This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
Pages: [1] 2
1
Mahayana / Sidharta meninggalkan istana dan keluarganya
« on: 20 May 2019, 02:04:07 PM »
Namo amitabha _/|\_.
Saya mau bertanya Menurut mahayana Sidharta Gautama meninggalkan istana,anak,istri dan segenap keluarganya itu untuk pergi bertapa mendapatkan izin dan restu dari keluarganya(ayah,ibu,istri) atau tidak? Apakah sama dengan Theravada yg menyatakan pergi diam2 tanpa izin pada tengah malam.
Jika sama dengan theravada " pergi bertapa diam2 meninggalkan keluarga tanpa izin berarti tidak bertanggung jawab dong!
Saya ingin tahu jawaban orang mahayana apakah sama dengan jawaban orang theravada yang cenderung membenarkan tindakan yg tidak sesuai norma tersebut dan ada pula yang mengakui bahwa tindakan tersebut adalah salah dengan alasan bahwa sidharta masih bodhisattva yang belum suci karena menganggap bahwa sidharta hanyalah manusia biasa yang pengakuan ini sebenarnya lebih membuat kontradiksi karena dari awal kelahiran sidharta dinyatakan sudah bisa berjalan dan setiap menapak tanah muncul bunga teratai serta dilayani oleh para dewa dan berbagai cerita keajabian yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia biasa.
Saya mau bertanya Menurut mahayana Sidharta Gautama meninggalkan istana,anak,istri dan segenap keluarganya itu untuk pergi bertapa mendapatkan izin dan restu dari keluarganya(ayah,ibu,istri) atau tidak? Apakah sama dengan Theravada yg menyatakan pergi diam2 tanpa izin pada tengah malam.
Jika sama dengan theravada " pergi bertapa diam2 meninggalkan keluarga tanpa izin berarti tidak bertanggung jawab dong!
Saya ingin tahu jawaban orang mahayana apakah sama dengan jawaban orang theravada yang cenderung membenarkan tindakan yg tidak sesuai norma tersebut dan ada pula yang mengakui bahwa tindakan tersebut adalah salah dengan alasan bahwa sidharta masih bodhisattva yang belum suci karena menganggap bahwa sidharta hanyalah manusia biasa yang pengakuan ini sebenarnya lebih membuat kontradiksi karena dari awal kelahiran sidharta dinyatakan sudah bisa berjalan dan setiap menapak tanah muncul bunga teratai serta dilayani oleh para dewa dan berbagai cerita keajabian yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia biasa.
2
Mahayana / Re: Mengapa Buddha dan bodhisattva Kurang berwelas asih?
« on: 25 January 2018, 08:36:54 PM »
“Putra yang berbudi, pada saat itu, sebagai pemimpin, Maha Karuna menaruh belas kasihan kepada orang jahat itu dan berbuat upaya kausalya. Oleh karena ia berpikir, ‘Saya akan membunuh orang jahat ini karena saya mau melindungi lima ratus orang ini,’ maka ia membunuh orang jahat itu dengan menusuk dengan tombak. Pada akhirnya para pedagang tersebut kembali ke Jambudvipa dengan selamat.
“Putra yang berbudi, Anda tidak boleh mempunyai keraguan. Pemimpin pada saat itu tidak lain adalah saya sendiri, lima ratus pedagang tersebut adalah lima ratus Bodhisattva dari Bhadrakalpa *78 yang akan mencapai Anuttara-samyak-sambodhi dalam kalpa ini.
“Putra yang berbudi, karena saya menggunakan upaya kausalya dari welas asih yang sangat besar pada saat itu, saya mampu menghindari kesengsaraan Samsara selama seratus ribu kalpa, dan orang jahat itu dilahirkan kembali di alam yang baik di surga, sesudah mati.
“Putra yang berbudi, Anda tidak boleh mempunyai keraguan. Pemimpin pada saat itu tidak lain adalah saya sendiri, lima ratus pedagang tersebut adalah lima ratus Bodhisattva dari Bhadrakalpa *78 yang akan mencapai Anuttara-samyak-sambodhi dalam kalpa ini.
“Putra yang berbudi, karena saya menggunakan upaya kausalya dari welas asih yang sangat besar pada saat itu, saya mampu menghindari kesengsaraan Samsara selama seratus ribu kalpa, dan orang jahat itu dilahirkan kembali di alam yang baik di surga, sesudah mati.
3
Mahayana / Re: Mengapa Buddha dan bodhisattva Kurang berwelas asih?
« on: 25 January 2018, 08:13:09 PM »
“Putra yang berbudi, sebagai contoh, ambillah sebuah bibit kecil. Setelah bertunas, bibit tersebut tidak kehilangan kualitas aslinya dan tidak menunas sesuatu yang berbeda. Demikian pula, putra yang berbudi, walaupun Bodhisattva mungkin memiliki kekotoran batin dan dan menghibur diri dengan lima kesenangan indrawi, tetapi karena ia memiliki bibit-kearifan mengenai kekosongan, ketiadaan corak (animitta), *44 ketiadaan aktivitas, *45 ketiadaan diri (anatman), *46 sehingga ia tidak akan jatuh ke tiga alam jahat, tidak kehilangan kualitas akar kebajikannya, dan juga tidak mundur [dari usaha pencapaian Anuttara-samyak-sambodhi](kutipan sutra upaya kausalya)
4
Mahayana / Re: Mengapa Buddha dan bodhisattva Kurang berwelas asih?
« on: 25 January 2018, 08:01:14 PM »
“Lagi pula, putra yang berbudi, seorang Bodhisattva-Mahasattva yang melatih diri dalam upaya kausalya bila melihat para Sravaka dan Pratekyabuddha mendapatkan banyak persembahan, manfaat, penghormatan, dan pujian, maka ia akan menghibur dirinya dengan dua pemikiran. Apa kedua pemikiran tersebut? Yang pertama adalah karena adanya para Bodhisattva maka muncullah para Tathagata; yang kedua adalah karena adanya para Tathagata baru ada para Sravaka dan Pratekyabuddha. Walaupun para Sravaka dan Pratekyabuddha mendapatkan manfaat dan persembahan, saya masih lebih unggul dari mereka. (kutipan sutra upaya kausalya)
disini juga terlihat bahwa bodhisattva seolah-olah masih memiliki keangkuhan.
disini juga terlihat bahwa bodhisattva seolah-olah masih memiliki keangkuhan.
5
Mahayana / Re: Mengapa Buddha dan bodhisattva Kurang berwelas asih?
« on: 25 January 2018, 07:00:50 PM »
“Mengapa Bodhisattva membuat dayang-dayang dan penjaganya tidur sebelum ia meninggalkan rumah? Karena, putra yang berbudi, ia ingin memberikan kesan seolah-olah para dewa yang bertanggung jawab atas kepergiannya meninggalkan rumah. Sebagian anggota keluarganya akan menjadi marah bila mereka diberitahukan bahwa Bodhisattva telah meninggalkan kehidupan berumah tangga. Bodhisattva berpikir, ‘Bila mereka gusar terhadap Saya, mereka akan sangat menderita di malam yang panjang dan akan jatuh ke tiga alam kehidupan sengsara. Tetapi bila mereka berpikir bahwa hal ini disebabkan oleh para dewa yang membuat para penjaganya tertidur, membukakan pintu untuk Saya, menuntun jalan keluar, dan kemudian naik ke langit dan terbang menjauh, berarti hal itu bukan kesalahan Saya, mereka akan lebih percaya kepada Saya dan tidak mempercayai dewa. *70 Dengan pemikiran ini, Bodhisattva membuat para dayang-dayang dan penjaganya tertidur sebelum ia meninggalkan rumah. Ini adalah upaya kausalya yang dilatih oleh Bodhisattva-Mahasattva.(kutipan sutra upaya kausalya)
Disini kok seperti bodhisattva berniat mengkambing hitamkan para dewa.
Disini kok seperti bodhisattva berniat mengkambing hitamkan para dewa.
6
Mahayana / Re: Mengapa Buddha dan bodhisattva Kurang berwelas asih?
« on: 25 January 2018, 06:58:05 PM »
“Putra yang berbudi, saya ingat pada waktu asankhya kalpa yang lalu, ada seorang Brahmacarin *34 bernama Jyotiska.*35 Ia melatih perbuatan suci di dalam sebuah hutan terpencil selama empat milyar dua ratus juta tahun. Ketika keluar dari hutan tersebut, ia memasuki sebuah kota yang bernama Sukhavati.*36 Di sana ia bertemu dengan seorang wanita. Setelah wanita melihat Brahmacarin ini yang berwajah tampan dan agung, dalam hatinya timbul perasaan cinta.
Wanita itu segera menghampiri Brahmacarin ini, lalu tangannya memegang kedua kaki Brahmacarin ini, dan bertiarap di atas tanah.
“Putra yang berbudi, ketika itu Brahmacarin bertanya kepada wanita itu, ‘Apa yang saudari inginkan?’
“Wanita tersebut menjawab, ‘Saya menginginkanmu, Brahmacarin’.
“Brahmacarin berkata, ‘Saya tidak melakukan hal yang berhubungan yang berhubungan dengan nafsu keinginan.’
“Wanita itu berkata, ‘Jika Anda tidak mengabulkan permintaanku, saya akan mati sekarang.’
“Putra yang berbudi, ketika itu, Brahmacarin Jyotiska berpikir: ‘Adalah tidak patut bagiku untuk mengabulkannya, terlebih-lebih pada saat ini. Saya telah melatih perbuatan suci selama empat milyar dua ratus juta tahun. Bagaimana bisa saya hancurkan sekarang?’
“Lalu Brahmacarin itu memaksa dirinya untuk meninggalkan wanita itu. Tetapi setelah ia berjalan tujuh langkah, dalam hatinya timbul rasa kasihan kepada wanita itu dan berpikir, ‘Kendati saya melanggar sila, jatuh ke alam yang jahat, saya mampu menahan penderitaan di neraka, tetapi saya tidak sanggup melihat wanita itu menderita sekali. Saya tidak akan membiarkan dia mati karena saya”.
“Putra yang berbudi, karena pemikiran ini, Brahmacarin tersebut balik ke wanita itu. Brahmacarin ini memegangnya dengan tangan kanannya dan berkata, ‘Silahkan berdiri, Anda boleh berbuat sekehendakmu’.
“Putra yang berbudi, lalu Brahmacarin itu menikah dengan wanita tersebut selama 12 tahun. Setelah itu, ia meninggalkan kehidupan berumah tangga dan dalam waktu singkat memperoleh kembali Empat Tak Terbatas. *37 Setelah meninggal, ia kemudian terlahir di Surga Brahma”.
“Putra yang berbudi, janganlah Anda ragu-ragu. Brahmacarin saat itu adalah diriku [di kehidupan yang lampau].(kutipan sutra upaya kausalya)
Wanita itu segera menghampiri Brahmacarin ini, lalu tangannya memegang kedua kaki Brahmacarin ini, dan bertiarap di atas tanah.
“Putra yang berbudi, ketika itu Brahmacarin bertanya kepada wanita itu, ‘Apa yang saudari inginkan?’
“Wanita tersebut menjawab, ‘Saya menginginkanmu, Brahmacarin’.
“Brahmacarin berkata, ‘Saya tidak melakukan hal yang berhubungan yang berhubungan dengan nafsu keinginan.’
“Wanita itu berkata, ‘Jika Anda tidak mengabulkan permintaanku, saya akan mati sekarang.’
“Putra yang berbudi, ketika itu, Brahmacarin Jyotiska berpikir: ‘Adalah tidak patut bagiku untuk mengabulkannya, terlebih-lebih pada saat ini. Saya telah melatih perbuatan suci selama empat milyar dua ratus juta tahun. Bagaimana bisa saya hancurkan sekarang?’
“Lalu Brahmacarin itu memaksa dirinya untuk meninggalkan wanita itu. Tetapi setelah ia berjalan tujuh langkah, dalam hatinya timbul rasa kasihan kepada wanita itu dan berpikir, ‘Kendati saya melanggar sila, jatuh ke alam yang jahat, saya mampu menahan penderitaan di neraka, tetapi saya tidak sanggup melihat wanita itu menderita sekali. Saya tidak akan membiarkan dia mati karena saya”.
“Putra yang berbudi, karena pemikiran ini, Brahmacarin tersebut balik ke wanita itu. Brahmacarin ini memegangnya dengan tangan kanannya dan berkata, ‘Silahkan berdiri, Anda boleh berbuat sekehendakmu’.
“Putra yang berbudi, lalu Brahmacarin itu menikah dengan wanita tersebut selama 12 tahun. Setelah itu, ia meninggalkan kehidupan berumah tangga dan dalam waktu singkat memperoleh kembali Empat Tak Terbatas. *37 Setelah meninggal, ia kemudian terlahir di Surga Brahma”.
“Putra yang berbudi, janganlah Anda ragu-ragu. Brahmacarin saat itu adalah diriku [di kehidupan yang lampau].(kutipan sutra upaya kausalya)
7
Mahayana / Re: Mengapa Buddha dan bodhisattva Kurang berwelas asih?
« on: 25 January 2018, 06:35:44 PM »
Dalam sutra upaya kausalya tidak dikatakan bahwa bodhisattva masuk neraka malahan setelah membunuh perampok bodhisattva terhindar dari akibat tindakannya membunuh yg lebih lucunya disitu dikatakan bahwa perampok yang dibunuhnya malah masuk surga terlebih lagi dalam sutra tersebut dinyatakan bahwa bodhisattva pernah digoda oleh seorang gadis namun sempat menolak tapi sih gadis mengancam akan bunuh diri apabila permintaannya tak dituruti akhirnya bodhisattva menuruti permintaan sih gadis lalu menikah selama 12 tahun artinya bodhisattva melakukan hubungan seksual padahal dalam sutra pun dinyatakan bahwa pada saat itu bodhisaatva sudah mencapai tingkatan yg rumayan tinggi kok bisa malah mau bertindak seperti seorang umat awam yang belum suci.
Membunuh tetaplah menghilangkan nyawa mahkluk hidup secara sengaja walaupun apa pun niat dan motivasinya terlebih lagi membunuh juga artinya menyakiti mahkluk hidup.
Bukankah buddha dikatakan adalah yang sempurna tindak tanduknya kok masih main sandiwara begitu, apakah pandangan mahayana menilai buddha belumlah sempurna?
Mengapa bodhisattva membunuh mahkluk hidup padahal buddha sendiri secara jelas melarang untuk membunuh.
Membunuh tetaplah menghilangkan nyawa mahkluk hidup secara sengaja walaupun apa pun niat dan motivasinya terlebih lagi membunuh juga artinya menyakiti mahkluk hidup.
Bukankah buddha dikatakan adalah yang sempurna tindak tanduknya kok masih main sandiwara begitu, apakah pandangan mahayana menilai buddha belumlah sempurna?
Mengapa bodhisattva membunuh mahkluk hidup padahal buddha sendiri secara jelas melarang untuk membunuh.
8
Mahayana / Mengapa Buddha dan bodhisattva Kurang berwelas asih?
« on: 24 January 2018, 04:49:09 PM »
Namo Buddhaya saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan semoga saya bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan disini!!!!
1.Mengapa Buddha pada awalnya berniat untuk memasuki nirvana dan tak mau mengajarkan dharma sampai diminta oleh maha brahma?
Kemudian semua para raja Kebrahman
Dan Sang Sakra dari seluruh para dewa
Keempat mahluk kadewaan yang menjaga dunia
Juga dewa Sang Maharaja Agung
Dan seluruh mahluk-mahluk surga yang lain
Beserta ratusan ribu laksa pengikut
Dengan takzimnya menghormati dengan tangan terkatub
Dengan memohonKu agar memutar Roda Hukum
Kemudian Aku merenung dalam diriKu sendiri
'Seandainya Aku hanya memuja Kendaraan Buddha
Semua umat yang jatuh kedalam kesengsaraan
Tidak akan mampu mempercayai hukum ini
Dan dengan melanggar hukum lewat ketidakpercayaan
Akan terjatuh kedalam 3 jalan mara
Lebih baik Aku tidak mengkhotbahkan hukum itu
Tetapi masuk Nirvana saja dengan segera(dikutip pada
saddharma pundarika sutra bab 2-upaya kauslya) .
2.Dalam Sutra maharatnakuta(upaya kauslya) diceritakan bodhisattva membunuh perampok di kapal lalu masuk surga,dimana letak welas asih seorang bodhisattva yang seharusnya menghindari pembunuhan namun malah melakukan pembunuhan begitu terbataskah kemampuan seorang bodhisattva? dan setelah membunuh mengapa malah masuk surga bukan neraka disini tergambarkan secara jelas bahwa hukum karma tak berlaku secara adil.
1.Mengapa Buddha pada awalnya berniat untuk memasuki nirvana dan tak mau mengajarkan dharma sampai diminta oleh maha brahma?
Kemudian semua para raja Kebrahman
Dan Sang Sakra dari seluruh para dewa
Keempat mahluk kadewaan yang menjaga dunia
Juga dewa Sang Maharaja Agung
Dan seluruh mahluk-mahluk surga yang lain
Beserta ratusan ribu laksa pengikut
Dengan takzimnya menghormati dengan tangan terkatub
Dengan memohonKu agar memutar Roda Hukum
Kemudian Aku merenung dalam diriKu sendiri
'Seandainya Aku hanya memuja Kendaraan Buddha
Semua umat yang jatuh kedalam kesengsaraan
Tidak akan mampu mempercayai hukum ini
Dan dengan melanggar hukum lewat ketidakpercayaan
Akan terjatuh kedalam 3 jalan mara
Lebih baik Aku tidak mengkhotbahkan hukum itu
Tetapi masuk Nirvana saja dengan segera(dikutip pada
saddharma pundarika sutra bab 2-upaya kauslya) .
2.Dalam Sutra maharatnakuta(upaya kauslya) diceritakan bodhisattva membunuh perampok di kapal lalu masuk surga,dimana letak welas asih seorang bodhisattva yang seharusnya menghindari pembunuhan namun malah melakukan pembunuhan begitu terbataskah kemampuan seorang bodhisattva? dan setelah membunuh mengapa malah masuk surga bukan neraka disini tergambarkan secara jelas bahwa hukum karma tak berlaku secara adil.
9
Mahayana / Apa makna pesan zen rinzai ini
« on: 06 May 2017, 09:02:54 AM »
Para penempuh jalan jangan menggangap buddha sebagai tujuan akhir menurutku buddha tidak lebih seperti lubang kakus. Para bodhisattva dan arahat menjadi rantai belenggu bagi orang-orang yg percaya mereka. oleh karena itu manjuhsri mencabut pedangnya siap membunuh gautama dan angulimala dengan sebilah pisau di tangan mencoba melukai sakyamuni.
10
Studi Sutta/Sutra / Re: Kata "yang maha esa yang tahu" dalam sutra amitabha teks panjang
« on: 18 April 2017, 01:40:51 PM »
Diterjemahkan ke bahasa indoensia oleh Up.aryarasmiprabhamegha 1986
Penerbit sasana,Jakarta Agustus 1991.
Betulkah dalam terjemahan bahasa inggris tidak ada kata-kata seperti itu?
Penerbit sasana,Jakarta Agustus 1991.
Betulkah dalam terjemahan bahasa inggris tidak ada kata-kata seperti itu?
11
Studi Sutta/Sutra / Kata "yang maha esa yang tahu" dalam sutra amitabha teks panjang
« on: 15 April 2017, 12:13:08 PM »
Karena mereka pada waktu hidup enggan membuat kebaikkan,enggan menimbun jasa-jasa, dan enggan mempraktekkan dharma setelah wafat tidak ada bekal sedikit pun dalam perjalanannya yang demikian panjang dan sukar!apalagi akibat jalan yang sedih atau jalan bahagia akan dilintasinya,mereka tidak diketahui sama sekali,hanyalah yang maha esa yang tahu ke alam mana mereka pergi(Kutipan dari sutra amitabha teks panjang)
Maksud kata "hanyalah yang maha esa yang tahu" itu menunjukkan apa ya? Tuhan kah? Mohon penjelasannya
Maksud kata "hanyalah yang maha esa yang tahu" itu menunjukkan apa ya? Tuhan kah? Mohon penjelasannya
12
Mahayana / Re: Pertanyaan kritis tentang status arahat ananda di sutra beserta aliran mahayana
« on: 20 August 2016, 06:27:07 PM »
Oh jadi ananda yang dikatakan arahat pada sutra mahayana itu salah tulis atau salah terjemahan doang ya.
Vairocana itu kan dharmakaya dari semua buddha dikatakan semua buddha adalah perwujudan vairocana itu apa maksudnya, kan setiap buddha berbeda individu
Buddha sakyamuni dikatakan telah lama mencapai pencerahan lalu cerita mengenai dirinya yg mengumpulan dasa paramitha itu apa dong?
Pada maharatnakuta sutra dikatalan bodhisattva membunuh terus bodhosattvanya masuk neraka gak.
Sila bodhisattva asal nya dari sang buddha gak? Soalnya ada yang mengatakan bajwa brahma jala sutra itu hanya selevel sama kitab komentar.
Vairocana itu kan dharmakaya dari semua buddha dikatakan semua buddha adalah perwujudan vairocana itu apa maksudnya, kan setiap buddha berbeda individu
Buddha sakyamuni dikatakan telah lama mencapai pencerahan lalu cerita mengenai dirinya yg mengumpulan dasa paramitha itu apa dong?
Pada maharatnakuta sutra dikatalan bodhisattva membunuh terus bodhosattvanya masuk neraka gak.
Sila bodhisattva asal nya dari sang buddha gak? Soalnya ada yang mengatakan bajwa brahma jala sutra itu hanya selevel sama kitab komentar.
13
Mahayana / Re: Pertanyaan kritis tentang status arahat ananda di sutra beserta aliran mahayana
« on: 19 August 2016, 03:24:52 PM »
terus tentang brahma jala sutra itu yang mengatakan bahwa buddha sakyamuni itu adalah penjelmaan dari buddha vairocana itu maksudnya apa, apalagi panca dhayani buddha dikatakan sebagai penjelmaan nya buddha vairocana padahal kan tiap buddha berbeda pribadi dna punya karir dalam pencapaian kebuddhaan nya masing-masing.
14
Mahayana / Re: Pertanyaan kritis tentang status arahat ananda di sutra beserta aliran mahayana
« on: 17 August 2016, 07:43:16 PM »
Ada yang bilang bahwa ananda itu adalah bodhisattva menurut paham mahayana setiap buddha selalu diikuti bodhisattva yang menjelma mengikuti buddha Sebagai manusi, kan dalam mahayana buddha dikatakan sudah lama mencapai penerangan sempurma buddha kembali menjelma sebagai putra raja yg bersandiwara menjadi pertapa hingga mencapai penerangan sempurna agar orang-orang percaya padanya apalagi soal buddha parinirvana itu juga dikatakan sandiwara untuk mengakarkan muridnya sesuatu ketidakkekalan, karena buddha sebenarnya adalah vairocana yang menjelma menjadi sakyamuni ke dunia.benarkah begitu?
15
Mahayana / Pertanyaan kritis tentang status arahat ananda di sutra beserta aliran mahayana
« on: 16 August 2016, 05:36:31 PM »
1. kenapa dalam sutra mahayana mau itu sutra amitabha maupun saddharma pundarika sutra beserta sutra lainnya jika ada pembukaan awalnya yang menyatakan nama-nama arahat termasuk ananda padahal ananda sendiri ketika buddha masih hidup masih belum mencapai kesucian arahat, ananda mencapai kesucian arahat ketika buddha sudah wafat ketika akan melakukan sidang konsili pertama?
2. benarkah aliran mahayana itu pecahan dari mahasingka yang dalam sejarahnya dikatakan perkumpulan bhikku yang mau merubah vinaya atau ajaran dari bhikku bernama mahadeva yang latar belakangnya banyak melakukan tindakan buruk serta merasa dirinya telah arahat dan mempertanyakaan status kearahatan lalu membuat alternative jalan bodhisattva?
tolong di jawab yang mendetail tentang sutra itu salah terjemahan atau bagaimana dan mengenai sejarah itu benar atau tidak soalnya lagi krisis keyakinan. semoga aja dapat menemukan jawabannya dari forum ini
2. benarkah aliran mahayana itu pecahan dari mahasingka yang dalam sejarahnya dikatakan perkumpulan bhikku yang mau merubah vinaya atau ajaran dari bhikku bernama mahadeva yang latar belakangnya banyak melakukan tindakan buruk serta merasa dirinya telah arahat dan mempertanyakaan status kearahatan lalu membuat alternative jalan bodhisattva?
tolong di jawab yang mendetail tentang sutra itu salah terjemahan atau bagaimana dan mengenai sejarah itu benar atau tidak soalnya lagi krisis keyakinan. semoga aja dapat menemukan jawabannya dari forum ini
Pages: [1] 2