//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - anthony

Pages: [1] 2 3 4
1
Tolong ! / Re: tolong sukarela bantuan dana buat mama operasi jantung
« on: 19 November 2010, 12:37:46 AM »
cantumin ajh.. :
nama pasien,,
rumah sakit mana,,
daerah mana..
alamat...
semoga banyak yg dapat menolong,,,

2
Buddhisme untuk Pemula / Re: Minta tips biar konsen dan fokus
« on: 06 November 2010, 12:00:54 AM »
seorang yg mencapai kesucian Sotapana dikatakan "memasuki-arus", bagaimana ini?


IMO, ada 2 definisi (tergantung sudut pandang dari mana):
1. Sotapana = pemenang arus, artinya sudah menang melawan arus duniawi (sedangkan makhluk puthujjana lainnya masih terombang-ambing dalam arus samsara, ngga jelas kapan bisa ke luar dari samsara)
2. Sotapana = pemasuk arus, artinya sudah masuk ke dalam arus menuju Nibbana (ada jaminan maksimal 7 kelahiran kembali lagi).

mmg bnyk dr segi sudut pandang  ^^
"Pemenang Arus" tpi bkn berarti "Penikmat arus" kn??
beliau mmg dpt bnr2 memahami sebuah arus maka beliau jg dikatakan pemenang arus,,
"Pemasuk Arus" yg anda mksud mgkin mmg sudah mngrti n mmahami sebuah arus n bza mngolah dgn baik...itu MENURUT PIKIRAN SY LHO,,hehe ^^
maaf jika keliru..

3
Buddhisme untuk Pemula / Re: Minta tips biar konsen dan fokus
« on: 05 November 2010, 11:45:42 PM »
Quote
anda mengatakan "benar2 memahami" = "menjadi bagian dari itu"?
apakah seseorang (mis. Sang Buddha) yg benar2 memahami dukkha, berarti menjadi bagian dari dukkha? bukankah Sang Buddha justru sebaliknya telah terbebas dari dukkha.

saya tidak mengatakan saya adalah seorang sotapana atau bukan sotapana, itu hanya ILUSI anda. jadi saya akan membiarkan anda bermain2 dengan dugaan2 anda, dengan pikiran2 anda, dengan ilusi2 anda. walaupun statement anda sendiri menyiratkan bahwa anda sedang berusaha menyampaikan bahwa andalah sang sotopanas sejati. bahwa anda sedang menjelaskan pencapaian sotapana berdasarkan pembelajaran dan praktek anda sendiri.

maaf lama baru bza mampir lg ksni,,
sy disini hanya post utk share..
utk menunjukan kepala dan isi bagian dr mahluk lain,,
trnyata diri andapun tak menerima,,
sypun tak memaksa,,,
sypun hnya menjelaskan isi dlm pihak sy,,
dan dlm penjelasan sy,andapun tak begitu jelas memahami apa kata yg sy lontarkan,,
y utk mncegah lbih jauh,tak ada yg bza di anggap baik,hanya untuk mengotori batin,y utk saat ini sy tidak akn melanjutkan,,
Amitofo..
Anumodana rekan,,  _/\_

4
Buddhisme untuk Pemula / Re: sila ke-7
« on: 05 November 2010, 11:32:22 PM »
Bhante mengunakan music sebagai Objek meditasi ?
Bisa tolong ditanyakan Bhante tersebut meditasi metoda apa ?

Baru kali ini saya mendengar music bisa dijadikan objek. baik itu untuk metoda Samatha maupun Vipasanna.

sypun wktu itu prnah mndngar bhwa ada bhante yg mnjadikan ritme musik utk memfokuskan pd meditasi,,
tp sy tdk tw musik atw ritme apa itu,,
bnyk hal yg dpt diambil dr musik itu sndiri,,
entah itu timbul dan tenggelam,
pemusatan,,
alunan/alur,,
proses,,
perbedaan tinggi nada,,
n bnyk lain na yg sypun belum pahami..

5
Buddhisme untuk Pemula / Re: Minta tips biar konsen dan fokus
« on: 19 October 2010, 08:29:36 AM »
Quote
dengan mensubstitusikan dengan defenisi sebelumnya ARUS=ILUSI
berarti seorang Sotapana MEMASUKI-ILUSI? dan mengerti, menyadari dan menjadi bagian dari ILUSI?

ya,,
seorang sotapana memang bnr2 sudah mengerti tntang adanya ilusi,,
dan sudah mencoba bagian dr apapun,,dan bisa menganggap seperti sahabat,,

jika anda sudah menyadari bnr2 diri sotapana,,sudihkah anda berbagi ilmu pd yg lain??lewat artikel2 yg ada??
seperti prtanyaan n ksimpulan anda,klihatan anda sangat memahami bnar seorang diri sotapana,,

sy berucap sprti ini,,
krn ini bagian dr hal praktek sy..
yg sy tahu,yg sy katakan,smua dr bagian pembelajaran sy..tidak hanya omong semu,,
krn itu hanya mengotori batin sy sndiri,,

