//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - anthony

Pages: [1] 2
1
Buddhisme untuk Pemula / UNTUKMU, ORANG BAIK
« on: 11 October 2010, 10:06:45 PM »
Tak perlu lagi bertanya-tanya: mengapa orang baik bisa mati dengan cara yang mengenaskan...???

Tak ada yang aneh dengan setiap fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini, apakah yang mengerikan, yang mengharubirukan, yang menghentak ataupun yang melenakan sang batin.....sesungguhnya, bahkan setiap orang PERNAH mengalami semua fenomena itu...yang ditandai bahwa setiap orang MEMILIKI INSTING YANG SAMA, yaitu akan menyelamatkan diri - menghindar dari amukan api yang sedang melahap kediamannya.......Demikianlah, SEMUA FENOMENA AKAN TERJADI DENGAN SEBAGAIMANA ADANYA, tinggal sejauhmana usaha manusia dalam memanfaatkan hidupnya, agar tidak terjebak terlahir kembali dalam alam neraka ataupun alam-alam yang menyedihkan lainnya.

Wahai orang baik, juga bukan karena didorong oleh insting semata, emosi sesaat itu membuat luka yang terpendam dalam batinmu.... amat disayangkan jika kita sudah bisa membantu kesusahan orang lain, namun malah menggenggam erat-erat kejahatan yang diperbuat oleh orang lain.....sekali lagi, ini adalah fenomena, bahwa sebab 'kelemahan sekecil apapun' akan bisa memberi jalan masuk bagi munculnya sebab penderitaan yang lain....Demikianlah, setiap makhluk mewarisi perbuatannya masing-masing, baik atau pun buruk.

Wahai orang baik, tugas kita selanjutnya adalah menyempurnakan kebaikan, mari kita gunakan kunci rahasia pembuka fenomena hidup itu, agar kita dapat segera terbebas dari segala beban - karena tak melekat pada perbuatan sendiri ataupun terpengaruhi oleh perbuatan orang lain, baik atau buruk...kita harus senantiasa berlatih - menyadari bahwa hidup hanyalah suatu 'proses' yang kita harus lalui dan lampaui dengan ketenangan dan kebahagiaan.........."semoga terbukalah tabir gembok sang ego yang menjadi sumber penyebabnya"......Demikianlah, setiap makhluk akan terlindung oleh karmanya sendiri.

Selamat jalan wahai orang baik, teruslah berkarya dan berbakti...jangan tercengang terlalu lama karena adanya perubahan..kematianmu memang nyata ada dan telah dinyatakan dalam jatah hidup yang tidak lama.. mari gandeng tangan ini, karena KESADARAN kita memang harus bisa keluar dari rumah yang beratap kemelekatan dan berdinding ketidaktahuan ini (seperti rumah yang tak memiliki pintu dan jendela/samsara), dan untuk tujuan itu, mari kita lakukan secara bersama-sama.


[ Sumber : Bhante Thanavaro Nyanapradipa http://www.facebook.com/note.php?note_id=251615879799 ]

2
Lingkungan / Tiap Hidup Punya Masalahnya Masing Masing..
« on: 11 October 2010, 09:59:03 PM »
Pernah denger kisah Ajahn Brahm ttg judul di atas? Kisahnya ttg Ajahn muda yg ngedumel krn para bhikkhu2x senior biasanya selalu dapet fasilitas2x yg lebih istimewa drpd bhikkhu2x muda, namun belakangan Ajahn baru nyadar (setelah beliau yg jadi bhikkhu senior), bahwa fasilitas2x itu telah membuatnya menjadi agak sulit latihan, karena selain perlakuan istimewa itu membuatnya menjadi sedikit "terbuai", juga tubuhnya menjadi lebih gemuk dan cukup menghambat geraknya dalam beraktifitas, hahaha...;p
 
Demikian pula dlm hidup, banyak diantara kita yg iri dgn orang yg udah cakep, laku banget ama lawan jenisnya plus tajir prikitiew, huahahahahahaha....;p Padahal kita belum tentu tau masalah dia apa, karena kita emang bukan dia jd gimana kita bisa ngerasain posisi dy, huehuehue... Dan itu semua bisa terjadi hny karena hal sepele yaitu EGO kita di bidang syirik tanda tak mampu, hohoho...;p Sehingga akhirnya kita jadi lebih sibuk "gosipin" mereka ketimbang mengintropeksi diri kita pribadi, hahaha...
 
Yang laku banget belum tentu juga mengalami kesulitan dlm memilih (karena bingung banget saking banyaknya pilihan, hehehe...). Milih salah satu, juga kuatir menyakiti yang lainnya, hahaha... Sedangkan yg kurang atau bahkan gak laku2x (seperti saya contohnya, hahaha...), pilihannya relatif lebih mudah, karena stoknya juga jd terbatas (alias limited edition, hahaha...) dan lagipula gak bakal ada yg tersakiti, dikarenakan pilihannya hanya itu (dan seharusnya juga jd lebih cepat JADI, hahaha...), cuman posisi saya emang nanggung banget, karena stok udah terbatas, masih belagu pula, wakakakakakakak.... (daripada diledekin, mending ngaku.com duluan, hihihi...;p).
 
Demikian pula yg kaya, apakah mereka bisa dipastikan terjamin bahagia? Ternyata nggak juga. Berapa banyak orang kaya yg stress, hidupnya gak bahagia, bahkan bbrp diantaranya smp bunuh diri sgala (spt kasus Christina Onnasis yg merupakan anak orang terkaya No. 1 di dunia saat itu, Arristotle Onassis, yg bunuh diri hny karena masalah cinta, tragis & skaligus ironis, wkwkwk...;p). Artinya uang bisa beli apapun, tapi belum tentu kebahagiaan khan? Sedangkan di sisi yg berbeda, banyak orang yg hidupnya sangat papa, tapi mampu untuk tetap bahagia. Meski kondisinya sangat2x terbatas, tapi ternyata masih mampu untuk berbagi dgn yg lain (sesuatu yg kadang sering terlupakan oleh kita, bahkan pada saat kondisi kita berlebih skalipun, hehehe...).
 
Intinya, untuk bahagia, kita seharusnya mampu belajar untuk BERSYUKUR & BERBAGI. Karena toh pada akhirnya, setiap sisi dalam kehidupan pasti punya problemnya masing2x, dan sejauh ini, tiada satu pun yang bebas dari masalah, termasuk mereka yg sudah mencapai tahapan spiritual yg maksimal skalipun dlm kehidupannya spt para Guru2x Agung kita semua. Cuman bedanya adalah... para manusia2x agung itu sudah mampu menghadapinya dgn penuh belas kasih yg tulus dan kebijaksanaan yg sempurna.
 
Sedangkan kita yg masih tahapan manusia biasa, bisa blajar dulu melakukan kedua hal sederhana tersebut di atas terlebih dulu. Bersyukur adalah "proses di mana bila kita tidak mendapatkan apa yg kita sukai, maka mulailah menyukai apa yg kita dapatkan", sedangkan Berbagi adalah "proses di mana kita telah mampu memberikan kebahagiaan kita kepada orang lain dengan menyadari bahwa kebahagiaan orang lain sesungguhnya adalah kebahagiaan kita juga".
 
