//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Aliran Maitreya  (Read 193792 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Aliran Maitreya
« Reply #480 on: 17 February 2009, 11:32:15 PM »
Saya tdk mau berdebat yg akan berkepanjangan.
Pikirkan baik2 apakah BENAR mengajarkan Kesurupan, Masuk Surga setelah di Khai Kwang?
Memang benar semua adalah ANICCA tp apa salahnya kita menolong orang2 lugu yg telah dijerumuskan oleh Aliran Laumu.


 BOS, mau kisah nyata.. gue kenal theravada, n gue bisa kayak sekarang ini, gara2 maitreya juga lo..., so yg d katakan nyana betul juga.. kita gak bisa sekonyong2... berkata:"sesat lo..."
kalau mau naik kelas kan ada ujiannya dulu...
sama kayak IPDN... di gebukin dulu, tanpa melawan...

KOK MAU?? bego dong, gobxxx dong...
yah itu kan ujiannya...


 [at] jonson:
wadowww... ati2 brow....
ah itu seh pikiran anda saja... ngebet sama janda yak?
hati nurani itu bukan seperti itu...,
blom pernah nyicip hati nurani yak?
mau..?mau..?mau..?
sini..sini..sini...

saya punya pacar... cantik sekali.. baik...pengertian...
3 tahun lamanya kami berpacaran...
eh sialnya die selingkuh
hancur dan pedih rasanya hati ini...
lalu, gue benci banget sama tuh mantan ce gue.....
gue jampi2 in.., pokoknya jangan sampai ada yg bisa deketin die...
gue jelek2 kin die,,,, akhirnya gue ribut dgn die...


selesaikah masalahnya??
kagak...., hanya dengan pemahaman n pengertian, dan kata "maaf" maka beres ini semua...
tenang pikiran dan batin ini
plong rasanya...

so, gak beda kan??
Samma Vayama

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Aliran Maitreya
« Reply #481 on: 17 February 2009, 11:33:31 PM »

ada suatu cerita, seorang biksu.. merokok, minum arak, tapi murid2nya gak boleh...
lalu salah seorang murid, bertanya,
Murid: "guru kok saya gak boleh merokok?"
Guru:"kamu mau?"
Murid:"mau guru!"
Guru:"ikut saya"

di bawalah murid itu ke kuburan, suruh gali2 makam.. lalu d keluarkan mayatnya.. lalu sang guru memakan bangkai itu..., timbulah pengertian dalam muridnya,,,,


Ada juga kisah guru spiritual yang main wanita untuk mengingatkan murid murid-nya agar menjauhi seks. dan dianggap sebagai upaya kausalya (upaya trampil) untuk menyadarkan murid-murid-nya...

Sama gak ?
sudah jelas2 anda tuliskan kisah guru spiritual, jadi hanya orang2 spiritual yang bisa memahaminya...

wah, maap om... saya gak tau cerita lengkapnya.. jadi gak bisa angkat bicara...panjang lebar
jika berkenan d ceritakan..

Samma Vayama

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Aliran Maitreya
« Reply #482 on: 18 February 2009, 08:27:26 AM »
Segala sesuatu ada prosesnya... Tidak ada gunanya memaksa matangnya sebuah buah.
Setuju dengan yg dikatakan bro kainyn...buddhadhamma tidak akan pernah punah selama ada yang menjalankannya.

Terlalu 'membenci' aliran laomu, tanpa disadari telah ada dosa mula citta yg halus lohhhh.... hehehehe :P

Betul ;D Ketika kita mengatakan kita "Buddhist" tapi mengembangkan kebencian (kepada aliran tertentu), itulah awal mula dari punahnya Buddha-Dhamma.



beda tipis antara benci karena berbeda dengan menyatakan kebenaran atas kekeliruan... Hati hati...

Lebih berbeda tipis lagi pernyataan kebenaran oleh memang sudah merealisasi kebenaran, dengan yang berpikir dirinya sudah merealisasi kebenaran dengan hanya menghafal teori kitab.

Sekali lagi, menyatakan fakta suatu aliran dan membahasnya dalam konteks Buddha-dhamma tidak masalah. Yang dihindari adalah mengatakan penghinaan dan penghakiman terhadap ajaran lain seperti sesat, dicuci otak, ga bisa ke sorga, dll.


Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Aliran Maitreya
« Reply #483 on: 18 February 2009, 09:28:41 AM »
ya sama dengan apa yang saya katakan kepada bro hengki, bila kita ingin 'menolong' mereka keluar dari aliran maitreya, dalami dulu sendiri ajaran Buddhadhamma, itu adalah pr bersama rekan2 Buddhist.
saya tidak peduli apakah Buddhadhamma akan hilang atau tidak,itu sudah sesuai naturenya, Dhamma itu sendiri tidak ada dalam scope kurungan agama Buddha, Dhamma itu dimana2,orang2 yang sedikit debu di matanya akan mengerti bahwa Dhamma yang universal,bahkan tanpa bertemu Buddha sebenanrnya orang masih bisa merealisasikan hal itu, ingat akan kamma masa lampau juga.ada prosesnya orang mengerti Buddha Dhamma.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Aliran Maitreya
« Reply #484 on: 18 February 2009, 09:40:56 AM »
perhatian, menjelek2an aliran lain tidak membawa manfaat atas perkembangan batin... mohon dihentikan...


Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Re: Aliran Maitreya
« Reply #485 on: 18 February 2009, 03:10:52 PM »
Ada teman saya yg mantan Tanchu di Aliran Fa Ie Cu/Laumu cerita dgn penuh kemarahan, dia pernah di Tempat Ibadah Laumu, Panditanya ada yg kesurupan entah ngaku siapa saya lupa, dia disuruh ambil air sebaskom lalu disuruh cuci kaki org yg kesurupan itu. Setelah kakinya dicuci lalu air bekas cucian kaki itu dibagikan ke umat dan disuruh minum.
Gila banget, benar2 udah gak ada Dharmanya sama sekali. Apa hubungannya minum air cucian kaki dgn Tingkat Kesucian. Parah sekali. Pantas kata teman saya di Vcd Ceramah Chin Kung Fashe pernah mengatakan bhw Aliran Maitreya/Laumu itu SESAT dan jangan main2, kalau kita ikut Aliran SESAT itu pasti Masuk NERAKA punya.
Jadi tdk ada toleransi buat mereka

kalo sudah tercuci otaknya sudah tidak punya akal sehat lagi...hehhee
dan orang-orang yang masuk aliran maitreya juga susah sekali disadarkan....apalagi yang sudah menjalani full vegetarian....otaknya sudah dicuci bersih kayaknya...hehhee..... apapun yang anda katakan tidak akan mempan untuk membuka pikirannya.....

Jangan bersikap begitu. Kalian yang Buddhis juga "keras kepala" dan sulit sekali "disadarkan" ke jalan lain 'kan? Kita boleh mengenalkan kepercayaan kita, tetapi tidak bisa memaksakannya kepada orang lain. Biarlah mereka di jalurnya sendiri.



Saat kita berusaha mengeluarkan org tua kita dari jeratan Lao Mu, saat itulah baru kita menyadari betapa bahaya-nya pandangan 'sesat' tsb yg bisa membuat sebuah keluarga harmonis menjadi amburadul akibat pertengkaran2 yg terjadi cuma masalah hal sepele ini.

Sasaran mereka adalah nenek kita dan org tua kita. Nenek dan org tua kita akan menganggap kita murtad dan durhaka jika kita tdk mengikuti 'benang merah' ini. Mereka menginginkan kt sekeluarga bisa berkumpul kembali di Sorga.

Dan bagi anaknya yg Buddhis tulen, hal ini menjadi dilema, karena di Buddhis mengajarkan ttg Bakti thd ortu, 4 Kesunyataan Mulia, Jalan Mulia berunsur 8 dan Nibbana. Nah disinilah hal sepele menjadi hal yg Complicated.

Bagi yg belum mengalami hal ini, maka pendapatnya masih sangat idealis..
Bagi yg telah mengalami hal ini (ehipassiko), maka pendapatnya menjadi lebih realis..

Semoga umat2 Buddha bisa lebih realistis menyikapi dan memberikan pendapat mengenai hal ini.. Jangan sampai keluarga kita terjerat, baru kita menjadi lebih realistis..


Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: Aliran Maitreya
« Reply #486 on: 18 February 2009, 03:20:23 PM »
keluarga gw banyak yg masuk maitreya ^-^
gak masalah tuh sampai sekarang :))

keluarganya sendiri yg maksa kali kuaaaaaakuaaaaa...

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: Aliran Maitreya
« Reply #487 on: 18 February 2009, 03:26:40 PM »
Puji syukur.... bonyok jinaraga berlatar kr****n n kong hu cu...  ;D

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Aliran Maitreya
« Reply #488 on: 18 February 2009, 03:29:09 PM »
Saat kita berusaha mengeluarkan org tua kita dari jeratan Lao Mu, saat itulah baru kita menyadari betapa bahaya-nya pandangan 'sesat' tsb yg bisa membuat sebuah keluarga harmonis menjadi amburadul akibat pertengkaran2 yg terjadi cuma masalah hal sepele ini.

