//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: penyembuhan mistik  (Read 7995 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Muten Roshi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 366
  • Reputasi: 2
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi
penyembuhan mistik
« on: 03 August 2007, 12:30:19 PM »
sumber:http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&th=724035&start=0&

Namo Buddhaya,

Dalam agama Buddha tidak diperkenankan meminta pertolongan berupa hal mistis / kepercayaan ?

Saudara Kevin, dari mana anda mendengarnya, Sang Buddha Gotama tidak pernah mengatakan demikian.

Yang Sang Buddha Gotama ajarkan adalah semua makhluk memiliki karmanya sendiri, hidup sebagai manusia adalah tidak kekal, dan tentu saja selain membabarkan 84000 pintu Dharma lainnya.

oleh karena itu apabila seseorang sedang menderita sakit, seharusnya adalah wajar, entah karena tua atau menderita penyakit.

Ketika seseorang sakit Sang Buddha tidak pernah melarang untuk mencari pertolongan kepada orang yang memang dapat menolong, walaupun pertolongan yang diberikan berupa hal2 yang ajaib.

Di dunia ini saya percaya banyak orang2 yang dapat berkomunikasi dengan Dewa, Hantu bahkan Bodhisattva.

Tapi memang ada hal2 ajaib yang tidak baik, misal seseorang di obati sembuh tapi mengorbankan kambing, sapi, dll.

Intinya mengobati seseorang tapi merugikan makhluk lain.

Tapi ada juga orang2 yang baik di dunia ini, dipilih oleh para Dewa, Bodhisattva, dan juga hantu yang baik.

Dipilih untuk apa ?

Untuk membantu mengurangi penderitaan manusia. Mis : ketika sakit yang tak dapat diobati secara medis.

Mereka menyembuhkan penyakit dengan petunjuk dari Dewa, Bodhisattva, bahkan hantu tapi dengan niat yang sangat mulia tanpa merugikan makhluk lain.

Ini menurut saya nga salah ama sekali.

Waktu kecil kuping sebelah kanan saya pernah terluka dan terus2an bernanah, ke dokter sana-sini nga ada yang dapat menyembuhkan.

Lalu saya diajak ortu ke sebuah kelenteng di Tanggerang, disana saya dikasih Phu ( kertas dengan tulisan2 ) untuk di bakar dan diminum dengan air. Orang yang dapat berkomunikasi dengan makhluk lain tersebut sangat baik hati, tidak mempunyai tarif, hanya ada kotak sumbangan sukarela untuk altar.

Lalu saya sembuh, dan saya sangat berterima kasih atas kebajikan tersebut.

Terlepas dari kekuatan welas asih siapa yang menyembuhkan saya, apakah keajaiban yang di berikan oleh Dewa, Bodhisattva, atau hantu sekalipun.

Mengapa saya sebut hantu sekalipun ?

Dalam Buddha Dharma tidak ada makhluk yang mulia atau tidak mulia karena wujudnya.

Suatu Makhluk di sebut mulia karena kebajikannya, bukan karena wujudnya.

Jadi walau berwujud hantu tapi kalau hatinya penuh kebajikan karena telah sadar ia menjadi hantu karena karma buruknya dan berusaha berbuat kebajikan sebanyak2nya memang tetap kita hina ?

Banyak umat Buddha lupa pada keajaiban yang berasal dari Sang Buddha Gotama kepada Maha Pajapati Gotami.

Ketika Sang Buddha Gotama kembali ke Kapilavastu, Maha Pajapati Gotami dalam keadaan buta, ketika Sang Buddha Gotama melakukan keajaiban dengan terbang di udara, bagian sebelah tubuh memancarkan api, sebelahnya lagi memancarkan air.

Air tersebut di ambil oleh Yasodhara, lalu digunakan untuk membilas mata Maha Pajapati Gotami, keajaiban terjadi dan Maha Pajapati kemudian dapat melihat setelah buta sejak Pangeran Siddharta meninggalkan istana.

Hal yang dapat saya sampaikan meminta pertolongan berupa keajaiban, ketika memang sangat menderita karena sakit yang tidak bisa disembuhkan secara medis dan juga tidak merugikan makhluk lain.

Menurut saya nga pa pa, asal tidak merugikan makhluk lain sebagai akibat pertolongan tersebut.

Kalau di sembuhkan tapi mengorbankan / merugikan makhluk lain tentu saja akan mengakibatkan karma buruk bagi yang memperkenalkan dan yang disembuhkan.

Apapun di dunia ini kalau memang mulia karena kebajikannya, sangat perlu kita hormati.


Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia


Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: penyembuhan mistik
« Reply #1 on: 03 August 2007, 02:07:37 PM »
setuju. pengobatan "alternatif" sama aja dengan berobat pada dokter, kecuali kalo ada konflik dengan moralitas.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Wi Tjong

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 7
Re: penyembuhan mistik
« Reply #2 on: 03 August 2007, 02:10:36 PM »
Setuju Bro. Dharmakara.

Dalam Buddhisme kita tidak dilarang untuk meminta pertolongan kepada siapapun yg kita anggap bisa memberikan pertolongan. Tidak menjadi kafir. Tidak membuat  Buddha marah atau cemburu. Silahkan meminta pertolongan, entah kepada saudara, tetangga, teman, boss, anak, dewa, anjing atau makhluk apapun juga tidak ada masalah.

Sebaliknya kalau ada org yg tidak ingin meminta pertolongan meskipun dalam keadaan terjepit, itupun hanyalah pilihan mereka saja.

Yang menjadi masalah adalah ketika pertolongan sudah diberikan, kita menjadi melekat dan terus tergantung pada mahkluk tersebut. Itu yang "tidak baik" menurut pandangan Buddhisme yg saya pahami.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: penyembuhan mistik
« Reply #3 on: 03 August 2007, 02:13:57 PM »
I like this part

Quote
Suatu Makhluk di sebut mulia karena kebajikannya, bukan karena wujudnya.
  (*)
There is no place like 127.0.0.1

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: penyembuhan mistik
« Reply #4 on: 04 August 2007, 09:08:32 AM »
Satu yang seharusnya kita jangan lupakan bahwa setiap fenomena tidaklah muncul berdiri sendiri.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: penyembuhan mistik
« Reply #5 on: 04 August 2007, 10:09:33 AM »
Ati2 jangan sampe terjerumus, mau sembuh malah qoit, penipuan banyak sekaii.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: penyembuhan mistik
« Reply #6 on: 04 August 2007, 10:17:29 AM »
Trus ada orang yg pindah agama karena tertarik hal itu.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: penyembuhan mistik
« Reply #7 on: 05 August 2007, 10:54:10 PM »
Trus ada orang yg pindah agama karena tertarik hal itu.

betul, hati" ma domba yg sakit jiwa mau ngobatin domba yg sakit...
mang ada ya hal mistis penyembuhan ngono ? ehm...  :-? ada rahasia alam semesta yg belum terungkap nih !

gw setuju ma medoq, kalimat ini sungguh indah
"Suatu Makhluk di sebut mulia karena kebajikannya, bukan karena wujudnya."


Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: penyembuhan mistik
« Reply #8 on: 05 August 2007, 11:14:21 PM »
sumber:http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&th=724035&start=0&

Namo Buddhaya,

Dalam agama Buddha tidak diperkenankan meminta pertolongan berupa hal mistis / kepercayaan ?

Saudara Kevin, dari mana anda mendengarnya, Sang Buddha Gotama tidak pernah mengatakan demikian.

Yang Sang Buddha Gotama ajarkan adalah semua makhluk memiliki karmanya sendiri, hidup sebagai manusia adalah tidak kekal, dan tentu saja selain membabarkan 84000 pintu Dharma lainnya.

oleh karena itu apabila seseorang sedang menderita sakit, seharusnya adalah wajar, entah karena tua atau menderita penyakit.

Ketika seseorang sakit Sang Buddha tidak pernah melarang untuk mencari pertolongan kepada orang yang memang dapat menolong, walaupun pertolongan yang diberikan berupa hal2 yang ajaib.


Even The Buddha had a doctor named Jivaka.

Offline davit_c

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputasi: 2
Re: penyembuhan mistik
« Reply #9 on: 06 August 2007, 08:03:05 AM »
Maaf Bhante, saya bisa minta cerita tentang dokter yg Bhante sebut?
 _/\_

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: penyembuhan mistik
« Reply #10 on: 06 August 2007, 10:17:22 AM »
Jivaka, the Buddha's Doctor

Jivaka was the most celebrated doctor in India during the Buddha's time. Immediately after his birth, Jivaka was placed in a wooden box and thrown away by his mother, a courtesan, on a rubbish heap beside the road.


The same morning baby Jivaka was abandoned, Prince Abhaya, a son of King Bimbisara, happened to pass by the rubbish dump on his way to the palace. When the prince discovered that the baby was still alive, he was moved by compassion and ordered it to be brought up as his adopted son.

When he grew up, Jivaka studied medicine for seven years under a famous teacher. Soon his unusual skill as a physician and a surgeon became known. He was called upon to treat kings and princes, including King Bimbisara himself. But of all the distinguished people Jivaka attended to, his greatest pleasure was to attend to the Buddha, which he did three times a day.


Jivaka helped in many ways. When Devadatta threw down a rock splinter and injured the Buddha's foot, it was Jivaka who healed him.


Realising the advantages of having a monastery close to his house, Jivaka built one in his mango garden. He invited the Buddha and his disciples to the monastery, offered alms and donated the monastery to the Buddha and the monks. After the blessing ceremony of this monastery, Jivaka attained the first stage of sainthood (sotapanna).


Later, when King Ajatasattu asked him where he could go for religious discussions, Jivaka brought him to see the Buddha. Although the king had killed his father under the evil advice of Devadatta, King Ajatasattu became a distinguished lay follower of the Buddha and supported the First Buddhist Council after the Buddha's death.



Offline asunn

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 212
  • Reputasi: 13
Re: penyembuhan mistik
« Reply #11 on: 06 August 2007, 10:33:16 PM »
Satu yang seharusnya kita jangan lupakan bahwa setiap fenomena tidaklah muncul berdiri sendiri.

saya sangat setuju dengan statement above ini...
biasanya kalo manusia itu sakit...disebabkan ketidak seimbangan dalam lapisan tubuh ethericnya...
jadi sebelom tubuh fisik jatuh sakit...ketidak seimbangan energy berada pada lapisan tsb...jika manusianya bisa meng-alter ketidakseimbangan di lapisan tubuh etheric maka sudah pasti penyakit tsb tidak akan manifest di tubuh fisiknya...

jadi intinya ..selalu ada sequence....tidak mungkin sesuatu muncul secara tiba2x...

asunn
 _/\_

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: penyembuhan mistik
« Reply #12 on: 07 August 2007, 08:21:00 AM »
Thanks Dhanuttono for the assistance.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: penyembuhan mistik
« Reply #13 on: 07 August 2007, 09:07:18 AM »
sama-sama Bhante, emang dah seharusnya umat membantu Bhante...  ;D

 _/\_

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: penyembuhan mistik
« Reply #14 on: 18 May 2009, 08:25:34 PM »
sumber:http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&th=724035&start=0&

Namo Buddhaya,

Dalam agama Buddha tidak diperkenankan meminta pertolongan berupa hal mistis / kepercayaan ?

Saudara Kevin, dari mana anda mendengarnya, Sang Buddha Gotama tidak pernah mengatakan demikian.

Yang Sang Buddha Gotama ajarkan adalah semua makhluk memiliki karmanya sendiri, hidup sebagai manusia adalah tidak kekal, dan tentu saja selain membabarkan 84000 pintu Dharma lainnya.

oleh karena itu apabila seseorang sedang menderita sakit, seharusnya adalah wajar, entah karena tua atau menderita penyakit.

Ketika seseorang sakit Sang Buddha tidak pernah melarang untuk mencari pertolongan kepada orang yang memang dapat menolong, walaupun pertolongan yang diberikan berupa hal2 yang ajaib.

Di dunia ini saya percaya banyak orang2 yang dapat berkomunikasi dengan Dewa, Hantu bahkan Bodhisattva.

Tapi memang ada hal2 ajaib yang tidak baik, misal seseorang di obati sembuh tapi mengorbankan kambing, sapi, dll.

Intinya mengobati seseorang tapi merugikan makhluk lain.

Tapi ada juga orang2 yang baik di dunia ini, dipilih oleh para Dewa, Bodhisattva, dan juga hantu yang baik.

Dipilih untuk apa ?

Untuk membantu mengurangi penderitaan manusia. Mis : ketika sakit yang tak dapat diobati secara medis.

Mereka menyembuhkan penyakit dengan petunjuk dari Dewa, Bodhisattva, bahkan hantu tapi dengan niat yang sangat mulia tanpa merugikan makhluk lain.

Ini menurut saya nga salah ama sekali.

Waktu kecil kuping sebelah kanan saya pernah terluka dan terus2an bernanah, ke dokter sana-sini nga ada yang dapat menyembuhkan.

Lalu saya diajak ortu ke sebuah kelenteng di Tanggerang, disana saya dikasih Phu ( kertas dengan tulisan2 ) untuk di bakar dan diminum dengan air. Orang yang dapat berkomunikasi dengan makhluk lain tersebut sangat baik hati, tidak mempunyai tarif, hanya ada kotak sumbangan sukarela untuk altar.

Lalu saya sembuh, dan saya sangat berterima kasih atas kebajikan tersebut.

Terlepas dari kekuatan welas asih siapa yang menyembuhkan saya, apakah keajaiban yang di berikan oleh Dewa, Bodhisattva, atau hantu sekalipun.

Mengapa saya sebut hantu sekalipun ?

Dalam Buddha Dharma tidak ada makhluk yang mulia atau tidak mulia karena wujudnya.

Suatu Makhluk di sebut mulia karena kebajikannya, bukan karena wujudnya.

Jadi walau berwujud hantu tapi kalau hatinya penuh kebajikan karena telah sadar ia menjadi hantu karena karma buruknya dan berusaha berbuat kebajikan sebanyak2nya memang tetap kita hina ?

Banyak umat Buddha lupa pada keajaiban yang berasal dari Sang Buddha Gotama kepada Maha Pajapati Gotami.

Ketika Sang Buddha Gotama kembali ke Kapilavastu, Maha Pajapati Gotami dalam keadaan buta, ketika Sang Buddha Gotama melakukan keajaiban dengan terbang di udara, bagian sebelah tubuh memancarkan api, sebelahnya lagi memancarkan air.

Air tersebut di ambil oleh Yasodhara, lalu digunakan untuk membilas mata Maha Pajapati Gotami, keajaiban terjadi dan Maha Pajapati kemudian dapat melihat setelah buta sejak Pangeran Siddharta meninggalkan istana.

Hal yang dapat saya sampaikan meminta pertolongan berupa keajaiban, ketika memang sangat menderita karena sakit yang tidak bisa disembuhkan secara medis dan juga tidak merugikan makhluk lain.

Menurut saya nga pa pa, asal tidak merugikan makhluk lain sebagai akibat pertolongan tersebut.

Kalau di sembuhkan tapi mengorbankan / merugikan makhluk lain tentu saja akan mengakibatkan karma buruk bagi yang memperkenalkan dan yang disembuhkan.

Apapun di dunia ini kalau memang mulia karena kebajikannya, sangat perlu kita hormati.


Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia




penggunaan kata "mistik" pada judul menunjukkan "diluar nalar" si penulis!

seandainya saja "yg ada diluar nalar sdh menjadi didlm nalarnya" , bisa dipastikan penggunaan kata itu akan sgt hati2 sekali dipakai!

ika.

 

anything