//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sang Buddha Wafat  (Read 22304 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Sang Buddha Wafat
« Reply #45 on: 20 June 2008, 12:31:07 PM »
Interpretasi tanpa kajian langsung sebenarnya menimbulkan beragam pertanyaan seperti yang bro Indra nyatakan, dan itu adalah betul karena persepsi ini dipakai dan akhirnya menimbulkan beragam tanda tanya, Maha Parinibbana Sutta sendiri berisi pembahasan yang kontradiktif, disamping Buddha memuji Ananda di lain pihak menyalahkan Ananda.
Penyusupan kata-kata seperti ini memang sangat berbahaya dan sinyalemen itu ditanggapi oleh bro Indra, sangat teliti sekali. namun kembali lagi ke pihak siapa yang menulis pertama Maha Parinibbana Sutta, proses setelah Konsili I , siapa penerjemah, adakah pihak lain yang sengaja menyusup?

Sebuah Sutta harus dibaca dengan kebijaksanaan dan penelusuran kedalam. kadangkala kita bisa menemukan propaganda Brahmanisme, Hinduisme, Taoisme dan agama tradisional setempat di dalam Sutta/Sutra, ini harus dipahami.

Ananda selalu dipersalahkan setiap kali membahas Buddha parinibbana oleh beberapa bhikkhu yang belum memiliki status suci. ini sudah lajim dan penyusupan oleh mereka juga wajar. setelah era Ananda, Maha Kassapa parinibbana, telah muncul banyak kemungkinan penyusupan berhubung saksi sejarah tidak ada lagi.

Mungkin buku ke dua Dhammacitta soal Ananda bisa menjawab berbagai masalah pelik yang terjadi waktu itu. Saya pernah membaca soal Ananda The Guardian Of Dhamma, versi English dan ada pembahasannya.  _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Sang Buddha Wafat
« Reply #46 on: 20 June 2008, 12:32:58 PM »
Dilihat dari terjemahan tersebut, secara sederhana jelas sekali maksudnya bahwa Sang Buddha mengatakan kesalahan Ananda ialah Ia gagal memahami ajaran tsb, bukannya Sang Buddha parinibbana karena kesalahan Ananda...

Ananda saat Buddha parinibbana masih diliputi kemelekatan, dia juga bersedih pada saat Buddha parinibbana, hanya pada saat mendekati Konsili I, dia mencapai Arahat. jadi bisa dikatakan memang ada "kesalahan" pada Anandanya sendiri namun jangan diterjemahkan langsung sebagai kesalahan (negatiF)
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sang Buddha Wafat
« Reply #47 on: 20 June 2008, 12:43:52 PM »
Dilihat dari terjemahan tersebut, secara sederhana jelas sekali maksudnya bahwa Sang Buddha mengatakan kesalahan Ananda ialah Ia gagal memahami ajaran tsb, bukannya Sang Buddha parinibbana karena kesalahan Ananda...

Ananda saat Buddha parinibbana masih diliputi kemelekatan, dia juga bersedih pada saat Buddha parinibbana, hanya pada saat mendekati Konsili I, dia mencapai Arahat. jadi bisa dikatakan memang ada "kesalahan" pada Anandanya sendiri namun jangan diterjemahkan langsung sebagai kesalahan (negatiF)

Ya, sy setuju.

'Kesalahan' yg dimaksud Sang Buddha adalah: bahwa Ananda telah gagal menangkap inti ajaran dgn baik.

Sedangkan pernyataan orang2 bahwa Sang Buddha wafat karena 'kesalahan' Ananda, tidaklah berdasar.

IMO, terdapat salah pengertian berkaitan dgn kalimat 'kesalahan ananda' ini.