6
Buddhisme untuk Pemula / Re: Minta tips biar konsen dan fokus
« on: 17 October 2010, 02:23:45 PM »
Quote
seorang yg mencapai kesucian Sotapana dikatakan "memasuki-arus", bagaimana ini?

memasuki arus..
benar2 mengerti akan arus itu,,
benar2 menyadari apa dan bagaimana timbul dan tenggelamnya arus itu,,
menjadi bagian dr arus krn benar2 menyadari akan arus tersebut,,

begitulah sekiranya sy mengetahui,,
jika ada kesalahan pemahaman,mohon maaf,,karna beginilah pemahaman sy sbg puthujana,yg masih perlu banyak belajar,, _/\_

7
Buddhisme untuk Pemula / Re: Minta tips biar konsen dan fokus
« on: 16 October 2010, 10:11:32 PM »
pd trhadap meditasi atau sedang ingin fokus terhadap suatu yg sedang dilakukan sperti pd ujian atw belajar,,
jika suatu pikiran atw ilusi muncul,kita cukup sadari semua itu,
jangan kau tolak(dlm arti ingin melenyapkan),,ataupun kau ikuti..
cukup kau sadari sprti : wah,pikiran ini muncul,ini memang alami,krn pikiran yg menciptakan,y biarkanlah scra alami,dan kita tetap memikirkan hal yg sedang kita lakukan,,
intinya,jgn kita coba hilangkan,tetapi jika pengaruh hal lain muncul,biarkanlah,,dan tetap lanjutkan pekerjaanmu,,^^
 _/\_

bahkan jika muncul pikiran sensual, misalnya hal-hal porno, muncul pikiran berniat buruk misalnya balas dendam dsb, ini juga tidak perlu dilenyapkan? bagaimanakah praktik USAHA BENAR di sini?

semakin kamu ingin melenyapkan,semakin kamu mengikuti arus,,
pengikut arus,dan penentang arus,sama saja dalam penikmat arus..

bnyk hal yg dapat diambil dr sebuah gambaran,
dr yg contoh gambaran yg saudara terangkan,
bisa saja kita memandang dr segi positif,
dr gambaran trsebut,kita bisa mengambil dlm hal pengendalian nafsu,
dan jika kita mengikuti,dan menuruti nafsu,akan mberdampak berkelanjutan nantinya,
dr dampak yg ada,tidak adanya keseimbangan batin,,
dan kotoran batinpun masih jelas nampak,,

Quote
muncul pikiran berniat buruk misalnya balas dendam dsb,
itu bahkan sudah mengikuti gambaran yg ada ^^


benar yg banyak disampaikan bnyk orang,,dan memang terbukti demikian baik,,
cukup menyadari ada yg tampak,
dan memandang dari segi yg baik,
tak perlu memandang dr segi lain yg membuat batin mnjadi semakin kotor..
 _/\_

mohon penjelasan dengan kata2 yg sederhana, apa yg dimaksudkan dengan
"semakin  kamu ingin melenyapkan,semakin kamu mengikuti arus,,
pengikut arus,dan penentang arus,sama saja dalam penikmat arus.."


"dan jika kita mengikuti,dan menuruti nafsu,akan mberdampak berkelanjutan nantinya,"
jadi apakah seharusnya diikuti atau tidak diikuti?


Quote
"semakin  kamu ingin melenyapkan,semakin kamu mengikuti arus,,
pengikut arus,dan penentang arus,sama saja dalam penikmat arus.."

ARUS= sebenarnya arti kandungan kata ini awal nya sy tidak tau,tp sy menjadikan kata itu dalam persepsi sy sendiri,,
ARUS = ILUSI../ bisa dibilang arus duniawi,,dan sebuah ILusi dr suatu pemahaman,,

dalam mengikuti arus,atau penentang arus,ini adalah bagian dari sebuah ILUSI semata,,
dalam mengikuti atau penentang arus/ilusi ,sama saja dengan menikmati/masuk dalam arus/ilusi itu,,



Quote
"dan jika kita mengikuti,dan menuruti nafsu,akan mberdampak berkelanjutan nantinya,"
jadi apakah seharusnya diikuti atau tidak diikuti?

tidak menolak/menentang ataupun menerima/mengikuti..
cukup disadari,dan biarkan lenyap secara alami.. ^^

