//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - K.K.

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 569
61
Theravada / Re: Pengertian Nibbana
« on: 30 January 2015, 05:06:25 PM »
Ini adhitthana sy untuk anda.
Dimanapun anda berada, orang orang sekeliling anda akan menjumpai dukkha.
Bukan sukkha.
Vajira yakkha cukup menjadi saksi u anda.

Selamat bergurau.

Di manapun makhluk hidup, selama masih terbelenggu kemelekatan adalah terkondisi oleh dukkha. Jadi "adhitthana" anda itu bagaikan mengatakan, "semoga api panas dan air basah". Memang tingkat komedi yang sesuai dengan yang saya harapkan.

Lalu tadinya Wajira sekarang Vajira, nanti ada Uadjira, Wa-G-Ra, V4j1r4, Gojira, dan lain-lainnya kah? Saya harap anda tidak lelah yah, anda luar biasa menghibur.

PS: Semoga anda juga tidak ber-adhitthana yang "Buddhistik" demikian ke "orang yang saya kirim untuk menyelidiki wihara/vihara/uihara anda" yah. Ampunilah dia.


62
Theravada / Re: Pengertian Nibbana
« on: 29 January 2015, 09:42:47 AM »
bold, dulunya sebagai pemain inti posisi striker, karna tergerus sama waktu, posisi sekarang jadi pelatih    ;D
Dulu sih pemain sekaligus Bonek, sekarang mo jadi promotor aja. Biasa duitnya gede. ;D

63
Theravada / Re: Pengertian Nibbana
« on: 29 January 2015, 09:40:49 AM »
U adhitana ini sy tdk pernah bercanda.
Adithana ini tidak bisa berubah seumur hidup.
hanya sy dan yg menulis yg tahu soal ini.
tahu awal dan akhirnya.
Tidak masalah. Keseriusan anda adalah hiburan bagi kami.


at kaynin

Jika memang benar spt itu adanya,
Saya tanya anda.
Ekagatta yg diterjemahkan sbg "pemusatan pikiran"

Saat menulis dengan perhatian.
menggunakan ballpoint dan kertas
Dimanakah posisi ekagatta.
Apakah pada ujung pena,
Atau pada perhatian yg menyertai jalannya ujung pena.

Tentu anda bukan pemain yg duduk di bangku cadangan forum ini.

Di mana posisi ekaggata? Ekaggata bisa berubah posisi di sini dan di sana? 
"Ekaggatanya tuh di sini di dalam hatiku..." :))

Saya memang sudah menjelang pensiun, jadi kurang bersemangat. Tapi saya tetap setia menonton sepak terjang anda. Terus berjuang!




64
Theravada / Re: Pengertian Nibbana
« on: 27 January 2015, 01:34:24 PM »
Ini namanya meragukan kesaktian Dewa Wajira. Dewa Wajira pastilah mengetahui maksud adhitthana tersebut walaupun terdapat kesalahan kalimat..

Lagipula di Indonesia, semua hal bisa terjadi. Ketika ada yang nabrak orang, maka si penabrak bisa dihajar massa (mungkin bisa mati juga).
Sejujurnya ga kenal juga sama Dewa Wajira itu, tapi yah semoga saja dewa itu tidak terlalu "Buddhis" seperti Sang Betet.

Bisa banyak kemungkinan sih, mungkin juga mati menabrak orang yang naik tank atau bersembunyi di balik pohon. Tapi kalimatnya kurang lengkap dan menyusahkan orang lain. Kasihan orang harus berurusan dengan polisi tertabrak betet.

65
Theravada / Re: Pengertian Nibbana
« on: 27 January 2015, 08:48:33 AM »
Orang yg menulis "betet klonengan" pd id baruna tentu harus berani menerima kenyataan.
Jika memang benar demikian maka sy akan mati kecelakaan menabrak orang dijalan.jika tidak akan berlaku sebaliknya.
Dewa wajira menjadi saksi dari adithana sy.
:jempol: Wah, mantap! Ocehannya dhamma tingkat tinggi, namun adhitthana-nya benar2 penuh "kasih". Sungguh spesimen masterpiece yang menggambarkan kebanyakan Buddhis. Saya tunggu hiburan lainnya dari anda.