Semoga sharing sederhana ini bisa mengingatkan kita semua bahwa tiap hidup memang punya msalahnya masing2x, maka oleh karena itu cobalah untuk slalu BERSYUKUR & BERBAGI, sehingga kita slalu merasakan kebahagiaan di setiap momen dalam hidup kita, apapun kondisinya, bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga bagi semua orang di sekeliling kita. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahagia, jia you :)
 
 
Penuh cinta _/\_
Wedy

[Sumber Wedyanto Hanggoro http://www.facebook.com/note.php?note_id=415053157498 ]

3
Lingkungan / Value of Life...
« on: 11 October 2010, 09:45:36 PM »
Mungkin beberapa diantara kita yg pernah denger kisah dr Ajahn Brahm tentang ,"Ayam dan Bebek",dimana sepasang suami istri yg kebetulan mendengar suara binatang lalu sibuk "berdebat" tentang nama binatang yang mereka dengar suaranya tersebut. Pada awalnya suaminya (yg kebetulan di kisah ini dlm posisi BENAR) berusaha sibuk"memperbaiki" kesalahan istrinya tersebut, namun belakangan akhirnya sang suami baru menyadari bahwa KEDAMAIAN ITU JAUH LEBIH PENTING DARIPADA SEKEDAR BENAR,sehingga kemudian ia mengalah kepada "kebenaran" istrinya tersebut, demi sebuah cinta yang penuh ketulusan.
 
 
Apakah cara diatas itu tepat? Sebenarnya nggak juga, tapi toh masih ada waktu lain kan untuk menjelaskan kebenarannya tersebut. Bukankah lebih baik damai terlebih dahulu, meski terpaksa harus berdiri di atas sebuah "kesalahan" sekalipun, ketimbang sebuah kebenaran namun berdiri di atas sebuah "perang". Dan sayangnya kita lebih sering githu, padahal kita lupa untuk menyadari bahwa apa yang menurut kita benar (bahkan meski itu udah tercantum di ajaran agama skalipun) belum tentu menurut orang lain juga benar, dimana hal yang paling konyol adalah kita lebih sering memaksakan EGO kita atas nama kebenaran (padahal diri kita pribadi pun juga belum tentu mau diperlakukan seperti itu, huehuehue... :P)
 
 
Ada banyak cara (dan juga mencari waktu yang tepat) dalam menyampaikan kebenaran, di mana cara yg terbaik adalah PRAKTEK LANGSUNG ketimbang sekedar RIBUAN NASEHAT. Praktek langsung tentu saja jauh lebih berharga daripada ribuan bahkan jutaan nasehat, karena orang yg pandai bicara belum tentu mampu mempraktekkannya, sedangkan orang yang mampu berpraktek baik, meski ia tak pandai bicara, namun perilakunya pasti akan langsung mendapat respek dari orang-orang sekelilingnya, dan sukur2x bisa menginspirasi mereka untuk berperilaku baik yg sama, dengan sang praktisi tersebut. Seorang motivator mungkin dapat membuat otak mampu berpikir bagaimana cara bertindak baik, tapi seorang praktisi kebajikan bahkan mampu menggerakkan hati kita bagaimana menyadari setiap tindakan yg sudah, sedang dan akan kita lakukan.
 
 
Sudah terlalu banyak kesalahan yg gak perlu yang sering kita lakukan dalam hidup sehari-hari dengan atas nama KEBENARAN, termasuk seperti contoh di atas tadi, dan terutama kepada orang tua kita. Orang tua, sebagai manusia biasa, tentu saja tidak terlepas dari kekurangan, namun haruskah kita memaksakan diri dengan atas nama KEBENARAN, sehingga kita sampai menyakiti hati mereka yang telah melahirkan kita (dengan perjuangan darah dan juga nyawa) serta tulus dalam merawat, membesarkan dan melindungi kita, sepertinya itu sangat gak sebanding banget.
 
 
Mungkin kita juga bisa belajar banyak dr kisah adik saya, (alm.) Budyanto Hanggoro, yang mampu mempraktekkan sebuah bakti dgn cara yg bijaksana, meski di usianya yg sangat belia. Adik saya baru menjelaskan KEBENARANNYA saat orang tua saya sudah dalam keadaan yg baik. Sedangkan pada saat ibu saya sedang meluapkan perasaannya sebagai wujud kekhawatiran serta kepeduliannya sebagai seorang ibu (karena adik saya waktu itu pulang malam (dikarenakan kegiatan ekskul mendadak yg harus ia jalanin saat itu) serta tidak ada kabar sama sekali (karena keterbatasan alat komunikasi saat itu, sebab HP belum umum pd thn 1994), maka adik saya memilih untuk diam dan total mendengarkan.
 
 
Namun esoknya, ia baru menjelaskan kronologis kejadiannya, dan seperti biasa, jawaban seorang ibu rata2x pasti akan sama seperti ini, "Kenapa elu gak cerita kalo kejadiannya seperti itu..." (klasik banget khan, hehehe...), tapi yg lebih hebat tentu saja jawaban adik saya tersebut, "Gak papa koq Ma, Awen (panggilan kami di rumah untuknya) memang sengaja lakukan itu, karena Awen pengen hati Mama jadi lega.... Lagipula Awen tau koq, kalo apa yg Mama lakuin semua tadi malem itu.... karena MAMA SAYANG SAMA AWEN...".
 
Di pagi yg cerah itu, saya bersyukur telah memperoleh sebuah berkah kebijaksanaan yg terindah tentang arti bakti yg tulus kepada orang tua, melalui adik saya. Meski sudah hampir 14 tahun, ia meninggalkan kami untuk selamanya (wafat dlm usia 18 thn karena kecelakaan thn 1996), namun pelajaran berharga tentang kehidupan yg ia wariskan kepada kami, akan slalu tersimpan di lubuk hati kami yg terdalam, di sepanjang kehidupan kami. Sungguh sebuah kebijaksanaan sama sekali tidak bergantung pada faktor usia, tapi lebih kepada kedewasaan batin kita masing-masing, dan (alm) adik saya mungkin cukup layak untuk termasuk menjadi salah satunya...
 
