Author Topic: sahabatku (Read 12271 times)

vathena · « **on:** 10 May 2009, 08:59:52 PM »

sepertinya inilah karmaku . gw ngak pernah punya sahabat yang benar2 "sahabatku" . gw kira akhirnya gw menemukan seorang sahabat baik , yang ngertiin gw , membantu gw , senang bareng , sedih bareng , bercanda bareng , dan semuanya , kita udah bersahabat hampir 1 tahun dan setelah semua yang kita lalui , akhir2 ini dia bersahabat dengan beberapa sahabat baru , gw ngak nyangka banget , begitu dia punya sahabat baru , sahabat yang baru dia kenal beberapa bln terakhir , gw langsung dibuang bagaikan sampah . jujur gw sakit hati banget , gw kira dialah soulmate gw , gw mengganggap dia tuch dah bagaikan saudara gw sendiri . ngak nyangka sahabat barunya bisa membuat dia membuangku seperti itu , gw kayak bukan apa-apa lagi di mata dia . jujur gw sampai nangis . tolong , gw ngak tau harus gimana lagi . yang jelas gw cuma sakit hati banget . mohon solusi .

Sumedho · « **Reply #1 on:** 10 May 2009, 09:04:46 PM »

solusi? lupakan dia

diinget2x dan disesali terus yah tidak akan berguna. arahkan sudut pandang yg benar dengan menyadari semua bentukan tidak ada yang kekal *baca: teman*. Ada pertemuan ada perpisahan, hanya masalah waktu saja.

Life goes on.....

F.T · « **Reply #2 on:** 10 May 2009, 09:06:22 PM »

anicca ...

waktu akan terus berjalan... meninggalkan orang2 yang hanya merenungi hidupnya tanpa berbuat apa2.

F.T · « **Reply #3 on:** 10 May 2009, 09:07:52 PM »

btw vathena, disini banyak koq sahabat2 buddhis yang selalu mendukung dan bersedia mendengar curahan hati siapapun juga...

vathena · « **Reply #4 on:** 10 May 2009, 09:11:59 PM »

namun tidak gampang melupakan begitu saja , T_T . sumpah , sakit hati banget .

Sumedho · « **Reply #5 on:** 10 May 2009, 09:13:27 PM »

kata orang sih obatnya itu waktu

Forte · « **Reply #6 on:** 10 May 2009, 09:14:51 PM »

semua orang pernah alami..
ada pertemuan ada perpisahan..

untuk ke depan.. mungkin ada baiknya menggunakan hepatoprotector.. agar tidak sakit hati..

F.T · « **Reply #7 on:** 10 May 2009, 09:18:28 PM »

Sementara cari hiburan/ hobby yang bisa membuat hatimu tenang dl, kemudian baru pelan2 di lepaskan sakit hati itu...

Dont worry, Be Happy ~ Vathena...

hatRed · « **Reply #8 on:** 10 May 2009, 09:21:59 PM »

ditinggal sahabat ada baiknya juga...........

Kesendirian adalah saat2 yg paling membahagiakan $_/\_$

ps : dari TK sampe SMU g selalu ditinggal orang2 yg g anggap sebagai sahabat....
walau sekarang sejak SMP kelas 3 dan SMU g juga bertemu sahabat2 dan tetap eksis (maen bareng) sampe sekarang.......

dan persahabatan dengan temen2 itu juga gak selamanya mulus.,.... kadang ada waktu g ditinggal (khususnya saat mereka dah punya pacar

) tetapi g sadar kok... mereka memang berhak seperti itu.... tetapi dalam hati, walau mereka meninggalkanku, mereka tetaplah sahabat2ku yg pernah marahan, tertawa bareng, curhat dll sbgnya.....