Sasaran mereka adalah nenek kita dan org tua kita. Nenek dan org tua kita akan menganggap kita murtad dan durhaka jika kita tdk mengikuti 'benang merah' ini. Mereka menginginkan kt sekeluarga bisa berkumpul kembali di Sorga.

Dan bagi anaknya yg Buddhis tulen, hal ini menjadi dilema, karena di Buddhis mengajarkan ttg Bakti thd ortu, 4 Kesunyataan Mulia, Jalan Mulia berunsur 8 dan Nibbana. Nah disinilah hal sepele menjadi hal yg Complicated.

Bagi yg belum mengalami hal ini, maka pendapatnya masih sangat idealis..
Bagi yg telah mengalami hal ini (ehipassiko), maka pendapatnya menjadi lebih realis..

Semoga umat2 Buddha bisa lebih realistis menyikapi dan memberikan pendapat mengenai hal ini.. Jangan sampai keluarga kita terjerat, baru kita menjadi lebih realistis..

Seorang anak yang Buddhist tulen pasti tahu bahwa "balas jasa" terbesar yang bisa dilakukan seorang anak kepada orang tua adalah dengan mengenalkan dhamma kepada orang tua yang belum mengenal dhamma. Tapi mengenalkan dhamma adalah BERBEDA dengan mengindoktrinasi dengan dhamma. Pengertian akan dhamma adalah bergantung pada kebijaksanaan seseorang, tentu saja tidak bisa dipaksakan. Nah, bagi yang tidak mampu membuat orang tuanya mengerti dhamma, maka lebih baik dia "menggendongnya selama 100 tahun", bukan menimbulkan keributan keluarga lebih jauh.

Pertengkaran selalu melibatkan 2 pihak. Jika kita bisa mengalah, maka pertengkaran tidak usah terjadi. Jadi janganlah menyalahkan orang lain, menyalahkan kepercayaan orang lain (Lao Mu) atas pertengkaran. Coba lihat diri sendiri dulu dan bertanya, "apakah saya juga mendukung terjadinya pertengkaran ini?".


Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Re: Aliran Maitreya
« Reply #489 on: 18 February 2009, 03:53:21 PM »
Saat kita berusaha mengeluarkan org tua kita dari jeratan Lao Mu, saat itulah baru kita menyadari betapa bahaya-nya pandangan 'sesat' tsb yg bisa membuat sebuah keluarga harmonis menjadi amburadul akibat pertengkaran2 yg terjadi cuma masalah hal sepele ini.

Sasaran mereka adalah nenek kita dan org tua kita. Nenek dan org tua kita akan menganggap kita murtad dan durhaka jika kita tdk mengikuti 'benang merah' ini. Mereka menginginkan kt sekeluarga bisa berkumpul kembali di Sorga.

Dan bagi anaknya yg Buddhis tulen, hal ini menjadi dilema, karena di Buddhis mengajarkan ttg Bakti thd ortu, 4 Kesunyataan Mulia, Jalan Mulia berunsur 8 dan Nibbana. Nah disinilah hal sepele menjadi hal yg Complicated.

Bagi yg belum mengalami hal ini, maka pendapatnya masih sangat idealis..
Bagi yg telah mengalami hal ini (ehipassiko), maka pendapatnya menjadi lebih realis..

Semoga umat2 Buddha bisa lebih realistis menyikapi dan memberikan pendapat mengenai hal ini.. Jangan sampai keluarga kita terjerat, baru kita menjadi lebih realistis..

Seorang anak yang Buddhist tulen pasti tahu bahwa "balas jasa" terbesar yang bisa dilakukan seorang anak kepada orang tua adalah dengan mengenalkan dhamma kepada orang tua yang belum mengenal dhamma. Tapi mengenalkan dhamma adalah BERBEDA dengan mengindoktrinasi dengan dhamma. Pengertian akan dhamma adalah bergantung pada kebijaksanaan seseorang, tentu saja tidak bisa dipaksakan. Nah, bagi yang tidak mampu membuat orang tuanya mengerti dhamma, maka lebih baik dia "menggendongnya selama 100 tahun", bukan menimbulkan keributan keluarga lebih jauh.

