hahaha..tp perbuatan yg di buat oleh imaginary sibling .. akan jadi tanggungan bersama
Saya pikir mengambil posisi apa pun dalam diskusi tidak masalah. Yang dibahas itu 'kan diskusinya, bukan orangnya. Coba kalau saya bikin clone dengan nama lain dan mengambil posisi pro-Tuhan, sama saja, bukan?
Walaupun ini satir, tapi bukan untuk anekdot semata, tapi untuk melatih berargumen dan peka terhadap fallacy. Dan yang terutama saya mau menunjukkan bahwa sebetulnya argumen Tuhan ada & tidak ada,
tidak pernah akan ada habisnya didebat. Analoginya begini:
A: Tuhan ada, karena toh kalian juga tidak bisa buktikan Tuhan tidak ada.
B: Itu shifting the burden fallacy, suatu teori harus memberikan argumen sebelum dikatakan sebagai benar, bukan membebankan itu pada pihak lain.
A: Jadi Tuhan tidak ada?
B: Betul.
A: Apakah karena belum bisa dibuktikan bahwa Tuhan ada, lantas anda katakan Tuhan tidak ada? Bukankah itu namanya shifting the burden fallacy?
B: #$^! [at] #
Agar tidak memancing lebih banyak kericuhan, saya "binasakan" si "FT" itu. Kesimpulan pribadi dari saya: pandangan non-theistik dari Buddha adalah yang paling bermanfaat bagi pengembangan diri. Baik orang theist maupun atheist banyak yang memiliki kepandaian untuk menyeret kita pada bahasan yang tidak ada juntrungannya. Sebaiknya berhati-hati.