//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme  (Read 219355 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline hahn

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #421 on: 17 January 2013, 04:12:47 PM »
saya mau tanya, ada gak sich buddha2 masa lampau sebelum buddha gautama..?  _/\_

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #422 on: 17 January 2013, 04:19:22 PM »
saya mau tanya, ada gak sich buddha2 masa lampau sebelum buddha gautama..?  _/\_

Silahkan baca ini dulu:

http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #423 on: 18 January 2013, 11:27:05 AM »
saya mau tanya, ada gak sich buddha2 masa lampau sebelum buddha gautama..?  _/\_

masa lampau banyak dan tak terhitung,
begitu juga yang akan datang

referensi sudah oleh bang William
« Last Edit: 18 January 2013, 11:29:19 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #424 on: 03 April 2013, 03:04:08 PM »
Kalau tidak salah, saya pernah baca komentar seseorang di internet bahwa sutta-sutta adalah karangan Buddhaghosa dan murid-muridnya. Menurut member di sini bagaimana? Bagaimana cara kita mengetahui kebenarannya? Terima kasih.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #425 on: 03 April 2013, 03:39:13 PM »
Kalau tidak salah, saya pernah baca komentar seseorang di internet bahwa sutta-sutta adalah karangan Buddhaghosa dan murid-muridnya. Menurut member di sini bagaimana? Bagaimana cara kita mengetahui kebenarannya? Terima kasih.
ya ndak mungkin lah.

buddhaghosa ada di abad kelima sedangkan naskah2 yang ada di sekte2 awal sebelum jamannya buddhaghosa itu masih mirip satu sama yang lain. kalo memang semua sutta karangan buddhaghosa, maka sutta2 theravada sesudah jaman buddhaghosa akan berbeda jauh dengan sekte2 lain...

mungkin maksud teman anda bahwa buddhaghosa mengarang visudhimagga yang memuat ajaran yang tidak terdapat di sutta2 tipitaka...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #426 on: 03 April 2013, 03:50:48 PM »
Kalau tidak salah, saya pernah baca komentar seseorang di internet bahwa sutta-sutta adalah karangan Buddhaghosa dan murid-muridnya. Menurut member di sini bagaimana? Bagaimana cara kita mengetahui kebenarannya? Terima kasih.

bukan sutta2 tepatnya komentar-komentar atas sutta-sutta itu yg ditulis ulang oleh Buddhaghosa, sebagian komentar itu memang karangan Buddhaghosa tapi sebagian lainnya memang sudah ada sejak masa sebelum Buddhaghosa, juga sebagian lainnya oleh para komentator setelah Buddhaghosa

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #427 on: 03 April 2013, 04:36:07 PM »
Terima kasih atas jawabannya. Pertanyaan lain, bagaimana caranya di zaman sekarang, kita tau situs ini adalah tempat kelahiran bodhisatta, situs itu adalah tempat dia mencapai kebuddhaan, di bawah pohon itu bodhisatta mencapai kebuddhaan dan tempat-tempat lainnya?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #428 on: 03 April 2013, 04:52:15 PM »
Terima kasih atas jawabannya. Pertanyaan lain, bagaimana caranya di zaman sekarang, kita tau situs ini adalah tempat kelahiran bodhisatta, situs itu adalah tempat dia mencapai kebuddhaan, di bawah pohon itu bodhisatta mencapai kebuddhaan dan tempat-tempat lainnya?

tentunya lokasi2 itu memang sudah dikenali dan ditandai kemudian informasi itu diwariskan secara turun temurun hingga akhirnya dicatat. sama spt dari mana kita tau di mana kita dilahirkan.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #429 on: 03 April 2013, 04:58:32 PM »
Terima kasih atas jawabannya. Pertanyaan lain, bagaimana caranya di zaman sekarang, kita tau situs ini adalah tempat kelahiran bodhisatta, situs itu adalah tempat dia mencapai kebuddhaan, di bawah pohon itu bodhisatta mencapai kebuddhaan dan tempat-tempat lainnya?
http://en.wikipedia.org/wiki/Buddhist_pilgrimage
bisa diklik satu demi satu...

kebanyakan mengikuti raja asoka... mungkin raja asoka juga mengikuti orang2 mulai dari jaman Buddha turun temurun.
bisa akurat, bisa juga hanya perkiraan yang diteruskan sampai sekarang.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #430 on: 03 April 2013, 05:04:02 PM »
Terima kasih. Pertanyaan lain, bagaimana bisa seseorang duduk memperhatikan napas dan boom... pengetahuan tentang dukkha, tentang alam semesta, atau pun kekuatan batin dan sebagainya dapat dimilikinya?
« Last Edit: 03 April 2013, 05:06:43 PM by Sunyata »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #431 on: 03 April 2013, 05:17:35 PM »
Terima kasih. Pertanyaan lain, bagaimana bisa seseorang duduk memperhatikan napas dan boom... pengetahuan tentang dukkha, tentang alam semesta, atau pun kekuatan batin dan sebagainya dapat dimilikinya?

AN 5:23 (3) Kotoran

“Para bhikkhu,<984> ada lima kotoran ini pada emas, yang dengan dikotori olehnya maka emas menjadi tidak lunak, tidak lentur, dan tidak bersinar, melainkan rapuh dan tidak dapat dikerjakan dengan baik. Apakah lima ini? Besi, tembaga, timah, timbel, dan perak. Ini adalah kelima kotoran pada emas, yang dengan dikotori olehnya emas menjadi tidak lunak, tidak lentur, dan tidak cerah, melainkan rapuh dan tidak dapat dikerjakan dengan baik. Tetapi ketika emas terbebas dari kelima kotoran ini, maka emas menjadi lunak, lentur, dan bersinar, dapat dibentuk, dan dapat dikerjakan dengan baik. Kemudian perhiasan apa pun yang seseorang ingin hasilkan dari emas ini – apakah gelang, anting-anting, kalung, atau kalung bunga emas – ia dapat mencapai tujuannya.<985>

“Demikian pula, para bhikkhu, ada lima kotoran pikiran ini, yang dengan dikotori olehnya maka pikiran menjadi tidak lunak, tidak lentur, dan tidak bersinar, melainkan rapuh dan tidak terkonsentrasi dengan baik demi hancurnya noda-noda. Apakah lima ini? Keinginan indria, niat buruk, ketumpulan dan kantuk, kegelisahan dan penyesalan, dan keragu-raguan. Ini adalah lima kotoran pikiran, yang dengan dikotori olehnya maka pikiran menjadi tidak lunak, tidak lentur, dan tidak bersinar, melainkan rapuh dan tidak terkonsentrasi dengan baik demi hancurnya noda-noda. Tetapi ketika pikiran terbebas dari kelima kotoran ini, maka pikiran menjadi menjadi lunak, lentur, [17] dan bersinar, dapat dibentuk, dan terkonsentrasi baik demi hancurnya noda-noda. Kemudian, jika ada landasan yang sesuai, maka seseorang mampu merealisasikan kondisi apa pun yang dapat direalisasikan melalui pengetahuan langsung ke arah mana ia mengarahkan pikirannya.<986>

“Jika ia menghendaki: ‘Semoga aku mengerahkan berbagai jenis kekuatan batin: dari satu, semoga aku menjadi banyak; dari banyak, semoga aku menjadi satu; semoga aku muncul dan lenyap; semoga aku berjalan tanpa terhalangi menembus tembok, menembus dinding, menembus gunung seolah-olah melewati ruang kosong; semoga aku menyelam masuk dan keluar dari dalam tanah seolah-olah di dalam air; semoga aku berjalan di atas air tanpa tenggelam seolah-olah di atas tanah; dengan duduk bersila, semoga aku terbang di angkasa bagaikan seekor burung; dengan tanganku semoga aku menyentuh dan menepuk bulan dan matahari begitu kuat dan perkasa; semoga aku mengerahkan kemahiran dengan jasmani hingga sejauh alam brahmā,’ ia mampu merealisasikannya, jika ada landasan yang sesuai.

“Jika ia menghendaki: ‘Semoga aku, dengan elemen telinga dewa, yang murni dan melampaui manusia, mendengar kedua jenis suara, surgawi dan manusia, yang jauh maupun dekat,’ ia mampu merealisasikannya, jika ada landasan yang sesuai.

“Jika ia menghendaki: ‘Semoga aku memahami pikiran makhluk-makhluk dan orang-orang lain, setelah melingkupi pikiran mereka dengan pikiranku sendiri. Semoga aku memahami pikiran dengan nafsu sebagai pikiran dengan nafsu dan pikiran tanpa nafsu sebagai pikiran tanpa nafsu; [18] pikiran dengan kebencian sebagai pikiran dengan kebencian dan pikiran tanpa kebencian sebagai pikiran tanpa kebencian; pikiran dengan delusi sebagai pikiran dengan delusi dan pikiran tanpa delusi sebagai pikiran tanpa delusi; pikiran mengerut sebagai pikiran mengerut dan pikiran kacau sebagai pikiran kacau; pikiran luhur sebagai pikiran luhur dan pikiran tidak luhur sebagai pikiran tidak luhur; pikiran yang terlampaui sebagai pikiran yang terlampaui dan pikiran yang tidak terlampaui sebagai pikiran yang tidak terlampaui; pikiran terkonsentrasi sebagai pikiran terkonsentrasi dan pikiran tidak terkonsentrasi sebagai pikiran tidak terkonsentrasi; pikiran terbebaskan sebagai pikiran terbebaskan dan pikiran tidak terbebaskan sebagai pikiran tidak terbebaskan,’ ia mampu merealisasikannya, jika ada landasan yang sesuai.

