This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
46
Sutta Vinaya / Sekhiya 31
« on: 16 September 2022, 07:12:01 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang dengan Hormat
Sekhiya 31. Aturan Latihan tentang dengan Hormat
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam memakan dana makanan dengan menghina, seolah-olah tidak ingin memakannya. ...
Aturan akhir
"'Aku akan memakan dana makanan dengan hormat,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Dana makanan harus dimakan dengan penuh hormat. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, memakan dana makanan dengan menghina, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang pertama selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang dengan Hormat
Sekhiya 31. Aturan Latihan tentang dengan Hormat
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam memakan dana makanan dengan menghina, seolah-olah tidak ingin memakannya. ...
Aturan akhir
"'Aku akan memakan dana makanan dengan hormat,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Dana makanan harus dimakan dengan penuh hormat. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, memakan dana makanan dengan menghina, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang pertama selesai
47
Sutta Vinaya / Sekhiya 30
« on: 16 September 2022, 06:29:40 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 30. Aturan Latihan tentang Merata
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menerima dana makanan secara menumpuk. ...
Aturan akhir
"'Aku akan menerima dana makanan merata dalam mangkuk,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Dana makanan harus diterima secara rata. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima dana makanan secara menumpuk, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang kesepuluh selesai
SUB-BAB KETIGA TENTANG BERKACAK PINGGANG SELESAI
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 30. Aturan Latihan tentang Merata
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menerima dana makanan secara menumpuk. ...
Aturan akhir
"'Aku akan menerima dana makanan merata dalam mangkuk,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Dana makanan harus diterima secara rata. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima dana makanan secara menumpuk, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang kesepuluh selesai
SUB-BAB KETIGA TENTANG BERKACAK PINGGANG SELESAI
48
Sutta Vinaya / Sekhiya 29
« on: 16 September 2022, 06:27:59 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 29. Aturan Latihan tentang Menerima Kari Kacang dalam porsi yang wajar
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menerima dana makanan dengan porsi besar kari kacang. ...
Aturan akhir
"'Aku akan menerima dana makanan kari kacang dalam porsi yang wajar,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Definisi
Kari kacang:
Ada dua jenis kari kacang, yang diambil dengan tangan: kari kacang hijau dan kari kacang hitam.
Dana makanan harus diterima dengan porsi kari kacang dalam jumlah yang wajar. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima banyak kari kacang, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika itu adalah makanan selain daripada kari kacang; jika itu berasal dari kerabat; jika itu berasal dari mereka yang telah menyampaikan undangan; jika itu adalah demi manfaat orang lain; jika itu diperoleh dari harta kekayaannya sendiri; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang kesembilan selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 29. Aturan Latihan tentang Menerima Kari Kacang dalam porsi yang wajar
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menerima dana makanan dengan porsi besar kari kacang. ...
Aturan akhir
"'Aku akan menerima dana makanan kari kacang dalam porsi yang wajar,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Definisi
Kari kacang:
Ada dua jenis kari kacang, yang diambil dengan tangan: kari kacang hijau dan kari kacang hitam.
Dana makanan harus diterima dengan porsi kari kacang dalam jumlah yang wajar. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima banyak kari kacang, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika itu adalah makanan selain daripada kari kacang; jika itu berasal dari kerabat; jika itu berasal dari mereka yang telah menyampaikan undangan; jika itu adalah demi manfaat orang lain; jika itu diperoleh dari harta kekayaannya sendiri; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang kesembilan selesai
49
Sutta Vinaya / Sekhiya 28
« on: 16 September 2022, 06:26:09 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 28. Aturan Latihan tentang Menerima dengan Perhatian pada Mangkuk
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menerima dana makanan sambil menatap ke sana-sini, dan mereka tidak mengetahui apakah orang-orang masih memberi atau apakah mereka telah menerima terlalu banyak. ...
Aturan akhir
"'Aku akan menerima dana makanan dengan perhatian pada mangkuk,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Dana makanan harus diterima dengan perhatian pada mangkuk. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima dana makanan sambil menatap ke sana-sini, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang kedelapan selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 28. Aturan Latihan tentang Menerima dengan Perhatian pada Mangkuk
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menerima dana makanan sambil menatap ke sana-sini, dan mereka tidak mengetahui apakah orang-orang masih memberi atau apakah mereka telah menerima terlalu banyak. ...
Aturan akhir
"'Aku akan menerima dana makanan dengan perhatian pada mangkuk,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Dana makanan harus diterima dengan perhatian pada mangkuk. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima dana makanan sambil menatap ke sana-sini, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang kedelapan selesai
50
Sutta Vinaya / Sekhiya 27
« on: 16 September 2022, 06:25:35 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 27. Aturan Latihan tentang Menerima dengan Hormat
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menerima dana makanan dengan menghina, seolah-olah hendak membuangnya. ...
Aturan akhir
"'Aku akan menerima dana makanan dengan hormat,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Dana makanan harus diterima dengan hormat. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima dana makanan dengan menghina, seolah-olah hendak membuangnya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang ketujuh selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 27. Aturan Latihan tentang Menerima dengan Hormat
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menerima dana makanan dengan menghina, seolah-olah hendak membuangnya. ...
Aturan akhir
"'Aku akan menerima dana makanan dengan hormat,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Dana makanan harus diterima dengan hormat. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima dana makanan dengan menghina, seolah-olah hendak membuangnya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang ketujuh selesai
51
Sutta Vinaya / Sekhiya 26
« on: 16 September 2022, 06:25:17 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 26. Aturan Latihan tentang Memeluk Lutut
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam memeluk lutut mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan memeluk lutut sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh memeluk lutut sewaktu duduk di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, memeluk lututnya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang keenam selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 26. Aturan Latihan tentang Memeluk Lutut
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam memeluk lutut mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan memeluk lutut sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh memeluk lutut sewaktu duduk di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, memeluk lututnya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang keenam selesai
52
Sutta Vinaya / Sekhiya 25
« on: 16 September 2022, 06:24:44 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 25. Aturan Latihan tentang Berjongkok pada tumit
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam berjongkok pada tumit sewaktu berjalan di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan berjongkok pada tumit sewaktu berjalan di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh berjongkok pada tumit sewaktu berjalan di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, berjongkok pada tumit sewaktu berjalan di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang kelima selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 25. Aturan Latihan tentang Berjongkok pada tumit
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam berjongkok pada tumit sewaktu berjalan di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan berjongkok pada tumit sewaktu berjalan di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh berjongkok pada tumit sewaktu berjalan di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, berjongkok pada tumit sewaktu berjalan di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang kelima selesai
53
Sutta Vinaya / Sekhiya 24
« on: 16 September 2022, 06:23:45 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 24. Aturan Latihan Kedua tentang Menutup Kepala
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menutup kepala mereka dengan jubah atas mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan menutup kepalaku sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh menutup kepalanya sewaktu duduk di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menutup kepalanya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang keempat selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 24. Aturan Latihan Kedua tentang Menutup Kepala
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menutup kepala mereka dengan jubah atas mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan menutup kepalaku sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh menutup kepalanya sewaktu duduk di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menutup kepalanya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang keempat selesai
54
Sutta Vinaya / Sekhiya 23
« on: 16 September 2022, 06:12:54 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 23. Aturan Latihan tentang Menutup Kepala
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menutup kepala mereka dengan jubah atas mereka sewaktu berjalan di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan menutup kepalaku sewaktu berjalan di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh menutup kepalanya sewaktu berjalan di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menutup kepalanya sewaktu berjalan di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang ketiga selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 23. Aturan Latihan tentang Menutup Kepala
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menutup kepala mereka dengan jubah atas mereka sewaktu berjalan di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan menutup kepalaku sewaktu berjalan di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh menutup kepalanya sewaktu berjalan di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menutup kepalanya sewaktu berjalan di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang ketiga selesai
55
Sutta Vinaya / Sekhiya 22
« on: 16 September 2022, 06:12:33 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 22. Aturan Latihan Kedua tentang Berkacak Pinggang
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam duduk di area berpenghuni sambil berkacak pinggang ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan duduk di area berpenghuni sambil berkacak pinggang,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh duduk di area berpenghuni sambil berkacak pinggang. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, duduk di area berpenghuni dengan satu lengan atau kedua lengan berkacak pinggang, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang kedua selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 22. Aturan Latihan Kedua tentang Berkacak Pinggang
