Pada penelitian yang saya lakukan, saya ingin memperoleh pemahaman utuh bagaimana sebuah keluarga dapat hidup bahagia dengan menjalankan (praktek) Dhamma.
mungkin orang sulit menjawabnya karena hidup itu selalu berubah, kadang bahagia kadang tidak. khan dalam ajarang sang Buddha hidup = dukkha. hanya pasti ada perbedaan dari yang mengerti hidup ini dukkha dengan yang tidak.
Jadi saya ingin mengetahui pengalaman-pengalaman dari saudara-saudara dan teman-teman se-dhamma untuk bisa saling berbagi apapun tentang keluarga kalian atau keluarga teman kalian yang Buddhis sebagai masukan (bahan) buat penelitian saya untuk kelulusan saya menjadi Sarjana Psikologi
saya cerita tentang teman saya saja yah.
sebelum belajar dhamma: mudah marah, sering cekcok dengan orang tua, doyan rokok, miras dan ganja, sering pulang malam
ketika baru belajar dhamma(teori) dia terkagum-kagum, punya hobi baru(blajar dhamma), tapi dirumah masih sering cekcok dengan ortu, masih sering marah, rokok miras dll sedikit berkurang, sering menjelek-jelekkan konsep keselamatan diluar buddhis dan menjelek-jelekkan konsep ketuhanan agama lain sehingga membuat keadaan dirumah(keluarganya multi agama) dan disekelilingnya tidak nyaman.
sejak sadar bahwa menjelek-jelekkan agama lain malah menambah LDM-nya maka ia tidak lagi menjelek-jelekkan agama lain, lebih melihat ke perkembangan batin, marahnya berkurang, lebih sering mengalah bila terjadi percekcokkan, punya hobi baru(meditasi),
miras rokok dll sudah stop sejak tahun pertama belajar, bila ada kesempatan retreat vipassana dia pasti ikut.
sampai skarang sih baru itu saja perkembangannya,
bagaimana hide_x893, info seperti ini bukan yg kamu mau?