 
Pada akhirnya... nilai-nilai kehidupan (Value of Life) bukanlah bergantung semata-mata pada kebenaran, tapi lebih kepada KEBIJAKSANAAN KITA YG TENTUNYA BERLANDASKAN BELAS KASIH YG PENUH KETULUSAN. Semoga sharing sederhana ini bisa bermanfaat buat kita semua, terutama sebagai reminder buat saya pribadi. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahgaia, jia you _/\_
 
 
Penuh Cinta
Wedy

[ Sumber Wedyanto Hanggoro http://www.facebook.com/note.php?note_id=416314267498 ]

4
Inget Jackie Chan? Superstar tingkat dunia dr Hongkong yg dikenal dgn aksi stunt-nya yg sangat luar biasa itu. Dulu saat masih kecil hingga remaja, dy pernah sangat membenci gurunya dan bahkan juga pernah berniat balas dendam atas "kekejaman" gurunya itu, hahaha.... Belakangan setelah dewasa, Jackie baru tau, kalo kerasnya pelatihan almarhum gurunya itu (kalo salah melakukan gerakan sudah pasti dihukum, termasuk dipukul dgn rotan skalipun), karena itu adalah bentuk rasa sayang dan kepedulian gurunya, karena gurunya sangat kuatir akan keselamatan semua murid2x-nya (karena skali mereka fatal melakukan gerakan akrobatik itu, yg terjadi adalah cedera, cacat permanen atau bahkan juga bisa kematian). Andai sang guru gak "keras" dan "sadiez" dalam pelatihannya itu, kita mungkin gak bakal pernah mengenal Jackie Chan sbg seorang superstar kelas dunia yg telah menghibur hidup kita dengan aksi2x stunt-nya yg mempesona skaligus menggetarkan hati kita semua (anda bisa saksikan riwayat guru Jackie Chan beserta masa kecil "The Seven Little Fortunes" ini dlm film "The Painted Faces" karya Alex Law yg dipersembahkan oleh para murid Master Yu Ho (guru akrobat Jackie Chan, Sammo Hung, Yuen Biao, Yuen Hwa, dll.) untuk hadiah ulang tahun gurunya saat itu, dan sempat menjadi Film Terbaik di Hongkong thn 1988).
 
Demikian pula kita, betapa kita sering menyalah-pahami pendidikan orang tua kita (dan setelah dewasa baru menyadari, bahkan kadang sangat telat, karena keburu orang tua kita meninggal baru nyadar, wkwkwk...;p). Yang parah juga adalah, apa yg menurut kita baik, sebenernya belum tentu baek menurut ortu kita. Paling sering kalo liat anak2x yg kalo ortunya lg sakit, dilarang total makan ini dan makan itu dan akhirnya ortu malah menderita dan malah jadi lebih mempercepat kematian mereka (ironis tapi nyata, huehuehue... :P). Inilah contoh nyata, baik menurut versi anak2x tapi belum tentu baik menurut versi ortu. Andai kita semua nyadar, bahwa tubuh sehat memang penting, namun jauh lebih utama adalah kebahagiaan batin. Ilustrasi nyatanya mudah saja, banyak orang terkena kanker ganas, karena dy gak tau, akhirnya malah panjang umur, karena dy mampu menjaga kebahagiaannnya. Namun banyak orang yg hny kanker ringan, tapi bisa cepet mati, hny karena dy jd stres setelah tau penyakitnya, wakakakakakak....
 
Sama aja kayak sakit ortu di atas, bukanlah dilarang total yg seharusnya dilakukan oleh anak-anak mereka, tapi PENGENDALIAN YANG PENUH CINTA KASIH & JUGA BIJAKSANA, DENGAN DILANDASI RASA BAKTI YG PENUH KETULUSAN. Sesekali di-loss, it's no problemo, sepnjang masih dalam takaran yg pas, ketimbang dilarang total dan akhirnya bikin stress mereka serta malah mempercepat kematian orang tua yg secara tak langsung kita "bunuh" mereka justru atas dasar rasa cinta kita kepada mereka, wkwkwk... :P
 
Demikian pula, apa yg bagus menurut orang tua, belum tentu yg terbaik buat anak2x-nya. Bhante Uttamo pernah menyampaikan dlm sebuah kesempatan, "Orang Tua yg sukses adalah mereka yg mampu membimbing anak2x-nya untuk meraih semua impian dalam hidup anak-anaknya sesuai dengan cita2x anak2x mereka. Sedangkan orang tua yg gagal, adalah mereka yg membimbing anak2x-nya untuk mencapai impian dlm hidup yg sesuai dengan cita2x orang tuanya". Demikian pula dalam hidup pernikahan, persahabatan, dsb. Begitu banyak EGO kita bermain di situ dan seringkali atas nama RASA CINTA & PEDULI, padahal sekali lagi, "Apa yg menurut kita baik, belum tentu baik juga khan menurut orang lain...", dikarenakan perbedaan karakter dan juga pengalaman hidup diantara kita masing2x.
 
Begitu pula seminar, ceramah atau training apapun, jangan sampe kita nge-fanz membuta dan lalu kita telen bulet2x apa yg disampaikan sang pembicaranya, karena nanti kita akan kehilangan obyektivitas kita dalam mengukur sejauh mana efektivitas apa yg disampaikan mereka bg kebutuhan hidup kita pribadi, karena sudah jelas, "Apa yg baik menurut mereka, belum tentu cocok bagi diri dan juga hidup kita", karena skali lg, kita bukan mereka dan mereka juga bukan kita, hehehe... Maka, jadilah pembelajar di seumur hidupmu dan jangan pernah malu untuk belajar kepada siapapun, namun ambillah yg cocok buat diri kita, dan abaikan yg gak perlu, karena hanya dengan cara demikianlah, kita baru dapat memahami makna kehidupan yg sesungguhnya...
 
Belajar untuk mampu memahami orang lain adalah salah satu pelajaran hidup yg indah skaligus berharga bg pengikisan ego kita, dan bertumbuhnya ketulusan cinta kasih dan juga kebijaksanaan kita. Semoga share sederhana ini msh bisa bermanfaat buat kita semua, terutama buat diri gw sendiri. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahagia, jia you & bless u always _/\_
 
 
Penuh Cinta
 Wedy

[ sumber Wedyanto Hanggoro  http://www.facebook.com/note.php?note_id=419562092498 ]

5
Lingkungan / Sebuah Diskusi Kecil Di Hari Yang Indah... :D
« on: 11 October 2010, 09:14:54 PM »
Suatu waktu, ada seorang rohaniwan sharing bahwa kualitas umat sekarang tidak sesemangat di masa lalu. Dulu, kata beliau, umat begitu sangat bersemangat mencari Dharma di tengah segala keterbatasan kondisi, tapi sekarang... kebaktian banyak yg sepi dan bahkan banyak yg udah "almarhum" (atau dimerger dengan kebaktian lainnya, hehehe...). anak muda jaman sekarang tidak seperti anak muda jaman dulu yg begitu antusias terhadap keindahan Dharma, begitu sharingnya yang begitu mendalam.
 
Saya sih jawabnya simpel aja ama beliau,"Jaman dulu gak ada Facebook ama BB, apalagi game online, Pak... Kalo jaman sekarang, kitanya yg wajib intropeksi diri, gimana caranya Dharma bisa sampe ke jiwa mereka, dan bukannya sibuk nyalahin generasi muda jaman sekarang, tapi gak ada usaha buat melihat kekurangan diri dan mencari cara bagaimana memperbaikinya" (hohoho... :P ).
 
"Nyalahin orang lain emang lebih gampang Pak, ketimbang melihat kekurangan diri sendiri," lanjut saya lagi (hihihi...). Meski agak kaget ama jawaban saya yang rada ngocol, tapi beliau tetep mau serius nanyanya, "trus menurut kamu, enaknya gimana jalan keluarnya?".
 
"Simpel Pak, 'sesuaikan caranya dengan kondisi sekarang, tapi jangan pernah ubah isinya'" jawab saya.
 