Anumodana  _/\_

8
Buddhisme untuk Pemula / Re: Minta tips biar konsen dan fokus
« on: 15 October 2010, 11:25:44 PM »
pd trhadap meditasi atau sedang ingin fokus terhadap suatu yg sedang dilakukan sperti pd ujian atw belajar,,
jika suatu pikiran atw ilusi muncul,kita cukup sadari semua itu,
jangan kau tolak(dlm arti ingin melenyapkan),,ataupun kau ikuti..
cukup kau sadari sprti : wah,pikiran ini muncul,ini memang alami,krn pikiran yg menciptakan,y biarkanlah scra alami,dan kita tetap memikirkan hal yg sedang kita lakukan,,
intinya,jgn kita coba hilangkan,tetapi jika pengaruh hal lain muncul,biarkanlah,,dan tetap lanjutkan pekerjaanmu,,^^
 _/\_

bahkan jika muncul pikiran sensual, misalnya hal-hal porno, muncul pikiran berniat buruk misalnya balas dendam dsb, ini juga tidak perlu dilenyapkan? bagaimanakah praktik USAHA BENAR di sini?

semakin kamu ingin melenyapkan,semakin kamu mengikuti arus,,
pengikut arus,dan penentang arus,sama saja dalam penikmat arus..

bnyk hal yg dapat diambil dr sebuah gambaran,
dr yg contoh gambaran yg saudara terangkan,
bisa saja kita memandang dr segi positif,
dr gambaran trsebut,kita bisa mengambil dlm hal pengendalian nafsu,
dan jika kita mengikuti,dan menuruti nafsu,akan mberdampak berkelanjutan nantinya,
dr dampak yg ada,tidak adanya keseimbangan batin,,
dan kotoran batinpun masih jelas nampak,,

Quote
muncul pikiran berniat buruk misalnya balas dendam dsb,
itu bahkan sudah mengikuti gambaran yg ada ^^


benar yg banyak disampaikan bnyk orang,,dan memang terbukti demikian baik,,
cukup menyadari ada yg tampak,
dan memandang dari segi yg baik,
tak perlu memandang dr segi lain yg membuat batin mnjadi semakin kotor..
 _/\_

9
Buddhisme untuk Pemula / Re: Minta tips biar konsen dan fokus
« on: 14 October 2010, 02:41:31 PM »
pd trhadap meditasi atau sedang ingin fokus terhadap suatu yg sedang dilakukan sperti pd ujian atw belajar,,
jika suatu pikiran atw ilusi muncul,kita cukup sadari semua itu,
jangan kau tolak(dlm arti ingin melenyapkan),,ataupun kau ikuti..
cukup kau sadari sprti : wah,pikiran ini muncul,ini memang alami,krn pikiran yg menciptakan,y biarkanlah scra alami,dan kita tetap memikirkan hal yg sedang kita lakukan,,
intinya,jgn kita coba hilangkan,tetapi jika pengaruh hal lain muncul,biarkanlah,,dan tetap lanjutkan pekerjaanmu,,^^
 _/\_

10
Humor / Re: Enaknya jadi laki2
« on: 12 October 2010, 01:36:33 AM »
hehehe...
bzaaaa ajhh...

11
Buddhisme untuk Pemula / UNTUKMU, ORANG BAIK
« on: 11 October 2010, 10:06:45 PM »
Tak perlu lagi bertanya-tanya: mengapa orang baik bisa mati dengan cara yang mengenaskan...???

Tak ada yang aneh dengan setiap fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini, apakah yang mengerikan, yang mengharubirukan, yang menghentak ataupun yang melenakan sang batin.....sesungguhnya, bahkan setiap orang PERNAH mengalami semua fenomena itu...yang ditandai bahwa setiap orang MEMILIKI INSTING YANG SAMA, yaitu akan menyelamatkan diri - menghindar dari amukan api yang sedang melahap kediamannya.......Demikianlah, SEMUA FENOMENA AKAN TERJADI DENGAN SEBAGAIMANA ADANYA, tinggal sejauhmana usaha manusia dalam memanfaatkan hidupnya, agar tidak terjebak terlahir kembali dalam alam neraka ataupun alam-alam yang menyedihkan lainnya.

Wahai orang baik, juga bukan karena didorong oleh insting semata, emosi sesaat itu membuat luka yang terpendam dalam batinmu.... amat disayangkan jika kita sudah bisa membantu kesusahan orang lain, namun malah menggenggam erat-erat kejahatan yang diperbuat oleh orang lain.....sekali lagi, ini adalah fenomena, bahwa sebab 'kelemahan sekecil apapun' akan bisa memberi jalan masuk bagi munculnya sebab penderitaan yang lain....Demikianlah, setiap makhluk mewarisi perbuatannya masing-masing, baik atau pun buruk.

Wahai orang baik, tugas kita selanjutnya adalah menyempurnakan kebaikan, mari kita gunakan kunci rahasia pembuka fenomena hidup itu, agar kita dapat segera terbebas dari segala beban - karena tak melekat pada perbuatan sendiri ataupun terpengaruhi oleh perbuatan orang lain, baik atau buruk...kita harus senantiasa berlatih - menyadari bahwa hidup hanyalah suatu 'proses' yang kita harus lalui dan lampaui dengan ketenangan dan kebahagiaan.........."semoga terbukalah tabir gembok sang ego yang menjadi sumber penyebabnya"......Demikianlah, setiap makhluk akan terlindung oleh karmanya sendiri.

Selamat jalan wahai orang baik, teruslah berkarya dan berbakti...jangan tercengang terlalu lama karena adanya perubahan..kematianmu memang nyata ada dan telah dinyatakan dalam jatah hidup yang tidak lama.. mari gandeng tangan ini, karena KESADARAN kita memang harus bisa keluar dari rumah yang beratap kemelekatan dan berdinding ketidaktahuan ini (seperti rumah yang tak memiliki pintu dan jendela/samsara), dan untuk tujuan itu, mari kita lakukan secara bersama-sama.


[ Sumber : Bhante Thanavaro Nyanapradipa http://www.facebook.com/note.php?note_id=251615879799 ]

12
Lingkungan / Tiap Hidup Punya Masalahnya Masing Masing..
« on: 11 October 2010, 09:59:03 PM »
Pernah denger kisah Ajahn Brahm ttg judul di atas? Kisahnya ttg Ajahn muda yg ngedumel krn para bhikkhu2x senior biasanya selalu dapet fasilitas2x yg lebih istimewa drpd bhikkhu2x muda, namun belakangan Ajahn baru nyadar (setelah beliau yg jadi bhikkhu senior), bahwa fasilitas2x itu telah membuatnya menjadi agak sulit latihan, karena selain perlakuan istimewa itu membuatnya menjadi sedikit "terbuai", juga tubuhnya menjadi lebih gemuk dan cukup menghambat geraknya dalam beraktifitas, hahaha...;p
 
Demikian pula dlm hidup, banyak diantara kita yg iri dgn orang yg udah cakep, laku banget ama lawan jenisnya plus tajir prikitiew, huahahahahahaha....;p Padahal kita belum tentu tau masalah dia apa, karena kita emang bukan dia jd gimana kita bisa ngerasain posisi dy, huehuehue... Dan itu semua bisa terjadi hny karena hal sepele yaitu EGO kita di bidang syirik tanda tak mampu, hohoho...;p Sehingga akhirnya kita jadi lebih sibuk "gosipin" mereka ketimbang mengintropeksi diri kita pribadi, hahaha...
 
Yang laku banget belum tentu juga mengalami kesulitan dlm memilih (karena bingung banget saking banyaknya pilihan, hehehe...). Milih salah satu, juga kuatir menyakiti yang lainnya, hahaha... Sedangkan yg kurang atau bahkan gak laku2x (seperti saya contohnya, hahaha...), pilihannya relatif lebih mudah, karena stoknya juga jd terbatas (alias limited edition, hahaha...) dan lagipula gak bakal ada yg tersakiti, dikarenakan pilihannya hanya itu (dan seharusnya juga jd lebih cepat JADI, hahaha...), cuman posisi saya emang nanggung banget, karena stok udah terbatas, masih belagu pula, wakakakakakakak.... (daripada diledekin, mending ngaku.com duluan, hihihi...;p).
 
Demikian pula yg kaya, apakah mereka bisa dipastikan terjamin bahagia? Ternyata nggak juga. Berapa banyak orang kaya yg stress, hidupnya gak bahagia, bahkan bbrp diantaranya smp bunuh diri sgala (spt kasus Christina Onnasis yg merupakan anak orang terkaya No. 1 di dunia saat itu, Arristotle Onassis, yg bunuh diri hny karena masalah cinta, tragis & skaligus ironis, wkwkwk...;p). Artinya uang bisa beli apapun, tapi belum tentu kebahagiaan khan? Sedangkan di sisi yg berbeda, banyak orang yg hidupnya sangat papa, tapi mampu untuk tetap bahagia. Meski kondisinya sangat2x terbatas, tapi ternyata masih mampu untuk berbagi dgn yg lain (sesuatu yg kadang sering terlupakan oleh kita, bahkan pada saat kondisi kita berlebih skalipun, hehehe...).
 
Intinya, untuk bahagia, kita seharusnya mampu belajar untuk BERSYUKUR & BERBAGI. Karena toh pada akhirnya, setiap sisi dalam kehidupan pasti punya problemnya masing2x, dan sejauh ini, tiada satu pun yang bebas dari masalah, termasuk mereka yg sudah mencapai tahapan spiritual yg maksimal skalipun dlm kehidupannya spt para Guru2x Agung kita semua. Cuman bedanya adalah... para manusia2x agung itu sudah mampu menghadapinya dgn penuh belas kasih yg tulus dan kebijaksanaan yg sempurna.
 
Sedangkan kita yg masih tahapan manusia biasa, bisa blajar dulu melakukan kedua hal sederhana tersebut di atas terlebih dulu. Bersyukur adalah "proses di mana bila kita tidak mendapatkan apa yg kita sukai, maka mulailah menyukai apa yg kita dapatkan", sedangkan Berbagi adalah "proses di mana kita telah mampu memberikan kebahagiaan kita kepada orang lain dengan menyadari bahwa kebahagiaan orang lain sesungguhnya adalah kebahagiaan kita juga".
 
Semoga sharing sederhana ini bisa mengingatkan kita semua bahwa tiap hidup memang punya msalahnya masing2x, maka oleh karena itu cobalah untuk slalu BERSYUKUR & BERBAGI, sehingga kita slalu merasakan kebahagiaan di setiap momen dalam hidup kita, apapun kondisinya, bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga bagi semua orang di sekeliling kita. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahagia, jia you :)
 
 
Penuh cinta _/\_
Wedy

[Sumber Wedyanto Hanggoro http://www.facebook.com/note.php?note_id=415053157498 ]

13
Lingkungan / Value of Life...
« on: 11 October 2010, 09:45:36 PM »
Mungkin beberapa diantara kita yg pernah denger kisah dr Ajahn Brahm tentang ,"Ayam dan Bebek",dimana sepasang suami istri yg kebetulan mendengar suara binatang lalu sibuk "berdebat" tentang nama binatang yang mereka dengar suaranya tersebut. Pada awalnya suaminya (yg kebetulan di kisah ini dlm posisi BENAR) berusaha sibuk"memperbaiki" kesalahan istrinya tersebut, namun belakangan akhirnya sang suami baru menyadari bahwa KEDAMAIAN ITU JAUH LEBIH PENTING DARIPADA SEKEDAR BENAR,sehingga kemudian ia mengalah kepada "kebenaran" istrinya tersebut, demi sebuah cinta yang penuh ketulusan.
 
 
Apakah cara diatas itu tepat? Sebenarnya nggak juga, tapi toh masih ada waktu lain kan untuk menjelaskan kebenarannya tersebut. Bukankah lebih baik damai terlebih dahulu, meski terpaksa harus berdiri di atas sebuah "kesalahan" sekalipun, ketimbang sebuah kebenaran namun berdiri di atas sebuah "perang". Dan sayangnya kita lebih sering githu, padahal kita lupa untuk menyadari bahwa apa yang menurut kita benar (bahkan meski itu udah tercantum di ajaran agama skalipun) belum tentu menurut orang lain juga benar, dimana hal yang paling konyol adalah kita lebih sering memaksakan EGO kita atas nama kebenaran (padahal diri kita pribadi pun juga belum tentu mau diperlakukan seperti itu, huehuehue... :P)
 
 
Ada banyak cara (dan juga mencari waktu yang tepat) dalam menyampaikan kebenaran, di mana cara yg terbaik adalah PRAKTEK LANGSUNG ketimbang sekedar RIBUAN NASEHAT. Praktek langsung tentu saja jauh lebih berharga daripada ribuan bahkan jutaan nasehat, karena orang yg pandai bicara belum tentu mampu mempraktekkannya, sedangkan orang yang mampu berpraktek baik, meski ia tak pandai bicara, namun perilakunya pasti akan langsung mendapat respek dari orang-orang sekelilingnya, dan sukur2x bisa menginspirasi mereka untuk berperilaku baik yg sama, dengan sang praktisi tersebut. Seorang motivator mungkin dapat membuat otak mampu berpikir bagaimana cara bertindak baik, tapi seorang praktisi kebajikan bahkan mampu menggerakkan hati kita bagaimana menyadari setiap tindakan yg sudah, sedang dan akan kita lakukan.
 
 
Sudah terlalu banyak kesalahan yg gak perlu yang sering kita lakukan dalam hidup sehari-hari dengan atas nama KEBENARAN, termasuk seperti contoh di atas tadi, dan terutama kepada orang tua kita. Orang tua, sebagai manusia biasa, tentu saja tidak terlepas dari kekurangan, namun haruskah kita memaksakan diri dengan atas nama KEBENARAN, sehingga kita sampai menyakiti hati mereka yang telah melahirkan kita (dengan perjuangan darah dan juga nyawa) serta tulus dalam merawat, membesarkan dan melindungi kita, sepertinya itu sangat gak sebanding banget.
 
 
Mungkin kita juga bisa belajar banyak dr kisah adik saya, (alm.) Budyanto Hanggoro, yang mampu mempraktekkan sebuah bakti dgn cara yg bijaksana, meski di usianya yg sangat belia. Adik saya baru menjelaskan KEBENARANNYA saat orang tua saya sudah dalam keadaan yg baik. Sedangkan pada saat ibu saya sedang meluapkan perasaannya sebagai wujud kekhawatiran serta kepeduliannya sebagai seorang ibu (karena adik saya waktu itu pulang malam (dikarenakan kegiatan ekskul mendadak yg harus ia jalanin saat itu) serta tidak ada kabar sama sekali (karena keterbatasan alat komunikasi saat itu, sebab HP belum umum pd thn 1994), maka adik saya memilih untuk diam dan total mendengarkan.
 
 
Namun esoknya, ia baru menjelaskan kronologis kejadiannya, dan seperti biasa, jawaban seorang ibu rata2x pasti akan sama seperti ini, "Kenapa elu gak cerita kalo kejadiannya seperti itu..." (klasik banget khan, hehehe...), tapi yg lebih hebat tentu saja jawaban adik saya tersebut, "Gak papa koq Ma, Awen (panggilan kami di rumah untuknya) memang sengaja lakukan itu, karena Awen pengen hati Mama jadi lega.... Lagipula Awen tau koq, kalo apa yg Mama lakuin semua tadi malem itu.... karena MAMA SAYANG SAMA AWEN...".
 
Di pagi yg cerah itu, saya bersyukur telah memperoleh sebuah berkah kebijaksanaan yg terindah tentang arti bakti yg tulus kepada orang tua, melalui adik saya. Meski sudah hampir 14 tahun, ia meninggalkan kami untuk selamanya (wafat dlm usia 18 thn karena kecelakaan thn 1996), namun pelajaran berharga tentang kehidupan yg ia wariskan kepada kami, akan slalu tersimpan di lubuk hati kami yg terdalam, di sepanjang kehidupan kami. Sungguh sebuah kebijaksanaan sama sekali tidak bergantung pada faktor usia, tapi lebih kepada kedewasaan batin kita masing-masing, dan (alm) adik saya mungkin cukup layak untuk termasuk menjadi salah satunya...
 
 
Pada akhirnya... nilai-nilai kehidupan (Value of Life) bukanlah bergantung semata-mata pada kebenaran, tapi lebih kepada KEBIJAKSANAAN KITA YG TENTUNYA BERLANDASKAN BELAS KASIH YG PENUH KETULUSAN. Semoga sharing sederhana ini bisa bermanfaat buat kita semua, terutama sebagai reminder buat saya pribadi. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahgaia, jia you _/\_
 
 
Penuh Cinta
Wedy

[ Sumber Wedyanto Hanggoro http://www.facebook.com/note.php?note_id=416314267498 ]

14
Inget Jackie Chan? Superstar tingkat dunia dr Hongkong yg dikenal dgn aksi stunt-nya yg sangat luar biasa itu. Dulu saat masih kecil hingga remaja, dy pernah sangat membenci gurunya dan bahkan juga pernah berniat balas dendam atas "kekejaman" gurunya itu, hahaha.... Belakangan setelah dewasa, Jackie baru tau, kalo kerasnya pelatihan almarhum gurunya itu (kalo salah melakukan gerakan sudah pasti dihukum, termasuk dipukul dgn rotan skalipun), karena itu adalah bentuk rasa sayang dan kepedulian gurunya, karena gurunya sangat kuatir akan keselamatan semua murid2x-nya (karena skali mereka fatal melakukan gerakan akrobatik itu, yg terjadi adalah cedera, cacat permanen atau bahkan juga bisa kematian). Andai sang guru gak "keras" dan "sadiez" dalam pelatihannya itu, kita mungkin gak bakal pernah mengenal Jackie Chan sbg seorang superstar kelas dunia yg telah menghibur hidup kita dengan aksi2x stunt-nya yg mempesona skaligus menggetarkan hati kita semua (anda bisa saksikan riwayat guru Jackie Chan beserta masa kecil "The Seven Little Fortunes" ini dlm film "The Painted Faces" karya Alex Law yg dipersembahkan oleh para murid Master Yu Ho (guru akrobat Jackie Chan, Sammo Hung, Yuen Biao, Yuen Hwa, dll.) untuk hadiah ulang tahun gurunya saat itu, dan sempat menjadi Film Terbaik di Hongkong thn 1988).
 
Demikian pula kita, betapa kita sering menyalah-pahami pendidikan orang tua kita (dan setelah dewasa baru menyadari, bahkan kadang sangat telat, karena keburu orang tua kita meninggal baru nyadar, wkwkwk...;p). Yang parah juga adalah, apa yg menurut kita baik, sebenernya belum tentu baek menurut ortu kita. Paling sering kalo liat anak2x yg kalo ortunya lg sakit, dilarang total makan ini dan makan itu dan akhirnya ortu malah menderita dan malah jadi lebih mempercepat kematian mereka (ironis tapi nyata, huehuehue... :P). Inilah contoh nyata, baik menurut versi anak2x tapi belum tentu baik menurut versi ortu. Andai kita semua nyadar, bahwa tubuh sehat memang penting, namun jauh lebih utama adalah kebahagiaan batin. Ilustrasi nyatanya mudah saja, banyak orang terkena kanker ganas, karena dy gak tau, akhirnya malah panjang umur, karena dy mampu menjaga kebahagiaannnya. Namun banyak orang yg hny kanker ringan, tapi bisa cepet mati, hny karena dy jd stres setelah tau penyakitnya, wakakakakakak....
 
