faktor utama dalam mengembangkan kebijaksanaan adalah ketenangan. Tanpa ketenangan, pikiran sulit memahami segala sesuatu sebagai mana adanya. Ketenangan bukan saja pangkal dari kebijaksanaan, melainkan juga awal dari kebebasn pikiran.
Kebebasan-pikiran (cetovimutti) adalah puncak penyucian pikiran dari kekotoran-kekotoran nafsu lewat praktik ketenangan (samatha). Ada berbagai macam kebebasan-pikiran, dan walaupun semuanya mulia, hanya ada satu yang tak dapat diubah yaitu kebebasan-pikiran yang tak tergoyahkan (akuppa cetovimutti) yang dimiliki oleh seorang Arahat. Praktik cinta kasih (metta), unsur pertama dari Kediaman Batin Luhur, memuncak dalam kebebasan-pikiran yang tak terbatas (appamana- cetovimutti) di mana semua niat jahat atau kedengkian (vyapada) hilang dari pikiran (Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/ekaka-nipata-kelompok-satu/)
Pikiran yang tenang seharusnya menanangkan. Pikiran yang gelisah, akan menggelisahkan. Kegelisahan seseorang bisa jadi merupakan pengaruh dari kegelisahan orang lain. Orang yang gelisah, akan menularkan kegelisahan. Orang yang tenang, akan menularkan ketenangan. Bagaimanapun, tidak ada faktor ekternal yang lebih kuat yang membuat seseorang menjadi tenang atau gelisah, kecuali pikirannya sendiri.
Pikiran yang tenang, mustahil menggelisahkan orang lain, kecuali orang lain itu adalah "musuh ketenangan" itu sendiri.
Topic: musuh ketenangan (Read 1112 times)