dari makhluk hidup tanpa jenis kelamin sampai menjadi manusia. Hal ini sesuai dengan teori evolusi bahwa makhluk hidup mengalami perubahan dari makhluk sederhana sampai menjadi makhluk kompleks seperti manusia. Perlu dicatat bahwa ada yang belum diterima oleh kalangan ilmuwan mengenai Sutta ini, karena Sang Buddha membabarkan mengenai periode ketika alam semesta berkembang, Maha Brahma terlahir dari alam yang tidak bisa diingat ke alam yang bisa dirasakan oleh Maha Brahma, sehingga Maha Brahma mengira dirinya sebagai makhluk pertama di alam semesta ini, kemudian makhluk-makhluk lain yang terlahir dari alam yang tidak bisa diingat kemudian terlahir di bumi mengira bahwa mereka diciptakan oleh Maha Brahma. Kemudian dibabarkan juga bahwa sebelum makhluk dengan badan kasar muncul, makhluk-makhluk hanyalah makhluk-makhluk bercahaya. Beberapa Buddhist berpendapat bahwa hal ini sesuai dengan teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup di bumi ini berasal dari asam amino yang ada di air yang terbentuk karena iklim bumi muda (karena petir, dll). Pendapat tersebut masih merupakan spekulasi belaka, yang belum teruji secara ilmiah. Tetapi yang penting adalah Sang Buddha telah mengajarkan perubahan makhluk-makhluk, yang sesuai dengan teori evolusi modern. Yang terpenting adalah umat Buddha pada umumnya bisa menerima teori evolusi, karena sesuai dengan ajaran Sang Buddha, "Sabbe Sankhara Anicca".
Dari Andhakara Sutta, Samyutta 56, Sang Buddha mengatakan :
"Ada, para bhikkhu, kekosongan antar kosmos, kegelapan tanpa batas, kegelapan yang hitam pekat, bahkan cahaya bulan dan matahari, begitu hebat, begitu kuat, tidak dapat menjangkaunya"
Beberapa orang percaya bahwa Sang Buddha telah mengajarkan Black Hole, di mana cahaya tidak dapat menjangkaunya. Tetapi saya lebih senang mengatakan bahwa Sang Buddha mengajarkan materi di tepi alam semesta, materi yang benar-benar hitam, benar-benar dingin absolut, yang baru-baru ini diduga oleh para ilmuwan kosmologi.
Agama Buddha dikenal sebagai agama yang paling banyak menggunakan angka dalam ajarannya. Siapa yang tidak kenal empat kebenaran mulia, jalan mulia beruas delapan, dan lain-lain. Anda bisa melihat pembagian sebagian Dhamma berdasarkan bilangan dalam Navakovada.
Anda pernah membaca atau menonton Da Vinci Code karangan Dan Brown? Di dalam matematika ada bilangan natural. Yaitu suatu rasio yang paling umum di alam semesta ini. Anda tahu 32 ciri manusia besar sebagaimana dimiliki Sang Buddha? Mungkin anda mengira bahwa 32 ciri tersebut hanya sekedar kiasan belaka. Bagaimana mungkin manusia memiliki proporsi tubuh yang agak "aneh", seperti tangan dalam keadaan tegap bisa sejajar dengan lutut. Tetapi tahukah anda bahwa pernah ada yang membuktikan proporsi yang "aneh" tersebut ternyata sangat sesuai dengan bilangan natural?
Ada yang tahu jambudvipa? Mungkin ada yang bingung mengapa jambudvipa tidak sesuai gambaran bumi, gunung sineru, dan lain-lain. Tetapi buatlah gambaran jambudvipa tersebut sebagai proyeksi polar dalam peta, maka jadilah peta dunia.
Niels Bohr, salah seorang pionir dalam teori atom pernah menyinggung Sang Buddha sebagai inspirasinya. Einstein juga menemukan bahwa Buddhisme merupakan "agama kosmik", agama masa depan. Pernah tahu prinsip ketidakpastian heisenberg? Tahukah anda ada hubungan prinsip tersebut dengan ajaran Sang Buddha?
Banyak sekali artikel di internet mengenai Buddhisme dan logika. Sang Buddha menggunakan banyak elemen logika dalam pembabaran DhammaNya, negasi, silogisme, dll. Cari juga psikiater/psikolog modern yang tertarik dengan ajaran Sang Buddha.
Tahukah anda, bahasa yang anda gunakan sekarang ini berasal dari bahasa yang digunakan Sang Buddha? Hampir semua bahasa di dunia adalah keturunan bahasa yang digunakan Sang Buddha.
Bahasa pertama di dunia adalah RgVeda, kemudian berkembang menjadi Arga-magadha. Arga-magadha ini berbeda dari bahasa Magadha biasa, kalau diumpamakan Arga-magadha adalah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sedangkan bahasa magadha adalah bahasa Indonesia sehari-hari (bahasa Indonesia yang buruk dan seenaknya). Arga-magadha adalah bahasa yang merupakan "keturunan langsung" dari RgVeda. Sedangkan Pali dianggap para ilmuwan sebagai bahasa turunan yang paling mendekati Arga-magadha. Sansekerta dikembangkan belakangan oleh orang Hindu yang bernama Panini untuk kembali mengunggulkan Hindu. Setelah itu Mahabharata mulai ditulis menggunakan Sansekerta. Pada perjalanannya kedua bahasa ini, Pali dan Sansekerta mulai saling bertukar kosa kata. Tapi tahukah anda bahwa bahasa dari India menyebar ke seluruh dunia, menjadi bahasa di daerah Persia, Timur Tengah, Latin, Anglo Saxon, menjadi bahasa modern di seluruh dunia? Bahasa di Asia tenggara bisa dilacak asalnya dari Pali. Teori ini disebut teori Indo Arya.
Satu-satunya pesaing adalah Basque, bahasa terisolasi, bahasa yang tidak terpengaruh oleh kebudayaan manapun, kemudian kosa kata Basque diacak diubah dan dikembangkan para misionaris menjadi bahasa yang umum di dunia. Tapi ada yang curiga, bagaimana mungkin bahasa Basque ini bisa tumbuh di daerah di Eropa. Ada yang menduga Basque ini juga berasal dari Indo Arya, cuma hal ini sulit dibuktikan secara etimologi.
Bahasa di Korea dan Jepang sering disebut juga bahasa terisolasi, tetapi ada yang curiga bahwa ada pengaruh Indo Arya juga.
Karena RgVeda yang secara tradisional sering disebut sebagai bahasa Brahma, Pali yang merupakan "keturunan langsung" RgVeda sering disebut sebagai Dev Vani, bahasa para dewa.
Coba bandingkan dengan kritikan terhadap tetangga kita:
skepticsannotatedbible.com