Sama aja kayak sakit ortu di atas, bukanlah dilarang total yg seharusnya dilakukan oleh anak-anak mereka, tapi PENGENDALIAN YANG PENUH CINTA KASIH & JUGA BIJAKSANA, DENGAN DILANDASI RASA BAKTI YG PENUH KETULUSAN. Sesekali di-loss, it's no problemo, sepnjang masih dalam takaran yg pas, ketimbang dilarang total dan akhirnya bikin stress mereka serta malah mempercepat kematian orang tua yg secara tak langsung kita "bunuh" mereka justru atas dasar rasa cinta kita kepada mereka, wkwkwk... :P
 
Demikian pula, apa yg bagus menurut orang tua, belum tentu yg terbaik buat anak2x-nya. Bhante Uttamo pernah menyampaikan dlm sebuah kesempatan, "Orang Tua yg sukses adalah mereka yg mampu membimbing anak2x-nya untuk meraih semua impian dalam hidup anak-anaknya sesuai dengan cita2x anak2x mereka. Sedangkan orang tua yg gagal, adalah mereka yg membimbing anak2x-nya untuk mencapai impian dlm hidup yg sesuai dengan cita2x orang tuanya". Demikian pula dalam hidup pernikahan, persahabatan, dsb. Begitu banyak EGO kita bermain di situ dan seringkali atas nama RASA CINTA & PEDULI, padahal sekali lagi, "Apa yg menurut kita baik, belum tentu baik juga khan menurut orang lain...", dikarenakan perbedaan karakter dan juga pengalaman hidup diantara kita masing2x.
 
Begitu pula seminar, ceramah atau training apapun, jangan sampe kita nge-fanz membuta dan lalu kita telen bulet2x apa yg disampaikan sang pembicaranya, karena nanti kita akan kehilangan obyektivitas kita dalam mengukur sejauh mana efektivitas apa yg disampaikan mereka bg kebutuhan hidup kita pribadi, karena sudah jelas, "Apa yg baik menurut mereka, belum tentu cocok bagi diri dan juga hidup kita", karena skali lg, kita bukan mereka dan mereka juga bukan kita, hehehe... Maka, jadilah pembelajar di seumur hidupmu dan jangan pernah malu untuk belajar kepada siapapun, namun ambillah yg cocok buat diri kita, dan abaikan yg gak perlu, karena hanya dengan cara demikianlah, kita baru dapat memahami makna kehidupan yg sesungguhnya...
 
Belajar untuk mampu memahami orang lain adalah salah satu pelajaran hidup yg indah skaligus berharga bg pengikisan ego kita, dan bertumbuhnya ketulusan cinta kasih dan juga kebijaksanaan kita. Semoga share sederhana ini msh bisa bermanfaat buat kita semua, terutama buat diri gw sendiri. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahagia, jia you & bless u always _/\_
 
 
Penuh Cinta
 Wedy

[ sumber Wedyanto Hanggoro  http://www.facebook.com/note.php?note_id=419562092498 ]

15
Lingkungan / Sebuah Diskusi Kecil Di Hari Yang Indah... :D
« on: 11 October 2010, 09:14:54 PM »
Suatu waktu, ada seorang rohaniwan sharing bahwa kualitas umat sekarang tidak sesemangat di masa lalu. Dulu, kata beliau, umat begitu sangat bersemangat mencari Dharma di tengah segala keterbatasan kondisi, tapi sekarang... kebaktian banyak yg sepi dan bahkan banyak yg udah "almarhum" (atau dimerger dengan kebaktian lainnya, hehehe...). anak muda jaman sekarang tidak seperti anak muda jaman dulu yg begitu antusias terhadap keindahan Dharma, begitu sharingnya yang begitu mendalam.
 
Saya sih jawabnya simpel aja ama beliau,"Jaman dulu gak ada Facebook ama BB, apalagi game online, Pak... Kalo jaman sekarang, kitanya yg wajib intropeksi diri, gimana caranya Dharma bisa sampe ke jiwa mereka, dan bukannya sibuk nyalahin generasi muda jaman sekarang, tapi gak ada usaha buat melihat kekurangan diri dan mencari cara bagaimana memperbaikinya" (hohoho... :P ).
 
"Nyalahin orang lain emang lebih gampang Pak, ketimbang melihat kekurangan diri sendiri," lanjut saya lagi (hihihi...). Meski agak kaget ama jawaban saya yang rada ngocol, tapi beliau tetep mau serius nanyanya, "trus menurut kamu, enaknya gimana jalan keluarnya?".
 
"Simpel Pak, 'sesuaikan caranya dengan kondisi sekarang, tapi jangan pernah ubah isinya'" jawab saya.
 
"Maksudnya...." tanya beliau lagi.
 
"Sampaikan Dharma dengan metode yg sesuai dengan kondisi saat ini, tapi jangan pernah sampai mengabaikan apalagi mengorbankan nilai2x Dharma" lanjut saya lagi.
 
