//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cerita tentang kantong plastik  (Read 43659 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #30 on: 29 September 2011, 08:30:41 AM »
 [at]  Forte: Waww.. saya sama dengan will_i_am, awalnya saya kira Forte sedang becanda.. Dan walaupun sudah baca penjelasan seriusnya, tetep gak ngerti istilah-istilahnya :|

Iya, sepertinya bagus juga kalo ada alternatif plastik. Coba diposting di situs-situs tentang ide penghijauan bro.. saya googling, ternyata ada banyak juga tuh situsnya, siapa tau idenya bisa dikembangkan..

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #31 on: 29 September 2011, 09:10:13 AM »
pas iseng2 google di wikipedia.. ternyata ada.. cellulose based plastic.. walau bukan pake CMC kali ya.. (sorry karena dari background gw, hanya tahu seputar CMC dan kawan2 aja..) 

Cellulose-based plastics
Packaging blister made from cellulose acetate, a bioplastic
Cellulose bioplastics are mainly the cellulose esters, (including cellulose acetate and nitrocellulose) and their derivatives, including celluloid.

dan ini yang cukup menarik.. bahannya disekitar kita juga.. yaitu starch..

Bioplastics are a form of plastics derived from renewable biomass sources, such as vegetable fats and oils, corn starch, pea starch,[1] or microbiota,[2] rather than fossil-fuel plastics which are derived from petroleum. Some, but not all, bioplastics are designed to biodegrade.

Starch itu bisa dikatakan pati.. rekan2 tentu tahu tepung kanji.. tepung kanji biasa dipake sebagai lem.. yang pas waktu dimasak menyerupai lendir.. mungkin lendirnya bisa seperti itu.. CMIIW..

dan tambahan lain, gw pernah baca di forum sebelah, ada air yang dicampur dengan tanah liat, dan 1 lagi bahannya lupa.. ternyata bisa menyebabkan air itu berbentuk seperti gel padat.. dan bisa dibentuk.. katanya seh penelitian dari jepang.. namun belum menemukan link dan source journalnya..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #32 on: 29 September 2011, 09:31:26 AM »
^ ^ ^ Belum kebayang, ntar kalo lagi gak ada kerjaan, tak' search deh... :)

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #33 on: 29 September 2011, 02:35:59 PM »
saya belum dapat ide yang pas...
mungkin nanti kalau sudah dapat baru saya post...
 :) :) :)
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Cerita tentang kantong plastik & cs
« Reply #34 on: 12 October 2011, 12:04:39 PM »
note: kalau males baca panjang-panjang, baca tanya-jawabnya aja ;D

Sumber: Kompas (Ekstra September - Oktober 2011): Senin, 26 September 2011
Dialog bersama Sandrayati Moniaga
 

MEMULAI DARI DIRI SENDIRI

Membaca buku “The Limits to Growth” dari Club of Rome membuat Sandra Moniaga merenung. Saat itu ia baru saja lulus sekolah hukum dan mulai bergabung dengan lembaga swadaya masyarakat bidang advokasi lingkungan. Semangat mudanya untuk menyelamatkan Bumi langsung tergerak. “Saya bisa menyumbang apa?”

Buku yang terbit tahun 1972 itu memang bercerita tentang interaksi Bumi dengan sistem kehidupan umat manusia. Menggunakan lima variabel: populasi, industrialisasi, polusi, produksi, pangan, dan penyusutan sumber daya alam, tim penulis menyimpulkan bahwa Bumi memiliki keterbatasan untuk menyangga kehidupan, kecuali manusia mengembangkan pola hidup berkelanjutan yang mengubah tren pertumbuhan.

Sandra sadar, bergerak di bidang advokasi berarti juga harus bisa menjalaninya sendiri. Tekadnya makin kuat setelah bertemu Ibu Gedong Bagoes Oka, tokoh kemanusiaan dan perdamaian dari Bali. “Ibu Gedong menjalankan ajaran Mahatma Gandhi yang sangat dekat dengan perspektif lingkungan. Ia menunjukkan teladan bagaimana kepedulian itu tidak hanya dilakukan dengan protes dan aksi, tetapi dengan sikap hidup,” kata Sandra.