Forte · « **Reply #9 on:** 10 May 2009, 09:26:58 PM »

^
^

sebenarnya kisah hatRed ini bisa dijadikan pelajaran juga..
ketika berpacaran.. hendaknya kita juga keep contact dengan teman..
seperti joke di baju jogja yang pernah gw baca : dunia serasa milik berdua.. yang lain NGEKOST

tesla · « **Reply #10 on:** 10 May 2009, 09:34:05 PM »

where there is a sadness , let us sow happiness

Forte · « **Reply #11 on:** 10 May 2009, 09:36:00 PM »

Quote from: tesla on 10 May 2009, 09:34:05 PM

where there is a sadness , let us sow happiness

hahaha.. benar juga.. sebenarnya kunci jawaban solusi ada di diri vathena juga.. ^^

hatRed · « **Reply #12 on:** 10 May 2009, 09:37:49 PM »

sebenarna tergantung dari anda memandang persahabatan itu seperti apa...

kalo i, walau misal teman i, bermain dengan teman2 yg lain dan perlahan2 melupakan i... namun i merelakannya... karena bila ia bahagia kenapa tidak.... dan saya juga senang kalao dia senang,...
jadi kalau misalnya teman kita itu lebih berkembang bila berteman dengan orang lain..... apakah saya harus melarangnya? bukankah itu bukan sikap teman yg baik...

walau mereka sudah tidak begitu akrab lagi seperti dulu.... tetapi bila mereka dalam kesulitan.... just call..... saya pasti akan sekuat hati dan tenaga membantunya.....

memang terlihat seperti dimanfaatkan, dan i juga merasa seperti itu, namun perasaan seperti itu tidaklah sebanding dengan perasaan ketulusan kita saat berteman....

wen78 · « **Reply #13 on:** 10 May 2009, 11:15:30 PM »

jadi teringat diri sendiri...... saran gua sih,

kl punya sahabat, jgn menuntut/berharap banyak dr sahabat itu. baik sahabat baik atau sahabat biasa.
karena terlalu menuntut/berharap banyak dr sahabat itu, akhirnya menjadi boomerang karena harapan/tuntutan kita sendiri.
yg penting saat dimana kamu menposisikan diri sebagai sahabat yg baik bagi dia, saat itu adalah saat dimana kamu bersikap sebagai seorang teman sejati.
entah pada akhirnya dia membuang kamu ato dia menganggap kamu sudah bukan sahabat baiknya lagi, setidak2nya kamu telah menjadi sahabat yg baik baginya, saat dia menganggap kamu sahabat baik atau sahabat biasa atau bukan sahabat lagi.

kl dalam ajaran Buddhism, pengharapan kita terhadap orang lain agar orang lain memperlakukan diri kita sesuai dengan harapan kita, adalah sebuah sumber penderitaan.

sorry, bukan bermaksud ngomong siapa bener ato siapa salah.... tapi begitulah kenyataannya.
seperti sahabat baik saya sejak SMP sampai lulus kuliah, akhirnya saya di "tusuk dr belakang". marah, kesal, benci,.. dll.
akhirnya saya bisa Let it go.... karena belajar Buddhism tepatnya Zen <---- numpang promosi

semoga membantu $_/\_$

vathena · « **Reply #14 on:** 11 May 2009, 08:43:00 PM »

trims yach teman-teman semuanya . . nasihat kalian sangat berguna . . ^0^
terima kasih . .
$_/\_$

Shining Moon · « **Reply #15 on:** 12 May 2009, 12:07:02 AM »

Patpat...
Selain wajah kita yang mirip (dulu), nasib gw (dulu) juga mirip kayak pat2...
Temen dari sd kemana2 berdua bareng tiba2 pas sma kita bertemen sama beberapa temen lain, jadinya gw malah dikucilkan sama temen gw sendiri...hiks. (cerita lengkapnya pernah i ungkapin di thread curhat kamu). Singkat kata, gw udah ga main lagi sama dia...dan yah begitulah anicca. Nggak usah sedih. Temen lain yang lebih baik masih banyak...contohnya om medho, ko felix, bro 42, oshin, hatred, tesla tuh pada baik semuanya

Adhitthana · « **Reply #16 on:** 12 May 2009, 12:27:52 AM »

Ketika kenal dan menjadi teman ..... merasa cocok dan serasi
jangan menggengam utk langsung jadi sahabat .....
biarkan apa adanya ......
waktu yang akan membuktikan ......
persahabatan perlu waktu yg panjang .......

