//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: PROSES KEMATIAN  (Read 13744 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
PROSES KEMATIAN
« on: 19 December 2007, 01:50:36 PM »
PROSES KEMATIAN
By Selamat Rodjali
Ini hasil ringkasan:

Kematian ini adalah terhentinya proses fungsi tertentu, fungsi lain muncul
jadi kematian itu tidak berhenti sampai disitu tetapi berlanjut dengan
fungsi yang lain dari mahluk itu yaitu fungsi lahir.

Fungsi kesadaran ada 14 fungsi, dua diantara fungsi itu adalah fungsi
sebagai akhir dari proses saat itu/cuti citta dan satu fungsi lagi adalah
fungsi patisandhi atau fungsi kelahiran.

Marana sanna vithi nanti akan berperan, ada hal-hal tertentu yang dialami
oleh mahluk yang menjelang mati ini, saat itu ada 'bioskop kehidupan' ada
tidaknya perbuatan/dorongan sangat berat yang kita lakukan.

Ada 3 hal yang dialami menjelang kematian yaitu :

1. Perbuatan; objek pikiran saat itu mengalami apa yang kita pernah
perbuat, ada perbuatan yang sangat berat yang berkesan sangat buruk yaitu
membunuh ayah-ibu, membunuh Arahat, melukai Buddha, memecah belah Sangha,
kalau kita pernah melakukan hal itu maka akan terbayang perbuatan tersebut,
perbuatan itu tampak dalam batin yang akan menentukan kemana kita lahir,
jika objek berat garuka kamma yang tampak maka kita akan lahir di alam
niraya/avici, demikian juga yang lain ia juga akan nampak misal kita
melakukan meditasi sudah mencapai jana itu akan nampak objek yang begitu
kuat maka kita akan lahir di alam brama, kalau tidak ada perbuatan yang
sangat berat seperti itu maka ada perbuatan lain yang bisa terjadi yaitu;

2. Perbuatan menjelang mati misal; ada yang baca paritta, ada yang
marah-marah, ada yang sedih dan lain-lain jika kamma menjelang ajal tidak
ada maka ada;

3. Perbuatan yang menjadi kebiasaan akan nampak misal; biasa berdana,
biasa membunuh atau lainnya, kebiasaan yang baik menjelang kematian bisa
timbul ketenangan, sebaliknya kebisaan buruk misal membunuh akan menimbulkan
satu kegelisahan.

Apabila point 1, 2, 3 tidak ada maka kamma yang sewaktu-waktu pernah kita
lakukan itu akan nampak karena kondisinya tepat artinya setiap perbuatan
kita yang sekecil apapun berpotensi menyebabkan/ mempengaruhi kelahiran
sehingga lahir di tempat tertentu yang lebih baik atau lebih buruk.

Jadi proses kematian itu urutannya yang berat dahulu, kalau menjelang mati
tenang-tenang saja maka kebiasaan bisa muncul, jika tidak ada semua maka
sesuatu yang pernah dilakukan entah dalam kehidupan ini atau kehidupan
lampau sewaktu-waktu bisa muncul dan disitulah terjadi tenang atau tidak
tenang dari proses pikiran menjelang mati, pada saat fungsi mati dorongan
tadi masih ada kekuatannya, fungsi lahir yang disertai janaka kamma menjadi
kekuatan lahir.

Kalau tidak ada perbuatan yang terbayang bisa muncul symbol dari perbuatan,
bisa juga objeknya adalah symbol dari perbuatan misal berdana jubah
simbolnya jubah, vihara, rupang Buddha dan symbol-simbol yang lainnya.

Hal-hal yang tidak terjangkau dalam kehidupan sehari-hari bisa muncul karena
kekuatan-kekuatan itu sendiri, jadi naralnya kalau melihat/membayangka n hal
yang menyenangkan/ baik timbul satu ketenangan, bila batin tenang saat itu
kemudian fungsi mati terjadi maka tumimbal lahir kekuatannya bagus, jadi
dalam hal ini kita mati tidak ditentukan oleh satu mahluk adi kodrati
tertentu.

Proses mati selesai ada kelajutannya yaitu tuminbal lahir karena ada
kekuatan tadi, kesadaran tuminbal lahir tidak hanya 2 macam surga dan neraka
tetapi ada 19 jenis kesadaran plus satu, sehingga dari 19 jenis kesadaran
mampu menjadikan mahluk yang tuminbal lahir tersebar di salah satu dari 30
alam kehidupan + satu (patisandhi rupa), jadi mahluk dapat lahir di 31 alam
kehidupan mulai dari neraka, alam setan, alam binatang, alam manusia, alam
deva, alam brama. Dari 19 jenis kesadaran plus satu adalah merupakan hasil
dari proses mati tadi, mau lahir kemana kita bisa merencanakannya, kalau
patisandhi ingin ini pikirannya harus seperti apa? Kalau pikiran sepertii
ini maka perbuatannya harus bagaimana? tetapi semua perencanaan itu tidak
akan terjadi kalau tidak dijalankan.

