Thailand merupakan negara Buddha, penduduk mempunyai suatu kebiasaan untuk memberikan sedekah kepada para bhiksu di pagi hari. Biasanya bhiksu tua hanya membina diri di belakang ruangan utama dan sangat jarang datang ke ruangan utama. Merupakan suatu kesempatan yang sangat langka untuk bisa bertemu dengan bhiksu tua tersebut.
Pernah suatu kali, bhiksu tua pergi ke kampung untuk meminta sedekah dan mendapatkan makanan sebanyak satu baskom besar. Bhiksu tua tersebut membagi-bagikan makanan tersebut kepada murid-muridnya, anak murid, dan cucu murid. Semua mendapatkan bagian yang cukup untuk dimakan bersama-sama. Inilah salah satu moralitas dari bhiksu tua yang telah dalam pembinaan dirinya sehingga ia sangat dihormati.
Dalam wadah Tao, pada suatu kelas bidang dharma di Vihara Miau Shan Kung, Bocah Dewa Penyeduh Teh datang berwelas asih. Beliau meminta pengabdi mengambil teko kecil, kemudian memasukkan sedikit daun teh ke dalamnya. Teh tersebut kemudian diberikan kepada seluruh peserta kelas. Teh dalam teko kecil tersebut bukan hanya cukup diminum oleh peserta, bahkan masih bisa diberikan kepada pengabdi. Setiap kali airnya habis, asalkan mengusap-usap bawah teko, maka ada air teh lagi yang bisa dituangkan. Sungguh tak masuk di akal! Demikiakn juga dengan pembagian makanan yang dilakukan bhiksu tua sehingga cerita ini menjadi tersebar ke seluruh kampung.
Pandita Chan yang telah mendengar kabar ini ingin brtemu dengan bhiksu tua, dan bermaksud menginap di kuil tersebut sebagai tempat persinggahan dalam Pan Tao. Rombongan pun berangkat dengan mobil yang membutuhkan 20 jam perjalanan, dilanjutkan dengan 7 jam mendaki gunung, barulah mencapai kuil tujuan. Bhiksu tua dan murid2nya berdiri dalam dua baris di pintu gunung, siap menyambut kedatangan Pandita Chan. Pandita Chan menyatakan keinginannya untuk bermalam disana. Tak disangka bhiksu tua mengatakan kepadanya bahwa tiga hari yang lalu, Buddha Hidup Ci Kung telah memberitahukan pada hari apa, jam berapa, akan datang seorang Pandita Taiwan yg dapat mewariskan Dharma Hati yaitu Dharma yang bisa mengatasi kelahiran dan mengakhiri kematian kepadanya.
(to be continued, again)