//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal  (Read 53237 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #45 on: 08 January 2014, 02:39:32 PM »
disarankan baca  sekte dan sektarianisme, untuk mengguncang paham sektarian dulu
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23774.0.html

ternyata yg dari kecil diajarin di sekolah, bahwa ada satu aliran paling murni sendiri, itu gak benar. Zaman sekarang sudah gak ada yg 100% murni dan kita hanya dapat versi yang sudah banyak ditambah dan diubah.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #46 on: 19 January 2014, 11:28:10 PM »
Pertama-tama, perlu diketahui bahwa masih banyak kerancuan mengenai apa yang disebut-sebut "Konsili III" sebab Asoka sendiri tidak menyebutkannya sebagai "konsili". Latar belakang "konsili III" diadakan adalah karena sejak Asoka menjadi buddhis, ia memberi dana yang banyak kepada sangha, dan seringkali berlebihan. Maka banyak orang yang melihat tergiur jadi bhikkhu, tidak berniat menjalani kehidupan suci, hanya mau menumpang dapat dana. Bahkan tidak pakai ditahbiskan, umat awam langsung pakai jubah kuning, cukur botak, terima dana. Di antara orang-orang yang berpura-pura jadi bhikkhu ini, juga mengajarkan ajaran lain (karena memang mereka tidak tahu apa ajaran Buddha). Karena itu, sangha (yang betulan) menolak untuk membaca patimokkha bersama. Hal ini yang disebut "perpecahan", bukan perpecahan sekte. 

Sekte lain malah mencatat konsili ke-3 bukan masa Asoka, tapi masa Raja Kanishka di Kashmir. Di buku Sejarah Buddhisme India karya Taranatha, penulis Tibet, tidak dicatat bahwa Asoka mengadakan konsili. Ada satu bab khusus tentang keajaiban dan dana-dana Asoka dst, mendirikan 80.000 stupa dalam semalam. Tapi tidak ada konsili.

Menurut Buddhisme Tibet, konsili hanya sampai ke-3, dan itu bukan masa Asoka tapi setelahnya, di Kashmir.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #47 on: 20 January 2014, 11:37:56 AM »
Sekte lain malah mencatat konsili ke-3 bukan masa Asoka, tapi masa Raja Kanishka di Kashmir. Di buku Sejarah Buddhisme India karya Taranatha, penulis Tibet, tidak dicatat bahwa Asoka mengadakan konsili. Ada satu bab khusus tentang keajaiban dan dana-dana Asoka dst, mendirikan 80.000 stupa dalam semalam. Tapi tidak ada konsili.

Menurut Buddhisme Tibet, konsili hanya sampai ke-3, dan itu bukan masa Asoka tapi setelahnya, di Kashmir.
Ya, begitulah. Memang catatan Dipavamsa tidak sesuai dengan catatan sejarah lainnya. Yang di Kashmir memang konsili, tapi setelah masa sektarian, dilaksanakan sekte Sarvastivada. Jadi sama seperti konsili Theravada di Sri Lanka, sudah merupakan konsili sektarian, tidak seperti konsili I & II.

Nice info.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #48 on: 20 January 2014, 01:08:57 PM »
Tudingan...  :))

Saya bahas dikit yah, konsili 4 adalah eksklusif Theravada Sri Lanka, tidak termasuk aliran Buddhis lainnya. Kemudian dari 3 aliran Theravada Sri Lanka, digusur sehingga jadi aliran tunggal Mahavihara yang bertahan. Keturunan Mahavihara ini yang kemudian menyebar terutama ke Thailand dan Myanmar.

Yang disebut "konsili ke 5" adalah konsili khusus sangha Theravada di Myanmar, dan menghasilkan Tipitaka Theravada versi Myanmar. Selain "konsili ke 5" yang umum dikenal itu, konsili-konsili regional di negara lain juga diadakan. Kemudian "konsili ke 6" baru diadakan bersama oleh sangha Theravada dari 8 negara.

Jadi bro dilbert mau bahas Abhidhamma khas Theravada, khusus dari sudut pandang Theravada, dan memakai otoritas konsili eksklusif Theravada dalam studi netral yang membahas semua aliran Buddhisme secara keseluruhan. Ini sikap sektarian yang kekanak-kanakan. Saya anjurkan kalau mau bahas sebatas hal yang ke-theravada-theravada-an tentu tepatnya di Board Theravada saja.


konsili ke-4 menggusur aliran Theravada Sri-lanka ? terus tahu-nya darimana ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #49 on: 20 January 2014, 01:10:23 PM »
Yups. Secara umum sejarah Buddhisme di India dapat dibedakan menjadi 3 periode:

1. Periode Buddhisme Awal/Pra-Sektarian
Dimulai sejak Sang Buddha Gotama/Sakyamuni mengajarkan Dhamma kepada lima orang siswa pertama sampai sekitar 100 tahun setelah Parinibbana Sang Buddha. Kapan Sang Buddha Parinibbana sendiri masih diperdebatkan para ahli karena ada banyak versi perhitungan tahun kematian Sang Buddha dalam tradisi-tradisi Buddhis, namun versi umum yang banyak digunakan para ahli sejarah adalah tahun 468 SM (menurut versi Theravada yang menggunakan kronologi panjang, tahun kematian Sang Buddha adalah 543 SM yang menjadi dasar perhitungan tahun Buddhis internasional [BE = Buddhist Era]).

2. Periode Buddhisme Sektarian
Ketika Konsili Kedua diadakan di Vesali 100 tahun setelah Sang Buddha Parinibbana, kelompok bhikkhu Vajji memisahkan diri dari Sangha awal mula karena perbedaan penafsiran terhadap Vinaya. Di sinilah awal perpecahan yang baru menampakkan wujudnya dengan terbentuknya berbagai aliran yang berjumlah 18 seluruhnya beberapa ratus tahun kemudian (menurut sumber Sthaviravada sekitar 100-200 tahun setelah Parinibbana atau lebih jauh lagi menurut sumber Mahasanghika).

3. Periode Buddhisme Mahayana
Pada sekitar 500 tahun setelah Parinibbana atau kira-kira abad pertama Masehi muncul sutra-sutra Mahayana yang lebih menekankan pada cita-cita Kebuddhaan yang dianggap lebih baik daripada cita-cita Buddhisme awal yang menekankan pada Kearahatan. Aliran-aliran Buddhisme awal terbagi menjadi dua kelompok: menerima sutra-sutra Mahayana tersebut sebagai ajaran Buddha dan menolaknya. Mulanya Mahayana bukanlah aliran, melainkan idealisme spiritual yang dianut beberapa komunitas Buddhisme awal yang berusaha menerapkan jalan Bodhisattva yang telah ditempuh Sang Buddha sendiri. Pada masa ini para peziarah Cina yang berkelana di India untuk menerjemahkan teks-teks Buddhis menemukan adanya golongan Mahayana-Sthavira (para bhikkhu yang berasal dari aliran Sthaviravada tetapi menganut pandangan Mahayana) dan Hinayana-Sthavira (para bhikkhu yang masih menganut pandangan Buddhisme awal).

Akhirnya pada sekitar abad ke-3 M aliran-aliran Buddhisme awal mengalami kemunduran dan Mahayana berkembang menjadi aliran tersendiri yang dikembangkan para cendikiawan Mahayana yang muncul saat itu seperti Nagarjuna yang mengembangkan aliran Madhyamaka dan Asanga yang mengembangkan aliran Yogacara (Vijnanavada). Menjelang kemunduran Buddhisme di India, muncul aliran Buddhisme esoterik yang menandai masa akhir periode ini hingga lenyapnya Buddhisme dari India.

ANEH... apa yang ANEH ???

Karena semua yang kita ketahui sekarang ini tahu-nya darimana ? kalau bukan "KONON-nya" dari Dokumentasi tertulis konsili ke-4....

atau ada dokumentasi tertulis yang lebih tua lagi ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #50 on: 20 January 2014, 01:12:27 PM »
Secara historis, Abhidhamma baru muncul pada konsili III dibawah Moggaliputta Tissa. Catatan Konsili I dan II dalam versi Pali sendiri tidak menyebutkan adanya pengulangan Abhidhamma. Jadi Abhidhamma memang muncul belakangan. Kalo masalah isinya, harus dikaji dulu satu per satu teks kanon Abhidhamma apakah sesuai dengan ajaran Buddha atau tidak. IMO, para scholar sudah benar mengatakan muncul belakangan tetapi kalo kesesuaian ajarannya kayaknya blm ada yang meneliti....

Tidak ada catatan konsili I dan catatan konsili II.... yang ada catatan dari konsili ke-4 tentang kisah-kisah di konsili ke-1, konsili ke-2 dan konsili ke-3...

Jadi kalau TIDAK MENERIMA SEMUA hasil KONSILI ke-IV, dengan dasar apa bisa menyatakan kitab yang ini ajaran Buddha, kitab yang itu ajaran Buddha....
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #51 on: 20 January 2014, 02:50:14 PM »
ANEH... apa yang ANEH ???

Karena semua yang kita ketahui sekarang ini tahu-nya darimana ? kalau bukan "KONON-nya" dari Dokumentasi tertulis konsili ke-4....

atau ada dokumentasi tertulis yang lebih tua lagi ?

Tidak ada catatan konsili I dan catatan konsili II.... yang ada catatan dari konsili ke-4 tentang kisah-kisah di konsili ke-1, konsili ke-2 dan konsili ke-3...

Jadi kalau TIDAK MENERIMA SEMUA hasil KONSILI ke-IV, dengan dasar apa bisa menyatakan kitab yang ini ajaran Buddha, kitab yang itu ajaran Buddha....

Cpddd.... :hammer:

Konsili VI itu kan versi Theravada di Sri Lanka, sedangkan aliran non-Theravada di mainland India juga ada sejarah konsili mereka sendiri, misalnya Sarvastivada yang mengadakan konsili III pada masa Raja Kanishka dan menghasilkan Tripitaka mereka sendiri. Kemudian ada juga peninggalan manuskrip kuno seperti di Gandhara yang usianya lebih tua daripada Konsili IV tsb dan penemuan arkeologis lainnya seperti prasasti Raja Asoka. Hasil dari semua dokumentasi ini dipelajari dan dianalisis untuk menelusuri sejarah Buddhisme awal itu seperti apa terlepas dari asumsi sektarian mana pun. Jadi bukan hanya dari satu sumber saja, tetapi berbagai sumber sektarian ditambah sumber dari peninggalan sejarah Buddhisme di India sendiri.....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #52 on: 20 January 2014, 03:46:24 PM »
Tidak ada catatan konsili I dan catatan konsili II.... yang ada catatan dari konsili ke-4 tentang kisah-kisah di konsili ke-1, konsili ke-2 dan konsili ke-3...

Jadi kalau TIDAK MENERIMA SEMUA hasil KONSILI ke-IV, dengan dasar apa bisa menyatakan kitab yang ini ajaran Buddha, kitab yang itu ajaran Buddha....

Siapa bilang gak ada
Catatan sekte lain semua mengakui konsili I dan II, dan mengaku diturunkan darisitu.
Justru sejarah konsili III dan IV dari Theravada (Mahavihara) itu klaim sepihak yg tidak ada penguatnya di luar sejarah mereka sendiri.

Kalau saudara Dilbert bilang tidak ada, berarti baru hanya baca Dipavamsa dan Mahavamsa atau buku sejarah yang hanya mengacu kesitu. Temuan baru dan terjemahan baru menguak catatan sejarah sekte lain.

Quote
In striking contrast to the uniform accounts of the Second Council, there are records of several possible "Third Councils". These different versions function to authorize the founding of one particular school or other.
...
According to the Theravāda commentaries and chronicles, the Third Buddhist Council was convened by the Mauryan king Ashoka at Pātaliputra (today's Patna), under the leadership of the monk Moggaliputta Tissa. Its objective was to purify the Buddhist movement, particularly from opportunistic factions which had been attracted by the royal patronage. The king asked the suspect monks what the Buddha taught, and they claimed he taught views such as eternalism, etc., which are condemned in the canonical Brahmajala Sutta. He asked the virtuous monks, and they replied that the Buddha was a "Teacher of Analysis" (Vibhajjavādin), an answer that was confirmed by Moggaliputta Tissa. The Council proceeded to recite the scriptures once more, adding to the canon Moggaliputta Tissa's own book, the Kathavatthu, a discussion of various dissenting Buddhist views now contained in the Theravāda Abhidhamma Pitaka.

The Mahāsanghika, for their part, remember things differently: they allege, in the Sāriputraparipriccha that there was an attempt to unduly expand the old Vinaya. The Mahasanghikas' own vinaya gives essentially the same account of the Second Council as the others, i.e. they were on the same side.

Atas dasar apa pernyataan satu sekte dianggap absolut benar dibandingkan sekte lain? Sama-sama gak ada bukti penguatnya kok. Tapi kenyataannya Buddhisme di Tibet dan China mencatat konsili ke-3 itu di Kashmir, dan konsili ke-1 dan ke-2 sama dengan Theravada (Mahavihara).
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #53 on: 20 January 2014, 04:59:37 PM »
Cpddd.... :hammer:

Konsili VI itu kan versi Theravada di Sri Lanka, sedangkan aliran non-Theravada di mainland India juga ada sejarah konsili mereka sendiri, misalnya Sarvastivada yang mengadakan konsili III pada masa Raja Kanishka dan menghasilkan Tripitaka mereka sendiri. Kemudian ada juga peninggalan manuskrip kuno seperti di Gandhara yang usianya lebih tua daripada Konsili IV tsb dan penemuan arkeologis lainnya seperti prasasti Raja Asoka. Hasil dari semua dokumentasi ini dipelajari dan dianalisis untuk menelusuri sejarah Buddhisme awal itu seperti apa terlepas dari asumsi sektarian mana pun. Jadi bukan hanya dari satu sumber saja, tetapi berbagai sumber sektarian ditambah sumber dari peninggalan sejarah Buddhisme di India sendiri.....

Coba mana hasil-nya konsili ke-IV dari sekte lain ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #54 on: 20 January 2014, 05:00:33 PM »
Siapa bilang gak ada
Catatan sekte lain semua mengakui konsili I dan II, dan mengaku diturunkan darisitu.
Justru sejarah konsili III dan IV dari Theravada (Mahavihara) itu klaim sepihak yg tidak ada penguatnya di luar sejarah mereka sendiri.

Kalau saudara Dilbert bilang tidak ada, berarti baru hanya baca Dipavamsa dan Mahavamsa atau buku sejarah yang hanya mengacu kesitu. Temuan baru dan terjemahan baru menguak catatan sejarah sekte lain.

Atas dasar apa pernyataan satu sekte dianggap absolut benar dibandingkan sekte lain? Sama-sama gak ada bukti penguatnya kok. Tapi kenyataannya Buddhisme di Tibet dan China mencatat konsili ke-3 itu di Kashmir, dan konsili ke-1 dan ke-2 sama dengan Theravada (Mahavihara).

Catatan Buddhisme Tibet kapan ? lebih tua dari Konsili ke-IV Theravada ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #55 on: 20 January 2014, 05:04:26 PM »

Atas dasar apa pernyataan satu sekte dianggap absolut benar dibandingkan sekte lain? Sama-sama gak ada bukti penguatnya kok. Tapi kenyataannya Buddhisme di Tibet dan China mencatat konsili ke-3 itu di Kashmir, dan konsili ke-1 dan ke-2 sama dengan Theravada (Mahavihara).


The late Professor Etienne Lamotte, an eminent Buddhologist, held that Kanishka's Council was fictitious

Ref : Teaching of Vimalakirti, Pali Text Society,page XCII
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #56 on: 20 January 2014, 05:41:53 PM »
The late Professor Etienne Lamotte, an eminent Buddhologist, held that Kanishka's Council was fictitious

Ref : Teaching of Vimalakirti, Pali Text Society,page XCII
saya copy pastekan komplitnya:
...
The late Professor Etienne Lamotte, an eminent Buddhologist, held that Kanishka's Council was fictitious.[3] However, David Snellgrove, another eminent Buddhologist, considers the Theravada account of the Third Council and the Sarvastivada account of the Fourth Council "equally tendentious," illustrating the uncertain veracity of much of these histories.[4]
...

[3] Teaching of Vimalakirti, Pali Text Society,page XCIII
[4] Indo-Tibetan Buddhism. Snellgrove, David. Shambhala. Boston:2003. pg. 46

===

jangan disembunyikan dong sumber pengimbang lainnya ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #57 on: 20 January 2014, 07:51:18 PM »
Coba mana hasil-nya konsili ke-IV dari sekte lain ?

AFAIK, konsili III (ada yang mengatakan konsili IV) Sarvastivada pada masa Kanishka yang menghasilkan kumpulan teks Abhidharma Pitaka versi Sarvastivada dalam 7 kitab.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #58 on: 20 January 2014, 11:12:25 PM »
Catatan Buddhisme Tibet kapan ? lebih tua dari Konsili ke-IV Theravada ?
Lebih tua kan klaim sendiri? Dan tidak ada hubungannya dengan keaslian sekte lain.
Gini ya, di sejarah dunia dan Tibet, dan ini sudah diakui global, ada seorang guru dari India namanya Atisha, dia berlayar ke Sriwijaya dan belajar dengan seorang guru namanya Dharmakirti, orang Indonesia. Setelah itu Atisha kembali ke India, dan kemudian diundang ke Tibet. Ia menyebarkan dharma dan meninggal di Tibet. Atisha kira-kira datang sekitar tahun 1013 ke Sriwijaya, belajar 11 tahun disana.
Setelah itu, Agama Buddha di India lenyap karena invasi muslim.

Sebelum lenyapnya, kitab-kitab yg ada dibawa dan diterjemahkan ke Tibet dan China (yg di afghan dan kashmi musnah).
Nah, dari kitab-kitab ini mereka semua mencatat Konsili ke-1 dan ke-2, dan konsili ke-3 di Kashmir.
Dan diketahui dari perjalanan I-tsing, Fa-hien, Atisha, bahwa dunia buddhis waktu itu gak terisolasi. Ke Indonesia aja sampe apalagi Sri Lanka. Kalau memang ada konsili yang sebegitu pentingnya di abad pertama Masehi, kok tak terdengar ke India ataupun pusat dharma lainnya. Apalagi konsili ke-3 kalau memang itu terjadi di masa Asoka.

Semua sekte buddhis mempunyai catatan tentang Asoka, tapi hanya Theravada yg mengatakan Asoka mengadakan konsili.

Artinya apa? Artinya itu kan klaim sepihak. Coba deh, ada Bhiksu Gunawarman, dia lahir di Kashmir, keliling India, belajar ke Sri Lanka, pergi ke Jawa dan membuat raja jawa memeluk buddhis, lalu ke china jadi guru kaisar. http://www.gbm-online.com/online/dharma/hm9.html
Itu tahun 400an. Kalau memang benar ada konsili ke-3 Asoka, pastinya cerita itu nyebar dong kemana-mana. Kalau gak nyebar, artinya itu ditolak kan? Karena apa? karena sektarian kali ya?

Mengenai Raja Kanishka dan konsilinya, catatan Xuan Zang (Yuan Chuang) menyebut:
Quote
This
king of Gandhara, Yuan-chuang tells us, in the four hundredth year after the decease of Buddha, was a great and powerful
sovereign whose sway extended to many peoples. In his leisure hours he studied the Buddhist scriptures, having a monk every
day in the palace to give him instruction. But as the Brethren taught him different and contradictory interpretations, owing to
conflicting tenets of sectarians, the king fell into a state of helpless uncertainty. Then the Venerable Parsva explained to
His Majesty that in the long lapse of time since Buddha left the world disciples of schools and masters with various theories
had arisen, all holding personal views and all in conflict. On hearing this the king was greatly moved, and expressed to PSrsva
his desire to restore Buddhism to eminence, and to have the Tripitaka explained according to the tenets of the various
sohools. Parlva gave his cordial approval of the suggestion, and the king thereupon issued summonses to the holy and wise
Brethren in all his realm. These came in crowds from all quarters to Gandhara, where they were entertained for seven
days. They were far too numerous, however, to make a good working Council, so the king had recourse to a process of
selection. First all had to go away who had not entered the saintly career— bad not attained one to the four degrees of per-
fection. Then of those who remained all who were arhats were selected and the rest dismissed; of the arhats again those who
had the "three-fold intelligence" and the "six-fold penetration" were retained ; and these were further thinned out by dismissing
all of them who were not thoroughly versed in the Tripitaka and well learned in the "Five Sciences". By this process the
number of arhats for the Council was reduced to 499.

Yuan-chuang goes on to tell that the king proposed Gandhara as the place of meeting for the Council, but that this place was
objected to on account of its heat and dampness. Then Rajagaha was proposed, but Parsva and others objected that there
were too many adherents of other sects there, and at last it was decided to hold the Council in Kashmir. So the king and
the arhats came to his country, and here the king built a monastery for the Brethren.

When the texts of the Tripitaka were collected for the making of expository Commentaries on them, the Venerable Vasumitra
was outside the door in monk's costume. The other Brethren would not admit him because he was still in the bonds of the
world, not an arhat. In reply to his claim to deliberate, the others told him to go away and come to join them when he
had attained arhatship. Yasumitra said he did not value this attainment a spittle — he was aiming at Buddhahood and he
would not have any petty condition ("go in a small path") ; still he could become an arhat before a silk ball which he threw in
the air fell to the ground. When he threw the ball the Devas said to him so as to be heard by all — Will you who are to
become Buddha and take the place of Maitreya, honoured in the three worlds and the stay of all creatures — will you here realize
this petty fruit? The Devas kept the ball, and the arhats made apologies to Yasumitra and invited him to become their President,
accepting his decisions on all disputed points.

This Council, Yuan-chuang continues, composed 100 000 stanzas of Upadesa sastras explanatory of the canonical sUtras, 100000
stanzas of Vinaya-vibhasha-Sastras explanatory of the Vinaya, and 100 000 stanzas of Abhidharma-vibhasha sastras explanatory
of the Abhidharma. For this exposition of the Tripitaka all learning from remote antiquity was thoroughly examined; the
general sense and the terse language [of the Buddhist scriptures] were again made clear and distinct, and the learning was widely diffused for the safe-guiding of disciples. King Kanishka had the treatises, when finished, written out on copper plates, and
enclosed these in stone boxes, which he deposited in a tope made for the purpose. He then ordered the Yakshas to keep
and guard the texts, and not allow any to be taken out of the country by heretics; those who wished to study them could do
so in the country. When leaving to return to his own country Kanishka renewed Asoka's gift of all Kashmir to the Buddhist
church.
http://archive.org/stream/onyuanchwangstr00wattgoog/onyuanchwangstr00wattgoog_djvu.txt
Kalau baca sekilas catatan Xuanzang, dia mendengar cerita ini di Kashmir itu sendiri dan melihat vihara yg dibangun raja Kanishka beserta plakat pendiriannya, dan tahunnya juga diperkirakan Abad ke-1 Masehi.
Inilah klaim sepihak dari Sarvastivada

Klaim-klaim sepihak lainnya sulit dilakukan karena kebanyakan sejarah sekte lain sudah musnah


NEXT, tentang penggusuran oleh sekte Mahavihara terhadap sekte lain di Sri Lanka
Quote
the Mahāvihāra gained the political support of King Parakkamabāhu I (1153-1186 CE), and completely abolished the Abhayagiri and Jetavana Theravāda traditions.[11][12] The Theravāda monks of these two traditions were then defrocked and given the choice of either returning to the laity permanently, or attempting re-ordination under the Mahāvihāra tradition as "novices" (sāmaṇera).[12][13] Richard Gombrich writes that many monks from the Mahāvihāra were also defrocked:[14]

    Though the chronicle says that he reunited the Sangha, this expression glosses over the fact that what he did was to abolish the Abhayagiri and Jetavana Nikāyas. He laicized many monks from the Mahā Vihāra Nikāya, all the monks in the other two – and then allowed the better ones among the latter to become novices in the now 'unified' Sangha, into which they would have in due course to be reordained.
http://en.wikipedia.org/wiki/Mahavihara

Kalau gak begitu, mana mungkin bhikkhu yang jumlahnya ribuan dari sekte lain tiba2 hilang semua kan?
« Last Edit: 20 January 2014, 11:18:35 PM by xenocross »
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Abhidhamma/Abhidharma Pada Masa Buddhisme Awal
« Reply #59 on: 21 January 2014, 12:40:49 AM »
ANEH... apa yang ANEH ???

Karena semua yang kita ketahui sekarang ini tahu-nya darimana ? kalau bukan "KONON-nya" dari Dokumentasi tertulis konsili ke-4....

atau ada dokumentasi tertulis yang lebih tua lagi ?

Coba diceritakan catatan konsili ke-4 (Theravada Mahavihara) yg mana yg mengatakan konsili 1,2,3
Yang saya baca malah itu semua dari 1 buku namanya Dipavamsa.
Dan itu buku yang paling paling paling sektarian dan gak kredibel.