"Maksudnya...." tanya beliau lagi.
 
"Sampaikan Dharma dengan metode yg sesuai dengan kondisi saat ini, tapi jangan pernah sampai mengabaikan apalagi mengorbankan nilai2x Dharma" lanjut saya lagi.
 
"Lalu caranya..." beliau lanjut bertanya.
 
"Sederhana aja Pak, nilai2x Dharma khan bukan hanya sebatas apa yg tercantum dlm kitab suci, tapi juga pada nilai2x kehidupan yg sedang berjalan saat ini, di dekat kita dan juga di sekeliling kita. Bila kita terus berpatokan pada gaya lama yg mungkin saja cocok bagi generasi jaman bapak, tapi lupa menyadari adanya HUKUM PERUBAHAN, maka dijamin akan semakin banyak generasi muda yg males untuk menengok apalagi melihat dan mempelajari Dharma..." repet saya lagi.
 
Beliau terdiam sejenak, "trus enaknya gimana...."
 
"Gini Pak, dalam hidup, rata2x setiap orang, secara psikologis, paling males kalo dinasehatin orang lain. Biasanya mereka pasti komen bahkan nyumpah2x, meski itu dalam hatinya skalipun bahwa 'kayak yg ceramah udah kebaekan aja...' betul gak Pak..."(wkwkwkwkw.... :P)
 
"Nah, apalagi kalo kita lebih sibuk untuk ngurain teori2x di kitab suci, wah makin prikitiew Pak, karena kita belum sampe situ, tapi nyeritain itu mulu, jdnya khan malah mirip tong kosong nyaring bunyinya..."
 
"Teori bukannya gak penting Pak, tapi harus asyik 'bungkusnya' terutama buat generasi muda jaman sekarang yg sudah kena arus modern. Nah daripada ngomong ke mereka 'ketinggian', mendingan kita share apa yg udah kita lakuin, dan bukan apa yg belum kita lakuin. Cuman dengan catatan, jangan cerita yg baek2x-nya kita, karena yg dengerin pasti sebel, dikira kita pamer, sombong dan mungkin narsis, Pak." saya makin bawel (hahaha... :P)
 
"Loh, emangnya kamu kalo ngisi, nyeritain apaan..." tanya beliau lg.
 
"AIB saya Pak, dengan harapan mereka jangan meniru keg****kan2x saya slama ini, dan baru kemudian diclosing ama teori, jadi balance deh Pak." jawab saya lagi.
 
"Kenapa kamu bisa berpikiran githu, khan ada kemungkinan malah mereka niru kejelekan2x kamu itu..." protes beliau.
 
"Khan td udah saya jawab Pak, kalo terakhir saya tutup dengan TEORI, supaya mereka dapat masukan yg positif, betapa setiap orang punya ERROR DAN PROSESNYA MASING2X, jadinya mereka merasa gak terbebani denga nasehat, tapi lebih kepada merasa memiliki 'temen seperjuangan' yg sedang sama2x berproses jd orang baik sama spt mereka... Di satu sisi, saya gak membangun 'jarak' dengan mereka, karena saya masih sama2x bejadnya kayak mereka, dan di sisi lain saya tetep bisa menyampaikan sebuah kebenaran Dharma bagi jiwa mereka..." (bela diri mode ON, wakakakakak... :P)
 
"IC, saya bisa ngerti maksud kamu... Tapi khan tiap orang punya style masing2x..." komen beliau lg.
 
"Gak jadi masalah Pak, yang penting intinya adalah, jangan sok teori, gak perlu nasehat mulu karena kita sendiri juga masih banyak kekurangan, share apa yg sudah dilakukan khususnya semua kesalahan2x yg udah pernah kita perbuat dalam hidup kita termasuk bagaimana cara kita mengatasinya sampe kondisinya bisa relatif lebih baik drpd dulu, dan terakhir baru tutup dengan keindahan Dharma.... And just simple like that Pak.... Nah sekarang yg jadi masalah adalah, sudah siapkan Bapak untuk membuka AIB Bapak slama ini di hadapan publik...." Saya jawab sambil nyengir (wkwkwk...)
 
Beliau memandang sambil tersenyum sedikit kecut, hahaha... "OK, Great.... I think i'd like to try ur way and tq for the share today..."
 
"Sama2x Pak, ini semua berkat jasa para guru2x dan mentor saya juga koq Pak. Tanpa bimbingan mereka, saya jelas bukan apa2x. Dan yg paling penting dr semua itu adalah, thanx bgt buat Guru Agung kita berdua Pak, Sang Buddha, karena tanpa pesan dan teladan hidup Beliau, hidup saya mungkin masih 'tersesat' entah kemana...."
 
Kami kemudian saling beranjali dan say goodbye. Semoga sharing sederhana ini bisa bermanfaat buat kita semua, terutama jadi reminder buat saya pribadi. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahagia, jia you & bless u always :D
 _/\_
 
 
 
Penuh Cinta
Wedyanto Hanggoro

[Sumber Wedyanto Hanggoro http://www.facebook.com/note.php?note_id=423627712498 ]

6
Pengalaman Pribadi / Sebuah Diskusi Kecil Di Hari Yang Indah... :D
« on: 11 October 2010, 09:12:30 PM »
Suatu waktu, ada seorang rohaniwan sharing bahwa kualitas umat sekarang tidak sesemangat di masa lalu. Dulu, kata beliau, umat begitu sangat bersemangat mencari Dharma di tengah segala keterbatasan kondisi, tapi sekarang... kebaktian banyak yg sepi dan bahkan banyak yg udah "almarhum" (atau dimerger dengan kebaktian lainnya, hehehe...). anak muda jaman sekarang tidak seperti anak muda jaman dulu yg begitu antusias terhadap keindahan Dharma, begitu sharingnya yang begitu mendalam.
 
Saya sih jawabnya simpel aja ama beliau,"Jaman dulu gak ada Facebook ama BB, apalagi game online, Pak... Kalo jaman sekarang, kitanya yg wajib intropeksi diri, gimana caranya Dharma bisa sampe ke jiwa mereka, dan bukannya sibuk nyalahin generasi muda jaman sekarang, tapi gak ada usaha buat melihat kekurangan diri dan mencari cara bagaimana memperbaikinya" (hohoho... :P ).
 
"Nyalahin orang lain emang lebih gampang Pak, ketimbang melihat kekurangan diri sendiri," lanjut saya lagi (hihihi...). Meski agak kaget ama jawaban saya yang rada ngocol, tapi beliau tetep mau serius nanyanya, "trus menurut kamu, enaknya gimana jalan keluarnya?".
 
"Simpel Pak, 'sesuaikan caranya dengan kondisi sekarang, tapi jangan pernah ubah isinya'" jawab saya.
 
"Maksudnya...." tanya beliau lagi.
 
"Sampaikan Dharma dengan metode yg sesuai dengan kondisi saat ini, tapi jangan pernah sampai mengabaikan apalagi mengorbankan nilai2x Dharma" lanjut saya lagi.
 
"Lalu caranya..." beliau lanjut bertanya.
 