Kini, setelah lebih dari 20 tahun, sikap hidup yang bersahabat dengan lingkungan itu makin menjadi keseharian. Sandra mempraktikkannya bersama suami, kedua anak, bahkan para asisten di rumah dan sopirnya.

__________________

Apa hal paling dasar yang bisa dilakukan untuk melestarikan lingkungan?

Kita perlu meyakini bahwa apa pun yang kita lakukan selalu ada implikasinya. Semakin banyak menggunakan kertas, misalnya, berarti semakin banyak pula pohon yang ditebang.

Berpartisipasi melestarikan lingkungan tidak berarti hidup menjadi susah. Kita bisa memulainya dengan melakukan hal-hal yang membahagiakan. Ada yang menghemat energi dengan bersepeda, ada yang mengoleksi tas lucu-lucu untuk berbelanja.

Hal-hal sederhana itu kemudian ditingkatkan. Tanyakan kepada diri sendiri, apalagi yang bisa dikontribusikan agar lingkungan hidup kita menjadi semakin baik.
___________________

Apa yang sudah anda lakukan?

Ada dua tataran, pertama internal dan kedua eksternal. Prinsip yang diterapkan tidak hanya reduce, reuse, dan recycle (mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang), tetapi juga mencoba memahami asal-usul produk yang kita butuhkan dan kemudian memilih yang paling tidak merusak lingkungan.

Di rumah, kami mengurangi penggunaan tisu, plastik, sampai listrik. Kami sekeluarga membiasakan diri membawa saputangan, kecuali kalau lagi pilek.

Plastik dalam arti tas keresek tidak ada lagi di rumah. Tetapi saya masih menyimpan plastik gula untuk tamu agar bisa membawa makanan pulang kalau pas ada acara.

Rumah yang kebetulan didesain kakak saya tinggi dan banyak jendelanya. Rumah terang dan sirkulasi udaranya baik, jadi hemat lampu dan AC.
_______________

Ada ideologi dalam memilih makanan?

Ha-ha-ha... tentu saja. Beras dan sayur saya beli dari teman petani organik. Kami juga tidak makan daging, jadi protein disuplai dari hasil laut. Saya memesan khusus dari Laut Selatan, yang saya tahu belum overfishing. Ada teman saya, tukang ikan di Palabuhanratu, yang suka membawa ikan lebih untuk saya saat menyuplai ikan ke restoran Jepang di Jakarta.

Makanan di rumah tidak digoreng, tetapi lebih banyak dibakar, direbus, dan dikukus. Kalau sampai terpaksa pakai minyak goreng, saya memakai minyak kelapa, bukan minyak sawit.
____________

Sampai segitunya ya?

Begitulah konsekuensinya. Kalau saya tahu ekspansi sawit merusak hutan, membuat orangutan merana, dan jutaan plasma nutfah hilang, mengapa pula saya ikut mengonsumsi produknya. Minyak kelapa jelas lebih bersahabat dengan lingkungan karena sudah puluhan tahun ditanam di kebun-kebun penduduk.
________________

Anda mengolah sampah juga?

Tentu saja. Sampah di rumah dipilah menjadi sampah basah dan sampah kering. Tetapi sampah basah sisa sayuran dan buah dipisahkan lagi untuk makanan ikan. Saya punya ikan koi dengan gurami di satu kolam, makanannya kulit pisang ha-ha-ha...

Lalu sampah basah sisanya dibuat kompos. Para asisten dan sopir di rumah sudah jago membuat kompos. Mereka selalu ikut kalau saya kursus pengomposan.

Sampah kering dipilah-pilah lagi. Yang bisa diberikan ke pemulung, seperti kaleng, botol, koran, dan kertas, disisihkan. Jadi, yang dibuang ke pembuangan sampah benar-benar minimal.
_________________
 
Suami dan anak-anak tak pernah protes?

Wah, kalau suami malah lebih gila dari saya. Dia itu paling rajin mengurus sampah. Tetapi, anak-anak memang kadang bingung. Misalnya mereka susah menolak wadah makanan dari styrofoam di sekolah. Mau bawa dari rumah repot.

Tetapi, persoalan ini berhasil diatasi dengan mengajak sekolah mereka kampanye “no styrofoam”. Jadi, di sekolah anak-anak tidak ada lagi kemasan styrofoam.
_________________

Para asisten?