Ketika sudah dapat sahabat .....
jangan juga menggengam , ..... biarkan dia bebas
tak perlu memuaskan ego .....
bila memang dia sahabat ......
dikehidupan ini dan yg akan datang, ....
dia tetap akan menjadi sahabat .......

$_/\_$

(gw kok ..... kyk bikin puisi

)

Forte · « **Reply #17 on:** 12 May 2009, 09:15:26 AM »

menjadi sahabat itu gak gampang lor..
untuk melihatnya.. ketika susah.. akan ketahuan mana yang sahabat.. mana yang teman..

Indra · « **Reply #18 on:** 12 May 2009, 09:32:40 AM »

‘Beberapa adalah teman-minum,
dan beberapa Menyatakan persahabatannya di depanmu,
Tetapi mereka yang adalah teman-teman di saat engkau membutuhkan,
Merekalah sahabat sejati.

17. ‘Orang yang banyak bicara dapat dilihat sebagai seorang teman palsu untuk empat alasan: ia suka membicarakan masa lampau, dan masa depan, ia mengucapkan omong kosong tentang belas kasihan, dan ketika suatu harus dikerjakan, ia menghindar dengan alasan karena tidak mampu sehubungan dengan alasan tertentu.

’18. ‘Orang yang suka menyanjung dapat dilihat sebagai seorang teman palsu untuk empat alasan: ia menyetujui perbuatan jahat, ia menolak perbuatan baik, ia memujimu di hadapanmu, dan ia mencelamu di belakangmu.’

‘Teman yang mencari apa yang dapat ia peroleh, Teman yang mengucapkan omong-kosong, Teman yang sekadar menyanjungmu, Teman yang mendampingi dalam berfoya-foya: Empat ini adalah musuh yang sesungguhnya, bukan teman. Yang bijaksana, mengenali ini, Harus menjauhkan diri dari mereka Seperti dari jalan yang menakutkan.’

DN 31: Sigalaka Sutta (DC Press)

vathena · « **Reply #19 on:** 12 May 2009, 08:59:57 PM »

[at] sis yul2
sis2 , jgn2 dulu kita sodara kembar yach sis , rasanya gw makin mirip sis yul lhoo , beneran .
btw , trims yach sis . iya , gw lupa , gw masi ada sis yul2 lagi , hehe .

[at] bro virya
wahhh , trims2 . . plok plok plok

[at] bro for & bro indra
trims yach , tb2 menyadarkan gw akan itulah sahabat yang sebenarnya .

vathena · « **Reply #20 on:** 12 May 2009, 09:01:23 PM »

Quote from: Forte on 10 May 2009, 09:36:00 PM

Quote from: tesla on 10 May 2009, 09:34:05 PM
where there is a sadness , let us sow happiness
hahaha.. benar juga.. sebenarnya kunci jawaban solusi ada di diri vathena juga.. ^^

wah , shoutoutku sendiri . . haha

vathena · « **Reply #21 on:** 12 May 2009, 09:02:06 PM »