Kalau bikin adhitthana tolong jangan sambil gemetar penuh emosi nanti kacau kalimatnya. Seperti di atas menabrak orang, kok anda yang mati sih? Seperti anda melindas kodok lalu anda yang mati, kodoknya masih loncat2. Aneh. Yang logis seharusnya anda mati ditabrak orang. Lagipula mo mati saja mesti membahayakan dan menyusahkan orang lain di jalanan, benar2 tanpa pertimbangan. Saya sarankan yang tidak menyusahkan orang lain misalnya mati tersedak pelet pakan betet gitu.

Ini adhitthana saya untuk anda. Jika anda memang "betet klonengan" alias "kerbau yang dicucuk hidungnya" maka tidak ada yang celaka. Jika salah, maka semua orang sehat & selamat.

66
Meditasi / Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« on: 23 January 2015, 05:26:39 PM »
Saya tdk pernah bilang "lebih tidak murni". Tolong jangan menambah kata2/embel2 lain supaya orang lain yg baca tdk bingung. Yg saya katakan dari awal adalah murni vs menyimpang (tidak murni).
Luar biasa. Berarti sesederhana hitam-putih, murni-menyimpang yah. Mantap.


Quote
Mengenai pertanyaan anda, atas dasar apa sutta utama lebih benar dibanding yg lain, jawabnya simple saja: karena ditemukan ketidak-konsistenan di yg lain (dlm hal ini yg sudah saya sebut dr awal yaitu kitab komentar) terhadap sutta utama, dan sutta utama adalah yg paling dekat dgn kata2 sang Buddha.
Saya bertanya tentang literatur antar aliran, misalnya Agama Sutra disandingkan dengan Nikaya Pali. Apa yang membuat anda menetapkan "sutta utama" sebagai yang paling dekat dengan kata-kata Buddha?


Quote
Saya tanya kpd anda kitab komentar mengomentari apa, anda tdk menjawab. Tentu saja mengomentari sutta utama sbg sumbernya. Nah sekarang saya balik bertanya ke anda, apakah komentator bisa lebih benar dari nara sumber? Kalau ya, apa alasannya, kalau bisa beri contohnya lebih bagus lagi.
Cukup lucu bagi saya tampaknya anda menganggap "sutta utama" adalah omongan Buddha sedangkan komentar adalah "omongan orang lain yang mengomentari sutta utama", sementara pada kenyataannya baik "sutta utama" dan "komentar" adalah warisan secara oral para bhikkhu di saat yang bersamaan dari sumber yang sama. Bedanya semua yang merupakan khotbah (Buddha ataupun siswa Buddha) dimasukkan ke sutta, dan yang merupakan penjelasan latar belakang dimasukkan ke dalam komentar. Juga sebagian "sutta utama" dan sebagian "komentar" merupakan tambahan belakangan. Tapi baiklah, ini keluar dari topik dan tidak saya bahas.


Quote
Saya tahu, saya berdiskusi dgn sang spesialis ngeyel. Dan lebih tepatnya dia ngeyel bukan diskusi. Diskusi harusnya membawa materi objektif, bukan penyerangan karakter lawan bicara dgn berprasangka buruk. Saya sudah bawa materi objektif (aliran burma mentok2nya equanitmity) tp dia tdk mampu menanggapi secara objektif. Mengutip sutta pun cuma utk jadi senjata tanpa mengevaluasi diri sendiri dulu.
Bukankah kalau anda juga mengevaluasi diri sendiri, seharusnya tidak terpancing dengan 'kengeyelan' orang lain? Mengapa tampaknya anda gusar dengan kata-katanya? Tapi itu hanya masukan saja yang boleh diabaikan sepenuhnya. Saya tidak ingin membahas konflik antar pribadi kalian.


Quote
Keadaan batinnya kelihatan, penuh prasangka buruk terhdp orang lain. Pencapaiannya, bikin pertanyaan saja error.
Oh, saya pikir anda pengikut "sutta utama" yang mengajarkan tidak cepat menilai orang. Menarik juga anda bisa menasihati tentang asumsi orang lain terhadap "Komet" namun tidak anda terapkan sendiri.
:D


Quote
Saya bukan singa, mana bisa mengaum. Anda ini hanya karena ada sedikit kalimat saya yg di luar ekspektasi lalu anda langsung bereaksi dgn prasangka buruk, pakai bilang kehilangan keberanian lah, berlagak pilon lah. Jangan2 anda tdk jauh berbeda dgn sinichi kudo. Tapi karena baru sekali, saya tdk sebut anda ngeyel. Saya kan sudah bilang di atas, kalau mau tau dasarnya lanjutkanlah di topik saya yg lain karena lebih cocok tempatnya. Itu saya sudah melanjutkan topik tsb dgn membuat pertanyaan.
Oh, jadi pertanyaan "apakah komentator bisa lebih benar dari nara sumber?" adalah jawaban dari masalah menentukan "murni" dan "tidak murni" toh. :))

Anda benar. Benar-benar tidak sesuai ekspektasi. Tapi bagaimanapun juga, terima kasih sudah menjawab.



Quote
Apa gunanya memakai variabel2 tanpa menetapkan masing2 variabel mewakili apa, lalu membolak-balik seenaknya begitu tanpa menghiraukan konteks dan sesuatu yg diwakili oleh masing2 variabel tsb. Katakanlah:
X = upacara-samadhi
A = kitab komentar
B = nikaya utama
Pertanyaan anda menjadi: Jika upacara-samadhi ditemukan di kitab komentar, namun tidak ada di nikaya utama, lalu saya serta merta menyimpulkan kitab komentar menambahkan upacara-samadhi, dan tidak mungkin nikaya utama yang mengurangi upacara-samadhi?
Sekarang, mana yg lebih dulu ada, nikaya utama atau kitab komentar? Kitab komentar ada/muncul belakangan dan upacara-samadhi ditemukan disitu. Bagaimana bisa yg duluan ada mengurangi sesuatu yg ada/muncul belakangan? Itu kan tidak masuk akal. Saya menjabarkan ini supaya anda (dan mungkin yg lain) membiasakan berpikir. [dgn pakai otak, kalau kata Ahok]
Mungkin anda harus mulai menyerapi kata-kata Ahok untuk diterapkan pada diri sendiri, janganlah melulu ditujukan ke orang lain. Nampaknya literatur Buddhis yang anda ketahui hanya "Sutta utama" dan "komentar" yah? Maaf, saya tidak tertarik membahas jika hanya itu yang anda ketahui.


Quote
Pertanyaan yg mustinya ditanya awal2 malah ditanya belakangan. Kalau anda simak dari awal sudah cukup jelas, "murni" = nikaya/sutta utama, "tidak murni" = menyimpang = kitab komentar.
- "meditasi" berasal dari bhs inggris meditation, bukan bahasa pali.
- meditasi samatha dan meditasi vipassana, secara literal mungkin tdk ada, tapi secara bukan literal itu ada.
- dasa paramita, ini tdk penting ada/tdknya karena tdk berkaitan langsung dgn jalan dan tujuan, cuma pengetahuan umum saja, hapalan yg anak SD juga tahu.
- pindapata pakai kontainer, juga tdk penting karena yg penting bisa buat makan. lagipula sang Buddha pernah bilang aturan vinaya yg kecil2 boleh diabaikan.
- larangan minum sambil berdiri, juga sangat tdk penting.
Yg tdk penting tdk perlu dibawa2/diungkit2. Ampun deh.
:)) Ini lebih menjelaskan lagi tentang anda. Tadinya saya pikir anda seorang peneliti yang berwawasan dan mendukung kekritisan terhadap guru-guru aliran tertentu (apakah Myanmar, Thai, Srilanka ataupun lainnya), ternyata hanya seorang fundamentalis "Sutta Utama". 