“Jika ia menghendaki: ‘Semoga aku mengingat banyak kehidupan lampau, yaitu, satu kelahiran, dua kelahiran, tiga kelahiran, empat kelahiran, lima kelahiran, sepuluh kelahiran, dua puluh kelahiran, tiga puluh kelahiran, empat puluh kelahiran, lima puluh kelahiran, seratus kelahiran, seribu kelahiran, seratus ribu kelahiran, banyak kappa penghancuran dunia, banyak kappa pengembangan dunia, banyak kappa penghancuran dunia dan pengembangan dunia, sebagai berikut: “Di sana [256] aku bernama ini, dari suku ini, dengan penampilan begini, makananku seperti ini, pengalaman kenikmatan dan kesakitanku seperti ini, umur kehidupanku selama ini; meninggal dunia dari sana, aku terlahir kembali di tempat lain, dan di sana juga aku bernama itu, dari suku itu, dengan penampilan begitu, makananku seperti itu, pengalaman kenikmatan dan kesakitanku seperti itu, umur kehidupanku selama itu; meninggal dunia dari sana, aku terlahir kembali di sini” – semoga aku mengingat mengingat banyak kehidupan lampauku dengan aspek-aspek dan rinciannya,’ ia mampu merealisasikannya, jika ada landasan yang sesuai. [19]

“Jika ia menghendaki: ‘Semoga aku, dengan mata dewa, yang murni dan melampaui manusia, melihat makhluk-makhluk meninggal dunia dan terlahir kembali, hina dan mulia, cantik dan buruk rupa, kaya dan miskin, dan memahami bagaimana makhluk-makhluk mengembara sesuai kamma mereka sebagai berikut: “Makhluk-makhluk ini yang terlibat dalam perbuatan buruk melalui jasmani, ucapan, dan pikiran, yang mencela para mulia, menganut pandangan salah, dan melakukan kamma yang berdasarkan pada pandangan salah, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, telah terlahir kembali di alam sengsara, dalam takdir yang buruk, di alam rendah, di neraka; tetapi makhluk-makhluk ini yang terlibat dalam perbuatan baik melalui jasmani, ucapan, dan pikiran, yang tidak mencela para mulia, yang menganut pandangan benar, dan melakukan kamma yang berdasarkan pada pandangan benar, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, telah terlahir kembali dalam takdir yang baik, di alam surga.’ Demikianlah dengan mata dewa, yang murni dan melampaui manusia, semoga aku melihat makhluk-makhluk meninggal dunia dan terlahir kembali, hina dan mulia, cantik dan buruk rupa, kaya dan miskin, dan memahami bagaimana makhluk-makhluk mengembara sesuai kamma mereka,’ ia mampu merealisasikannya, jika ada landasan yang sesuai.

“Jika ia menghendaki: ‘Semoga aku, dengan hancurnya noda-noda, dalam kehidupan ini merealisasikan untuk diriku sendiri dengan pengetahuan langsung kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, dan setelah memasukinya, aku berdiam di dalamnya,’ ia mampu merealisasikannya, jika ada landasan yang sesuai.”

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #432 on: 03 April 2013, 09:34:47 PM »
Lalu kenapa Alara Kalama dan Udaka Ramaputta yg telah mencapai jhana bahkan sebelum bodhisatta mencapainya, tidak mengarahkan pikirannya untuk menghancurkan noda-noda dalam pikirannya, sehingga dalam kehidupan itu juga, mencapai kebuddhaan?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #433 on: 03 April 2013, 10:47:43 PM »
Lalu kenapa Alara Kalama dan Udaka Ramaputta yg telah mencapai jhana bahkan sebelum bodhisatta mencapainya, tidak mengarahkan pikirannya untuk menghancurkan noda-noda dalam pikirannya, sehingga dalam kehidupan itu juga, mencapai kebuddhaan?

kenapa seseorang tidak melakukan apa yg seharusnya ia lakukan? bagaimana kita dapat menjawabnya? spekulasi yg cukup meyakinkan adalah bahwa mrk tidak tahu. Selain itu mrk juga menganggap bahwa pencapaian mrk adalah yg tertinggi sehingga tidak perlu melakukan hal lain lagi.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #434 on: 04 April 2013, 01:55:41 AM »
Lalu kenapa Alara Kalama dan Udaka Ramaputta yg telah mencapai jhana bahkan sebelum bodhisatta mencapainya, tidak mengarahkan pikirannya untuk menghancurkan noda-noda dalam pikirannya, sehingga dalam kehidupan itu juga, mencapai kebuddhaan?

Karena mereka bukan pacceka buddha, yang punya kemampuan mengarahkan pikiran untuk mencapai pencerahan.  Jadi meski mampu, mereka tidak tahu musti ke sana dan tidak tahu bagaimana caranya.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »