Dari dulu, saya senang membaca kisah2 ZEN, kebetulan tadi googling dan dapet beberapa kiah lumayan lah buat hari ini hehehehe :
CERITA 1.
Nan-In , Guru Zen pada era Meiji (1868-1912) menerima kunjungan seorang Professor yang ingin memahami mengenai Zen. Nan-In menyuguhkan teh. Ia menuangkan air teh ke cangkir sang tamu hingga penuh, lalu tetap menuangkan air ke dalamnya. Sang Professor yang mengamati air meluber dari cangkir, kaget dan berkata ” Ini sudah penuh. Tak akan dapat masuk lagi !”. “Seperti cangkir ini,” kata Nan-In, “Anda penuh oleh pendapat dan perkiraan. Bagaimana saya dapat menunjukkan kepada Anda mengenai Zen sebelum Anda terlebih dahulu mengosongkan cangkir Anda”
—
PERTANYAAN:
Dalam kegiatan pembelajaran, kitalah sang professor itu. Siapa sajakah Nan-In dalam kehidupan Anda?
Selama ini Apa sajakah isi cangkir Anda?
Upaya apa yang perlu Anda lakukan agar kapanpun dan dimanapun Anda bertemu dengan Nan-In, anda mendapatkan pembelajaran?
—
CERITA 2.
Guru Zen Hakuin dihormati lingkungannya . Ia bertetangga dengan gadis cantik , anak pemilik toko makanan. Sang ayah kaget karena tiba-tiba menyadari bahwa anak gadisnya dalam keadaan hamil. Dengan sangat marahnya sang Ayah bertanya mengenai siapa ayah dari janin yang dikandung, namun sang gadis membisu. Di bawah tekanan akhirnya sang gadis memberitahu bahwa nama sang ayah adalah Hakuin. Sang ayah yang kalap mendatangi Hakuin . “Baiklah, ” itulah jawaban yang diberikan Hakuin”. Setelah sang bayi lahir, sang bayi diberikan kepada Hakuin. Hakuin kehilangan reputasi, namun ia tidak terganggu karenanya, dan merawatnya sang bayi dengan baik. Setahun berikutnya, Gadis, Ibu si bayi merasa tidak nyaman dan menyatakan kebenaran bahwa ayah sang bayi adalah pemuda yang bekerja di pasar ikan. Ayah dan Ibu sang gadis segera datang menemui Hakuin dan memohon maaf atas kesalahan, dan meminta sang bayi kembali. Ia pun sambil membawa dan memberikan sang bayi hanya menjawab “Baiklah!”
—
PERTANYAAN :
Bila Anda menjadi Hakuin, apa saja perasaan yang muncul saat anda menerima tuduhan sebagai pencabul gadis tetangga?
Apakah reputasi anda anggap merupakan diri Anda?
Seberapa sering anda menjadi tidak nyaman akibat sesuatu berefek pada reputasi Anda?
Bila reputasi Anda hancur, apakah sama dengan Anda pun hancur?
Apakah persepsi orang mengenai Anda anda pandang sama dengan Anda?
—
CERITA 3.
Ryokan, Guru Zen , tinggal di gubuk sederhana di kaki gunung. Suatu malam seorang pencuri masuk ke gubuk dan mendapatkan tak ada satu bendapun yang dapat dicuri. Ryokan memergoki dan menangkap sang pencuri “Kau telah bersusah payah dan melalui perjalanan jauh untuk menemuiku,” katanya kepada san pencuri, “dan kau tak boleh pulang dengan tangan hampa. Bawalah pakaianku ini sebagai hadiah”. Sang pencuri terpana, mengambil pakaiannya dan segera pergi. Ryokan dalam keadaan telancang, memandang bulan. “Malang benar si miskin, Aku berharap aku dapat menghadiahkan kepadanya bulan inda ini”.
—
PERTANYAAN
Bila anda seperti Ryokan, yang tidak memiliki apa pun apakah ada alasan Anda untuk ketakutan anda kecurian?
Apakah benda-benda yang Anda miliki adalah diri Anda, sehingga hilangnya benda tersebut menjadi mengganggu Anda?
Apakah identitas Anda dilekatkan kepada benda-benda yang anda miliki, sehingga bila benda itu hilang, berkurang atau musna, maka diri Anda pun menjadi hilang dan musna?
Mampukan Anda memberi benda yang anda miliki tanpa merasa kehilangan?
Apa makna kepemilikan bagi Anda? Apakah kebahagiaan Anda digantungkan pada kepemilikan atas sesuatu?
—
CERITA 4.
Tanzan dan Ekido berjalan bersama menuruni lembah . Pada saat tersebut hujan turun dengan derasnya. Di tepi sungai mereka bertemu dengan seorang gadis dengan kimono indah yang ingin tiba segera di seberang namun tidak dapat menyeberang. “Ayo kemari,” tiba-tiba kata TANZAN, kemudian mengangkat sang gadis dengan tangannya dan menggendongnya hingga di seberang. Ekido lalu tidak mengajaknya bicara hingga tiba di kuil. Kemudian ia mengatakan” Kita ini pendeta tidak boleh dekat dan bersentuhan dengan wanita,” katanya pada Tanzan”, kecuali sudah tua dan kau tidak akan berhasrat padanya. Ini berbahaya. Mengapa kau melakukannya?”. “Aku telah meninggalkan sang gadis di tepi sungai.” sahut Tanzan.” Apakah kau masih menggendongnya?”
—
PERTANYAAN
Lebih sering menjalankan peran sebagai siapakah Anda, sebagai Tanzan atau Ekido?
Apakah tindakan Anda sama anda pandang sebagai Identitas Anda?
Seberapa sering Anda merasa terganggu dengan pertentangan dalam diri untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain bahwa Anda benar?
Seberapa sering Anda merasa tidak nyaman atas apa yang dilakukan orang lain yang menurut pandangan Anda melakukan hal yang tidak benar?
Apa yang perlu Anda lakukan dalam mengendalikan ide-ide yang muncul di benak Anda?
—
CERITA 5.
Daiju berkunjung ke Guru Baso di China. Baso bertanya, “Apa yang kau cari ?”. “Pencerahan”, jawab Daiju. “Kau memiliki rumah harta karun , mengapa malah mencari di luar?”. Daiju bertanya “Dimana rumah harta karunku?”. Baso menjawab” Apa yang kau cari adalah rumah harta karunmu. “. Daiju tercerahkan dan menyatakan kepada sahabatnya “Bukalah rumah harta karunmu dan gunakan harta-harta tersebut”.
—
PERTANYAAN :
Apakah yang Anda cari selama ini ?
Apakah Anda cari selama ini di luar?
Apa rumah harta karun Anda?
Apa sajakah harta karun yang terdapat di rumah harta karun Anda?
Apa saja yang menghalangi Anda selama ini dengan rumah harta karun Anda?
Bagaimana caranya agar Anda dapat selalu membuka rumah harta karun Anda dan memanfaatkan harta karun Anda?