Baiklah, saya pamit dulu yah.

67
Meditasi / Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« on: 22 January 2015, 09:58:23 AM »
yang lain maksudnya yg mana? Kalau maksudnya kitab komentar, kitab komentar mengomentari apa sebenarnya?
"Yang lain" di sini tentu saja segala literatur Buddhis yang dijadikan rujukan, yang anda anggap "lebih tidak murni".


Quote
Saya tdk menyertakan dasarnya karena yg ngeyel2 itu tdk layak tau, lagipula yg ngeyel2 itu juga tdk mau tau ataupun menanyakan.
Biarlah yg ngeyel2 macam sinichi kudo mengikuti jejak bikhu Channa (mantan kusir pangeran Sidharta) saja. Dlm mahaparinibbana sutta, sebelum sang Buddha parinibbana sang Buddha berpesan kepada Ananda supaya bikhu Channa dikenakan 'brahma penalty' (hukuman, karena selalu ngeyel), yaitu supaya Channa dicuekin (tdk ditolong dgn disarankan atau dikoreksi), dibiarkan mengikuti pendiriannya sendiri. Jadi biarkan saja dia mengikuti ajaran aliran Burma yg mentok ujung2nya adalah equanimity. Kalau equanimitynya dalam artian uppekkha, hanyut dlm buaian uppekkha nanti kehidupan berikutnya terlahir di alam arupa utk waktu yg sangat lama bisa bereon2. Masa hidup disitu berakhir nanti bisa jatuh terjun bebas ke alam rendah. Sang Buddha mengatakan menganut pandangan keliru akibatnya adalah neraka. Cocok kan? [selanjutnya utk tahu dasarnya dilanjutkan dlm topik Pengertian Nibbana di subforum Theravada saja, karena topiknya nanti berkaitan]
Kalau boleh saran, sebaiknya anda juga tidak perlu menjadi "hakim" atas orang lain. Seseorang berseberangan dengan anda pada saat diskusi tidak berarti dia menganut prinsip yang ia bela dalam diskusi. Anda tidak tahu dengan siapa anda diskusi, tidak tahu apa paham yang dianut, dan juga tidak tahu keadaan batinnya, seberapa jauh "pencapaiannya", jadi sebaiknya kembali ke pembahasan secara objektif saja.

Memilah-milah siapa yang berhak tahu menurut anda adalah hak anda sepenuhnya. Tapi ini adalah forum terbuka, dan sewajarnya anda memberikan penjelasan atas apa yang anda ucapkan jika ditanyakan oleh pembaca lain. Jika anda berniat memberikan info tertentu ke orang tertentu saja, maka sebaiknya gunakan Private Message saja. 


Quote
Iya, itu cuma Tampaknya saja kan. Jadi jgn percaya omongan saya begitu saja. Lagipula adakah dari kata2 saya dimana saya mengaku mengetahui?
Jadi setelah mengaumkan auman singa mengatakan orang lain tidak tahu sutta utama, cuma tahunya ritual, senang diciprati bhikkhu, bernasib sial karena berpegang pada aliran yang bersumber pada visuddhimagga, sekarang setelah diminta penjelasan anda tiba-tiba kehilangan keberanian dan mau berlagak pilon?


Quote
Yang menyimpang itu artinya bisa macam2, bisa tdk ada/ditemukan di yg murni (penambahan), bisa juga ada di yg murni tapi tdk sesuai/didukung/nyambung ataupun bertentangan (modifikasi, salah tafsir, dsb) sebagian atau sepenuhnya.
Jika X ditemukan di sumber A, namun tidak ada di sumber B, lalu anda serta-merta menyimpulkan sumber A menambahkan X, dan tidak mungkin B yang mengurangi X?