Quote from: wen78 on 10 May 2009, 11:15:30 PM

jadi teringat diri sendiri...... saran gua sih,

kl punya sahabat, jgn menuntut/berharap banyak dr sahabat itu. baik sahabat baik atau sahabat biasa.
karena terlalu menuntut/berharap banyak dr sahabat itu, akhirnya menjadi boomerang karena harapan/tuntutan kita sendiri.
yg penting saat dimana kamu menposisikan diri sebagai sahabat yg baik bagi dia, saat itu adalah saat dimana kamu bersikap sebagai seorang teman sejati.
entah pada akhirnya dia membuang kamu ato dia menganggap kamu sudah bukan sahabat baiknya lagi, setidak2nya kamu telah menjadi sahabat yg baik baginya, saat dia menganggap kamu sahabat baik atau sahabat biasa atau bukan sahabat lagi.

kl dalam ajaran Buddhism, pengharapan kita terhadap orang lain agar orang lain memperlakukan diri kita sesuai dengan harapan kita, adalah sebuah sumber penderitaan.

sorry, bukan bermaksud ngomong siapa bener ato siapa salah.... tapi begitulah kenyataannya.
seperti sahabat baik saya sejak SMP sampai lulus kuliah, akhirnya saya di "tusuk dr belakang". marah, kesal, benci,.. dll.
akhirnya saya bisa Let it go.... karena belajar Buddhism tepatnya Zen <---- numpang promosi

semoga membantu $_/\_$

trims bro wen2 . $_/\_$

Shining Moon · « **Reply #22 on:** 12 May 2009, 10:24:39 PM »

Patpat, sori lupa bilang...nyang ttg psikologi udah aye jawab yah. Aye buat thread baru di kafe jongkok soalna si citcit juga nanya..sempet dibaca yah. Moga bisa bantu dd patpat...(dalam hal ini kita ga mirip. Dd aye cuman 1, cowok si professor di jerman). Oya, status kita juga ga sama yah, single dan ibu2 hehe (soalna anak 2, jadi 2 orang manggil ibu (mami)) hehehe

hatRed · « **Reply #23 on:** 16 May 2009, 09:44:45 PM »

Dear DC,

$_/\_$

Saya ingin minta petunjuk, hal ini mengenai masalah sahabat saya.....

saya memiliki keterbatasan, mungkin rekan2 disini dapat memberikan suatu ide dalam membantu permasalahan sahabat saya....

Sahabat saya adalah salah satu sahabat karib saya, saya mengenalnya sejak dari SMP kelas 3, dia orang yg menyenangkan dan suka menghibur teman2 yg laen...

Saat ini keluarganya dihadapi permasalahan yg cukup serius.. sebenarnya masalah itu sudah ada mungkin sekitar 2 tahun yg lalu...

namun, saya juga kaget sekarang masalah itu ada lagi.....

singkatnya, hal ini adalah masalah perekonomian......hutang2 orang tuanya kini menyulitkan dirinya...

hal tersebut membuat keadaan yg sebelumnya (mungkin sekitar semester/setahun yg lalu) menjadi berputar drastis 180 derajat..

seluruh barangnya sudah terkuras habis untuk membayar tunggakan2 orang tuanya, dan yg membuat saya sangat prihatin adalah dia mempunyai dua orang adik yg masih kecil (masing2 masih bersekolah dan sudah menunggak).

untung sekali adik2nya pengertian sehingga tidak mengeluh banyak, walau saya yakin dalam hati tentu adik2nya sangat tertekan...

dia juga memiliki seorang kakak laki2, namun kakaknya memutuskan kerja serabutan dan menjaga dirumah sehingga tidaak bekerja, karena harus menjaga adik2nya dan lagi pula para penagih hutang sering datang kerumah.

Ayahnya memang bekerja, dan Ibunya saya tidak mengerti apa yg dia kerjakan... namun sepertinya mereka sudah frustasi dan menjadi egois, saya tak ingin menceritakan lebih jauh lagi mengenai orang tuanya, namun kesatuan keluarga ini sepertinya sudah diambang kehancuran....

saya melihat ada dua penyebab dari permasalah yaitu masalah ekonomi, lalu masalah ekonomi tersebut menimbulkan masalah yg baru yaitu masalah keutuhan keluarga...hal yg sangat disayangkan dimana seharusnya keluarga seharusnya kompak dalam menyelesaikan masalah, malah larut didalamnya.

