Jawaban 1 & 3, Ya mas sobat
Kalau anda tidak yakin itu urusan mas
Nada ini terkesan akrab sekali. Saya akan catat ini untuk diskusi kita di lain kesempatan.
Tidak selalu mas sobat
Tapi saya percaya keyakinan mereka lebih bagus dari mas Sobat
Kriteria obyektif apa yang digunakan untuk menilai mana yang "lebih bagus" mana yang "lebih buruk"?
Dutiyampi apakah kamu yakin adanya Arahat ?
Yakin sekaligus tidak yakin. Aku justru balik bertanya padamu, kalau Arahat ternyata tidak ada, apakah kamu akan meninggalkan praktik Buddhadharma. Jawabku adalah, Bahkan kalau seandainya ada yang mampu membuktikan Arahat tidak ada sekalipun, aku tetap akan mempraktikkan Buddhadharma. Bagaimana dengan kamu?
Maaf mas sobat
Saya tidak bisa bahas dengan orang yang menjawab dengan memutar2 kata, jawab : ya dan tidak !
Sudah kujelaskan posisiku, silahkan menilai sendiri...
Penting atau tidak penting ! Kalau tidak punya Saddha gimana mau praktek mas Sobat !
Bagus, ini kata yang ingin kudengar dari mulutmu.
Maaf, Karena saya tidak tahu praktek Buddha Dhamma kamu model apa, dan patokannya apa ?
Dimulai dari menyadari kehidupan coraknya adalah dukkha (dipenuhi oleh ketidakpuasaan), anitya (berubah-ubah), dan anatman (tidak memiliki inti) dikarenakan makhluk hidup dikuasai oleh kegelapan batin dan nafsu, lantas meyakini adanya hakikat Kebuddhaan dalam setiap makhluk hidup, mengembangkan tekad untuk mencapai pelepasan, selanjutnya mempratikkan enam paramita (dana, sila, ksanti, virya, dhyana, prajna) serta metta, karuna mudita, & upeksa, untuk mencapai pantai seberang, yaitu padamnya nafsu dan persepsi. Inilah praktik "Buddhadharma" saya.
Terserah kamu mau menamainya apa.
Banyak yang mengaku belajar buda dama tetapi …. ?
jangan2 ….. !
Kalaupun kamu, menilai apa yang aku sebut di atas "bukan Buddhadharma", aku tidak akan peduli. Karena inilah praktikku. Tidak akan terpengaruh oleh penilaian apapun.
Maaf mas sobat, Saya kira anda banyak mengkhayal dan kebanyakan baca buku silat kopingho
Tatiyampi apakah anda meragukan ajaran Buddha ?
Sudah kujelaskan posisiku, silahkan menilai sendiri. Jangan malas berpikir (atau sebaiknya, aku katakan: jangan malas berpraktik...
)