Ha-ha-ha... memang ini yang kadang susah. Mereka adakalanya bilang tidak enak makan nasi organik. Belanja di tukang sayur. Tetapi, jangan salah. Mereka sangat andal mengelola sampah.
_________________

Bagaimana dengan program eksternal?

Selain di sekolah anak-anak, saya juga mengadvokasi para tetangga. Anak-anak sekolah di Pangudi Luhur yang punya tradisi, lulusan harus meninggalkan “warisan”. Maka, waktu lulus SD dan saya jadi panitia, warisannya adalah pemilahan sampah, penghematan air, dan kampanye “no styrofoam” itu.

Dengan lingkungan rumah, saya suka mengingatkan, jangan sediakan makanan pakai styrofoam, misalnya saat perayaan kemerdekaan. Tapi, mengenalkan sikap yang sama kepada ibu-ibu arisan tidak selalu mudah. Saya serius menjelaskan pengolahan sampah, ibu-ibunya malah ngobrol.
________________

Tidak frustasi dengan situasi yang tidak banyak berubah?

Saya akui memang banyak kesalnya. Tetapi saya menghibur diri dengan melihat titik-titik yang membahagiakan. Saya senang membaca ada sekelompok ibu-ibu mendaur ulang plastik atau orang-orang yang memilih bersepeda ke kantor. Saya bangga, kami sekeluarga ikut berkontribusi.

Selalu ada harapan. Itu yang membuat saya bertahan.
« Last Edit: 12 October 2011, 12:06:49 PM by Mayvise »

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #35 on: 12 October 2011, 02:49:09 PM »
Gmn dengan detergen?  ;D

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #36 on: 12 October 2011, 03:53:43 PM »
^ ^ ^ pertanyaan bagus, sayangnya saya belum punya jawaban bagus.

Saya pernah posting di thread lain tentang Ekoenzim: Larutan Ajaib dari Sampah Organik. Katanya bisa digunakan untuk mencuci pakaian, mengepel lantai, menyiram tanaman (tanaman akan tumbuh subur), dst.

Saya sudah bikin ekoenzim ini. Baru jadi, dan belum diuji-coba. Jadi, saya belum bisa kasih komentar. Kemarin saya bikin dua jenis. Pertama pake kulit apel, kedua pake kulit pepaya. Yang apel rada wangi, yang pepaya agak bau. Nanti deh ya, kesaksiannya kalo uda dicoba.

Akan saya posting juga, kalo dapet alternatif lain selain ekoenzim..
« Last Edit: 12 October 2011, 03:55:51 PM by Mayvise »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #37 on: 29 November 2011, 10:18:23 AM »
 [at]  M14ka: sedikit kesaksian tentang ekoenzim:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18234.15

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #38 on: 29 November 2011, 04:32:38 PM »

The planet is doing great. Been here four and a half billion years.
Did you ever think about the arithmetic?

The planet has been here four and a half billion years.
We've been here, what, a hundred thousand? Maybe two hundred thousand?
And we've only been engaged in heavy industry for a little over two hundred years.

Two hundred years versus four and a half billion.

And we have the CONCEIT to think that somehow we're a threat?
That somehow we're gonna put in jeopardy this beautiful little blue-green ball that's just a-floatin' around the sun?

The planet has been through a lot worse than us. Been through all kinds of things worse than us.

Been through earthquakes, volcanoes, plate tectonics, continental drift, solar flares, sun spots, magnetic storms, the magnetic reversal of the poles...
hundreds of thousands of years of bombardment by comets and asteroids and meteors, worldwide floods, tidal waves, worldwide fires, erosion, cosmic rays, recurring ice ages...

And we think some plastic bags... ?,
and some aluminum cans...?
are going to make a difference?
"Translasi menurut gw": ShowHide
Planet ini baik-baik aja, udagh begini selama 4,5 miliar taon,
Pernah ente coba perbandingkan ?

Negh planet sudah nongkrong selama 4,5 miliar tahun,
Sedang kan kita (manusia) ? seratus ribu taon ? atau... dua ratus ?
dan kita baru memulai era industri sekitar 2 ratus taon yang lalu.

Bandingkan,
Dua ratus tahun dengan 4,5 miliar taon

dan kita berbesar kepala kalau manusia merupakan ancaman bagi planet ?
yang mana kita bakalan membawa bencana bagi negh planet bulet yg bergelatungan ngiterin matahari ?