Setiap teman saya curhat kepada saya, saya selalu merasakan rasa tidak berdaya...
bahkan kalau dibandingkan misal saya yg menjadi dia, mungkin saya menjadi stress berat.....

maka itu saya salut kepadanya yg masih, bisa tersenyum saat bertemu saya...namun dalam hati dia berada dalam kebimbangan yg sangat.......

dia sudah berusaha dalam mencari penghasilan tambahan, namun sepertinya kurang. bahkan dia sampai meminjam kesana kemari, hanya untuk membayar cicil*n h*tang2 orang tuanya, dan gaji dia bahkan tidak ada yg dapat ditabung seribu pun, karena pasti langsung habis untuk biaya2 dan hutang2.....

johan3000 · « **Reply #24 on:** 16 May 2009, 10:03:51 PM »

Seberapa besarnya MASALAH ketika

1. manusia masih tinggal didalam GOA ?

2. dpt menggunakan api

3. mengenal logam dan pisau

4. roda

5. ..

6. Mobil

7. Pesawat, dst, dst

Dgn perkembangan ilmu pengetahuan, industri, dll

apakah masalah manusia sebenarnya tambah besar,
sama, atau lebih kecil ?

mohon penjelasan.....

apa sebenarnya masalah itu?

hatRed · « **Reply #25 on:** 16 May 2009, 10:07:07 PM »

^

ada masukan secara teknis yg dapat dipraktekkan langsung...?

kira2 hal apa yg dapat saya sampaikan yg sekiranya membantu sahabat saya baik secara moril maupun tenaga
$_/\_$

johan3000 · « **Reply #26 on:** 16 May 2009, 10:29:26 PM »

Quote from: hatRed on 16 May 2009, 10:07:07 PM

^
ada masukan secara teknis yg dapat dipraktekkan langsung...?
kira2 hal apa yg dapat saya sampaikan yg sekiranya membantu sahabat saya baik secara moril maupun tenaga
$_/\_$

1. Pertama-tama ya harus bersyukur masih ada temannya
yg bernama hatRed...

2. Cara memandang masalah..
Masalah memberitahukan kita bahwa yg kita lakukan tidak benar,
atau kurang tepat. Jadi ambil tindakan lain..
(masalah memang berat... tapi itu membuat kita lebih kuat,
dan lebih mandiri)

3. Cari org yg udah pernah menaklukan masalah tsb
atau baca buku, dsb.

Saya rasa masalah terbesar adalah manusia memiliki konsep2,
nilai masyarakat, dst... sehingga merupakan masalah bagi dirinya.

Coba tanya org2 yg udah pernah bekerja sambil sekolah dgn
mencari duit sendiri... gimana?

semoga sedikit membantu...

hatRed · « **Reply #27 on:** 16 May 2009, 10:44:30 PM »

trims om Johan...

waktu ngobrol sama dia, untuk mengatakan hal2 tersebut diatas sangat berat bagi saya untuk mengatakannya.....

karena saya pikir, dia sudah terlalu pusing untuk memikirkan arti dari kata2 bijak...

fyi, dia adalah seorang kr****n, dan sempat menjadi buddha (dalam arti ke vihara dan melakukan puja, jadi dia dari kr****n->buddha->kr****n lagi).

aneh, dan maklum saja saat dia mengatakan "mungkin karma lampau g lagi berbuah sekarang kali ya"

kalo i memberikan teori dhamma, bukannya takut dia akan berdebat (karena orangnya memang tidak seperti itu), tetapi saya rasa situasinya kurang relevan.

mendengar cerita dia, malah membuat saya menjadi malu sendiri....disaat dia mulai bersyukur atas apapun yg tersedia baginya, saya malah berkeinginan lebih, lebih dan lebih terus...

sebelum i post ini dia kerumah i, timbul perasaan gak enak juga. i lagi maen laptop, en sebagaina...sedangkan dia malah sudah menjual laptopnya dan semua barang2nya...(kalo bisa dibilang hampir semua barang yg dapat dijual kembali sudah lludes dijual).. hiburan yg ada bagi dia dan adik2nya hanyalah tv kecil 14 inch yg warnanya sudah cuman ijo doang..

beruntung ada sodaranya yg ngasih PC desktop bekas, sehingga ada hiburan laen... (dia kerumah i minta kabel power).

tapi gak tau deh bakal bertahan lama gak, biasanya bakal dijual lagi sama nyokapnya....

johan3000 · « **Reply #28 on:** 16 May 2009, 11:01:35 PM »

kalau berTuhan tuh tambah mudah....

don't tell your God how big is your problems,
but tell your problems how big is the GOD!

problems dibandingkan dgn kekuasaan
Tuhan besar yg mana?

hatRad bisa juga menenagkan dia...
bilang bahwa dia teman spt anda...
walaupun terbatas yg bisa anda bantu...
anda selalu menjadi temannya...
dan mendengarkannya...

Apakah dia bisa memberikan less pada anak lain
utk mendptkan uang tambahan? merantau atau gimana?

mohon member lain beri masukan...

Ingat, dulu komputer ini "Time sharing"....
pakainya pakai antri...(gantian)...
sekarang udah punya PC,...
merasa tertekan tanpa noteBook...

semoga membantu dikit lagi!

hatRed · « **Reply #29 on:** 16 May 2009, 11:06:06 PM »

hmm...... memberi semangat dulu ya, baru jalan keluar akan datang dengan sendirinya $_/\_$

Quote from: johan3000 on 16 May 2009, 11:01:35 PM

don't tell your God how big is your problems,
but tell your problems how big is the GOD!

^ kata2 yg bagus om, begitu mengena... thanx segede gedenya......

Forte · « **Reply #30 on:** 16 May 2009, 11:08:09 PM »

merantaulah..
kadang merantau itu bisa lebih baik..
ketika lingkungan penuh dengan hal2 negatif.. kita harus inisiatif keluar dari lingkungan itu..
nanti ortu bisa dikirimin dana dari hasil rantauan..

saya pernah stress gara2 gak bisa lanjutin kuliah pas tamat tahun 2000, cita2 masuk kedokteran buyar sudah..
akhirnya saya sadar.. saya langsung banting stir.. kumpulin dana kerja 1 tahun.. buat kuliah..
dan tahun 2001, saya keluar dari pekanbaru hanya demi 1 tujuan.. kuliah.. terus di padang..
dapat kerjaan.. bisa kuliah sambil kerja.. bisa juga kirim duit ke ortu walau dikit2..

banyak orang bilang.. hedi kamu gila.. kamu gak bakal bisa lulus.. pasti terlena kerjaan.. akibatnya malas kuliah..
buktinya ? gw bisa lulus koq.. 3,5 tahun buat S1, 9 bulan buat Apt.

makanya.. saya percaya.. walau saya terjatuh.. saya pasti bisa berdiri dengan kakiku sendiri..

pertanyaannya..
seberapa besar manusia bisa memandang bahwa dirinya itu POWERFULL ?
kalau dia menilai dirinya rendah.. ya HOPELESS lah..

hatRed · « **Reply #31 on:** 16 May 2009, 11:16:50 PM »

trims om Forte,

saat ini keaadaan keluarganya sudah tidak komunikatif lagi (ayah dan ibu sudah tidak harmonis lagi).

yg ada hanya kokonya, adek ce (seumuran cide), sama ade co(anak sd). jadi dia juga sebenarnya pernah berpikir buat pergi merantau... namun saat ini bisa dibilang yg menjadi tulang punggung keluarga ya sahabat saya itu (bokapnya dah gak mo ngurusin lagi, bahkan hutang ayahnya malah suruh dia yg bayar).

jadi saya rasa dia mengundurkan niatnya karena memikirkan adek2nya itu, sedangkan kokonya menjadi mandor di rumah.

dia sih sebenarnya sudah tidak peduli lagi dengan keutuhan keluarganya (mungkin sudah frustasi, tapi saya anggap wajar soalnya dia yg paling cape dari fisik dan mental), tetapi kokonya masih berupaya menyatukan keluarga lagi.

johan3000 · « **Reply #32 on:** 16 May 2009, 11:33:43 PM »

dlm contoh bro Forte,

masalah membuat dia menjadi lebih kuat dan tangguh...

kadang kala gw pikir...

apakah orang2 yg banyak masalah
SEBENARNYA JAUH LEBIH DIUNTUNGKAN ?

kenapa waktu gw kecil ngak
lebih banak ditimpa masalah2?

hatRed · « **Reply #33 on:** 16 May 2009, 11:37:08 PM »

ooh....... tulisannya dah ada tambahan..

hehe........ iya juga sih, perlu keberanian juga untuk berubah... $_/\_$

Shining Moon · « **Reply #34 on:** 17 May 2009, 01:18:33 AM »

Kalau temen bro sampe ga bisa nabung seribu perak sekalipun, berarti ada dua alasan:
1. Gaji terlalu kecil.
2. Pengeluaran terlalu banyak
solusinya, perbesar pemasukan dan perkecil pengeluaran. Teori sih gampang...prakteknya gimana?
perbesar pemasukan bisa berarti cari side job, usaha kecil2an yang bisa menghasilkan uang. Misalnya, jual koleksi komik miliknya, atau nyambi jadi sales properti atau apalah yang nggak terikat jam kerjanya. Atau, bisa jg cari pekerjaan lain...ah, tapi jaman sekarang kan nggak gampang cari pekerjaan yah. Jumlah sarjana yang fresh graduate nggak sebanding sama lowongan yang ada. Mesti pinter2 berjuang dan bertahan..
Solusi berikut, perkecil pengeluaran. Duh, ngomongnya aja udah nggak tega yah. Kondisi keluarga sudah morat-marit seperti ini untuk bayar hutang dan menanggung keluarga. Tapi, mau nggak mau mesti disampaikan juga. Apa ada pengeluaran yang bisa diminimalkan? Misalnya, menu daging dikurangi, menu sayuran diperbanyak. Buah2an diganti dari yang impor jadi yang lokal.
Saya kurang begitu mengerti, kenapa kokonya mesti diam di rumah? Adik2nya kan bukan bayi lagi...kalau ada tambahan tulang punggung keluarga, pasti tidak lagi terasa terlalu berat.
Memang berat yah hidup dalam kondisi demikian, hutang yang tak kunjung lunas, biaya hidup membengkak, gaji tak mencukupi, suasana rumah yang senantiasa 'panas'...semoga teman bro topp tetap bisa bertindak dan berpikir dengan kepala dingin...

hatRed · « **Reply #35 on:** 17 May 2009, 01:39:36 AM »

trims ci Yuri,

ya....memang untuk permasalahan ini biangnya memang masalah ekonomi...

mau gak mau harus diselesaikan dengan dua cara tadi (tekan pengeluaran dan perbanyak pendapatan)......

nah kalo usaha nyambi2 gitu sahabat i emang dah ngejalanin banyak... mulai jadi kek makelar gitu, trus jualan parfum, baju, lampion, en sebagenya yg ada......cuman keuntungannya kecil.....

mengenai kokonya, i gak tau banyak (mo nanya lebih lanjut, gak enak juga)

* kemungkinan sih kokonya tidak kuat secara fisik...

nah....yg ada di pikiran i sekarang tuh..... bantuin dia kasih modal... en biarin kokonya yg ngejalanin usaha rumah kek toko kelontong atau masakan gitu....

