//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Wijayananda

Pages: 1 ... 5 6 7 8 9 10 11 [12] 13 14 15 16 17 18 19 ... 36
166
Pengembangan DhammaCitta / Re: selamat kepada new GMs
« on: 27 July 2011, 09:14:34 AM »
Selamat bertumimbal lahir sbg glomod kembali akang ryu.

167
Seremonial / Re: Sabbe Sankhara Anicca
« on: 25 July 2011, 08:47:14 AM »
Turut berduka _/\_

168
Kafe Jongkok / Re: Hoi Tuhan! Agamamu Sebenarnya Apa Sih?
« on: 24 July 2011, 06:49:58 PM »
^ ^:)^ ^:)^

169
maaf, ini ko wijayananda yang umat RG en pengusaha AC bukan ya?
Maaf sis,saya bukan orang yang anda maksudkan :-)

170
sama aja ko GM...jumat pun tetap ga bisa kalau pulangnya larut...
*omong-omong kulit saya nggak biru kok*
Gmn kalau disediain transport atau tumpangan?

171
member DC mendominasi arena dengan jumlah  9 orang
Wah siapa2 aja yg ikut om? Dan topik apa yg dibahas?

172
stlah sya cri2 informasi, ehipasiko it bnr2 pnerbit buku buddhis (bukan sesat), blh sya tahu cara pemesanan bukunya? krna sya cri di toko buku gag ada.trims.
coba klik www.ehipassiko.net disana ada no yg bs dihubungi dan tata cara pemesanan.mereka menerbitkan buku dari ketiga tradisi besar agama Buddha..

173
PENANYA:
Apakah kecerdasan
[intelligence] itu?
KRISHNAMURTI:
Marilah kita selami
pertanyaan ini dengan
perlahan-lahan sekali,
dengan sabar, dan
temukan. Menemukan
bukan berarti sampai
pada suatu kesimpulan.
Saya tidak tahu apakah
Anda tahu bedanya.
Begitu Anda sampai
pada suatu kesimpulan
tentang apa itu
kecerdasan, Anda tidak
lagi cerdas. Itulah yang
dilakukan oleh
kebanyakan kaum tua:
mereka telah sampai
pada kesimpulan.
Dengan demikian,
mereka tidak lagi
cerdas. Jadi, dengan ini
saja Anda telah
menemukan satu hal:
bahwa batin yang cerdas
adalah batin yang terus-
menerus belajar, tanpa
pernah menyimpulkan.
Apakah kecerdasan itu?
Kebanyakan orang
merasa puas dengan
sebuah definisi tentang
apa itu kecerdasan.
Mereka mungkin bilang,
"Itu penjelasan yang
baik", atau mereka lebih
menyukai penjelasan
mereka sendiri. Dan
batin yang merasa puas
dengan sebuah
penjelasan adalah
sangat dangkal, dengan
demikian tidak cerdas.
Anda mulai melihat
bahwa batin yang cerdas
adalah batin yang tidak
puas dengan penjelasan-
penjelasan, dengan
kesimpulan-kesimpulan;
batin yang cerdas juga
bukan batin yang
percaya, oleh karena
kepercayaan lagi-lagi
adalah sebentuk
kesimpulan. Batin yang
cerdas adalah batin yang
menyelidik, batin yang
mengamati, belajar,
mempelajari. Apa
artinya itu? Bahwa
kecerdasan hanya
mungkin ada bila tidak
ada ketakutan, bila
Anda bersedia berontak,
menentang seluruh
struktur masyarakat
untuk menemukan apa
itu Tuhan, atau
menemukan kebenaran
apa pun.
Kecerdasan bukan
pengetahuan. Jika Anda
mampu membaca semua
buku di dunia ini, itu
tidak akan memberi
Anda kecerdasan.
Kecerdasan adalah
sesuatu yang sangat
halus; ia tidak punya
sauh. Ia hanya muncul
apabila Anda memahami
seluruh proses batin --
bukan batin menurut
penuturan seorang filsuf
atau guru tertentu,
melainkan batin Anda
sendiri. Batin Anda
adalah hasil dari seluruh
kemanusiaan, dan bila
Anda memahaminya,
Anda tidak perlu
mempelajari buku apa
pun, oleh karena batin
mengandung seluruh
pengetahuan dari masa
lampau. Jadi kecerdasan
muncul dengan
memahami diri Anda
sendiri; dan Anda hanya
bisa memahami diri
Anda sendiri di dalam
hubungan dengan dunia
manusia, benda dan
gagasan. Kecerdasan
bukanlah sesuatu yang
bisa Anda peroleh,
seperti belajar; ia
muncul dengan
pemberontakan besar,
artinya, bila tidak ada
ketakutan -- yang
berarti, sesungguhnya,
bila ada rasa cinta. Oleh
karena, bila tidak ada
ketakutan, di situ ada
cinta.
Bila Anda hanya
berminat pada
penjelasan-penjelasan,
saya khawatir Anda
merasa bahwa saya tidak
menjawab pertanyaan
Anda. Bertanya apa itu
kecerdasan adalah
seperti bertanya apa itu
hidup. Hidup adalah
belajar, bermain, seks,
kerja, bertengkar,
irihati, ambisi, cinta,
keindahan, kebenaran --
hidup adalah segala
sesuatu, bukan? Tetapi,
yah, kebanyakan dari
kita tidak memiliki
kesabaran untuk dengan
sungguh-sungguh dan
konsisten meneruskan
penyelidikan ini.
PENANYA:
Bisakah batin yang kasar
menjadi peka?
KRISHNAMURTI:
Simaklah pertanyaan
itu, simaklah makna di
balik kata-kata itu.
Bisakah batin yang kasar
menjadi peka? Jika saya
bilang, batin saya kasar,
dan saya mencoba
menjadi peka, maka
usaha untuk menjadi
peka itu sendiri adalah
kekasaran. Coba lihat
itu. Jangan penasaran;
alih-alih, amati itu.
Tetapi, jika saya
menyadari bahwa saya
kasar tanpa ingin
berubah, tanpa
mencoba menjadi peka,
jika saya mulai
memahami apa itu
kekasaran,
mengamatinya dalam
hidup saya dari hari ke
hari -- bagaimana saya
makan dengan rakus,
bagaimana saya
memperlakukan orang
dengan kasar,
kebanggaan,
kesombongan,
kekasaran kebiasaan-
kebiasaan dan pikiran-
pikiran saya -- maka
pengamatan itu sendiri
mengubah apa yang
ada.
Begitu pula, jika saya
bodoh dan saya bilang
saya harus menjadi
cerdas, maka usaha
untuk menjadi cerdas
itu hanyalah kebodohan
lebih besar; oleh karena
yang penting adalah
memahami kebodohan.
Betapa banyak pun saya
mencoba menjadi
cerdas, kebodohan saya
tetap ada. Saya mungkin
memiliki poles
pembelajaran di
permukaan, saya
mungkin mampu
mengutip dari buku-
buku, mengulangi
kalimat-kalimat dari
penulis-penulis besar,
tetapi pada dasarnya
saya tetap bodoh. Tetapi
jika saya melihat dan
memahami kebodohan
sebagaimana ia muncul
dalam kehidupan saya
sehari-hari -- bagaimana
saya bersikap terhadap
pembantu-pembantu
saya, bagaimana saya
memandang tetangga
saya, orang miskin,
orang kaya, jurutulis --
maka kesadaran itu
sendiri menghasilkan
runtuhnya kebodohan.
Cobalah.
Amati diri Anda bicara
kepada pembantu Anda,
amati betapa besar
penghormatan yang
Anda berikan kepada
seorang gubernur, dan
betapa sedikit
penghormatan yang
Anda berikan kepada
orang yang tidak punya
apa-apa bagi Anda.
Maka Anda mulai
mendapati betapa
bodoh Anda; dan dalam
memahami kebodohan
itu terdapat kecerdasan,
kepekaan. Anda tidak
perlu menjadi peka.
Orang yang mencoba
menjadi sesuatu yang
lain itu buruk, tidak
peka; ia adalah orang
yang kasar.
[Dari: "This matter of
culture", Bab 2, oleh J.
Krishnamurti.]

174
Kafe Jongkok / Berebut Jamaah, DuaUstadz di TangerangDuel
« on: 09 July 2011, 05:41:01 PM »
detikcom - Jakarta,
Sungguh ironis yang
dilakukan dua pemuka
agama di Tangerang ini.
Hanya lantaran
memperebutkan
jamaah, dua ustadz ini
hilang akal sehat
hingga duel. Akibatnya,
Ustadz Purnama Raya
bin KM Ali Husein (50)
mengalami luka bacok.
Kapolsek Cisoka AKP
Afroni mengungkapkan,
peristiwa itu terjadi
pada Rabu (6/7) sore.
"Pelakunya Ustadz
Ahmad Yani (52) sudah
kita amankan," ujar
Afroni saat dihubungi
wartawan, Kamis
(7/7/2011).
Atas tindakannya itu,
sang ustad dijerat Pasal
351 KUHP tentang
penganiayaan jo
Undang-Undang
Darurat atas
kepemilikan senjata
tajam. Sebilah golok
disita petugas dari
pelaku.
Afroni menjelaskan,
kejadian bermula
ketika Ustadz Ahmad
Yani bin Sugriwa
mendatangi rumah
Ustadz Purnama Raya
bin KM Ali Husein yang
terletak di Desa
Cikasungka, Kecamatan
Solear, Kabupaten
Tangrang. Pelaku kesal
lantaran jamaahnya
banyak yang beralih ke
korban.
"Mereka ribut karena
berebut jamaah.
Jamaah Ustadz Ahmad
Yani pindah ke Ustadz
Puranama," kata dia.
Pelaku tidak terima
jamaahnya beralih ke
korban. Pasalnya,
menurut pelaku,
korban adalah
pendatang.
"Korban baru tiga
bulan tinggal di situ,"
kata dia.
Keduanya kemudian
beradu mulut. Tanpa
dinyana, pelaku yang
sudah menenteng golok
itu kemudian
menyerang korban yang
saat itu tidak
mempersenjatai diri.
Melihat pelaku yang
berlaga seperti jawara,
korban pun
menantangnya. "Saya
kebal, saya kebal," kata
Kapolsek menirukan
korban.
Mendengar ucapan
korban yang
menantang, pelaku
kemudian
mengayunkan golok ke
arah korban. Korban
lalu tersungkur dan
berlumuran darah.
"Korban mengalami
luka di bagian leher,"
katanya.
Usai menganiaya
korban, pelaku
kemudian
meninggalkan korban.
Sementara korban
dilarikan ke rumah
sakit untuk diberikan
perawatan.
Petugas Polsek Cisoka
yang mendapat
informasi perkelahian
kedua usatdz ini
kemudian mendatangi
lokasi. Petugas
kemudian
mengamankan pelaku
di kediamannya pada
Rabu malam.
"Mereka
bertetanggaan, hanya
beda empat rumah,"
ujar dia.
Kapolsek melanjutkan,
usai perkelahian,
pengikut kedua ustadz
sempat bersitegang.
Namun, petugas
berhasil meredam
kedua pihak sehingga
tidak terjadi bentrokan.
"Kami mengimbau
kepada masyarakat
untuk tidak melakukan
pelanggaran hukum
dalam menyelesaikan
masalah. Serahkan
permasalahan kepada
petugas berwajib,
bukan dengan cara
main hakin sendiri,"
tutupnya.

175
:) menampung suara hati seseorang yg tenggelam(terabaikan) oleh suara dunia saat ini......

jika ada sesuatu yg belum terkatakan(ingin dikatakan namun ragu2) dr diri Saudara, silahkan share di sini, mungkin kita bs cr solusinnya bersama


Boleh di share pengalaman2 menarik yg di dapat? Terima kasih.

176
Sekedar pengen tau,apa yg melatarbelakangi anda membuat thread ini? Terima kasih.

177
Heboh gimana Bro?

::
Kalau ngak salah denger krn tiap hari peserta yg ikut semakin ramai/membludak..kata beberapa org abhidhamma yg dibawakan oleh bikhu kheminda is made so easy,ada member dc yg ikut waktu di ekayana?

178
Hmmh lagi ikutin kursus abhidhamma selama 10 hari (4 juli-13 juli,palembang)dibimbing oleh bhante kheminda...baru hari pertama (pengenalan)..so far sgt menarik..adakah yg ikt kursus abhidhamma di ekayana?,katanya sempat heboh ya :)

179
Seremonial / Re: Happy Birthday Citta
« on: 04 July 2011, 10:37:56 AM »
Happy b'day buat si kembar..wish u all the best.

180
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 02 July 2011, 03:12:58 PM »
Iya, saya tahu yang bro wijaya maksudkan bukan Samatha. Saya membahas perbandingannya hanya karena postingan dari bro hendrako.
Ok om kainyn its clear now..

Pages: 1 ... 5 6 7 8 9 10 11 [12] 13 14 15 16 17 18 19 ... 36
anything