1. Demikian yang saya baca, Konsili III dihadiri ratusan para Arahat, andai benar kitab Abhidhamma diulang pada konsili III, berarti kitab Abhidhamma sesuai dengan ajaran Buddha Gotama, karena pengulangan tidak tolak para Arahat.
Pertama-tama, perlu diketahui bahwa masih banyak kerancuan mengenai apa yang disebut-sebut "Konsili III" sebab Asoka sendiri tidak menyebutkannya sebagai "konsili". Latar belakang "konsili III" diadakan adalah karena sejak Asoka menjadi buddhis, ia memberi dana yang banyak kepada sangha, dan seringkali berlebihan. Maka banyak orang yang melihat tergiur jadi bhikkhu, tidak berniat menjalani kehidupan suci, hanya mau menumpang dapat dana. Bahkan tidak pakai ditahbiskan, umat awam langsung pakai jubah kuning, cukur botak, terima dana. Di antara orang-orang yang berpura-pura jadi bhikkhu ini, juga mengajarkan ajaran lain (karena memang mereka tidak tahu apa ajaran Buddha). Karena itu, sangha (yang betulan) menolak untuk membaca patimokkha bersama. Hal ini yang disebut "perpecahan", bukan perpecahan sekte.
Kondisi inilah yang mendorong Asoka menyelesaikan masalah ini dan mencari sesosok guru kharismatik untuk berkonsultasi dan mengenali mana bhikkhu asli dan palsu, dan dipilihlah Moggaliputtatissa. Singkat kata, anggota sangha gadungan berhasil dilepas-jubahkan. Hal ini dicatat dalam Maklumat Asoka:
Sangha bhikkhu dan bhikkhuni telah dibuat bersatu.
Sepanjang anak-anak dan cucu-cucuku masih hidup, dan sepanjang matahari dan bulan masih bersinar, siapa pun bhikkhu atau bhikkhuni yang memecah belah Sangha akan dibuat memakai jubah putih dan tinggal di luar vihara.
Apakah keinginanku?
Agar kesatuan Sangha akan bertahan lama.Perlu dicatat, pada masa inipun belum ada "Abhidhamma-pitaka" versi manapun, termasuk Theravada. Pembelajaran sistem matika diduga sudah mulai disusun, namun sama sekali jauh dari "lengkap".
2. atau kitab Abhidhamma diulang konsili III, hanyalah cerita sisipan, karena dianggap sejalan dengan ajaran Buddha Gotama, kemudian disisipkan oleh konsili selanjutnya.
Kalau melihat hanya dari sumber Pali, perpecahan telah terjadi sebelum "Konsili III", kemudian Moggaliputtatissa muncul menyingkirkan semua pandangan sesat tujuh-belas sekte lain yang disebut "memecah-belah", dan mengukuhkan satu aliran sebagai satu-satunya yang benar dalam Kathavatthu.
Menarik sekali untuk membandingkan antar literatur karena bisa dilihat semakin belakangan tahunnya, semakin bertambah bumbu dan kecap yang sarat paham sektarian. Berikut ini adalah perbandingan dari Sudassanavinayavibhasa (komentar vinaya tradisi asal mula Theravada yang dicatat oleh penziarah dari China), Samantapasadika (Komentar vinaya yang juga menyadur dari Dipavamsa), serta Komentar Kathavatthu:
Sudassanavinayavibhāsā
| Samantapāsādikā
| Kathāvatthu-aṭṭhakathā
|
Dalam perkumpulan itu Moggaliputtatissa bertindak sebagai sesepuh yang menyanggah ajaran-ajaran salah dari para pengikut ajaran lain. Perkumpulan itu memilih mereka yang berpengetahuan dalam Tripitaka dan realisasi berunsur tiga, yang berjumlah 1000 orang bhikkhu.
| Dalam perkumpulan itu sesepuh Moggaliputtatissa, menyanggah ajaran-ajaran lain, mengucapkan risalah Kathāvatthu. Dan kemudian dari para bhikkhu yang dihitung sejumlah 6.000.000 orang dipilih para bhikkhu yang adalah para penghafal Tripitaka, terkemuka dalam paṭisambhida, yang diberkahi dengan realisasi berunsur tiga, dst. berjumlah 1000 orang bhikkhu
| Dalam perkumpulan itu sesepuh Moggaliputtatissa, berkenaan dengan masalah-masalah yang telah muncul dan yang akan muncul di masa yang akan datang, untuk kepentingan melenyapkan semuanya, menggunakan metode yang telah diberikan Sang Guru, Sang Tathāgata, menyusun matriks yang membedakan 500 pernyataan dari aliran sendiri dan 500 dari aliran lain. Setelah membawa bersama-sama 1000 pernyataan ia mengucapkan risalah Kathāvatthu, yang berkarakteristik masa depan, untuk kepentingan menyanggah ajaran-ajaran lain. Dan kemudian dari para bhikkhu yang dihitung sejumlah 6.000.000 orang dipilih para bhikkhu yang adalah para penghafal Tripitaka, terkemuka dalam paṭisambhida, berjumlah 1000 orang bhikkhu
|
-Selengkapnya bisa dibaca di
sini-
Bisa dilihat Sudassanavinaya vibhasa (mungkin sekitar abad 3 masehi) lebih menjelaskan pada "Ajaran Buddha Vs Ajaran lain", sementara Samantapasadika menambahkan elemen "Kathavatthu" dan "Patisambhida", serta Pancappakaranatthakatha (komentar Kathavatthu) sudah lebih jauh menyebut "aliran-aliran & ajarannya" dan bisa meramalkan masa depan. Samantapasadika dan Komentar lainnya diterjemahkan pada abad ke 5.
3. atau pula kitab Abhidhamma memang benar ajaran Buddha, tetapi baru diulang pada konsili III.
4. atau pula kita Abhidhamma bukan ajaran Buddha, dan memang sengaja disisipkan.
Seperti sudah dijelaskan di atas, Abhidhamma-pitaka belum ada pada masa "konsili III". Abhidhamma ini adalah "tafsir" dari Ajaran Buddha, dan versi Pali itu hanyalah salah satunya saja. Masih banyak kitab Abhidhamma dari aliran lain. Dibilang bukan ajaran Buddha, sepertinya tidak juga karena dasar penafsirannya dari ajaran Buddha juga.