"Sederhana aja Pak, nilai2x Dharma khan bukan hanya sebatas apa yg tercantum dlm kitab suci, tapi juga pada nilai2x kehidupan yg sedang berjalan saat ini, di dekat kita dan juga di sekeliling kita. Bila kita terus berpatokan pada gaya lama yg mungkin saja cocok bagi generasi jaman bapak, tapi lupa menyadari adanya HUKUM PERUBAHAN, maka dijamin akan semakin banyak generasi muda yg males untuk menengok apalagi melihat dan mempelajari Dharma..." repet saya lagi.
 
Beliau terdiam sejenak, "trus enaknya gimana...."
 
"Gini Pak, dalam hidup, rata2x setiap orang, secara psikologis, paling males kalo dinasehatin orang lain. Biasanya mereka pasti komen bahkan nyumpah2x, meski itu dalam hatinya skalipun bahwa 'kayak yg ceramah udah kebaekan aja...' betul gak Pak..."(wkwkwkwkw.... :P)
 
"Nah, apalagi kalo kita lebih sibuk untuk ngurain teori2x di kitab suci, wah makin prikitiew Pak, karena kita belum sampe situ, tapi nyeritain itu mulu, jdnya khan malah mirip tong kosong nyaring bunyinya..."
 
"Teori bukannya gak penting Pak, tapi harus asyik 'bungkusnya' terutama buat generasi muda jaman sekarang yg sudah kena arus modern. Nah daripada ngomong ke mereka 'ketinggian', mendingan kita share apa yg udah kita lakuin, dan bukan apa yg belum kita lakuin. Cuman dengan catatan, jangan cerita yg baek2x-nya kita, karena yg dengerin pasti sebel, dikira kita pamer, sombong dan mungkin narsis, Pak." saya makin bawel (hahaha... :P)
 
"Loh, emangnya kamu kalo ngisi, nyeritain apaan..." tanya beliau lg.
 
"AIB saya Pak, dengan harapan mereka jangan meniru keg****kan2x saya slama ini, dan baru kemudian diclosing ama teori, jadi balance deh Pak." jawab saya lagi.
 
"Kenapa kamu bisa berpikiran githu, khan ada kemungkinan malah mereka niru kejelekan2x kamu itu..." protes beliau.
 
"Khan td udah saya jawab Pak, kalo terakhir saya tutup dengan TEORI, supaya mereka dapat masukan yg positif, betapa setiap orang punya ERROR DAN PROSESNYA MASING2X, jadinya mereka merasa gak terbebani denga nasehat, tapi lebih kepada merasa memiliki 'temen seperjuangan' yg sedang sama2x berproses jd orang baik sama spt mereka... Di satu sisi, saya gak membangun 'jarak' dengan mereka, karena saya masih sama2x bejadnya kayak mereka, dan di sisi lain saya tetep bisa menyampaikan sebuah kebenaran Dharma bagi jiwa mereka..." (bela diri mode ON, wakakakakak... :P)
 
"IC, saya bisa ngerti maksud kamu... Tapi khan tiap orang punya style masing2x..." komen beliau lg.
 
"Gak jadi masalah Pak, yang penting intinya adalah, jangan sok teori, gak perlu nasehat mulu karena kita sendiri juga masih banyak kekurangan, share apa yg sudah dilakukan khususnya semua kesalahan2x yg udah pernah kita perbuat dalam hidup kita termasuk bagaimana cara kita mengatasinya sampe kondisinya bisa relatif lebih baik drpd dulu, dan terakhir baru tutup dengan keindahan Dharma.... And just simple like that Pak.... Nah sekarang yg jadi masalah adalah, sudah siapkan Bapak untuk membuka AIB Bapak slama ini di hadapan publik...." Saya jawab sambil nyengir (wkwkwk...)
 
Beliau memandang sambil tersenyum sedikit kecut, hahaha... "OK, Great.... I think i'd like to try ur way and tq for the share today..."
 
"Sama2x Pak, ini semua berkat jasa para guru2x dan mentor saya juga koq Pak. Tanpa bimbingan mereka, saya jelas bukan apa2x. Dan yg paling penting dr semua itu adalah, thanx bgt buat Guru Agung kita berdua Pak, Sang Buddha, karena tanpa pesan dan teladan hidup Beliau, hidup saya mungkin masih 'tersesat' entah kemana...."
 
Kami kemudian saling beranjali dan say goodbye. Semoga sharing sederhana ini bisa bermanfaat buat kita semua, terutama jadi reminder buat saya pribadi. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahagia, jia you & bless u always :D
 _/\_
 
 
 
Penuh Cinta
Wedyanto Hanggoro

[Sumber Wedyanto Hanggoro http://www.facebook.com/note.php?note_id=423627712498 ]

7
Bantuan Teknis, kritik dan saran. / notif
« on: 11 October 2010, 07:36:25 PM »
utk admin,,
sy ingin menyarankan bahwa artikel2 yg telah dipost,,atau komentar yg telah kita sampaikan di artikel lain,,
jika ada komentar baru,mohon untuk diberitahukan melalui notif2 yg jelas,,
maksud sy sprti di FB gitu,,hihihi
jika memang sudah ada,,mohon penjelasan na,,
thx u ^^

8
Personality / LOVE IS SO INCREDIBLY POWERFUL
« on: 10 October 2010, 10:13:55 AM »
Love means being sure without ever having to test.
(Cinta berarti perasaan yakin tanpa pernah harus diuji)
 
◕ Ðan.. Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee, USA.
 
 Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael, anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya. Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu.
 
 Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.
 
 Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya bila sewaktu-waktu harus merelakan kepergiannya. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!
 "Mami, ... aku mau nyanyi buat adik kecil! "
Ibunya kurang tanggap.
"Mami, ... aku pengen nyanyi!"
Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
"Mami, ... aku kepengen nyanyi!"
 Ini berulang kali diminta Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael adalah rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.
 Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya!
 
 Ia dicegat oleh suster di depan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster tak mau tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk!
 Karen menatap tajam suster itu, lalu berkata :" Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya!"
 Suster terdiam menatap Michael dan berkata, "tapi tidak boleh lebih dari lima menit!"
 Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut.
 Michael menatap lekat adiknya ... lalu dari mulutnya yang mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring
"... You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey ..."
 
Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.
 
"You never know, dear, How much I love you. Please don't take my sunshine away."
Denyut nadinya menjadi lebih teratur.
 
Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, "... terus Michael! teruskan sayang!" bisik ibunya ...
"The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands ..."
 
dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur.
"... I'll always love you and make you happy, if you will only stay the same ..."
Sang adik kelihatan begitu tenang ... sangat tenang.
 "Lagi sayang!" bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan ... adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai ... lalu tertidur lelap.
 Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.
 
 Hari berikutnya, si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib.
 Sekarang dia sudah berusia 17 tahun.
 _/\_

9
Theravada / Pengertian benar dalam kehidupan sehari-hari
« on: 10 October 2010, 10:05:05 AM »
Pengertian benar dalam kehidupan sehari-hari
 
Oleh :  Nina Van Gorkom
Sumber : Buku Buddha Dhamma dalam kehidupan sehari-hari (Buddhism in daily life) ~
 
 
Bagaimana pengaruh Buddha Dhamma terhadap tindakan-tindakan manusia? Bagaimana Buddha Dhamma secara efektif membantu setiap orang agar dapat melakukan perbuatan baik? Apakah kita mungkin berbuat kebaikan dengan hanya mendengar perkataan orang seperti demikian, “jangan melekat terhadap segala sesuatu dan berbuatlah kebaikan!”.
 
Dari pengalaman kita mengetahui bahwa, suatu teladan/contoh hanya bisa membantu sampai pada tahapan tertentu. Dasar perbuatan-perbuatan baik itu ada dalam diri kita masing-masing. Mentalitas (akal budi) menentukan tindak tanduk kita.
 
Apabila seseorang ingin berbuat yang terbaik bagi orang lain, terlebih dahulu ia harus memahami dirinya sendiri. Dia harus memahami sebab-sebab yang mendasari perbuatannya. Dengan memahami sebab-sebab yang mendasari perbuatannya.Dengan memahami sebab-sebab yang membuat kita berbuat seperti ini atau itu, maka kita dapat meningkatkan pengertian benar dalam kehidupan kita sehari-hari. Melalui pengertian benar ini, seseorang dapat lebih banyak melakukan perbuatan yang lebih berguna dengan cara yang lebih efektif.
 
Mentalitas adalah sumber timbulnya perbuatan-perbuatan. Oleh sebab itu, mustahil meningkatkan kebaikan dari perbuatan-perbuatan yang hanya tampak luarnya saja. Banyak tingkatan perbuatan-perbuatan baik, dan ini tergantung dari motivasi mentalnya. Beberapa orang memberi uang kepada orang-orang yang butuh, akan tetapi ini bukan berarti sifat-sifat sombong dan motif keserakahan dari si pemberi tersebut tidak ada. Kemudian yang lain memberi dengan tanpa kesombongan, namun mereka masih melekat; mereka hanya memberi kepada orang yang disukainya saja. Yang lain lagi, memberi dengan didasari cinta kasih murni, tanpa kemelekatan. Inilah sesunguhnya cara yang lebih baik dalam berdana.
 
Suatu saat kita mungkin menjadi bingung dan mempertanyakan tentang perlunya mempelajari secara terinci mengenai perbuatan baik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat bahwa sangat bermanfaat untuk mengetahui bentuk-bentuk Citta yang berbeda dan mengetahui macam Citta yang memotivasi perbagai perbuatan kita. Bila kita mampu memahami bahwa bentuk-bentuk Citta itu berbeda, saling menyusul satu dengan yang lain melalui proses yang demikian cepat, maka kita akan dapat melihat bahwa bentuk Citta yang tidak baik dapat menggantikan Citta yang baik dengan cepatnya.
 
Kusala kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang. Dalam Bahitika-Sutta, Majjhima Nikaya II, Raja Vagga, dapat kita baca tentang Kusala kamma, yaitu percakapan baik dan pikiran-pikiran baik. Raja Pasenadi bertanya kepada Ananda tentang maksud dari kebaikan atau kemahiran dalam bertingkah laku, sebagai berikut:
 
“Yang Mulia, apakah yang dimaksud kebaikan atau kemahiran dalam bertingkah laku itu?”
“Segala tindak tanduk yang dilakukan dengan tubuh, yang tidak ternoda”.
“Yang Mulia. Apakah yang dimaksud dengan tidak ternoda?”
“Segala tindak tanduk tubuh yang tidak menyakiti.”
“Yang Mulia, apakah yang dimaksud tindak tanduk tubuh yang tidak menyakiti?”
“Segala tindak tanduk tubuh yang dapat membawa kepada kebahagiaan.”
“Yang Mulia, apakah yang dimaksud dengan tindak tanduk tubuh yang dapat membawa kepada kebahagiaan?”
“Segala yang dilakukan oleh tubuh yang tidak menimbulkan penyiksaan diri dan tidak menimbulkan siksaan bagi orang lain, serta tidak menyiksa kedua-duanya, dimana ketidaktahuan akan berkurang dan kemampuan berbuat baik akan bertambah.”
 
Begitu pula halnya dengan ucapan dan pikiran yang baik (perbuatan melalui ucapan dan pikiran). Percakapan di atas menunjukkan makna Kusala kamma dalam pengertian yang lebih luas. Banyak intensitas dari Kusala kamma. Ada Kusala kamma yang tingkatnya lebih tinggi daripada sekedar mneghindari perbuatan jahat, dengan tanpa merugikan diri sendiri atau orang lain. Dengan meningkatkan pengertian benar atau kebijaksanaan, seseorang dapat lebih banyak berbuat kebaikan.
 
Kebijaksanaan merupakan terjemahan dari Bahasa Pali “Panna”, Panna bukan berarti pengetahuan yang di dapat dengan mempelajari buku-buku, Panna adalah melihat ke dalam dan juga melihat kenyataan-kenyataan yang terjadi sehari-hari sebagaimana adanya. Oleh sebab itu, Panna dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
 
Tingkatan kebaikan bergantung pada tingkatan Panna yang mendampingi Citta yang baik. Banyak tingkatan kebijaksanaan, dan tiap tingkatan membuahkan hasil yang sepadan dengan perbuatan yang dilakukan. Inilah ciri khas Buddhis dalam menghadapi kehidupan, yakni dengan menyelidikinya dan sadar akan perbedaan gejala-gejala mental dan fisik yang dialami melalui mata, telinga, hidung, lidah, sentuhan badan, dan pikiran.
 
Jika seseorang tidak terbiasa dengan hal-hal tersebut di atas, maka orang itu akan merasa bingung pada awalnya. Akan tetapi, setelah orang itu mempelajari lebih banyak tentang gejala-gejala mental dan fisik ini, maka ia akan mengerti bahwa hanya melalui cara demikian, perilaku dirinya dan perilaku orang lain yang berbeda-beda itu dapat di pahami.
 
Tidak ada artinya membicarakan secara samar-samar tentang istilah-istilah umum mengenai kenyataan, karena pengertian benar dalam kehidupan tidak akan dapat ditingkatkan melalui cara demikian. Seseorang memberitahukan kepada saya, bahwa ada seorang Bhikkhu yang berceramah dengan cara yang khas dan isi ceramahnya tersebut sangat berguna bagi umat dalam kehidupan sehari-hari.
 
Ketika saya tanyakan, materi apa yang diceramahkan oleh Bhikkhu itu; jawabnya adalah, bahwa Bhikkhu itu berceramah mengenai “Citcai”. “Citcai” merupakan kata dalam bahasa thai yang sepadan dengan Citta dalam bahasa Pali. Bhikkhu itu mengajarkan cara menghadapi hidup ini dengan tepat.
 
Seseorang harus mengikuti teladan Sang Buddha. Seseorang jangan bisa menganjurkan orang lain untuk berbuat kebaikan, akan tetapi seharusnya ia juga mengajarkan cara untuk berbuat kebaikan tersebut. Untuk mengetahui cara berbuat kebaikan, kita harus melihat kembali kepada asal mula/sumber-sumber kebaikan itu sendiri, yaitu Citta. Bila kita telah banyak belajar tentang Citta, kita akan dapat memahami bahwa tidak ada Citta yang diam, walaupun hanya untuk sejenak. Tiap Citta timbul, segera disusul oleh Citta yang lain dengan cepatnya. Citta menentukan kehidupan seseorang dan kehidupan orang lain. Citta juga mempengaruhi tindak tanduk dan penampilan seseorang dalam hidupnya.
 
Banyak orang yang tidak terbiasa dengan cara pendekatan seperti ini. Mereka terbiasa melihat penampakan luar saja. Para ilmuwan sudah sangat maju dalam mempelajari ruang angkasa, namun mereka sangat sedikit mengetahui tentang hal-hal yang berkenaan dengan bathin manusia. Banyak orang terbiasa memperhatikan segala sesuatu yang dilihat dan didengar, tetapi mereka tidak terbiasa memperhatikan kesadaran melihat dan kesadaran mendengar. Mereka tidak pernah berpikir tentang fungsi Citta dalam hal melihat dan mendengar.
 
Kesadaran melihat dan mendengar merupakan kenyataan yang sangat penting untuk diketahui dan diperhatikan. Mengenai pentingnya hal ini, dapat dibaca dalam naskah-naskah Buddhis yang menganalisa dan menerangkan gejala-gejala fisik dan mental secara terinci dalam Abhidhamma. Abhidhamma berhubungan dengan segala sesuatu yang nyata, dan dapat merubah pandangan hidup seseorang. 

10
Personality / Lidah : Pohon Kehidupan atau Pisau yg Melukai
« on: 10 October 2010, 09:58:31 AM »
Lidah : Pohon Kehidupan atau Pisau yg Melukai
 
 
Seseorang menceritakan gosip mengenai tetangganya & dalam beberapa hari saja,seluruh lingkungan mengetahui ceritanya.Tetangganya itu tentu saja sakit hati.
 
Beberapa hari kemudian,orang yg menyebarluaskan gossip tersebut menyadari bahwa ternyata gosip itu tak benar.
 
Dia menyesal, lalu datang kpd orang yg bijaksana untuk mencari tahu apa yg harus dilakukannya untuk memperbaiki kesalahannya itu.
 
"Pergilah ke pasar" kata orang bijak itu,"belilah kemoceng, kemudian dalam perjalanan pulang, cabuti bulu ayam di kemoceng & buanglah satu persatu di sepanjang jalan pulang."
 
Meski kaget mendengar saran itu, si penyebar gosip tetap melakukan apa yg disuruh kepadanya.
 
Keesokan harinya orang tersebut melaporkan apa yg sudah dilakukannya.
 
Orang bijak itu berkata lagi, "Sekarang pergilah & kumpulkan kembali semua bulu ayam yg kau buang kemarin & bawa kepadaku"
 
Orang itu pun menyusuri jalan yg sama,tapi angin tlah melemparkan bulu-bulu itu ke segala arah.
 
Setelah mencari selama beberapa jam,ia kembali hanya dgn tigapotong bulu.
 
"Lihat kan?" kata orang bijak itu, "sangat mudah melemparkannya,namun tak mungkin mengumpulkannya kembali,begitu pula dgn gossip.Tak sulit menyebarluaskan gossip,namun sekali gossip terlempar,7 ekor kudapun tak dapat menariknya kembali."
 
PESAN MORAL,Hidup & mati seseorang dikuasai lidah,siapa suka menggemakannya,akan memakan buahnya.
 
Lidah memang suatu anggota yg kecil,tapi sangatlah besar kuasanya.
 
Bila kita salah menggunakan,maka hancurlah smua yg ada disekitar kita.
 
Lidah yg lembut adalah pohon kehidupan,Tapi lidah yg jahat melukai hati orang lain!
 
Mulut orang benar mengeluarkan hikmat,tetapi lidah bercabang akan dikerat.
  _/\_
 

11
Personality / Petuah dari Cina
« on: 10 October 2010, 09:57:08 AM »
Petuah dari Cina
 
Cerita bijak hari ini dari Cina,
sebagai bahan renungan. Seorang ibu di Cina yang sudah tua memiliki dua buah tempayan yang digunakan untuk mencari air,yang dipikul di pundaknya dengan menggunakan sebatang bambu. Salah satu dari tempayan itu retak, sedangkan yang satunya tanpa cela dan selalu memuat air hingga penuh.
Setibanya di rumah setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal separuh. Selama dua tahun hal ini berlangsung setiap hari, dimana ibu itu membawa pulang air hanya satu setengah tempayan. Tentunya si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun tempayan yang retak merasa malu akan kekurangannya dan sedih sebab hanya bisa memenuhi setengah dari kewajibannya.
Setelah 2tahun yang dianggapnya sebagai kegagalan, akhirnya dia berbicara kepada ibu tua itu di dekat sungai. "Aku malu, sebab air bocor melalui bagian tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju ke rumahmu."
Ibu itu tersenyum, "Tidakkah kau lihat bunga beraneka warna di jalur yang kau lalui, namun tidak ada di jalur yang satunya? Aku sudah tahu kekuranganmu, jadi aku menabur benih bunga di jalurmu dan setiap hari dalam perjalanan pulang kau menyirami benih-benih itu. Selama dua tahun aku bisa memetik bunga-bunga cantik untuk menghias meja. Kalau kau tidak seperti itu, maka rumah ini tidak seasri seperti ini sebab tidak ada bunga.
" Kita semua mempunyai kekurangan masing-masing,seperti tempayan yg retak td …
Namun keretakan dan kekurangan itulah yang menjadikan hidup kita bersama menyenangkan dan membahagiakan.
Kita harus menerima setiap orang apa adanya dan mencari yang terbaik dalam diri mereka.
rekan2, Semoga hari kalian menyenangkan.
Jangan lupa mencium wanginya bunga-bunga di jalur kalian .....
Setiap orang pasti memiliki karma masing2, sehingga perbuatan apapun itu pasti ada sisi baik walau dari kekurangan kita :)
 _/\_
 

12
Personality / Kebijaksanaan, Kepedulian dan KeRendahan-Hati
« on: 10 October 2010, 09:55:23 AM »
Kebijaksanaan, Kepedulian dan KeRendahan-Hati
 
 
‎Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita. Orang buta itu terbahak berkata: "Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok." Dengan lembut sahabatnya menjawab, "Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu." Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut.
 
Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, "Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu. Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si Buta. Kali ini si Buta bertambah marah, "Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!" Pejalan itu menukas, "Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!" Si buta tertegun.. Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, "Oh, maaf, sayalah yang 'buta', saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta." Si buta tersipu menjawab, "Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya." Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.
 
Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta tersebut. Kali ini, si Buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, "Maaf, apakah pelita saya padam?" Penabraknya menjawab, "Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama." Senyap sejenak. secara berbarengan mereka bertanya, "Apakah Anda orang buta?" Secara serempak pun mereka menjawab, "Iya.," sembari meledak dalam tawa. Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.
 
Sahabat, hari ini kita belajar tentang KEBIJAKSANAAN, KEPEDULIAN DAN KERENDAHAN HATI... Betapa gelap dan butanya kita tanpa pelita kebijaksanaan... betapa banyak orang saling bertabrakan karena keegoisan, keserakahan tanpa ada kepedulian bagi sesama.
  _/\_
 

13
Personality / manusia Termometer atau Termostat
« on: 10 October 2010, 09:53:09 AM »
Termometer atau Termostat
 
 
Kalau bicara soal pengaruh, di dunia ini ada 2 jenis manusia, yaitu “manusia termometer” dan “manusia termostat”. Seperti kita ketahui, termometer adalah suatu alat yang berguna untuk mengukur suhu udara di sekelilingnya. Sedangkan termostat berfungsi untuk mengatur suhu di sekitarnya dan mengubahnya bila perlu.
 
Manusia termometer adalah manusia yang hidupnya selalu dipengaruhi oleh keadaan. Ia tidak punya inisiatif maupun kemampuan untuk mengubah situasi dan kondisi. Banyak orang yang tidak sukses karena membiarkan hidupnya mengalir apa adanya. Mungkin ada yang berkata, “Saya kan dari keluarga miskin”, “Ah, saya kan Cuma lulusan SD”, “Gue ini orang bodoh, bukan jenius kayak dia.” Akibat terlalu fokus kepada pikiran negatif semacam inilah, banyak orang yang cepat menyerah dan tidak mau berusaha. Lain halnya dengan manusia termostat. Manusia termostat adalah manusia yang selalu berusaha untuk mempengaruhi dan merubah keadaan di sekitarnya menjadi lebih baik. Ia dalah tipe manusia yang berani memutuskan apa yang akan terjadi dalam hidupnya dan tidak pernah menyerah kepada nasib.
 
Salah satu contoh manusia termostat adalah Soichiro Honda. Suatu ketika ia memiliki impian yang besar tentang dunia otomotif. Walaupun berasal dari keluarga sederhana, Honda tetap berjuang untuk mewujudkan impiannya. Akhirnya sekarang Honda menjadi merk yang disegani dalam dunia otomotif. Bicara soal keberhasilannya, Soichiro Honda pernah berkata, “Yang dilihat orang pada keberhasilan saya hanyalah 1% tentang diri saya, tetapi yang tidak mereka lihat adalah 99%, yaitu kegagalan-kegagalan saya.” Honda tidak menyerahkan hidupnya kepada yang 99% itu. Tipe manusia yang manakah Anda ?Termometer atau Termostat.semoga anda berbahagia.
 _/\_
 

14
Personality / Hukum Truk Sampah
« on: 10 October 2010, 09:45:32 AM »
Hukum Truk Sampah
 
saya yakin pasti sudah ada yang pernah baca artikel ini, saya kesulitan mencari sumber awalnya. tapi silakan baca lagi jika ingin lebih jelasnya.
 
Suatu hari saya naik sebuah taxi dan menuju ke Bandara.
 
Kami melaju pd jalur yg benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dr tempat parkir tepat di depan kami.
 
Supir taxi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil tersebut.
 
Pengemudi mobil hitam tsb mengeluarkan kepalanya & memaki ke arah kami.
 
Supir taxi hanya tersenyum & melambai pada orang tersebut.
 
Saya sangat heran dgn sikapnya yg bersahabat.
 
Saya bertanya, "Mengapa anda melakukannya? Orang itu hampir merusak mobil anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!"
 
Saat itulah saya belajar dr supir taxi tsb mengenai apa yg saya kemudian sebut "Hukum Truk Sampah".
 
Ia menjelaskan bahwa byk orang seperti truk sampah.
 
Mrk berjalan keliling membawa sampah, seperti frustrasi, kemarahan, kekecewaan.
 
Seiring dgn semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat utk membuangnya, & seringkali mereka membuangnya kpd anda.
 
Jgn ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, berkati mereka, lalu lanjutkan hidup.
 
Jgn ambil sampah mereka utk kembali membuangnya kpd orang lain yang anda temui, di tempat kerja, di rumah atau dlm perjalanan.
 
Intinya, orang yg sukses adalah orang yang tidak membiarkan "truk sampah" mengambil alih hari-hari mereka dgn merusak suasana hati.
 
Hidup ini terlalu singkat utk bangun di pagi hari dgn penyesalan, maka kasihilah orang yg memperlakukan anda dgn benar, berdoalah bagi yg tidak.
 
Hidup itu 10% mengenai apa yg kau buat dengannya dan 90% ttg bagaimana kamu menghadapinya.
 
Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tapi ttg bagaimana belajar menari dlm hujan.
 _/\_
 

15
Theravada / Bergantunglah Kepada Dirimu Sendiri. - Ven. Ajahn Chah.
« on: 09 October 2010, 08:02:31 PM »
Sang Buddha mengajarkan bahwa mereka yang ingin memahami, harus menyadari kebenaran bagi diri mereka sendiri. Dengan demikian, tidak jadi soal apakah orang lain mengkritik atau memujimu. Apapun yang mereka katakan, anda tidak akan terganggu. Jika seseorang tidak mempunyai kepercayaan terhadap dirinya sendiri, maka ketika seseorang mengatakan ia buruk, ia akan merasa buruk sesuai dengan yang di katakan. Buang-buang waktu saja! Jika seseorang mengatakanmu jelek, periksa saja dirimu. Jika mereka tidak benar, jangan hiraukan, jika mereka benar, belajarlah dari mereka. Dalam dua kasus ini, mengapa harus marah? Jika anda dapat melihat segala sesuatu seperti ini, anda benar-benar akan berada dalam kedamaian. Tidak akan ada yang salah, yang ada hanya Dhamma. Jika anda betul-betul menggunakan alat yang di berikan oleh Sang Buddha, anda tidak perlu merasa iri terhadap orang lain. Oleh karena itu, orang yang malas hanya ingin mendengarkan dan percaya, anda akan bisa mandiri, mampu untuk menghidupi diri sendiri dengan usaha sendiri.
 
Berlatih dengan hanya menggunakan sumber-sumber anda sendiri adalah menyulitkan, karena mereka adalah milikmu sendiri. Anda pernah berpikir bahwa latihan adalah sulit karena anda menentang, menyerobot kebaikan-kebaikan orang lain. Kemudian Sang Buddha mengajarkan untuk bekerja sendiri, dan anda berpikir bahwa semuanya akan beres. Sekarang anda menemukan bahwa ini pun masih menyulitkan, maka Sang Buddha mengajarkan anda lebih lanjut. Jika anda melekat dan menggenggam api di rumahmu sendiri, itupun akan terasa panas. Jadi jangan menggenggam pada apapun.
 
Beginilah cara saya berlatih, apa yang disebut sebagai cara yang langsung. Saya tidak berdebat dengan siapapun. Jika anda membawa kitab-kitab atau ajaran psikologi untuk berdebat dengan saya, saya tidak akan berdebat. Saya hanya akan menunjukkan kepada anda hukum sebab-akibat, supaya anda bisa mengerti kebenaran dari latihan. Kita semua harus belajar untuk bergantung kepada diri kita sendiri.
 _/\_

 
Sumber : Buku Telaga Hutan Yang Hening.

Pages: [1] 2