Umumnya naral kita tidak dipakai sehingga banyak orang tidak belajar atau
memang karena Kitab Suci Agama Buddha belum diterjemahkan semua sehingga
belum memasyarakat artinya banyak yang percaya membuta, begitu dikisik-kisik
banyak yang pindah agama pada agama yang tidak pakai naral yang jawabannya
percaya atau tidak.

Umat Buddha itu sebenarnya paling bahagia, karena ajarannya naral bukan
sekedar mendengar dan melihat saja jika sebatas itu maka akan timbul
keraguan apakah itu benar atau tidak, kalau tidak pakai naral asal percaya
justru itu lebih mudah mengajarnya, tapi apakah kita mau seperti itu asal
percaya saja.

Kalau misalnya masa depan kita ke surga atau neraka di tentukan oleh mahluk
tertentu entah itu maha kuasa, maha brama, deva agung atau 'Tuhan
berperson', maka perbuatan kita saat ini untuk apa, tidak ada gunanya kita
berbuat baik kalau keputusan ada di tangan 'x'.

Sesungguhnya proses kammalah yang menentukan kemana kita lahir, proses kamma
adalah hukum universal/berlaku umum, mirip dengan api; api itu menimbulkan
cahaya dan sifatnya membakar, kalau kena bakar tidak perduli orang percaya
panas atau tidak, tidak peduli orang itu beragama atau tidak

Bagaimana orang yang mati mendadak, apakah ia menyadari kematiannya?

Proses menjelang mati itu pasti terjadi walaupun sebelumnya ia kaget atau
koma, tetapi ia tetap melalui marana sanna vithi (15 saat kesadaran)
kesadaran ini kecepatannya 1/10 pangkat 27, jadi begitu ketabrak mobil/koma
kecepatan kesadaran pasti terjadi, kaget saja satu kamma/action jadi
kecepatan kesadaran jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya, tidak heran
kalau mati di bumi, lahir diplanet lain.

 _/\_  :lotus:
« Last Edit: 31 January 2010, 10:30:08 PM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #1 on: 29 May 2009, 08:20:32 AM »
Apakah kematian itu sesuatu yg mengerikan?
bagaimana kita mengantisipasi kematian?
apakah berguna menghabiskan duit banyak..
   hanya menunda kematian bebrapa minggu atau bulan?

thanks sebelumnya....
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #2 on: 29 May 2009, 08:28:41 AM »
Secara buddhism, sebenarnya setiap saat kita sudah mengalami kematian yaitu proses timbul, berlangsung dan padam baik secara batin maupun fisik.....

jadi sebenarnya kematian yang "besar" dimana kita menghabiskan vipaka sebagai mahluk saat ini dan terlahir kembali sebagai mahluk yang baru, hanya merupakan proses selanjutnya dari timbul, berlangsung dan padam.....

so apa yg harus ditakutkan? yg takut pada kematian, bahkan sampai ada yg menyembah dewa kematian saking takutnya dengan kematian, adalah mereka yang belum mengerti hakekat sesungguhnya dari anicca, dukkha dan anatta

semoga bermanfaat

metta

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #3 on: 28 August 2010, 07:18:42 PM »
Apakah kematian itu sesuatu yg mengerikan?
bagaimana kita mengantisipasi kematian?
apakah berguna menghabiskan duit banyak..
   hanya menunda kematian bebrapa minggu atau bulan?

thanks sebelumnya....

well kecuali bisa seperti YA MAHA kASSAPA jadi lah arahat dan ikut beliau menunggu kelahiran Buddha  Maitreya, bahkan YA Maha Kassapa Pada suatu hari juga akan tiba pada kematian.

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #4 on: 28 August 2010, 07:24:13 PM »
Apakah kematian itu sesuatu yg mengerikan?
bagaimana kita mengantisipasi kematian?
apakah berguna menghabiskan duit banyak..
   hanya menunda kematian bebrapa minggu atau bulan?

thanks sebelumnya....

well kecuali bisa seperti YA MAHA kASSAPA jadi lah arahat dan ikut beliau menunggu kelahiran Buddha  Maitreya, bahkan YA Maha Kassapa Pada suatu hari juga akan tiba pada kematian.


^
Y.A.MahaKassapa belum parinibbana ?

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #5 on: 28 August 2010, 07:45:05 PM »
ceritanya masih dalam kondisi meditasi di bukit kaki tiga menunggu kedatangan Buddha Maitreya.
coba cari buku tentang murid murid sang Buddha ada terdapat disana informasinya.

Quote
Setelah Buddha meninggal dunia, Kassapa memimpin komunitas Buddhis selama tiga puluh tahun. Mereka melanjutkan usaha dengan tekun untuk menyebarkan Dhamma dan menjadikan Dhamma berkembang lebih jauh. Ketika Kassapa berusia lebih dari seratus tahun, ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia ini dan menyerahkan tanggung jawab penyebaran Dhamma kepada Ananda.

Kassapa memilih Gunung Kukkatapada, di barat daya Rajagaha, sebagai tempat di mana ia akan mengasingkan
diri untuk memasuki meditasi yang dalam. Karena gunung ini memiliki tiga puncak yang berbentuk seperti kaki ayam, gunung ini dinamakan “Gunung Kaki Ayam”.

Ketika Kassapa mencapai Gunung Kukkatapada, tiba-tiba terjadi getaran di bumi dan surga. Tiga puncak membuka dengan sendirinya. Kassapa berkata pada langit biru, “Aku ingin bermeditasi di sini untuk sementara. Setelah enam milyar tahun, pada hari Buddha Maitreya terlahir di dunia manusia clan mencapai ke-Buddha-an, aku akan datang membantu-Nya menyebarkan Dhamma dan mengajar makhluk hidup.” Ketika ia selesai berbicara, ia terjun dan ketiga puncak segera tertutup lagi.

Ketika Raja Ajatasattu mendengar bahwa Kassapa telah meninggalkan dunia manusia, ia menangis sedih. Raja pergi menemui Ananda. Mereka mendaki Gunung Kukkatapada bersama.

Ketika Ananda clan Raja Ajatasattu tiba di Gunung Kukkatapada, puncaknya membelah kembali, menunjukkan Kassapa sedang bermeditasi dengan tenang di dalamnya, dengan teratai putih bertebaran di tanah sekitarnya.
Sampai sekarang, Kassapa masih terus bermeditasi di dalam Gunung Kukkatapada sambil menjaga jubah Buddha. Ia menunggu keluarnya Maitreyabuddha untuk menyerahkan jubah itu pada Maitreya Buddha

http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false

http://www.w****a.com/forum/seputar-buddhisme/6090-maha-kassapa-bermeditasi-di-gunung-kukkatapada.html
« Last Edit: 28 August 2010, 07:55:39 PM by daimond »

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #6 on: 28 August 2010, 08:48:20 PM »
Menurut Aliran Theravada, YA. Maha Kassapa sudah memasuki Parinibbana (meninggal dunia). Sedangkan menurut Aliran Mahayana, YA. Maha Kassapa saat ini sedang bertapa di sebuah gunung dan akan bangkit dari pertapaannya saat Buddha Maitreya muncul di Bumi.

Jika seandainya YA. Maha Kassapa memang bisa bertahan hidup selama itu, maka ini artinya YA. Maha Kassapa lebih sakti dari Buddha Gotama*.

*Buddha Gotama hanya bisa memperpanjang usia-Nya hingga sampai pada usia 100 tahun saja 

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #7 on: 28 August 2010, 09:04:11 PM »
ceritanya masih dalam kondisi meditasi di bukit kaki tiga menunggu kedatangan Buddha Maitreya.
coba cari buku tentang murid murid sang Buddha ada terdapat disana informasinya.

Quote
Setelah Buddha meninggal dunia, Kassapa memimpin komunitas Buddhis selama tiga puluh tahun. Mereka melanjutkan usaha dengan tekun untuk menyebarkan Dhamma dan menjadikan Dhamma berkembang lebih jauh. Ketika Kassapa berusia lebih dari seratus tahun, ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia ini dan menyerahkan tanggung jawab penyebaran Dhamma kepada Ananda.

Kassapa memilih Gunung Kukkatapada, di barat daya Rajagaha, sebagai tempat di mana ia akan mengasingkan
diri untuk memasuki meditasi yang dalam. Karena gunung ini memiliki tiga puncak yang berbentuk seperti kaki ayam, gunung ini dinamakan “Gunung Kaki Ayam”.

Ketika Kassapa mencapai Gunung Kukkatapada, tiba-tiba terjadi getaran di bumi dan surga. Tiga puncak membuka dengan sendirinya. Kassapa berkata pada langit biru, “Aku ingin bermeditasi di sini untuk sementara. Setelah enam milyar tahun, pada hari Buddha Maitreya terlahir di dunia manusia clan mencapai ke-Buddha-an, aku akan datang membantu-Nya menyebarkan Dhamma dan mengajar makhluk hidup.” Ketika ia selesai berbicara, ia terjun dan ketiga puncak segera tertutup lagi.

Ketika Raja Ajatasattu mendengar bahwa Kassapa telah meninggalkan dunia manusia, ia menangis sedih. Raja pergi menemui Ananda. Mereka mendaki Gunung Kukkatapada bersama.

Ketika Ananda clan Raja Ajatasattu tiba di Gunung Kukkatapada, puncaknya membelah kembali, menunjukkan Kassapa sedang bermeditasi dengan tenang di dalamnya, dengan teratai putih bertebaran di tanah sekitarnya.
Sampai sekarang, Kassapa masih terus bermeditasi di dalam Gunung Kukkatapada sambil menjaga jubah Buddha. Ia menunggu keluarnya Maitreyabuddha untuk menyerahkan jubah itu pada Maitreya Buddha

http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false

http://www.w****a.com/forum/seputar-buddhisme/6090-maha-kassapa-bermeditasi-di-gunung-kukkatapada.html

menurut buku itu (dari link yg disebutkan di atas) Maha Kassapa mencapai parinibbana di dalam gua itu setelah bertekad agar jasmaninya tidak rusak hingga kelahiran Buddha Metteya, bukan tetap hidup.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #8 on: 28 August 2010, 09:27:55 PM »


*Buddha Gotama hanya bisa memperpanjang usia-Nya hingga sampai pada usia 100 tahun saja

hal ini masih kontrakdiksi soalnya bila maha kassapa bisa selama itu Buddha juga semestinya bisa lebih lama dari maha kassapa.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #9 on: 28 August 2010, 09:29:43 PM »
ceritanya masih dalam kondisi meditasi di bukit kaki tiga menunggu kedatangan Buddha Maitreya.
coba cari buku tentang murid murid sang Buddha ada terdapat disana informasinya.

Quote
Setelah Buddha meninggal dunia, Kassapa memimpin komunitas Buddhis selama tiga puluh tahun. Mereka melanjutkan usaha dengan tekun untuk menyebarkan Dhamma dan menjadikan Dhamma berkembang lebih jauh. Ketika Kassapa berusia lebih dari seratus tahun, ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia ini dan menyerahkan tanggung jawab penyebaran Dhamma kepada Ananda.

Kassapa memilih Gunung Kukkatapada, di barat daya Rajagaha, sebagai tempat di mana ia akan mengasingkan
diri untuk memasuki meditasi yang dalam. Karena gunung ini memiliki tiga puncak yang berbentuk seperti kaki ayam, gunung ini dinamakan “Gunung Kaki Ayam”.

Ketika Kassapa mencapai Gunung Kukkatapada, tiba-tiba terjadi getaran di bumi dan surga. Tiga puncak membuka dengan sendirinya. Kassapa berkata pada langit biru, “Aku ingin bermeditasi di sini untuk sementara. Setelah enam milyar tahun, pada hari Buddha Maitreya terlahir di dunia manusia clan mencapai ke-Buddha-an, aku akan datang membantu-Nya menyebarkan Dhamma dan mengajar makhluk hidup.” Ketika ia selesai berbicara, ia terjun dan ketiga puncak segera tertutup lagi.

Ketika Raja Ajatasattu mendengar bahwa Kassapa telah meninggalkan dunia manusia, ia menangis sedih. Raja pergi menemui Ananda. Mereka mendaki Gunung Kukkatapada bersama.

Ketika Ananda clan Raja Ajatasattu tiba di Gunung Kukkatapada, puncaknya membelah kembali, menunjukkan Kassapa sedang bermeditasi dengan tenang di dalamnya, dengan teratai putih bertebaran di tanah sekitarnya.
Sampai sekarang, Kassapa masih terus bermeditasi di dalam Gunung Kukkatapada sambil menjaga jubah Buddha. Ia menunggu keluarnya Maitreyabuddha untuk menyerahkan jubah itu pada Maitreya Buddha

http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false

http://www.w****a.com/forum/seputar-buddhisme/6090-maha-kassapa-bermeditasi-di-gunung-kukkatapada.html

menurut buku itu (dari link yg disebutkan di atas) Maha Kassapa mencapai parinibbana di dalam gua itu setelah bertekad agar jasmaninya tidak rusak hingga kelahiran Buddha Metteya, bukan tetap hidup.

kalau buku di indonesia yang seperti bahasa indonesia itu. aku menambah kan link itu dengan menyadari ada kontrakdiksi dengan apa yang aku baca di indonesia.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #10 on: 28 August 2010, 09:32:55 PM »
ceritanya masih dalam kondisi meditasi di bukit kaki tiga menunggu kedatangan Buddha Maitreya.
coba cari buku tentang murid murid sang Buddha ada terdapat disana informasinya.

Quote
Setelah Buddha meninggal dunia, Kassapa memimpin komunitas Buddhis selama tiga puluh tahun. Mereka melanjutkan usaha dengan tekun untuk menyebarkan Dhamma dan menjadikan Dhamma berkembang lebih jauh. Ketika Kassapa berusia lebih dari seratus tahun, ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia ini dan menyerahkan tanggung jawab penyebaran Dhamma kepada Ananda.

Kassapa memilih Gunung Kukkatapada, di barat daya Rajagaha, sebagai tempat di mana ia akan mengasingkan
diri untuk memasuki meditasi yang dalam. Karena gunung ini memiliki tiga puncak yang berbentuk seperti kaki ayam, gunung ini dinamakan “Gunung Kaki Ayam”.

Ketika Kassapa mencapai Gunung Kukkatapada, tiba-tiba terjadi getaran di bumi dan surga. Tiga puncak membuka dengan sendirinya. Kassapa berkata pada langit biru, “Aku ingin bermeditasi di sini untuk sementara. Setelah enam milyar tahun, pada hari Buddha Maitreya terlahir di dunia manusia clan mencapai ke-Buddha-an, aku akan datang membantu-Nya menyebarkan Dhamma dan mengajar makhluk hidup.” Ketika ia selesai berbicara, ia terjun dan ketiga puncak segera tertutup lagi.

Ketika Raja Ajatasattu mendengar bahwa Kassapa telah meninggalkan dunia manusia, ia menangis sedih. Raja pergi menemui Ananda. Mereka mendaki Gunung Kukkatapada bersama.

Ketika Ananda clan Raja Ajatasattu tiba di Gunung Kukkatapada, puncaknya membelah kembali, menunjukkan Kassapa sedang bermeditasi dengan tenang di dalamnya, dengan teratai putih bertebaran di tanah sekitarnya.
Sampai sekarang, Kassapa masih terus bermeditasi di dalam Gunung Kukkatapada sambil menjaga jubah Buddha. Ia menunggu keluarnya Maitreyabuddha untuk menyerahkan jubah itu pada Maitreya Buddha

http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false

http://www.w****a.com/forum/seputar-buddhisme/6090-maha-kassapa-bermeditasi-di-gunung-kukkatapada.html

menurut buku itu (dari link yg disebutkan di atas) Maha Kassapa mencapai parinibbana di dalam gua itu setelah bertekad agar jasmaninya tidak rusak hingga kelahiran Buddha Metteya, bukan tetap hidup.

kalau buku di indonesia yang seperti bahasa indonesia itu. aku menambah kan link itu dengan menyadari ada kontrakdiksi dengan apa yang aku baca di indonesia.

berarti buku terjemahan indonesia itu bukan bersumber dari buku yg sama di atas

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #11 on: 28 August 2010, 09:34:46 PM »
mungkin juga soalnya membaca buku sampel tentang hal ini di "ekyayana graha" sambil berdiri (soalnya tidak beli buku ini sihh)  jadi baca gratis

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #12 on: 28 August 2010, 09:37:04 PM »
*Buddha Gotama hanya bisa memperpanjang usia-Nya hingga sampai pada usia 100 tahun saja

hal ini masih kontrakdiksi soalnya bila maha kassapa bisa selama itu Buddha juga semestinya bisa lebih lama dari maha kassapa.

Betul. Jadi kalau YA. Maha Kassapa bisa hidup selama itu, kenapa Buddha Gotama malah tidak bisa?

*tanya kenapa

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #13 on: 29 August 2010, 01:09:33 AM »
Dari cerita yang seharusnya Maha Kassapa telah pari-nibbana, menjadi urban legend bahwa beliau sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyerahkan jubah Sang Buddha pada saat munculnya Buddha Metteyya.
appamadena sampadetha

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: PROSES KEMATIAN
« Reply #14 on: 29 August 2010, 09:56:42 AM »
Dari cerita yang seharusnya Maha Kassapa telah pari-nibbana, menjadi urban legend bahwa beliau sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyerahkan jubah Sang Buddha pada saat munculnya Buddha Metteyya.

kayak ganti pejabat pimpinan serahkan tongkat estafet pimpinan penggantinya ;D

kamsia