Dan lagi-lagi ada istilah "murni". Tolonglah dijelaskan apa itu "murni" dan "tidak murni".


Quote
Utk contoh konkritnya yg sesuai dgn tema subforum ini: adakah ditemukan upacara samadhi di sutta utama?
Setahu saya tidak ada. Begitu juga "meditasi" samatha dan vipassana, dasa parami, tidak ada di sutta; juga pindapata pakai kontainer, melarang minum sambil berdiri juga tidak ada di vinaya. Lalu kenapa? Anda bisa melakukan sesuatu mengenai hal tersebut?


68
Meditasi / Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« on: 21 January 2015, 09:18:46 AM »
Sebelumnya saya tdk tahu kalau di forum ini ada fenomena kloningan2 seperti itu. Saya bukan kloningan siapa2, juga bukan member senior forum ini karena belum lama join. Buat saya apapun namanya - BA (Buddhisme Awal?), Buddhisme Modern, Buddhisme Akhir, Buddhisme Abad ke-22, ataupun lainnya, itu tdklah penting. Saya non-sectarian, hanya pro sutta utama, yg penting adalah selama kemurnian ajaran (yg acuannya adalah nikaya utama) tetap terwariskan, tdk menyimpang, maka itulah buddhisme yg lejit.
Setiap aliran juga memiliki klaim kitab paling legit. Dengan alasan apakah anda menyatakan "sutta utama" itu adalah lebih benar dibanding yang lain?


Quote
Kutipan MN 22 itu lebih tepat kalau ditujukan kepada anda, karena beberapa orang sesat mempelajari Dhamma contohnya adalah sayadaw2 itu. Saya mengatakan demikian bukan tanpa landasan apa2 alias asal omong. Ini serius dan saya sadar konsekuensinya sangatlah serius kalau menuduh mereka begitu. Saya berani mempertanggungjawabkannya.
Saya suka pernyataan ini.
Namun jika anda ingin menyatakan sesuatu, hendaknya dijelaskan apa dasarnya anda mengatakan demikian, dasarnya apa, maka anda tidak dianggap sebagai asal bunyi saja. Mohon dijelaskan!


Quote
Apa maksudnya kebijaksanaan (terjemahan pali ke inggris: discernment) anda pun sepertinya tdk tau. Bijaksana itu artinya tau mana yg baik - mana yg buruk, mana yg benar - mana yg salah (dan kalau terbukti salah berani mengaku salah, bukannya malah ngotot/ngeyel), mana yg pantas - mana yg tdk pantas. Sejalan dgn discernment yg artinya mampu menilai dgn baik apa adanya. Disini diperlukan kemampuan menganalisa, berpikir, kalau pakai bahasa kasarnya Ahok: "pikir pake otak!".
Berkaitan dgn ini, anda membawa2 nibbana, sementara dlm topik Pengertian Nibbana anda tdk bisa menjelaskan pengertian nibbana secara teknisnya. Sedangkan pemahaman teknis nibbana diperlukan utk mengerti bedanya ajaran yg murni dgn yg menyimpang.
Tampaknya dari post anda ini, anda sudah mengetahui mana yang murni dan mana yang menyimpang. Saya, dan mungkin juga kebanyakan orang di sini, tidak perlu klaim "ajaran yang saya anut adalah yang paling asli" macam tukang kecap murahan, jadi lebih mendambakan penjelasan dari orang-orang yang (mengaku) mengetahui, seperti anda. Silahkan dijelaskan mana yang murni dan mana yang menyimpang.


69
Meditasi / Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« on: 19 January 2015, 08:33:08 AM »
Jaman sudah edan, dunia sudah terbalikkibul, ajaran yg menyimpang semakin populer sedangkan ajaran yg murni semakin tdk ada yg tau, sampai suatu saat Buddha Dhamma hilang dari muka bumi. Bukan beruntung, anda justru malah sial bertemu dan menerima ajaran aliran Burma. Aliran Burma sangat bergantung pada kitab komentar terutama Visuddhimagga, kros-cek lah terlebih dadulu dgn sutta utama sebelum merasa beruntung.

Di sini saya hanya mencoba menyarankan/memberi tau. Soal anda/lainnya menerima atau tdk, itu sepenuhnya terserah anda/lainnya. Siapa tahu, barangkali saran ini berguna buat yg lain, yg punya timbunan buah karma yg cukup dan sadha yg cukup sehingga dgn menggali dari sutta utama kemudian kembali menemukan kemurnian ajaran sehingga kembali ke arah pariyati yg benar.

 _/\_
:))
:jempol:

70
Theravada / Re: Pengertian Nibbana
« on: 10 January 2015, 12:31:12 PM »
si halintar terlalu cepat di parinibbanakan  :( , baru mau ajak 'berkelana di alam dewa Wajira'  ;D ;D ;D
Jangan khawatir, nanti juga akan kembali dalam wujud lain.

71
Theravada / Re: Pengertian Nibbana
« on: 10 January 2015, 08:40:32 AM »
:))  :))

saya kaget baca bagian ini, seseorang bisa jelaskan siapa orang ini?
Seorang penggembira dan penyemarak suasana di forum. Beberapa kali berjasa menuaikan senyum di pagi saya yang kelabu.

---
Terima kasih untuk Sdr. K. Kutho, GRP buat anda.  _/\_
Terima kasih kembali. :)


72
Theravada / Re: Pengertian Nibbana
« on: 09 January 2015, 12:01:45 PM »
At kelana

Untuk kedua kalinya
tidak ada satu orang pun yg bicara seperti itu kepada saya sebanyak 3kali
Bisa meloloskan diri dari kepala pecah tujuh bagian
Akibat halilintar dewa vajira.

Pikirkanlah baik baik pernyataan diatas.

Setiakawan, diskusi, striptease adalah bagian yg terpisah.

Demi menyelamatkan Kelana dari pecah kepala tujuh bagian, maka kembali anda saya parinibbanakan.

Silahkan buat samsara baru.

73
Buddhisme Awal / Re: Tahun Wafat Buddha
« on: 19 December 2014, 09:15:02 AM »
Saya yg memperingatkan anda kaynin kuti
Persoalan ini bersisi dua
Jika anda memang belum bisa
Melihat yg lalu sampai pada
Kemampuan tgl bulan dan tahunnya

Janganlah menggali dari referensi sejarah
Apalagi arkeologi
Yg lebih tidak jelas
Dan tidak terukur.

Satu hal yg pasti
Buddha menulis buddhavangsa
Bukan karena
mengambil pacul dan cangkul
Menggali disana sini
Mencari peninggalan buddha yg sebelumnya

Jadikan buddha sebagai teladan
Jangan yg lain dicampur di agama buddha.

shalom.
wirya
Terima kasih sudah sharing delusi anda. Silahkan bikin user baru.

74
Saya baru dapat info belum lama ini, dan setelah saya cek ternyata benar
Ada bagian dari Khanda Paritta yang paralel dengan Mahamayuri Vidyarajni Sutra , tentang 4 suku ular
Just info
Spoiler: ShowHide
The Mahamayuri Sutra

Once the Lord was staying at Jetavana monastery built by Anathapinda in Shravasti accompanied by numerous companion monks. About the same time in the same monastery there was also dwelling a newly-ordained monk named Svati who had little understanding of the rules of discipline.

One day, Svati was piling up logs to make a fire for heating the bodies of other companion monks who were suffering from rheumatism. From one of the logs came out a big black cobra who bit his right big toe. Immediately after the bite, the monk fell down and lay unconscious. His eyes rolled up and his mouth was full of foam. Venerable Ananda saw him in this condition and reported it to the Buddha.Upon hearing the report from Ananda, the Buddha said that he had his loving kindness (maitri) extended to all of the serpent kings. Saying so, the Buddha preached a discourse on the knowledge of the Mahamayuri. The Lord said to Ananda,"O Ananda! Long long ago on the southern slopes of the Himalaya Mountains, there lived a famous peacock-king named Suvarna Vibhasa.

Every day, the peacock-king recited this dharani in the morning and evening and he lived happily. One day the peacock-king went out for a romantic encounter with a number of peahens and finally entered a mountain cave fully consumed with sexual desire. Inside the cave there was a snare set by a fowl hunter and the peacock-king got enmeshed in it. At that time,the peacock-king became vigilant and recited the same dharani and freed itself from the entanglement and lived cheerfully.

O Ananda! Keep it in mind that the peacock of that time was myself. "In this world ["earth mandala"] there are countless demons possessed of supernormal powers. Recite this dharani for their help succoring the monk Svati. The army of demons
pervading all the directions may come to his rescue. The raksasis Lamba and Vilambaalso may rescue him. The demoness Kunaksi, also may protect him. The nagakings may also protect him. The Tathagata Vipashvi and other Tathagatas may protect him, too. Maitreya or other Bodhisattvas also may protect him. The holy rivers like the Ganga flowing on the earth and the powerful beings living within it may protect him. The mountain kings and powerful beings living in their kingdoms can also protect him. The heavenly bodies and planets also may protect him. This earth abounds in many different herbs and plants which may protect him. After saying this, the Buddha commanded Ananda, "Let all the powers of the Tathagata be with you. Go to the monk
Svati and protect him. Ananda bowed to the Buddha and asinstructed went to the monk Svati and recited the Mahamayuri Vidya over him. Due to the effect of this recitation, the poison lost its effect and he recovered.

When this matter was reported to the Buddha, he told the assembly of monks, nuns, and lay disciples (upasakas) that they all needed to learn the Mahamayuri Vidya. Since then, the practice of reciting this dharani came into usage among the people.
sumber:


Sepertinya sutra Mahayana ini juga cukup tua, bisa dilihat dari sosok yang disebutkan adalah yang muncul pada literatur awal, tidak termasuk sosok yang biasanya muncul dalam sutra mahayana belakangan.

Barusan juga mengintip sedikit Bhuridatta Jataka dan diceritakan tentang Virupakkha yang melayani Sakka di alam surga. Pengikut wanitanya juga diceritakan menghibur dengan permainan musik. Jadi makin menguatkan pandangan bahwa naga-naga yang dimaksud dalam Ahirajasutta adalah makhluk-makhluk gaib, bukan merujuk pada hewan ular biasa.

Thanks buat infonya yang bagus.


OOT, cukup menarik jika diingat salah satu Mahasavaka, Upasena Vangantaputta juga meninggal karena terpagut ular. Membuat saya bertanya-tanya apakah Arahant tidak senantiasa memancarkan metta, sekadar inkonsistensi cerita, atau ada teori lainnya.

75
Buddhisme Awal / Re: Tahun Wafat Buddha
« on: 18 December 2014, 09:07:04 AM »
Orang yg anda kirim kevihara kami
U mencari informasi
Sudah terbuka belangnya

Akan menerima perlakuan yg sama
Dengan apa yg anda lakukan disini.


Berani menyebut  kerbau dicocok hidungnya
Anda mesti tanggung jawab
Saya tanya pada anda
Bisakah anda melihat kehidupan yg lampau
Satu kehidupan saja sebelum yg sekarang
Beserta informasi tgl bulan dan tahun kelahirannya.

Kerbau yg tidak dicocok hidungnya
Tidak akan mencari jawaban
Diluar dirinya
Peringatan untuk anda, wirya sang kerbau-yang-dicucuk-hidungnya, di sini tempat belajar secara historis. Jangan merusuh.

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 569