cuman sahabat i gak berani, soalnya masih ragu2 dan rumahnya sudah gak kondusif lagi

(tukang tagih dateng terus)........

ya semoga dia menemukan jalan keluarnya $_/\_$

saya yakin masalah itu pasti bisa selesai suatu saat (Anicca)

johan3000 · « **Reply #36 on:** 17 May 2009, 08:23:39 AM »

Masalah sebenarnya....

kakek gw (dari ibu) meninggal pd usia yg sangat muda (35th)
dan meninggalkan nenek ( SD tidak tamat).
Nenek memiliki 8 anak (2 perempuan) dan udah pasti
tidak ada suster maupun pembantu pada jaman tsb...

Ternyata semua anaknya bisa menjadi org (banyak yg disekolahkan sampai sarjana). Kalau anak nakal... langsung dicubit keras... soalnya gimana ya ngurusin 8 anak begitu.

Dapat makan AYAM ?, jelas dapat....
menu khusus spt itu..SATU TAHUN SEKALI AJA.....
(itu pun dipotong kecil2....)

tapi nenek udah lama meninggal... sehingga gw ngak bisa tanya bagaimana resepnya dia berjuang utk 8 anaknya tsb!

bagaimana sifat nenek?
(kesulitan2 membuat seseorang menjadi lebih kuat)...

Pernah di Gunung Kawi,... dia ditagih uang kencing...eh...
malah dia yg membentak penjaganya...
kalau mau kencing gw ya ambil... kalau duit ngak ada!..
(apakah ini juga cara mengurangin pengeluaran...)

sifat lainnya adalah dia GARANG, dan BERANI....pekerja keras
(itulah tempaan dari permasalahan2 tsb)

Jadi apakah permasalahan2 tsb itu sebenar berguna?

Forte · « **Reply #37 on:** 17 May 2009, 08:57:59 AM »

Saya pernah baca cover bukunya Andri Wongso. **tahan2 diri u/ beli
Covernya bisa membuat saya tersenyum membacanya..

Hanya penderitaan hidup yang dapat mengajarkan kepada manusia akan arti keindahan dan nilai kehidupan

Shining Moon · « **Reply #38 on:** 17 May 2009, 11:33:08 AM »

Wah sayang bro 42..
Buku itu saya punya (plus ttd andrie) tapi udah saya kasih orang...karena ga muat lagi nge-pack waktu pindahan jadi ngurang2in barang.

Forte · « **Reply #39 on:** 17 May 2009, 12:52:35 PM »

no prob sis..

hatRed · « **Reply #40 on:** 17 May 2009, 01:14:29 PM »

kalau permasalahan itu berguna......entar pada banyak orang kerjaannya nyari masalah melulu donk

johan3000 · « **Reply #41 on:** 17 May 2009, 03:46:26 PM »

Quote from: hatRed on 17 May 2009, 01:14:29 PM

kalau permasalahan itu berguna......entar pada banyak orang kerjaannya nyari masalah melulu donk

Bener bro hatRed,

dan itu bayaran nya mahal lho..........

Manusia menembus tembok Cina
Melewatin Grand Canyon Amerika
Mengawang di udara, dan didalam kotak kaca
dst

itu menjadi menarik karna masalah tsb belum pernah dipecah orang lain...

Apakah anda setuju David Coperfield termasuk si PENCARI MASALAH?

Mobil sekarang pakai BBM (mahal dibandingkan dgn air) dan polusi (CO)
nah itu masalah, kalau ada yg bisa memberika solusi lebih baik utk
masalah tsb, maka org tsb akan jadi kaya!.

Dimana banyak masalah, banyak peluang (oportunity), dan ada business baru.
Tidak ada masalah, tidak ada peluang, tidak ada business baru!

Jadi masalah itu bagus bukan? (maybe yes, maybe no.......reklame TV lho)