Mungkin gak, org yang sudah mempunyai kemampuan bathin lebih bijaksana, melihat dan menyadari bahwa kelahiran/kehidupan sebelum sekarang itu tidak ada jadi mereka akan bungkam, karena ini demi kebaikan dan kedamaian antar umat manusia supaya gak chaos lah atau takut untuk berbuat jahat.
Saya gak membicarakan hal kehidupan skrg tapi hal kehidupan sebelum skrg. Karena memang hukum karma pd kehidupan skrg bisa dibuktikan secara langsung, logis dan rasional. Contoh sederhana, sebab si Andi pukul mata si Wati, akibatnya mata Wati bengkak.
Pak, Di dunia ini telah muncul seorang manusia luar biasa yang telah mendapatkan kebenaran, terbebas dari kekotoran batin, yang telah mencapai penerangan sempurna atas usaha-Nya sendiri, yang sempurna pengetahuan serta tindak-tanduk-Nya, sempurna dalam menempuh jalan ke Nibbana, Pengenal segenap alam, Pembimbing manusia yang tiada taranya... Guru Para Deva dan Manusia, Yang Telah Sadar, Yang Patut Dimuliakan. Beliaulah Sang Buddha yang tiada taranya dalam membabarkan Kebenaran (Dhamma), yang setelah mencapai Pengetahuan Tertinggi, Beliau menyatakan kepada dunia bersama dengan para dewa, mara dan Brahma, generasi sekarang dengan para samana dan brahmanya, beserta dengan para raja dan rakyatnya. Beliau membabarkan Kebenaran (Dhamma) yang indah pada awalnya, yang indah pada pertengahannya, serta yang indah pada akhirnya dalam makna dan kata-kata-Nya dalam menerangkan kehidupan suci yang benar-benar sempurna, dan murni sepenuhnya... kepada Sang Bhagava, saya memuji, kepada sang Bhagava saya menghormat...
Beliau sendiri pernah menyatakan dalam Pasadika Sutta (DN 29, paragraf 29, terbitan DCPress), apapun yang terlihat, terdengar, terasa, dikenal, apapun yang pernah dicapai, dicari, atau direnungkan oleh pikiran, semua ini telah dipahami sepenuh-Nya oleh Sang Tathagata. Itulah sebabnya, maka Beliau disebut Tathagata.
Apa yang terlintas dalam pikiran Anda Pak, saya merasa ada kemiripan dengan apa yang pernah terlintas dalam pikiran seorang Brahmana yang bernama Lohicca (baca Lohicca Sutta, DN 12). Singkat cerita saja ya, Pak. Brahmana itu pernah memiliki pemikiran seperti berikut : "Andaikan di dunia ini, ada orang (pertapa atau brahmana atau yg sejenisnya) yg menemukan suatu ajaran yang baik, kemudian setelah mereka menemukannya, mereka tidak harus menyatakan kebenarannya kepada orang lain (bungkam saja). Karena apa yg bisa diperbuat org tsb (yg menemukan kebenaran) utk org lain?" (kurang lebih seperti itu yg terlintas dalam pemikiran brahmana Lohicca ya, Pak...)
Namun Pak, dalam hal ini Pak, berdasarkan kenyataannya Pak, seorang Tathagata telah muncul di dunia ini, seorang yang telah mencapai, dan menembus kebenaran yang sungguh dalam ini dengan usaha-Nya sendiri,
[size=78%] [/size][size=78%]
sesungguhnya Beliau membabarkan kebenaran demi kesejahteraan dan kebahagian semua makhluk, agar dapat terbebas dari lingkaran samsara yang penuh derita ini. Namun, pada saat Beliau mulai memutuskan utk mengajarkan kebenaran yang sungguh-sungguh dalam ini, Pak, kebenaran yang sulit dilihat, yang damai, luhur, dan melampaui logika, yang begitu halus, dan sulit untuk dipahami ini.Beliau sempat mengurungkan niat baiknya (untuk membantu makhluk lain terbebaskan dalam lingkaran samsara ini) tsb.Karena hal apakah Beliau mengurungkan niatnya tsb? Hal ini karena ketika Beliau merenungkan sifat2 Dhamma yang begitu dalam, dan sulit dipahami, dan ditembus oleh kita/generasi ini/siapapun yang begitu melekat dan bergembira di dalam penderitaan ini, kita begitu menyenanginya, sehingga menjadi tidak menyadari sifat dari segala sesuatu yang berkondisi di dunia ini. Kita begitu dibutakan oleh nafsu sehingga tidak dapat melihatnya. Sementara Kebenaran yang telah ditembus oleh Beliau adalah anggapan yang sebaliknya dari anggapan2 orang di dunia pada umumnya. Beliau merenungkan apabila Beliau membabarkan kebenaran ini kepada orang lain, dan mereka tidak memahami-Nya, hal ini hanya akan membuat beliau lelah dan menyulitkan-Nya saja (Karena nasihatnya hanya akan menjadi celaan/cemoohan bagi murid-muridnya yang tidak mau memperhatikan nasihat ajaranNya. Sedangkan semasa hidupnya Beliau membabarkan Dhamma masih banyak orang2 yang berusaha mencoba untuk menjatuhkan pandangan/doktrin-Nya dan berniat buruk padaNya [cthnya seperti, org2 Nigantha Nataputta, Purana Kassapa, Makkhali Gosala, Ajita Kesakambali, dan pengikut sekte2 Jain lainnya, Devadatta, Magandhiya, Cinca Manavika, dsb.<yang karena kebodohan batin, mereka malah menggali kuburan mereka lebih dalam lagi>] Namun, hal yang terjadi adalah sebaliknya, malah pengikut mereka yang lebih banyak berpindah keyakinan. Karena apakah? Karena apa yang diajarkan oleh Tathagata adalah berdasarkan pada kebenaran yang telah Beliau lihat, alami, selami, dan pahami sepenuhnya, yang dapat dilihat secara langsung di sini, saat ini, segera, dapat dilihat dan dibuktikan, menuntun ke dalam batin, dan dapat diselami oleh mereka yang bijaksana/memiliki sedikit debu di matanya.).