"Lalu caranya..." beliau lanjut bertanya.
 
"Sederhana aja Pak, nilai2x Dharma khan bukan hanya sebatas apa yg tercantum dlm kitab suci, tapi juga pada nilai2x kehidupan yg sedang berjalan saat ini, di dekat kita dan juga di sekeliling kita. Bila kita terus berpatokan pada gaya lama yg mungkin saja cocok bagi generasi jaman bapak, tapi lupa menyadari adanya HUKUM PERUBAHAN, maka dijamin akan semakin banyak generasi muda yg males untuk menengok apalagi melihat dan mempelajari Dharma..." repet saya lagi.
 
Beliau terdiam sejenak, "trus enaknya gimana...."
 
"Gini Pak, dalam hidup, rata2x setiap orang, secara psikologis, paling males kalo dinasehatin orang lain. Biasanya mereka pasti komen bahkan nyumpah2x, meski itu dalam hatinya skalipun bahwa 'kayak yg ceramah udah kebaekan aja...' betul gak Pak..."(wkwkwkwkw.... :P)
 
"Nah, apalagi kalo kita lebih sibuk untuk ngurain teori2x di kitab suci, wah makin prikitiew Pak, karena kita belum sampe situ, tapi nyeritain itu mulu, jdnya khan malah mirip tong kosong nyaring bunyinya..."
 
"Teori bukannya gak penting Pak, tapi harus asyik 'bungkusnya' terutama buat generasi muda jaman sekarang yg sudah kena arus modern. Nah daripada ngomong ke mereka 'ketinggian', mendingan kita share apa yg udah kita lakuin, dan bukan apa yg belum kita lakuin. Cuman dengan catatan, jangan cerita yg baek2x-nya kita, karena yg dengerin pasti sebel, dikira kita pamer, sombong dan mungkin narsis, Pak." saya makin bawel (hahaha... :P)
 
"Loh, emangnya kamu kalo ngisi, nyeritain apaan..." tanya beliau lg.
 
"AIB saya Pak, dengan harapan mereka jangan meniru keg****kan2x saya slama ini, dan baru kemudian diclosing ama teori, jadi balance deh Pak." jawab saya lagi.
 
"Kenapa kamu bisa berpikiran githu, khan ada kemungkinan malah mereka niru kejelekan2x kamu itu..." protes beliau.
 
"Khan td udah saya jawab Pak, kalo terakhir saya tutup dengan TEORI, supaya mereka dapat masukan yg positif, betapa setiap orang punya ERROR DAN PROSESNYA MASING2X, jadinya mereka merasa gak terbebani denga nasehat, tapi lebih kepada merasa memiliki 'temen seperjuangan' yg sedang sama2x berproses jd orang baik sama spt mereka... Di satu sisi, saya gak membangun 'jarak' dengan mereka, karena saya masih sama2x bejadnya kayak mereka, dan di sisi lain saya tetep bisa menyampaikan sebuah kebenaran Dharma bagi jiwa mereka..." (bela diri mode ON, wakakakakak... :P)
 
"IC, saya bisa ngerti maksud kamu... Tapi khan tiap orang punya style masing2x..." komen beliau lg.
 
"Gak jadi masalah Pak, yang penting intinya adalah, jangan sok teori, gak perlu nasehat mulu karena kita sendiri juga masih banyak kekurangan, share apa yg sudah dilakukan khususnya semua kesalahan2x yg udah pernah kita perbuat dalam hidup kita termasuk bagaimana cara kita mengatasinya sampe kondisinya bisa relatif lebih baik drpd dulu, dan terakhir baru tutup dengan keindahan Dharma.... And just simple like that Pak.... Nah sekarang yg jadi masalah adalah, sudah siapkan Bapak untuk membuka AIB Bapak slama ini di hadapan publik...." Saya jawab sambil nyengir (wkwkwk...)
 
Beliau memandang sambil tersenyum sedikit kecut, hahaha... "OK, Great.... I think i'd like to try ur way and tq for the share today..."
 
"Sama2x Pak, ini semua berkat jasa para guru2x dan mentor saya juga koq Pak. Tanpa bimbingan mereka, saya jelas bukan apa2x. Dan yg paling penting dr semua itu adalah, thanx bgt buat Guru Agung kita berdua Pak, Sang Buddha, karena tanpa pesan dan teladan hidup Beliau, hidup saya mungkin masih 'tersesat' entah kemana...."
 
Kami kemudian saling beranjali dan say goodbye. Semoga sharing sederhana ini bisa bermanfaat buat kita semua, terutama jadi reminder buat saya pribadi. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahagia, jia you & bless u always :D
 _/\_
 
 
 
Penuh Cinta
Wedyanto Hanggoro

[Sumber Wedyanto Hanggoro http://www.facebook.com/note.php?note_id=423627712498 ]

Pages: [1] 2 3 4
anything