Negh planet telah mengalami yang lebih parah. telah menjalani yang lebih ganas dari manusia.

Telah digoncang gempa, gunung berapi, ngesot'nya lempeng tektonik, pergeseran benua, dibakar matahari, badai magnet, kutub magnet bolak-balik,
Telah dihantam berkali-kali oleh komet, asteroid, meteor, banjir, kebakaran, erosi, sinar kosmik, zaman es berulang-ulang.


dan elo kira kantong plastik ?
dan beberapa Kaleng aluminium ?
bakalan memberikan perbedaan ?

"full version": ShowHide

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #39 on: 29 November 2011, 04:58:28 PM »
saya lihat di kantong plastik dari salah satu supermarket itu ada gambar proses penguraian kantong plastik itu, bulan pertama, kedua, ketiga, .... hingga bulan ke 24, kantong plastiknya udah hampir habis terurai.
terus ada tulisan ramah lingkungan.
apakah itu benar ramah lingkungan?
atau mungkin ini ya yang dimaksud om forte dengan kantong platik yang terbuat dari bio-polimer.

oh iya, biasanya kan kalau pemulung2 ditengah gunung sampah itu mencari kantong2 plastik juga kan.
ada yang tau, itu kantong plastiknya dikemanakan?  ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #40 on: 29 November 2011, 08:52:59 PM »
oh iya, biasanya kan kalau pemulung2 ditengah gunung sampah itu mencari kantong2 plastik juga kan.
ada yang tau, itu kantong plastiknya dikemanakan?  ;D

yang saya tahu dijual ke penampungan barang bekas atau langsung ke pabrik yang memproduksi bijih plastik dari plastik bekas ;D.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #41 on: 29 November 2011, 10:32:33 PM »
yang saya tahu dijual ke penampungan barang bekas atau langsung ke pabrik yang memproduksi bijih plastik dari plastik bekas ;D.
hmm.. artinya plastik bekas bisa dioleh kembali kan, tidak harus menjadi sampah yang menumpuk.
bijih plastik itu fungsinya untuk apa comel?
mungkin juga mereka bisa diajari untuk memanfaatkan kantong plastik bekas menjadi wadah baru yang bermanfaat, jadi bisa dipakai kembali.  ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #42 on: 02 December 2011, 09:00:23 PM »
hmm.. artinya plastik bekas bisa dioleh kembali kan, tidak harus menjadi sampah yang menumpuk.
bijih plastik itu fungsinya untuk apa comel?
mungkin juga mereka bisa diajari untuk memanfaatkan kantong plastik bekas menjadi wadah baru yang bermanfaat, jadi bisa dipakai kembali.  ;D

bisa diolah tapi sebaiknya jangan ;D.
karena, pertama, plastik yang dikumpulkan itu harus dicuci kembali, ini memboroskan air dan menyebabkan pencemaran juga, karena mungkin ada sisa bahan kimia atau mungkn sudah terlampau kotor ;D.
yang kedua, untuk mengolah mennjadi plastik kembali harus menggunakan bahan kimia juga, ini juga rawat pencemaran dan juga bisa berakibat sesuatu bagi kesehatan ;D.

bijih plastik itu serpihan plastik, jadi dari berbagai macam bentuk plastik diproses hingga menjadi serpihan ;D. gunanya untuk mempermudah pembuatan plastik daur ulang ;D.

dibanding memanfaatkan wadah plastik, lebih baik diganti aja dengan wadah dari besi, kaca atau tanah karena bisa digunakan hingga puluhan tahun dan bila terkena panas atau dingin ngak masalah ;D. kalo plastik kan rawan kalo terkena panas atau dingin ;D.
« Last Edit: 02 December 2011, 09:03:15 PM by bawel »

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #43 on: 02 December 2011, 09:43:48 PM »
emm.. begitu yah.
sebelum kotor seharusnya dipisahkan memang untuk diolah.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Cerita tentang kantong plastik
« Reply #44 on: 02 December 2011, 09:50:51 PM »
emm.. begitu yah.
sebelum kotor seharusnya dipisahkan memang untuk diolah.

seharusnya begitu, tapi berapa persen plastik yang tidak kotor setelah dipakai? ;D

 

anything