Halo Bro Tan...
Ngomongin takdir mengingatkan saya pd lagu nya Dessy Ratnasari : "Takdir memang kejam, tak mengenal perasaan, ...."
Syair ini lalu diprotes habis-habisan, mau digugat dan akhirnya harus menyatakan maaf didepan publik. (Dari dulu juga gue bilang apa Des.. ? mending pakai "Kadir memang kejam,...", lu sih gak percaya). jangan terlalu serius...cuma pengen bercanda saja...
Dalam agama non Buddhis, mereka juga sekarang sudah membedakan Takdir dgn Nasib. Mereka percaya adanya takdir dan juga nasib. Mereka sekarang juga sudah percaya bahwa nasib bisa berubah. Nasib dikarenakan oleh perbuatan sendiri katanya mereka. Tapi mereka bilang, tidak percaya sama hukum karma, padahal sebenarnya nasib itu bahasa Buddhis nya ya itu, hukum karma (menurutku).
Apakah takdir ada ? Ada tidaknya sih tidak bisa dibuktikan
Tetapi kalau dari kacamata Buddhis, kita sudah tau tidak ada. Alasannya, kalau ada, percuma dong segala usaha selama hidup, pahala yg dikumpulkan dsb, toh semua telah ditentukan oleh "sutradara" dan "penulis skenario". Kita hanya memainkan peran yg ceritanya "DIRAHASIAKAN". Sebenarnya agak susah diterima akal sehat (logika) rata-rata manusia.
Kita ibarat hanyalah obeng yg dipakai oleh penguasa. Kita tidak berhak memilih dan ingin seperti apa. Itulah takdir yg kejam dan tidak berperasaan... Tapi anehnya lagi, mengapa statement ini di gugat
Nanti kita lanjutkan ....