Kemudian, Brahma Sahampati mengetahui pemikiran Bhagava, segera menemuiNya, secepat seorang kuat merentangkan tangannya, atau melipatnya lagi, lenyap dari alam Brahma dan muncul kembali di hadapan sang Bhagava. {coba perhatikan, betapa penuh rasa hormatnya, sikap Brahma ini pada sang Bhagava
[/size][size=78%] ==>} Merapikan jubahnya di bahunya dan berlutut dengan lutut kanannya, ia memberi hormat kepada Buddha dengan merangkapkan tangannya memohon kepada sang Bhagava untuk bersedia mempertimbangkan makhluk2 yang memiliki sedikit debu di mataNya, agar mereka dapat memahamiNya. Singkat cerita, Sang Bhagava kemudian menerima permohonan sang Brahma, setelah memeriksa dengan mata batinNya, bahwa masih ada makhluk2 yg memiliki sedikit debu dimatanya, tergerak oleh belas kasihNya, Beliau pun memutuskan untuk mengajarkan Dhamma yang mulia ini... [/size]
[size=78%](Renungkanlah, betapa besar belas kasihNya dalam membabarkan Dhamma yang telah diselami atas usahaNya sendiri itu, demi kesejahteraan semua makhluk [/size] )
Tathagata adalah seorang yang telah menemukan kebenaran mutlak dan memahami sifat nyata dunia ini sesungguhnya, saya yakin, Beliau adalah seorang yang tidak akan bungkam begitu saja setelah menemukan kebenaran itu, dan tidak akan menyatakan yang sebaliknya. Karena Beliau, adalah seorang pembicara kebenaran, Oleh karena itu pula, Beliau disebut Sang Sugata (seorang yg mengatakan yang benar pada saat yang tepat). Beliau adalah seorang yang tidak terpengaruh (walaupun apa yg diucapkanNya disukai atau tidak disukai oleh org yg mendengarkanNya, Beliau tetap akan menyatakan apa yang berdasarkan pada kebenaran dan menyatakan hal yang bermanfaat bagi para pendengarnya, demi kesejahteraan banyak makhluk.
[size=78%]Hal yang diucapkan oleh Beliau menuntun pada Nibbana (keadaan yg tidak terkondisi), menuntun pada ketenangan batin \[/size] [size=78%]/. Beliau adalah seorang yang tidak akan menyatakan hal yang tidak bermanfaat. Seorang yang tidak akan menyatakan hal yang tidak mendukung pada lenyapnya penderitaan. Beliaulah sang Tathagata yang layak dipuji oleh para Dewa dan Manusia...\[/size] [size=78%]/\[/size] [size=78%]/\[/size] [size=78%]/[/size]
Mungkin gak, org yang sudah mempunyai kemampuan bathin lebih bijaksana, melihat dan menyadari bahwa kelahiran/kehidupan sebelum sekarang itu tidak ada jadi mereka akan bungkam, karena ini demi kebaikan dan kedamaian antar umat manusia supaya gak chaos lah atau takut untuk berbuat jahat.
Seandainya saja ya, pak, kelahiran kehidupan lampau, dan yang akan datang itu tidak pernah ada (alias hidup itu cuman sekali)
[size=78%], toh hal apalah yg bisa dilakukan org demikian (yg menyatakan tdk ada akibat perbuatan) dengan bungkam saja,dan malah menyatakan yang sebaliknya? Apa gunanya bagi mereka? Malah, kasus yg ada pada zaman Sang Buddha banyak sekali petapa yg menyatakan pandangan demikian (klo gak salah pandangan demikian disebut paham nihilisme ya?), yg malah setelah mengibarkan bendera pandangan salah mereka, mereka tdk menganjurkan seseorang utk berbuat baik, silahkan berbuat semena2, krn mereka berpandangan/beranggapan bahwa tdk ada akibat dari perbuatan baik dan buruk. Oleh krn itu, seseorang yg berkuasa/semua orang dapat berbuat semena2nya... Klo yg saya rasa sih bakalan makin kacau dunia ini. (seperti cerita kisah Narada Jataka, yg w baca di buku kamma adalah pencipta sesungguhnya...[/size] )
[size=78%]Klo seandainya, seseorang menemukan kenyataan bahwa tdk ada akibat/buah dari perbuatan baik atau buruk, lantas apa juga gunanya org tsb menganjurkan org lain utk takut berbuat jahat?[/size] [size=78%] bukankah kebenaran yg ditemukannya itu menyatakan tdk ada buah/akibat dari kehidupan lampau, serta akibat perbuatan yg dihasilkannya? jika demikian, lantas utk apa pula sso hrs takut buat jahat??[/size] klo dikatakan, gunanya supaya gak kacau dunia ini, maka org itu menyatakan yg sebaliknya (ada akibat dari perbuatan saat ini yg akan dihasilkan pada kehidupan yg akan datang), itu berarti perbuatan buruk yg dilakukan org2 di dunia ini, walau tdk memiliki akibat pada kehidupan/kelahiran yg akan datang, namun, hal tsb (perbuatan buruk/baik) akan memiliki dampak/pengaruh/akibat terhadap kesejahteraan org2 di dunia (kehidupan saat ini) kan, Pak?