banyak yang beranggapan
bhikhu + gadget = salah
apakah kita harus menilai mentah2 anggapan tersebut (doktrin), atau ada pertimbangan2 lainnya tentang manfaat dan tujuan peralatan tersebut (ehipassiko)?
apakah para murid siddharta menyebarkan dhamma hanya boleh menggunakan
lisan?
apakah bhikhu setelah konsili pertama hanya boleh menulis pakai
daun lontar?
apakah bhikhu di abad pertengahan menyebarkan dhamma hanya sebatas
lisan dan tulisan pena?
apakah bhikhu setelah ditemukan
mesin ketik & cetak boleh menulis buku dhamma?
apakah bhikhu setelah ditemukan
mic & speaker boleh menggunakannya untuk dhammadesana?
apakah bhikhu setelah ditemukan
komputer & website/forum boleh membabarkan dhamma melaluinya?
apakah bhikhu setelah ditemukan
ipad & smartphone boleh menggunakan untuk membabarkan dhamma melaluinya?
dst..
demikian juga kamera perkembangannya sama dengan diatas namun bersifat perkembangan seni melalui gadget (mulai dari lukisan dinding, artefak, patung, lukisan cat, dst)
seni itu netral juga bisa memperkuat suatu historis, bayangkan kalau tidak ada sama sekali seni historis di agama buddha, tidak ada namanya lukisan, patung illustrasi buddha sama kayak kehancuran historis buddha di afganistan
yang disalahkan jangan alatnya tapi manfaat, penggunaanya, dan melenceng atau tidaknya?apakah kamera DSLR seharga 5-10jt (sudah 1 set standart lengkap) yang bertujuan mendokumentasi sejarah saat ini di nepal, mendapatkan dana dari hasil penjualan foto & buku untuk yayasan amal masyarakat kurang mampu, gedung sekolah dll
sebanding dengan fenomena oknum bhikhu punya mobil pribadi, maunya jadi guru spiritual bos2 besar saja, jual mantra n jimat, bangun vihara megah dengan rupang Buddha seharga ratusan juta-Milyar?
CMIIW