Pertengkaran selalu melibatkan 2 pihak. Jika kita bisa mengalah, maka pertengkaran tidak usah terjadi. Jadi janganlah menyalahkan orang lain, menyalahkan kepercayaan orang lain (Lao Mu) atas pertengkaran. Coba lihat diri sendiri dulu dan bertanya, "apakah saya juga mendukung terjadinya pertengkaran ini?".



Tidak mao ribut. Ya harus ikut kata ortu yaitu ikut mereka dgn jalan KeTuhanan Lao Mu. Apakah ini merupakan bakti dan balas jasa yg terbaik dan terbesar (membiarkan ortu dlm kesesatan dan malah kt pasrah serta ikut didlm kesesatan) ?




Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Re: Aliran Maitreya
« Reply #490 on: 18 February 2009, 03:54:55 PM »
keluarga gw banyak yg masuk maitreya ^-^
gak masalah tuh sampai sekarang :))

keluarganya sendiri yg maksa kali kuaaaaaakuaaaaa...

Ortu lo masuk Maitreya secara aktip ?

Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: Aliran Maitreya
« Reply #491 on: 18 February 2009, 04:02:37 PM »
keluarga gw banyak yg masuk maitreya ^-^
gak masalah tuh sampai sekarang :))

keluarganya sendiri yg maksa kali kuaaaaaakuaaaaa...

Ortu lo masuk Maitreya secara aktip ?



keluarga / familiy sih :P

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Aliran Maitreya
« Reply #492 on: 18 February 2009, 04:15:00 PM »
Tidak mao ribut. Ya harus ikut kata ortu yaitu ikut mereka dgn jalan KeTuhanan Lao Mu. Apakah ini merupakan bakti dan balas jasa yg terbaik dan terbesar (membiarkan ortu dlm kesesatan dan malah kt pasrah serta ikut didlm kesesatan) ?

Jika memang ortu tidak punya potensi untuk percaya, maka ya, itu adalah bakti terbesar yang ada.

Mengenalkan dhamma kepada orang lain tidaklah semudah yang dipikir. Jika memang seseorang berhati mulia mau membalas budi orang tua, maka dia harus bersabar menunggu kesempatan itu. Mungkin tidak dalam 1-2 tahun, bukan dalam 10-20 tahun, mungkin 10-20 kehidupan atau lebih. Merubah orang secara instan tanpa pengertian TIDAK ADA dalam Buddha-Dhamma.


Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Aliran Maitreya
« Reply #493 on: 18 February 2009, 04:54:17 PM »
betul sekali....kadang jika kita memaksa untuk merubah pandangan orang tua, yang ada hanya menimbulkan pertengkaran..
butuh waktu loh. ^^
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Re: Aliran Maitreya
« Reply #494 on: 18 February 2009, 04:55:27 PM »
Tidak mao ribut. Ya harus ikut kata ortu yaitu ikut mereka dgn jalan KeTuhanan Lao Mu. Apakah ini merupakan bakti dan balas jasa yg terbaik dan terbesar (membiarkan ortu dlm kesesatan dan malah kt pasrah serta ikut didlm kesesatan) ?

Jika memang ortu tidak punya potensi untuk percaya, maka ya, itu adalah bakti terbesar yang ada.

Mengenalkan dhamma kepada orang lain tidaklah semudah yang dipikir. Jika memang seseorang berhati mulia mau membalas budi orang tua, maka dia harus bersabar menunggu kesempatan itu. Mungkin tidak dalam 1-2 tahun, bukan dalam 10-20 tahun, mungkin 10-20 kehidupan atau lebih. Merubah orang secara instan tanpa pengertian TIDAK ADA dalam Buddha-Dhamma.



Yup, benar sekali tidak ada yg instan.. Butuh 3taon tuk mengeluarkan ortu dari jeratan ajaran 'sesat'..
Caranya kita ikuti kemauan ortu, mulai masuk dan ikut pencucian otak selama 3 hari (seminar/kesaksian yg tdk boleh ada pertanyaan).. Setelah mengerti apa yg mereka tanamkan dlm otak ortu, saat itulah baru komunikasi bisa lebih lancar dan pelan2 mulai mengarahkan ke Dhamma.. Akhirnya ortu terbebas dari pandangan sesat.. dan aktif ke vihara..

Semoga para ibu2 dan bapak2 yg uda tersesat, tidak lagi menambah lagi kesesatan dgn mengetuk pintu rmh org lain (doo-to-door) secara rutin dan mulai sok akrab, sok baik, sok kenal, tuk jerumuskan keluarga yg lain..

Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?