Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Theravada => Topic started by: agung.santoso on 13 May 2014, 01:50:01 PM

Title: Acintita Sutta
Post by: agung.santoso on 13 May 2014, 01:50:01 PM
Mengapa ada hal-hal yang bersifat Acinteyya / tak terpikirkan (imponderable or incomprehensible) dan mengapa jika berspekulasi tentangnya akan menjadi gila (go mad) & jengkel (vexation)?
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: will_i_am on 13 May 2014, 03:15:52 PM
karena pikiran manusia terbatas
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: The Ronald on 13 May 2014, 03:49:10 PM
Mengapa ada hal-hal yang bersifat Acinteyya / tak terpikirkan (imponderable or incomprehensible) dan mengapa jika berspekulasi tentangnya akan menjadi gila (go mad) & jengkel (vexation)?

yah namanya juga spekulasi..pasti akan ada pertanyaan susulan..yg di jawab dgn spekulasi ... dan muncul lg pertanyaan susulan berikutnya, sedangkan untuk 1 pertanyaan..ada bbrp jawaban spekulasi, dan pertanyaan dari jawaban spekulasi tsb..juga ada bbrp spekulasi..akhirnya makin banyak d yg tdk terjawab
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: agung.santoso on 13 May 2014, 04:50:27 PM
Mungkin juga karena kapasitas memori otak terbatas, jadi kalau diteruskan bisa "hang"  :))

Thanks pencerahannya  ^:)^
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: seniya on 13 May 2014, 06:48:45 PM
Mengapa ada hal-hal yang bersifat Acinteyya / tak terpikirkan (imponderable or incomprehensible) dan mengapa jika berspekulasi tentangnya akan menjadi gila (go mad) & jengkel (vexation)?

Misalnya seseorang memiliki kemampuan mengingat kehidupan lampau sampai masa tak terbatas, dengan kemampuan itu ia bisa mencari awal kehidupan pertama di samsara, tetapi ketika ia mencari sampai ke kehidupan yang ke-n maka akan ada kehidupan sebelum itu lagi (yaitu n-1), jika diteruskan lagi akan ada lagi kehidupan sebelumnya lagi (n-2, n-3, n-4, ..., n-100, n-1.000, n-10.000, dst) sampai tak terhingga banyaknya kehidupan lampau sebelumnya (n-tak terhingga). Ini selain sia-sia dan menghabiskan waktu, juga menyebabkan kegilaan/stress jika berusaha kita pikirkan atau renungkan.
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: Mas Tidar on 13 May 2014, 09:56:37 PM
di otak yang ada hanya 4 elemen: api, air, tanah & gas.

lalu, memory-nya dimana ?
saya juga sedang mencari jawaban tersebut. Ada yang bisa bantu ?

Mungkin juga karena kapasitas memori otak terbatas, jadi kalau diteruskan bisa "hang"  :))

Thanks pencerahannya  ^:)^
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: adi lim on 14 May 2014, 07:15:38 AM
Mungkin juga karena kapasitas memori otak terbatas, jadi kalau diteruskan bisa "hang"  :))

Thanks pencerahannya  ^:)^

yang benar kapasitas unlimit
manusia aja tidak serius berlatih
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: agung.santoso on 14 May 2014, 08:57:27 AM
Setahu saya yang disebut memori di arus kesadaran ada pada kesadaran registrasi (taddharamana), nah kalau memang demikian maka kemungkinan ada yang tidak terjangkau, misalnya kalau kita mencari awal mula alam semesta, maka ada kemungkinan awal mulanya tidak tahu karena sudah tidak terlihat lagi, waktu muncul kesadaran pertama kali alam semesta sudah ada sehingga diluar jangkauan memori. CMIIW.  ;D
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: K.K. on 14 May 2014, 09:37:37 AM
Setahu saya yang disebut memori di arus kesadaran ada pada kesadaran registrasi (taddharamana), nah kalau memang demikian maka kemungkinan ada yang tidak terjangkau, misalnya kalau kita mencari awal mula alam semesta, maka ada kemungkinan awal mulanya tidak tahu karena sudah tidak terlihat lagi, waktu muncul kesadaran pertama kali alam semesta sudah ada sehingga diluar jangkauan memori. CMIIW.  ;D
Kalau tidak salah, tadarammana hanyalah penetapan objek pikiran dan setelah itu lenyap, dan kembali lagi ke bhavanga. Pengenalan objek berdasar persepsi ada pada saat persepsi diselidiki (santirana). Tapi letak memori itu sendiri tidak dikatakan di mana.

Title: Re: Acintita Sutta
Post by: agung.santoso on 14 May 2014, 09:58:43 AM
Kalau tidak salah, tadarammana hanyalah penetapan objek pikiran dan setelah itu lenyap, dan kembali lagi ke bhavanga. Pengenalan objek berdasar persepsi ada pada saat persepsi diselidiki (santirana). Tapi letak memori itu sendiri tidak dikatakan di mana.

Kalau tidak pernah dikatakan letak memori itu ada di mana, apakah itu bisa juga berarti memori itu tidak ada, yang selama ini dianggap sebagai memori sebenarnya hanyalah persepsi-persepsi terhadap objek-objek yang telah lampau?
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: dhammadinna on 14 May 2014, 02:02:17 PM
Mengapa ada hal-hal yang bersifat Acinteyya / tak terpikirkan (imponderable or incomprehensible) dan mengapa jika berspekulasi tentangnya akan menjadi gila (go mad) & jengkel (vexation)?

saya copas biar tidak bingung. Siapa tau ada yang ga tau.

77 (7) Hal-hal yang Tidak Terpikirkan

“Para bhikkhu, ada empat hal yang tidak terpikirkan<771> ini yang seharusnya seseorang tidak berusaha memikirkannya; seseorang yang berusaha untuk memikirkannya akan menghasilkan kegilaan atau frustrasi. Apakah empat ini? (1) Jangkauan para Buddha adalah hal yang tidak terpikirkan yang seharusnya seseorang tidak berusaha memikirkannya; seseorang yang berusaha untuk memikirkannya akan menghasilkan kegilaan atau frustrasi. (2) Jangkauan seseorang yang berada di dalam jhāna adalah hal yang tidak terpikirkan … (3) akibat kamma adalah hal yang tidak terpikirkan … (4) Spekulasi tentang dunia adalah hal yang tidak terpikirkan yang seharusnya seseorang tidak berusaha memikirkannya; seseorang yang berusaha untuk memikirkannya akan menghasilkan kegilaan atau frustrasi.<772> Ini adalah keempat hal yang tidak terpikirkan itu yang seharusnya seseorang tidak berusaha memikirkannya; seseorang yang berusaha untuk memikirkannya akan menghasilkan kegilaan atau frustrasi.”

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23851.0.html
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: K.K. on 16 May 2014, 10:12:58 AM
Kalau tidak pernah dikatakan letak memori itu ada di mana, apakah itu bisa juga berarti memori itu tidak ada, yang selama ini dianggap sebagai memori sebenarnya hanyalah persepsi-persepsi terhadap objek-objek yang telah lampau?
Memori bukan persepsi terhadap objek lampau seperti direkam lalu diputar kembali, namun sesuatu yang dibangun kembali ketika diingat. Itu sebabnya ketika orang mengulang ingatannya bisa menceritakan hal-hal yang berbeda dengan kenyataan. Bukan karena bohong, tapi ingatan memang sangat rentan dan penuh bias.

Masalah ada atau tidak, serta di mana, entahlah. Ini sama juga seperti kamma itu yang sudah dilakukan adanya di mana? Kalau tidak 'tersimpan' di satu tempat, bagaimana "catatan" kamma itu bisa mengikuti pancakkhanda yang senantiasa berubah tersebut, bahkan melewati banyak kehancuran jasmani? Karena itulah aneka abhidhamma berkembang.

Title: Re: Acintita Sutta
Post by: agung.santoso on 16 May 2014, 10:37:05 AM
Setelah saya cari di mbah google, saya menemukan thread di dhammacitta yang menyangkut hal ini

Dalam Proses Kesadaran (CItta Vitthi)... Ingatan itu ada di Sanna (persepsi) dan Tadarammana Citta (kesadaran mencatat) yang muncul padam. Sanna ada di setiap moment kesadaran ( Pancadvara ada 17 moment / Manodvara ada 13 moment) dan Tadarammana Citta hanya pada pengalaman dengan objek yang sangat jelas.
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: dilbert on 16 May 2014, 12:05:45 PM
Mengapa ada hal-hal yang bersifat Acinteyya / tak terpikirkan (imponderable or incomprehensible) dan mengapa jika berspekulasi tentangnya akan menjadi gila (go mad) & jengkel (vexation)?

Pikiran seorang Arahatta adalah pikiran yang jernih, bening, bersih, tidak tergoyahkan, tidak ter-manipulasi.... dan pikiran jenis ini yang bisa mengakses hal-hal yang bersifat acinteyya.
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: will_i_am on 16 May 2014, 01:51:12 PM
Pikiran seorang Arahatta adalah pikiran yang jernih, bening, bersih, tidak tergoyahkan, tidak ter-manipulasi.... dan pikiran jenis ini yang bisa mengakses hal-hal yang bersifat acinteyya.
kayaknya ga juga. bagaimana dengan arahant sukha vipassaka yang ga capai jhana, atau apakah semua arahant bisa melihat sebab akibat kamma, atau asal mula dunia?
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: dilbert on 16 May 2014, 03:34:03 PM
kayaknya ga juga. bagaimana dengan arahant sukha vipassaka yang ga capai jhana, atau apakah semua arahant bisa melihat sebab akibat kamma, atau asal mula dunia?

arahatta kalau mau masuk ke jhana sudah gampang... karena pikiran arahatta tidak terdistorsi lagi... mungkin maksud-nya adalah arahatta magga yang tidak melalui samatha(jhana)-yana.
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: seniya on 16 May 2014, 04:07:37 PM
[OOT]Pertanyaannya sekarang benarkah ada Arahant yang mencapai vipassana tanpa jhana?[/OOT]
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: will_i_am on 19 May 2014, 11:58:26 AM
arahatta kalau mau masuk ke jhana sudah gampang... karena pikiran arahatta tidak terdistorsi lagi... mungkin maksud-nya adalah arahatta magga yang tidak melalui samatha(jhana)-yana.
set aside soal jhana, bahkan YM Mogallana juga hanya bisa mengingat kehidupan 4 Mahakappa + 100.000 kappa lebih, tidak sampai ke asal mula dunia.
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: Sostradanie on 15 January 2019, 11:07:40 PM
di otak yang ada hanya 4 elemen: api, air, tanah & gas.

lalu, memory-nya dimana ?
saya juga sedang mencari jawaban tersebut. Ada yang bisa bantu ?

Mungkin memorinya berada  pada tumpukan karma  pada massa lampau yang antri terus berbuah, sehingga itu yang membuat ada jenis pikiran A muncul pada seseorang.cthnya:pertapaan menyiksa diri yang dilakukan Sidhatta jauh lebih lama dipraktekkannya di banding yang lain.
Title: Re: Acintita Sutta
Post by: Sostradanie on 18 January 2019, 11:54:27 PM
Memori bukan persepsi terhadap objek lampau seperti direkam lalu diputar kembali, namun sesuatu yang dibangun kembali ketika diingat. Itu sebabnya ketika orang mengulang ingatannya bisa menceritakan hal-hal yang berbeda dengan kenyataan. Bukan karena bohong, tapi ingatan memang sangat rentan dan penuh bias.

Masalah ada atau tidak, serta di mana, entahlah. Ini sama juga seperti kamma itu yang sudah dilakukan adanya di mana? Kalau tidak 'tersimpan' di satu tempat, bagaimana "catatan" kamma itu bisa mengikuti pancakkhanda yang senantiasa berubah tersebut, bahkan melewati banyak kehancuran jasmani? Karena itulah aneka abhidhamma berkembang.


Ingatan karena Sangat rentan dan  bias makanya terkadang menceritakan yang berbeda dari kenyataan, mungkin karena tidak berminat melatih diri berbicara benar dari berbagai kehidupan.Tapi jenis seperti itu jika yang berhubungan dengan nafsu yang sudah seperti lem kuatnya pasti tidak rentan dan bias.Contohnya nafsu seks.Karena rajin dilatih dari berbagai kehidupan.