::


Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Sang Buddha Wafat
« Reply #48 on: 20 June 2008, 02:28:29 PM »
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sang Buddha Wafat
« Reply #49 on: 23 September 2008, 09:17:24 PM »

Tapi saya percaya bukan hal itu penyebab Sang Buddha wafat, karena memang sudah sesuai waktunya, karena untuk mengajarkan anicca. Sang Buddha pernah mengatakan bahwa Sammasambuddha bisa hidup sampai akhir kalpa jika Sang Buddha menghendakinya. Seorang Sammasambuddha konon tidak bisa wafat karena faktor luar, seperti dibunuh, karena keracunan, karena radang otot perut, dll. Karena timbunan jasa-jasa yang dilakukan pada saat masih menjadi Bodhisatta, hal itu mengakibatkan suatu titik jenuh, yang berakibat seorang Sammasambuddha tidak bisa wafat karena faktor luar. Hal ini bukan cuma eksklusif Theravada, melainkan di 3 aliran besar mempercayai adanya Dhammatta, keteraturan-keteraturan yang ada pada saat kemunculan seorang Sammasambuddha, seperti waktu yang sesuai, penduduk yang sesuai, tempat yang sesuai, kondisi-kondisi yang sesuai. Salah satu Dhammatta itu adalah seorang Sammasambuddha tidak bisa wafat karena faktor luar.

Tanya: kalau memang Sang Buddha sudah waktunya wafat, mengapa Beliau memberikan kesan seolah-olah itu adalah kesalahan YM Ananda, apakah jika YM Ananda memohon maka Sang Buddha tidak jadi wafat? kalau ya, bagaimana dengan Dhammatta?

Saudara Indra Yang baik,

Untuk bisa mengerti mengenai hal ini, mungkin akan membantu bila kita membaca Sotasoma jataka. Dalam Sotasoma Jataka, Bodhisatta (sebagai Sotasoma) menepati janji yang telah diucapkannya, walaupun resikonya adalah nyawanya sendiri.

Menepati janji adalah Sacca yang merupakan bagian dari dasa paramita, sacca lebih dari sekedar berbicara benar, sacca juga meliputi menepati kata-kata yang telah diucapkan. Seorang Bodhisatta harus menyempurnakan sacca paramita.

Oleh karena itu Sang Buddha menepati kata-kata yang telah Beliau ucapkan, jadi Sang Buddha sebenarnya hanya mengatakan bahwa Beliau sudah berjanji kepada Mara untuk Parinibbana.

Pada kesempatan lain dalam Vessantara Jataka, Bodhisatta menyerahkan seluruh yang dimiliki bahkan keluarga dan nyawanya sendiri bila diminta. Beliau tidak menolak walau yang meminta orang jahat sekalipun, oleh karena itu Beliau tidak menolak ketika yang meminta adalah Mara.

Mengapa demikian? menurut saya Seorang Buddha telah melenyapkan seluruh kekotoran batin, oleh karena itu Beliau memperlakukan semua mahluk sama (semua Buddha maupun Arahat telah melenyapkan mana atau kesombongan, yaitu batin yang membanding-bandingkan).

Demikian juga terhadap Mara, sehingga Beliau tidak menolak ketika Mara mengajukan permintaan Parinibbana, karena permintaan Mara juga sangat beralasan, dan berkaitan dengan Janji Sang Buddha setelah Beliau mencapai penerangan sempurna (ketika itu Beliau diminta oleh Mara, tetapi Beliau menolak karena Tiratana belum berkembang dengan mantap).

Sangat sulit memperkirakan jalan pikiran seorang Buddha, karena mereka tidak berpikir dengan cara kita. Saya kira Sang Buddha tidak bermaksud menyalahkan Y.A. Ananda, sedangkan permintaan Mara yang keterlaluan saja diterima oleh Beliau.

Semoga keterangan ini dapat membantu.

Semoga kita semua selalu maju dalam Dhamma

Sukhi hotu,

fabian

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sang Buddha Wafat
« Reply #50 on: 23 September 2008, 10:46:33 PM »
 _/\_
terima kasih atas penjelasannya Bro Fabian

Offline iwakbelido

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 251
  • Reputasi: 7
  • Gender: Male
Re: Sang Buddha Wafat
« Reply #51 on: 24 September 2008, 03:08:46 PM »
Mara itu evil kan? istilahnya iblis kan ya?
koq Mara minta kepada Sang Buddha untuk parinibana ya? kenapa ya? trus koq Sang Buddha mau?

mohon maaf, karena pengetahuan saya masi cetek :)
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

 

anything