sumber:http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&th=724035&start=0&
Namo Buddhaya,
Dalam agama Buddha tidak diperkenankan meminta pertolongan berupa hal mistis / kepercayaan ?
Saudara Kevin, dari mana anda mendengarnya, Sang Buddha Gotama tidak pernah mengatakan demikian.
Yang Sang Buddha Gotama ajarkan adalah semua makhluk memiliki karmanya sendiri, hidup sebagai manusia adalah tidak kekal, dan tentu saja selain membabarkan 84000 pintu Dharma lainnya.
oleh karena itu apabila seseorang sedang menderita sakit, seharusnya adalah wajar, entah karena tua atau menderita penyakit.
Ketika seseorang sakit Sang Buddha tidak pernah melarang untuk mencari pertolongan kepada orang yang memang dapat menolong, walaupun pertolongan yang diberikan berupa hal2 yang ajaib.
Di dunia ini saya percaya banyak orang2 yang dapat berkomunikasi dengan Dewa, Hantu bahkan Bodhisattva.
Tapi memang ada hal2 ajaib yang tidak baik, misal seseorang di obati sembuh tapi mengorbankan kambing, sapi, dll.
Intinya mengobati seseorang tapi merugikan makhluk lain.
Tapi ada juga orang2 yang baik di dunia ini, dipilih oleh para Dewa, Bodhisattva, dan juga hantu yang baik.
Dipilih untuk apa ?
Untuk membantu mengurangi penderitaan manusia. Mis : ketika sakit yang tak dapat diobati secara medis.
Mereka menyembuhkan penyakit dengan petunjuk dari Dewa, Bodhisattva, bahkan hantu tapi dengan niat yang sangat mulia tanpa merugikan makhluk lain.
Ini menurut saya nga salah ama sekali.
Waktu kecil kuping sebelah kanan saya pernah terluka dan terus2an bernanah, ke dokter sana-sini nga ada yang dapat menyembuhkan.
Lalu saya diajak ortu ke sebuah kelenteng di Tanggerang, disana saya dikasih Phu ( kertas dengan tulisan2 ) untuk di bakar dan diminum dengan air. Orang yang dapat berkomunikasi dengan makhluk lain tersebut sangat baik hati, tidak mempunyai tarif, hanya ada kotak sumbangan sukarela untuk altar.
Lalu saya sembuh, dan saya sangat berterima kasih atas kebajikan tersebut.
Terlepas dari kekuatan welas asih siapa yang menyembuhkan saya, apakah keajaiban yang di berikan oleh Dewa, Bodhisattva, atau hantu sekalipun.
Mengapa saya sebut hantu sekalipun ?
Dalam Buddha Dharma tidak ada makhluk yang mulia atau tidak mulia karena wujudnya.
Suatu Makhluk di sebut mulia karena kebajikannya, bukan karena wujudnya.
Jadi walau berwujud hantu tapi kalau hatinya penuh kebajikan karena telah sadar ia menjadi hantu karena karma buruknya dan berusaha berbuat kebajikan sebanyak2nya memang tetap kita hina ?
Banyak umat Buddha lupa pada keajaiban yang berasal dari Sang Buddha Gotama kepada Maha Pajapati Gotami.
Ketika Sang Buddha Gotama kembali ke Kapilavastu, Maha Pajapati Gotami dalam keadaan buta, ketika Sang Buddha Gotama melakukan keajaiban dengan terbang di udara, bagian sebelah tubuh memancarkan api, sebelahnya lagi memancarkan air.
Air tersebut di ambil oleh Yasodhara, lalu digunakan untuk membilas mata Maha Pajapati Gotami, keajaiban terjadi dan Maha Pajapati kemudian dapat melihat setelah buta sejak Pangeran Siddharta meninggalkan istana.
Hal yang dapat saya sampaikan meminta pertolongan berupa keajaiban, ketika memang sangat menderita karena sakit yang tidak bisa disembuhkan secara medis dan juga tidak merugikan makhluk lain.
Menurut saya nga pa pa, asal tidak merugikan makhluk lain sebagai akibat pertolongan tersebut.
Kalau di sembuhkan tapi mengorbankan / merugikan makhluk lain tentu saja akan mengakibatkan karma buruk bagi yang memperkenalkan dan yang disembuhkan.
Apapun di dunia ini kalau memang mulia karena kebajikannya, sangat perlu kita hormati.
Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia