sebelumnya maaf kalau gw salah mengkategorikan thread ini . (bis ngak tau mau dimana)
langsung aja yach aye cerita .
tetangga / teman mama gw sebut saja namanya A , pernah punya anak umur 3 tahun tp sudah lama meninggal (puluhan tahun lalu) . nah sekarang rumah bekas yang A tempatin itu ditempati oleh adik laki2nya A , sebut saja dia B . akhir2 ini anak2 B yang masi umur 6 thn dan 10 thn sering melihat penampakan arwah anaknya A di satu kamar . jadi B pun iseng2 jepret2 kamar itu di semua sudut pakai HP (papa aye waktu itu ada disamping , jadi bisa dipastikan itu bukan editan) , eh ngak taunya selesai , di salah satu foto benar2 ada penampakan tsb , aye ada lihat fotonya , ngak jelas sich (ngak nampak muka dll , tapi kayak bayangan gitu , tapi yang jelas terlihat anak yang masih kecil , seperti perempuan dan memakai singlet , bagian kakinya ngak nampak jelas) . kemungkinan itu adalah anaknya si A .
yang mau aye tanyakan ,
1 . walaupun arwahnya benar2 ada (karena anak B yang 6 dan 10 thn sering melihat dan bertanya "pa,siapa anak yang jongkok disana?") , mungkinkah terjepret sama kamera ?
2 . mengapa anak kecil itu jadi peta ?
3 . apa yang seharusnya keluarga lakukan ?
1. Mungkin saja, kamera sekarang canggih2, detilnya jelas banget karena mega pixel yang tinggi, sebagai contoh banyak fenomena tentang bulatan2 kecil yang di duga para makhluk dewa suka terjepret kamera saat ada acara vihara, atau kegiatan buddhis lainnya
2. Terlahir menjadi peta dipicu oleh loba yang dominan, kita mengenal 31 alam kehidupan, meskipun ia masih anak2, tetap bukan jaminan ia tidak akan terlahir menjadi peta, banyak kasus anak kecil yang serakah terhadap mainannya, tidak mau berbagi, digenggam semuanya begiotu erat, itu adalah salah satu contoh loba yang begitu mengikat
3. Keluarga seharusnnya melakukan pelimpahan jasa atas nama anak tersebut dengan melakukan dana atas nama ybs, jika keluarga Buddhis ada baiknya pula mengundang Bhante ke rumah tersebut untuk membacakan paritta untuknya
Dengan cara ini semoga anak itu berbahagia dan dapat terlahir kembali ke alam yang lebih bahagia dari yang sekarang
Tujuan membaca paritta adalah bukan untuk pengusiran, tetapi sebagai ungkapan metta kita terhadap mendiang anak tersebut