Quote
Śāriputraparipṛcchā, yang adalah kisah perpecahan yang paling awal atau kedua paling awal, berasal dari Mahāsaṅghika. Kisah ini, yang menghubungkan perpecahan pada suatu upaya pada pihak Sthavira untuk mengembangkan Vinaya kuno, memberikan waktu perpecahan sekitar satu abad setelah Aśoka. Seperti yang telah kita lihat, ini adalah catatan yang sangat cocok dengan bukti prasasti, dan dengan semua bukti teksual awal. Teks ini telah diabaikan para sarjana yang telah menyatakan teks tersebut tidak jujur dan secara kronologis membingungkan. Namun, pemeriksaan yang dekat terhadap teks ini tidak mendukung hal ini. Teks ini, tak dapat disangkal, suatu teks yang miskin dan sulit diterjemahkan, tetapi kronologi periode yang dipertanyakan sesuai secara koheren pada keseluruhan naratif. Perpecahan tidak dapat secara acak dimundurkan sebelum masa Aśoka tanpa menghancurkan konteks ini. Sesungguhnya, salah satu tujuan utama naratif adalah untuk mengklaim atas otoritas mitos aliran Mahāsaṅghika terhadap Upagupta, seorang tokoh yang berhubungan erat dengan Aśoka.

Vasumitra menempatkan perpecahan pada masa Aśoka, di mana untuk kronologis pendeknya adalah tahun 100+ AN. Versi ini, yang menghubungkan perpecahan pada suatu perselisihan tentang “lima poin” di Pāṭaliputta, yang berhubungan erat dengan Mahāvibhāṣā dan Bhavya III. Tetapi kita mencatat bahwa, sementara tiga sumber menggambarkan kejadian yang sama, hanya Vasumitra yang menghubungkan ini secara eksplisit dengan Aśoka. Disebabkan perbedaan cara menghitung tahun antara Sang Buddha dan Aśoka, penanggalan ini sangat membingungkan: Vasumitra menempatkan kejadian pada masa Aśoka, di mana teks tersebut mengatakan adalah tahun 100+ AN; Bhavya III menempatkan kejadian yang sama sebelum masa Aśoka, tetapi tahunnya adalah 137 AN. Mahāvibhāṣā tidak memberi nama raja, sehingga tidak menyediakan dukungan terhadap penanggalan tertentu. Sebagai tambahan, kisah, yang adalah suatu serangan yang sangat polemik pada “Mahādeva”, hanya ditemukan pada Mahāvibhāṣā yang lebih besar dan belakangan, yang bertanggal sekurangnya setengah milenium setelah kejadian itu. Dari Mahāvibhāṣā kita dapat melihat bagaimana aliran Sarvāstivāda menggunakan kejadian ini untuk mengembangkan mitos yang berbeda untuk menjelaskan bagaimana mereka dapat berkembang di Kaśmīr. Ini akan menyediakan banyak dorongan bagi Sarvāstivādin untuk menghubungkan perpecahan dengan Aśoka, tanpa memperhatikan fakta historis mana pun.

Dīpavaṁsa disusun sesaat sebelum Buddhaghosa, dan oleh sebab itu sangat belakangan daripada Śāriputraparipṛcchā atau Vasumitra. Bertanggalkan 700 tahun setelah kejadian, inilah teks pertama yang mengklaim bahwa perpecahan terjadi sebelum masa Aśoka, dengan menempatkannya segera setelah Konsili Kedua pada tahun 100 AN. Kisah perpecahan telah disisipkan dari teks bergaya Vasumitra. Namun, sebab perpecahan (penyimpangan teks), waktu, dan tempat (Vesālī) semuanya berbeda sepenuhnya. Teks ini dengan kasar ditambahkan ke dalam suatu penceritaan kembali kisah Konsili-Konsili selain yang dipertahankan dalam Komentar Vinaya Sinhala. Tidak perlu untuk menganggap bahwa konteks asal perpecahan yang ditambahkan menempatkan kejadian itu dalam konteks historis tertentu; sebaliknya, latarnya jelas ganjil. Penanggalan Dīpavaṁsa atas perpecahan segera setelah Konsili Kedua mungkin suatu temuan penulis Dīpavaṁsa sendiri, yang tujuannya untuk membangun mitos eksklusif untuk Mahāvihāra. Kredibilitas sejarah kisah ini mendekati nol.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra