//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - abhassara

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7]
91
Theravada / Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« on: 21 December 2017, 10:03:57 AM »
Sang Buddha lahir pada tahun 623 Sebelum Era Umum dan ada versi ke dua yang menyatakan 563 SEU
Sang Buddha hidup hingga 80 tahun, Parinibbana pada tahun 543 SEU atau versi ke dua = 483 SEU

Di Sutta dikatakan jika bhikkhuni tidak masuk Sangha maka kemurnian Dhamma Vinaya adalah 1.000 namun karena bhikkhuni ada di zaman Sang Buddha maka kemurnian Ajaran Buddha adalah 500 tahun. (Sang Buddha tidak mengatakan Dhamma akan lenyap; buktinya Empat Kesunyatan Mulia dan Jalan Mulia Berunsur Delapan masih utuh dengan sempurna hingga sekarang.)

Di Mahaparinibbana Sutta dikatakan selama Jalan Mulia Berunsur Delapan masih ada dan dipraktikkan, dunia ini tidak akan kosong dari Arahat (tidak mungkin tidak ada yang mencapai Arahat).

Kitab Komentar Ceylon menyatakan setelah Sang Buddha Parinibbana maka ada 1.000 tahun (456 Era Umum) untuk dapat mencapai Arahat 6 abhinna, 1.000 tahun (tahun 1456) arahat yang terbebaskan melalui kebijaksanaan, 1.000 tahun (tahun 2456) Anagami (tidak ada lagi Arahat); 1.000 tahun (tahun 3456) Sakadagami; 1.000 tahun (tahun 4456) Sotapanna.

Jika dihitung dari versi ke dua maka tinggal tambahkan 60 tahun, tetap saja di zaman sekarang tidak ada lagi Arahat, namun Anagami masih bisa dicapai dengan sisa 400 tahun lebih.

Namun versi Komentar Burma mengatakan bahwa setiap 500 tahun setelah Sang Buddha Parinibbana maka ada 500 tahun (45 SEU) untuk menjadi Arahat yang lengkap abhinna, 500 tahun  (456 Era Umum) untuk Arahat yang terbebaskan dengan kebijaksanaan, 500 tahun (tahun 956) Anagami (tidak ada lagi Arahat); 500 tahun (tahun 1456) Sakadagami; 500 tahun (tahun 1956) Sotapanna. Kemudian kembali lagi 500 tahun (tahun 2456) untuk menjadi Arahat yang lengkap abhinna, 500 tahun  (tahun 2956) untuk Arahat yang terbebaskan dengan kebijaksanaan, 500 tahun (tahun 3456) Anagami (tidak ada lagi Arahat); 500 tahun (tahun 3956) Sakadagami; 500 tahun (tahun 4456) Sotapanna.

Jika dilihat dari pernyataan kitab Komentar Burma, maka seharusnya tahun 1957 sudah ada Arahat. Namun, jika kita gunakan versi ke dua dari kelahiran Sang Buddha hingga Parinibbana maka kita akan mendapatkan tahun 2016 (ditambah 60).

Artinya kemunculan Arahat seharusnya sudah ada pada tahun 2016.

Kemungkinan yang bisa terjadi adalah:
1. Berdasarkan versi Sri Lanka maka yang pencapaian paling tinggi adalah Anagami
2. Berdarakan versi Burma maka Arahat masih memungkinkan hingga tahun 2956 (sekarang tahun 2017)
3. Versi Burma jika menggunakan tahun Sang Buddha Parinibbana adalalah 543 SEU maka seharusnya ada Arahat di tahun 1957 (60 tahun telah berlalu, tidak ada jejak kemunculan Arahat).
4. Namun jika kita gunakan versi Sang Buddha Parinibbana di tahun 483 SEU maka Arahat memungkinkan muncul di tahun 2016.

Jika kita lihat, kemungkinan nomor 4 cukup meyakinkan karena kita lihat di zaman ini banyak sekali yang meragukan pencapaian sotapanna karena tahun 2016 itu akhir pencapaian sotapanna atau mungkin beberapa tahun sebelum memang sudah agak kosong, atau dengan kata lain, 500 tahun sebelumnya dari tahun sekarang sebenarnya tidak ada sakadagami hingga anagami dan arahat, yang ada sotapanna dan setelah lewat lebih dari 250 tahun, sotapanna sudah mulai berkurang. Dan lagi, kita lihat perkembangan Buddhisme di tahun sekarang mulai maju, jadi kemungkinan nomor 4 cukup meyakinkan. Orang sekarang gencar mengahapal sutta banyak-banyak saking gencarnya mereka mengabaikan 4 Kesunyatan Mulia, lebih mementingkan di luar itu padahal, Ajaran Buddha cukup singkat, hanya Empat Kesunyatan Mulia. Inilah yang seharunya dikejar, dijadikan prioritas utama. Bukan berarti yang lainnya tidak penting, yang lainnya seharunya dijadikan sekunder. Empat Kesunyatan Mulia harus dijadikan prioritas untuk dipelajari, kemudian dipraktekkan.
Jika nomor 4 sesuai fakta maka seharusnya sudah ada Arahat yang memiliki 6 abhinna, 8 pencapaian atau mungkin bisa menunggu beberapa tahun lagi karena baru mulai masuk ERA ARAHAT!_/\_

92
Meditasi / Re: Jhana dan tingkat kesucian
« on: 20 December 2017, 12:10:11 PM »
saya mau tanya neh, apakah jhana itu dapat di capai setiap orang ? apakah harus ada bakat dari kehidupan sebelumnya ? jika ya, mengapa demikian ? berarti tidak semua orang dapat mencapai jhana dalam kehidupannya yg sedang berjalan ?

bagaimana dengan tingkat2 kesucian, apakah dapat di capai setiap orang ? apakah diperlukan bakat jg ? jika ya, mengapa demikian ? berarti tidak semua orang dapat mencapai kesucian dalam kehidupannya yg sedang berjalan ?

mohon pencerahannya  ^:)^

saya pernah bermeditasi sendiri-an (malam hari) disalah satu vihara tua (bangunan kayu, tapi sekarang dah dibongkar) lagi tenang2 nya, tiba2 ada angin kencang (pintu dhammasala mengarah keluar/halaman terbuka), ada suara orang melangkah kemudian duduk (lantai vihara berupa papan kayu), disitu dah buyar meditasinya mungkin karena penasaran saya membuka mata dan melihat ke sekeliling dhammasala (dilantai 2, lampu dimatikan, cuma tersisah lampu di altar), tidak ada 1 pun manusia... ??? mungkin cuma rasa takut saya yg berlebihan karena sendirian divihara (maklum vihara nya sepi dan dah tua), tapi beberapa kali kejadian seperti itu terjadi lagi. pernah saya ditemani (3-4 orang) bermeditasi di vihara tersebut dan ada beberapa orang yg merasakan apa yg saya rasakan. apakah ini cuma ilusi/perasaan takut yg terbawa ? atau meditasi nya kurang konsen ?  ;D
Kayak orang yang tidak punya keahlian melukis, diajari sampai tua pun, ia tidak akan pandai melukis, kecuali di kehidupan lampau ia pernah belajar melukis, kira-kira seperti itulah jika dalam banyak kehidupan lampau ia tidak mencapai jhana atau mandek dalam samadhi maka di kehidupan sekarang, ia mati-matian pun tidak dapat memenuhi absorpi satu objek dengan baik. Sebaliknya seorang yang memiliki bakat menggambar, diajari sedikit sudah mahir apalagi banyak, ia akan mahir melukis karena di kehidupan lampau ia telah belajar melukis, demikianlah di kehidupan sekarang jika ia meditasi ia mungkin akan mendapatkan absorpsi objek bahkan mungkin saja dalam waktu singkat ia mungkin akan mencapainya.
Kalau Ariyapuggala selama Jalan Mulia Berunsur Delapan masih ada, yaitu pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar maka dunia ini tidak akan kosong dari pemasuk-arus, sakadagami, anagami, dan Arahat.
Jika Jalan Mulia Berunsur Delapan masih ada dengan sempurna maka di bumi ini di sini dan saat ini tidak mungkin tidak ada keempat ariyapuggala itu, jika dipraktekkan dengan sempurna, bukan sekadar hapal mati.
Tidak perlu takut menjadi pemasuk arus atau sakadagami karena jika memiliki jhana maka memiliki peluang mencapai nibbana akhir di rupaloka tanpa kembali ke alam kamaloka, yaitu sebagai jhananagamita = yang-tidak-kembali-jhana (Sotapanna atau sakadagami  yang mencapai nibbana akhir tanpa kembali ke alam kamaloka).

*Biasanya sotapanna dan sakadagami pemula, akan takut memasuki arah Nibbana, apalagi di bawah itu. Takut karena sebelumnya atau masih melekat sama dunia yang penuh dukkha ini. Salah satu alasannya, yaitu tidak mau meninggalkan duniawi karena masih dicengkram kehidupan rumah tangga dan cinta (kecintaan), kesenangan dan nafsu, dll.

93
Pengalaman Pribadi / Re: Dukkha “Bukan” Penderitaan
« on: 20 December 2017, 11:32:19 AM »
Masuk akal, tetapi dukkha memang agak sulit diterjemahkan.
Menurut saya, dukkha bukanlah kata, tetapi istilah! Istilah maknanya hanya satu, tetapi kata biasanya bermakna lebih dari satu.
Dan menurut saya satu kata bagian depan yang dipisah konsonan ganda di tengah dan belakang satu kata, merupakan sebuah istilah, bukan kata!
Mungkin bingung, lihat contoh berikut:
1. Bu d dha = manusia yang mencapai pencerahan sempurna (kira-kira inilah artinya)
2. Dha m ma = ajaran dari pendiri monastik (kira-kira inilah artinya)
3. ka m ma = ada sebab ada akibat (kira-kira inilah artinya)
4. Du k kha = .....
5. a t ta = .....
6. Ka p pa = .....
7. ci t ta = .....
Apakah semua yang seperti itu adalah istilah? Mungkin 99%
Oleh karena itu, yang di atas agak susah ditranslatekan karena sebenarnya sebuah istilah. Harus ada kepastian, istilah demikian seperti apa, untuk itu para pelajarlah yang bisa memberikan hasilnya dengan diskusi dan kesepakatan berdasarkan kajian atau pendapat yang dikumpulkan.

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7]