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam duduk di area berpenghuni sambil berkacak pinggang ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan duduk di area berpenghuni sambil berkacak pinggang,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh duduk di area berpenghuni sambil berkacak pinggang. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, duduk di area berpenghuni dengan satu lengan atau kedua lengan berkacak pinggang, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang kedua selesai
56
Sutta Vinaya / Sekhiya 21
« on: 16 September 2022, 06:12:15 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 21. Aturan Latihan tentang Berkacak Pinggang
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam berjalan di area berpenghuni sambil berkacak pinggang ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan berjalan di area berpenghuni sambil berkacak pinggang,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh berjalan di area berpenghuni sambil berkacak pinggang. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, berjalan di area berpenghuni dengan satu lengan atau kedua lengan berkacak pinggang, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang pertama selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang
Sekhiya 21. Aturan Latihan tentang Berkacak Pinggang
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam berjalan di area berpenghuni sambil berkacak pinggang ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan berjalan di area berpenghuni sambil berkacak pinggang,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh berjalan di area berpenghuni sambil berkacak pinggang. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, berjalan di area berpenghuni dengan satu lengan atau kedua lengan berkacak pinggang, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang pertama selesai
57
Sutta Vinaya / Sekhiya 20
« on: 16 September 2022, 06:03:18 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras
Sekhiya 20. Aturan Latihan Kedua tentang Mengayunkan Kepala
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan menggelantungkan kepala mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan mengayunkan kepalaku sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh mengayunkan kepalanya sewaktu duduk di area berpenghuni; ia harus duduk dengan kepalanya tegak. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan menggelantungkan kepalanya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan kesepuluh selesai
SUB-BAB KEDUA TENTANG TERTAWA KERAS SELESAI
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras
Sekhiya 20. Aturan Latihan Kedua tentang Mengayunkan Kepala
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan menggelantungkan kepala mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan mengayunkan kepalaku sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh mengayunkan kepalanya sewaktu duduk di area berpenghuni; ia harus duduk dengan kepalanya tegak. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan menggelantungkan kepalanya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan kesepuluh selesai
SUB-BAB KEDUA TENTANG TERTAWA KERAS SELESAI
58
Sutta Vinaya / Sekhiya 19
« on: 16 September 2022, 06:02:47 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras
Sekhiya 19. Aturan Latihan tentang Mengayunkan Kepala
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan menggelantungkan kepala mereka sewaktu berjalan di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan mengayunkan kepalaku sewaktu berjalan di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh mengayunkan kepalanya sewaktu berjalan di area berpenghuni; ia harus berjalan dengan kepalanya tegak. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan menggelantungkan kepalanya sewaktu berjalan di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan kesembilan selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras
Sekhiya 19. Aturan Latihan tentang Mengayunkan Kepala
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan menggelantungkan kepala mereka sewaktu berjalan di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan mengayunkan kepalaku sewaktu berjalan di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh mengayunkan kepalanya sewaktu berjalan di area berpenghuni; ia harus berjalan dengan kepalanya tegak. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan menggelantungkan kepalanya sewaktu berjalan di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan kesembilan selesai
59
Sutta Vinaya / Sekhiya 18
« on: 16 September 2022, 06:02:17 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras
Sekhiya 18. Aturan Latihan Kedua tentang Mengayunkan Lengan
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan menggelantungkan lengan mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan mengayunkan lenganku sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh mengayunkan lengannya sewaktu duduk di area berpenghuni; ia harus duduk dengan lengannya kokoh. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan menggelantungkan lengannya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan kedelapan selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras
Sekhiya 18. Aturan Latihan Kedua tentang Mengayunkan Lengan
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan menggelantungkan lengan mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan mengayunkan lenganku sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh mengayunkan lengannya sewaktu duduk di area berpenghuni; ia harus duduk dengan lengannya kokoh. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan menggelantungkan lengannya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan kedelapan selesai
60
Sutta Vinaya / Sekhiya 17
« on: 16 September 2022, 06:02:02 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras
Sekhiya 17. Aturan Latihan tentang Mengayunkan Lengan
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan menggelantungkan lengan mereka sewaktu berjalan di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan mengayunkan lenganku sewaktu berjalan di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh mengayunkan lengannya sewaktu berjalan di area berpenghuni; ia harus berjalan dengan lengannya kokoh. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan menggelantungkan lengannya sewaktu berjalan di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan ketujuh selesai
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras
Sekhiya 17. Aturan Latihan tentang Mengayunkan Lengan
Kisah Asal-mula
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan menggelantungkan lengan mereka sewaktu berjalan di area berpenghuni ...
Aturan akhir
"'Aku tidak akan mengayunkan lenganku sewaktu berjalan di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."
Seseorang tidak boleh mengayunkan lengannya sewaktu berjalan di area berpenghuni; ia harus berjalan dengan lengannya kokoh. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan menggelantungkan lengannya sewaktu berjalan di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan ketujuh selesai