Quote
"tentunya bisa, manusia dilahirkan mempunyai kebijaksanaan masing-masing dan bukan berarti semau saya. kalau harus pake kitab berarti mau mengambil keputusan harus lihat kitab dolo donk? sang buddha juga ga pake kitab tapi pakai kebijaksanaan.."
Pertanyaan saya adalah
Bila memiliki Kebijaksaan sendiri dalam "I kuan tao "dalam artian "kebijakan ala Saya sendiri", bagaimana bisa tau yang baik dan tidak baik.
Masukan untuk anda Buddha Itu sebelum memiliki sendiri Beliau menelah dulu apa yang Beliau dapat, tidak langsung semau Beliau sendiri, Beliau juga sempat berguru terlebih dahulu, Sebelum menemukan Sendiri, dan memahami terlebih dahulu Kebijaksanaan dari Yang lainnya. Contoh Anda kuliah belajar mata pelajaran tertentu, setelah lulus anda pratekan, dan anda menemukan ilmu sendiri adalah hal yang wajar.
Quote
"maksudnya kalau ga dateng akan ada hal buruk menimpa, kurang lebih seperti itu. dan tidak akan dihukum oleh vihara (emangnya sekolah ga buat pr dihukum hehe)."
Hal Buruk menimpa Seperti apa mohon diperjelas.
At Orang baru anda harus mengerti Setiap agama, atau aliran, atau sekte, atau kepercayaan, itu memiliki "Pemuka agama, aturan, kitab suci, pengikut dan tradisi".
Seperti Contoh Teravada
Memiliki pemuka agama yaitu Bhante, Luang po. Dsbnya
Aturan yaitu Vinaya, Hinaya dan sebagainya.
Kitab suci, Sutta Pali.
Pengikut dalam jumlah sekian ribu orang
Tradisi seperti pemercikan air tirta, ke wihara pembukaan dimulai dengan namaskara gatha, pembacaan parita seperti karaniya metta sutta, etavatta, dsbnya, pada acara besar seperti Kathina, Asadha dan sebgainya memiliki tradisi yang dijalani.
Mahayana begitu pula memiliki "Pemuka agama, aturan, kitab suci, pengikut dan tradisi". Begitu juga agama lainnya.
Saya justru aneh jika Maitreya tidak memiliki salah satu point "Pemuka agama, aturan, kitab suci, pengikut dan tradisi".
Apa bila anda mengatakan tidak ada tradisi, lalu anda datang ke vihara maitreya hanya modal absen dengan motto 3D 1P, " Datang, Duduk, Diam, Pulang", sehingga anda tidak mengtahui anda baca matra itu apa artinya, maksudnya dan sebagainya.
Setahu saya sekalipun maitreya memiliki "Pemuka agama, aturan, kitab suci, pengikut dan tradisi". Seperti contoh sembayang menaruh hio, sambil baca matra tertentu, dan mangut - mangut, itu adalah tradisi, bagaimana bisa anda tidak tahu hal itu, saya pernah tidak sengaja menemukan hal itu, walau saya belum survey.
Saya sudah sampaikan bahkan setinggkat klenteng pun yang dianggap "tung Tung Cep Hio " , itu masih ada "Pemuka agama, aturan, kitab suci, pengikut dan tradisi". Aneh sekali bagi saya bila tidak ada