^ ^ ^
Yogyakarta
02 Juni 2010
Komunitas Zen, Capai Pencerahan melalui Meditasi
KOMUNITAS Zen yang juga dikenal dengan Ch'an berkembang di Indonesia sejak 2003 lalu, dan kini menunjukkan eksistensinya. Bermula di Yogyakarta yang hanya diikuti segelintir orang, kini sudah berkembang menjadi ratusan. Bahkan belum lama ini sembilan anggota komunitas Zen Indonesia mengikuti retreat di Taiwan.
Mereka mengikuti retreat meditatif selama 14 hari di Dharma Drum Mountain, Buddhist International Education Center, Jinshan, Taiwan. Selama meditasi, mereka tak boleh bicara satu patah kata pun, ujian yang cukup berat untuk olah batin guna mencapai pencerahan jiwa.
”Metode intensif tak berbicara selama retreat ini dikembangkan oleh Master Hongzhi Zhengjue (tahun 1091-1157) kemudian disistematikasi oleh Master Sheng Yen,” ujar pendiri Komunitas Zen di Indonesia, Agus Santoso.
Meditasi dalam Zen tak sekadar duduk bersila. Memang itu ada dan merupakan salah satu bentuk, tapi ada pula bentuk lain seperti meditasi berjalan, bekerja, makan dan lainnya. Setiap aktivitas dapat menjadi meditasi ketika aktivitas tersebut dilakukan dengan penuh konsentrasi dan pikiran tidak melayang ke mana-mana.
Meditasi dalam Zen lebih mengarah ke bina mental, menjadikan pikiran sehat. Setiap Jumat malam, komunitas ini berkumpul di vihara di Gondomanan dan melakukan latihan meditasi, sharing, diskusi.
Tradisi China Ch'an merupakan tradisi yang berkembang di China kemudian menyebar ke berbagai wilayah. Di Korea Selatan dinamai Son, di Vietnam menjadi Thien dan di Jepang disebut Zen. Nah, di Indonesia penyebutannya mengambil dari Jepang.
”Meditasi di komunitas kami lebih ke bina mental kalaupun kemudian ada yang merasakan manfaatnya misal sembuh dari sakit itu adalah dampaknya. Selama jiwa sehat, badan tentu akan sehat pula dan keduanya harus dilatih agar seimbang,” papar Sri Lestari, anggota yang kini juga aktif membantu komunitas di Jakarta.
Hingga kini, Komunitas Zen berkembang pesat dan melalui tokohnya Dr Chang Sheng Yen yang baru saja meninggal, membangun Dharma Drum Mountain, pusat edukasi Budha satu-satunya di dunia. ”Siapa pun boleh menjadi anggota komunitas, kami tak melihat suku, agama, ras, golongan dan lainnya bahkan yang bukan beragama Budha juga boleh bergabung,” kata Sri yang ikut dalam rombongan Indonesia mengikuti 14 Day Silent Illumination Retreat.(Agung PW-47)
Suara Merdeka***
Menikmati Hidup dengan Meditasi
Jumat, 4 Juni 2010 | 18:16 WIB
Keseimbangan hidup didapat jika tubuh dan pikiran menyatu. Meditasi adalah salah satu latihan tentang bagaimana manajemen pikiran berdampak positif dalam kehidupan. Bersama komunitas Ch'an (Zen), meditasi diajarkan secara cuma-cuma.
Kebanyakan warga menilai meditasi tak ubahnya rangkaian kegiatan duduk bersila dengan memejamkan mata di tempat-tempat sepi. "Meditasi tidak hanya berdiam diri, tetapi melatih kestabilan dan ketenangan pikiran," kata Sri Lestari (43), sekretaris Komunitas Ch'an di Yogyakarta, Selasa (1/6).
Sejak hadir tahun 2003, banyak warga bergabung di komunitas yang dibidani Agus Santoso (47), Ketua Komunitas Ch'an. Ilmu Ch'an didapatnya setelah berguru kepada Master Zen (Ch'an) Sheng Yen.
Komunitas Ch'an berkembang pertama di China lalu menyebar. Di Korea disebut Son, di Vietnam disebut Thien, dan di Jepang dengan Zen. Komunitas Ch'an terbentuk karena peran Master Ch'an Xu Yun (The Empty Cloud), biarawan berkemampuan supranatural tinggi. Kemampuan diturunkan kepada Master Zen (Ch'an) Sheng Yen.
Master Zen (Ch'an) mendirikan Dharma Drum Mountain yang menjadi pedoman dari kegiatan komunitas Ch'an.
Setelah didirikan di Indonesia oleh Agus dan Sri, adiknya, komunitas ini berkembang. "Komunitas Ch'an memiliki anggota sekitar 300 orang dengan basis terbesar Yogyakarta dengan 100 orang," ujar Agus.
Keberadaan komunitas Ch'an ini tidak lepas dari ajaran Buddhisme tentang keseimbangan diri dan alam. Alam diyakini memberi energi positif bagi perkembangan hidup seseorang. Anggota komunitas diajarkan menikmati alam sekitar dan kehidupan yang ada. Sementara untuk pedoman komunitas tak lepas dari organisasi Dharma Drum Mountain yang berpusat di Taiwan.
Agus dan Sri merasa, rutinitas dan tekanan pekerjaan kerap membuat pikiran seseorang terganggu. Gangguan bisa berupa penurunan daya kerja otak, kebosanan, dan berbagai hal yang membuat gelisah. Masa lalu dan masa depan memberi sumbangan besar lelahnya pikiran. Dengan meditasi, keseimbangan pikiran dibantu diwujudkan.
"Pikiran terganggu menyebabkan orang sulit berkonsentrasi dalam kegiatan yang sedang dilakukan," ujar Agus.
Nikmati hidup
Dalam hidup, segala sesuatu bisa dinikmati. Karenanya, sayang sekali jika keindahan hidup tercoreng hal-hal buruk dari pemikiran tidak sehat. Untuk menyehatkan pikiran, diperlukan latihan. Kegiatan meditasi intensif sering dilakukan komunitas Ch'an, misalkan Weekly Friday Sitting di Vihara Budha Praba, Gondomanan.
Keteraturan meditasi dirasakan memberikan banyak manfaat seperti membuat hidup terasa lebih menyenangkan dan ketenangan pikiran. Rangkaian meditasi Ch'an diawali ajaran cara berpikir, bersikap, dan pengaturan pola hidup. Meditasi lebih menyenangkan jika dilakukan serius dan hati riang.
"Kini hidup saya terasa menyenangkan, pikiran pun rileks," ujar Djemi (29), anggota komunitas Ch'an Jakarta.
Setelah rutin meditasi, hidup Djemi tertata. Semua pengalaman termasuk pahit bisa diterima dan dinikmati.
Sambutan baik ini membuat Agus berniat mendatangkan Master Ch'an (Zen) dalam retret akbar Agustus mendatang. Masyarakat Yogya yang tertarik bisa mengikuti latihan intensif setiap hari Jumat pukul 18.30 di Gondomanan. Latihan ini gratis untuk melatih mengelola pikiran sumber kegelisahan. (*/inu)
Kompas