//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Suara Bodhidharma, Ven.Master Hsing Yun  (Read 9818 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Suara Bodhidharma, Ven.Master Hsing Yun
« on: 07 September 2011, 10:56:58 AM »
Suara Bodhidharma, Ven.Master Hsing Yun

Popularitas dan nama yang tercemar tidak ada ukuran standar,
biarkan itu apa adanya.
Sukses dan gagal adalah takdir seseorang,
jangan salahkan orang lain.
Jika kita dapat belajar menjadi rendah hati,
pikiran kita akan tentram / jernih.
Dengan tidak ada kemelekatan yang berlebihan,
sifat kita menjadi murni.

Terdapat orang baik dan orang jahat.
Bagaimana dapat mengetahui mana orang baik di antara orang jahat?
Tidak ada aturan baku.

Penjahat akan menuduh orang baik atas perbuatan buruknya.
Orang yang beriman akan memberikan pujian kepada penjahat
yang berbuat kebaikan.

Ketika seseorang mendapat banyak pujian,
itu akan mengundang kecemburuan dan caci maki.

Di mata kita orang tersebut mulia, jika kita percaya padanya,
mengertinya, menghormatinya dan dia adalah Buddha bagi kita.

Bagaimanapun, jika kita tidak mengertinya, tidak mempercayainya,
lalu di hati kita, dia adalah seorang monster.

Lagipula Konfusius memandang setiap orang sebagai orang yg beriman,
sedangkan penjahat melihat setiap orang sebagai penjahat pula.


Popularitas dan nama yang tercemar tidak ada ukuran standar,
biarkan itu apa adanya.


Kadang-kadang popularitas maupun nama yang tercemar akan hilang
dengan sendirinya. Janganlah berlebihan mencari perhatian tentang
bagaimana orang lain menilai kita, baik maupun buruk.

Jika orang lain memuji kita,
itu bukan berarti kita adalah orang baik,
jika orang lain mengkritik kita,
itu tidak berarti kita adalah orang jahat.
Beberapa orang mengkritik orang lain
dengan tujuan yang tidak baik.
Apa yang dapat anda lakukan tentang ini?

Sang Buddha saja, dalam perjalanan hidupnya,
selalu dikritik dan dilukai oleh sepupunya, Devadatta.
Dengan kritikan yg terus diberikan,
malahan hal itu membuat Sang Buddha
lebih memiliki cinta kasih dan belas kasihan.

Tanpa gelap, kita tidak pernah menghargai cahaya.
Tanpa kejahatan, kita tidak menghargai kebaikan.
Tanpa penjahat, kita tidak dapat menghargai orang yang baik.


Sukses dan gagal adalah takdir seseorang,
jangan salahkan orang lain.


Ketika sesuatu terjadi dengan lancar, semuanya berjalan dengan baik.
Saat kita mengalami kemunduran, dan kemudian itu terus beruntun
menimpa kita, tidak peduli apapun situasinya, kita tidak seharusnya
menyalahkan orang lain. Tidak pada orang tua, tidak juga pada Tuhan.
Kita harus mengerti bahwa situasi sekarang ini adalah buah karma
dari apa yang kita tanam di masa lampau.

Kita harus menyadari bahwa nasib dikontrol oleh kita dan ditanggung
oleh kita sendiri. Dan itu bersandar tepat di pundak kita.

Jika kita dapat belajar menjadi rendah hati,
pikiran kita akan tentram/jernih.


Pada saat kita mengenal sifat dasar, kita akan mengetahui kapan
waktu yg tepat u/ melangkah maju dan kapan waktu untuk berlatih.
Kadang-kadang kita perlu bertahan dalam menghadapi masalah,
kadang-kadang kita perlu mengambil tempat belakang.
Kuncinya adalah melakukan apa yang terbaik di setiap saat,
sehingga kita akan merasakan kemudahan pada diri kita sendiri.


Dengan tidak ada kemelekatan yang berlebihan,
sifat kita menjadi murni.


Dalam kehidupan sosial yg rumit ini, kita memerlukan kedisiplinan diri.
Kita tidak perlu melekat atau ketagihan akan godaan-godaan duniawi.
Jika kita membolehkan lingkungan kita terpengaruh sifat kebuddhan,
dan kerja keras u/ membangun sebuah lingkungan bersih di dunia ini,
hal ini akan menjadikan dunia jauh lebih indah untuk ditempati.

Pegunungan terpencil merupakan tempat perlindungan
yang aman bagi para harimau.
Lautan yang dalam mengumpulkan air dari segala sungai.
Pembicaraan yang tidak berguna menimbulkan banyak gosip.
Masalah berasal dari terlalu memaksakan diri
dan keinginan yang tak terbatas.

Puisi puisi chan 2

Pegunungan terpencil merupakan tempat perlindungan
yang aman bagi para harimau.


Kita tidak melihat harimau-harimau berkeliaran di jalan-jalan raya,
karena mereka berada di pedalaman bukit. Meski demikian,
hal itu tidak juga mengurangi ketakutan kita terhadap harimau2 tersebut.

Seseorang yang sungguh-sungguh sukses dan berhasil tidak akan
menyombongkan keberhasilan yang dicapainya.
Sebaliknya, dia merendahkan diri dengan menyembunyikan
kemampuannya dan berbaur dengan masyarakat biasa.

Lautan yang dalam mengumpulkan air dari segala sungai


Lautan pada hakekatnya menerima air dari berbagai sumber,
termasuk sumber air yang kecil. Tidak pernah menolak air yang
berasal dari selokan, sungai maupun anak sungai.

Untuk menjadi orang besar anda harus seperti lautan,
penuh toleransi dan merangkul semua orang.


Pembicaraan yang tidak berguna menimbulkan banyak gosip


Banyak masalah di dunia ini yang berasal dari lidah yang tidak terlatih.
Jika kita tidak berpikir sebelum bicara dan berbuat, kita mungkin
menciptakan lebih banyak masalah dan kesengsaraan
di lingkungan sekitar kita.


Masalah berasal dari terlalu memaksakan diri
dan keinginan yang tak terbatas.


Berasal darimanakah masalah-masalah kita?
Masalah sering berasal dari keinginan kita yang selalu mau
mengalahkan yang lain dan menolak untuk berlapang dada.

Pada tahap yang lebih dalam, kerakusan, kemarahan, khayalan,
kesombongan, keraguan dan pandangan keliru adalah
enam sumber yang paling mendasar dari masalah manusia.

Inti puisi di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Simpan kekuatanmu berarti menyimpan energimu.
Simpan air matamu berarti menyimpan energimu.
Jika kita menangis dengan begitu mudahnya,
kita dengan gampangnya melepaskan energi kesedihan
dan kemarahan.

Jika kita dapat belajar untuk menguasai ledakan-ledakan emosi
yang spontan, kita dapat menyalurkan energi tersebut
untuk bertoleransi kepada orang lain.

Cara ini menjauhkan kita dari banyak masalah
dengan orang disekitar kita.

Kapan terjadi gosip itu
dan bagaimana kita seharusnya menghadapinya?

Pertama, kita seharusnya menahan diri dalam pembicaraan
yang tidak berguna, sehingga tidak menimbulkan akibat.
Kedua, kita seharusnya menahan diri dari mendengarkan gosip.
Ketiga, kita seharusnya tidak perlu takut karenanya.

Selalu ada gosip setiap hari.
Jika kita tidak mendengarkannya, maka gossip itu pun tidak ada.
Semua gosip berpindah dari satu mulut ke mulut lainnya,
pada sekelompok orang.

Mengapa kita harus merendahkan diri sendiri
dengan mentalitas penggosip?
Kita tidak perlu terlalu memperhitungkan
atau serius dalam hal itu!

Ada sebagian orang yang tidak mengetahui,
bagaimana menghadapi gossip,
seperti mereka tidak tahu,
bagaimana menangani sampah.

Gosip seperti sampah,
tidak perlu dibahas terlalu serius.
Jika gosip tidak segera dibuang,
hal itu hanya merusak lingkungan
dan menciptakan ketidaknyamanan.

Siapa yang mampu dalam tiga latihan
(moralitas, meditasi dan kebijaksanaan)
dan empat kesadaran tak terbatas
(cinta kasih, kebaikan, kegembiraan dan kedermawanan)
maka berarti menjaga diri mereka,
dalam mengatasi masalah dan kesengsaraan.

Puisi-Puisi Chan 3

Jika kamu tidak memikirkan usaha-usahamu lebih dari tiga kali,
kamu akan menyesalinya.
Jika kamu dapat melakukan ini,
maka tidak perlu mengkhawatirkan masalah2 yg akan datang.

Segala sesuatu berlalu oleh waktu bagai air yang mengalir.
Setiap hari pikiran kita dapat seterang angin musim semi.


Kita harus berpikir tentang sesuatu,
dengan sepenuhnya dan berhati-hati dalam segala tindakan.
Jika kita hanya menuruti keinginan hati saja,
kita pasti akan menyesalinya di dalam berbagai keadaan
yang membutuhkan toleransi.

Suatu hari ada seorang pedagang yang ingin pulang ke rumah
untuk merayakan Tahun Baru. Dia ingin membelikan sebuah hadiah
untuk istrinya. Dia berjalan-jalan memutari toko swalayan dan berhenti
di hadapan seorang bhiksu yang menjual syair Buddhis.

Karena ingin tahu, pedagang tersebut mendekati sang bhiksu
dan bertanya,

"Berapa harga sebuah syair?"
"Sepuluh keping emas."
"Semahal itu?" seru sang pedagang.
"Syair ini sangat manjur. Sungguh syair-syair itu pantas seharga itu."
Jawab sang bhiksu.
Pedagang tersebut berpikir sejenak dan berkata,
"Baiklah, saya akan membeli sebuah syair."

Kemudian sang bhiksu membacakan syair tersebut
dan meminta kepada Pedagang untuk mengingatnya dengan baik.

Syair tersebut hanya terdiri dari 4 kalimat dan itu membuat pedagang membayar 10 keping emas. Sang pedagang agak menyesalinya,
tetapi dia tahu, keengganan hatinya tidak pantas ditunjukkan.

Sang pedagang berjalan seharian menuju ke rumahnya.
Dia tiba larut malam Tahun Baru dan melihat pintu depan
rumahnya tidak terkunci dengan baik.
Dia masuk dan berjalan menuju ke ruang tamu dengan heran.
Di dalam keremangan, dia melihat sepasang sandal laki-laki.
Dia begitu marah.

Pedagang itu berpikir,
"Istri saya telah berselingkuh saat saya tidak di rumah."
Dia menuju ke dapur dan mengambil pisau
dan segera kembali ke kamarnya.

Saat suasana memanas,
dia teringat syair dari bhiksu tua.

Majulah tiga langkah dan berpikir.
Lalu mundurlah tiga langkah dan berpikir kembali,
Jika kamu ingin mengetahui kebenaran hidup,
Enam akar keburukan adalah antek-antek kejahatan.

Istri sang pedagang terbangun oleh ributnya tiga langkah ke depan
dan tiga langkah ke belakang yang terus berulang-ulang.
Sang istri begitu gembira melihat suaminya
yang masih bingung oleh kemarahannya.

Sang istri sangat paham setelah dia mempelajari tuduhan suaminya.
Lalu berkata:

"Ai ya! Hari ini Tahun Baru. Kamu tidak di rumah,
saya meletakkan sepasang sandalmu,
untuk mendapatkan keberuntungan,
supaya kamu bisa pulang dengan selamat."

Jawaban sang istri memukul suami itu seperti gelegar petir.
Sang pedagang berseru dengan gembira,

"Sepuluh keping emas untuk syair yang sangat berharga itu,
sangat murah!."

Dalam kehidupan kita sehari-hari,
kita harus menyadari bahwa apa yang kita lihat dengan mata sendiri
atau mendengar dengan telinga kita sendiri,
tidak selalu sesuai dengan kenyataan.

Kita dapat dengan mudah tertipu oleh enam akar keburukan
yang merupakan antek-antek kejahatan.
Oleh karena itu, seyogyanya kita selalu waspada.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Suara Bodhidharma, Ven.Master Hsing Yun
« Reply #1 on: 07 September 2011, 10:57:40 AM »
Puisi-Puisi Chan 4


Ketika teori dan praktek berjalan seimbang,
tak kan ada konflik antara diri dengan yang lain.
Ketika awan pergi, tak kan ada lagi bayangan.
Sebuah lautan diisi oleh ribuan sungai
yang tak pernah berhenti mengalir.
Alam semesta yang luas ini adalah rumahku.


Ketika teori dan praktek berjalan seimbang,
tak kan ada konflik antara diri dengan yang lain.


Ada orang yang terlalu praktis.
Mereka hanya berpikir untuk mendapatkan hasil dengan cepat
dan kurang memperhitungkan gambaran besar untuk masa depan.

Inilah yang menyebabkan mereka tidak dapat
mencapai kemajuan besar.
Beberapa lainnya hanya dapat berkata yg baik-baik saja
dan kurang isinya.
Hanya ketika kita dapat menyeimbangkan teori dan praktek,
barulah dapat menghadapi setiap keadaan dengan baik.

Di dalam kehidupan ini, kita selalu memandang segala fenomena
secara dualisme, seperti benar dan salah, kamu dan saya,
baik dan buruk.

Dengan dualisme itu, terjadi perbandingan dan kalkulasi.
Dengan perbandingan dan kalkulasi, akan terjadi gosip
dan kesengsaraan.

Bila anda menyeimbangkan teori dan praktek,
anda secara alami akan menghilangkan dualisme
dan tidak akan ada lagi perbedaan antara diri dan lainnya,
benar dan salah.

Pikiranmu akan terbuka dan alami.


Ketika awan pergi, tak kan ada lagi bayangan.


Ketika kamu dapat membersihkan pikiranmu dari dualisme
dan perbandingan, maka kamu akan memperoleh kedamaian
dan ketenangan di dunia.

Ada sebuah ujaran Ch'an:

"Saat anda berhenti memikirkan sesuatu yang baik,
anda berhenti memikirkan keburukan."

Itulah pencerahan.

Sebuah lautan diisi oleh ribuan sungai
yang tak pernah berhenti mengalir.


Penyebab lautan itu begitu luas
karena dia tidak pernah membedakan.
Lautan mendapatkan air dari ribuan sungai
yang mengisi kekosongannya.
Sama halnya dengan gunung Thai yang dapat berdiri kokoh,
karena dikelilingi gunung-gunung lainnya,
yang menjaganya dari erosi.


Alam semesta yang luas ini adalah rumahku


Apakah yang terbesar di alam semesta ini?
Jawabannya adalah angkasa.
Angkasa melabuhkan segala sesuatu
dan tidak menghindari sesuatu apapun.

Ketika Raja Yuang Chang Chu masih muda,
beliau pernah menjadi seorang samanera untuk sementara waktu.
Suatu malam, ketika beliau pulang dari vihara terlalu malam,
beliau terkunci di luar pagar.
Selama tidur di pekarangan, beliau menyusun puisi ini:

Langit adalah kelambuku, bumi adalah selimutnya.
Matahari, bulan dan bintang-bintang menemani tidurku.
Aku tak berani menjulurkan kaki di malam hari,
takut langit di ujung laut terinjak olehku.

Seseorang yang pikirannya terbuka,
dapat mengambil segala sesuatu yang di atas dan di bawah.
Kita seharusnya mengembangkan pikiran terbuka
yang cukup luas untuk menampung segala sesuatu,
dan dalam setiap keadaan seperti lautan yang dalam
dan angkasa yang luas.

Kita tidak seharusnya menolak orang lain
karena pendapatnya yang berbeda.
Dapat menerima segala sesuatu
adalah esensi dari kebesaran.

Puisi-puisi Chan 5


Setiap orang adalah makhluk yang memiliki dirinya sendiri.
Tidak dibutuhkan rencana untuk kebaikan dan kemuliaan.
Burung kepodang bernyanyi dibawah hangatnya matahari
dan angin yang berhembus.
Musim semi tersenyum pada pucuk-pucuk bunga.


Setiap orang adalah makhluk yang memiliki dirinya sendiri.


Saat kita mempraktekkan Dharma, bagian yang sangat penting
adalah menemukan diri kita yang sesungguhnya.

Sejauh kita mengenal diri sendiri dan kritis terhadap maksud2 kita,
kita dapat damai dan menjadi diri kita sendiri.

Kita dapat menjadi bahagia se-mata2 karena pujian dari orang lain.
Perasaan kita mungkin sakit ketika seseorang memandang diri kita
tidak benar. Tampaknya kita tidak hidup bagi diri sendiri,
tetapi tergantung dari apa yang orang lain pikirkan tentang kita.

Terdapat beberapa orang yang sangat berambisi,
pikiran mereka akan menjadi terbatasi oleh fantasi-fantasinya.
Orang yang lainnya, setelah mendapatkan uang dan kemuliaan,
terikat oleh ketenaran dan kesejahteraan.

Dunia dapat menjadi tempat yang lebih baik jika kita dapat
menemukan semua kebenaran diri kita yang sesungguhnya
dan mengembalikan pikiran kita kepada hakekatnya.

Ketika orang lain memerlukan kasih sayang kita,
kita berikan dengan senang hati.
Ketika orang lain memerlukan pertolongan kita,
kita berikan bantuan dengan sukarela.

Kita seharusnya mengucapkan selamat kepada orang lain
yang memang pantas untuk diberikan.
Kita seharusnya selalu mencoba menolong orang lain,
kapanpun kita dapat melakukannya.

Jika kita dapat mengetahui kapan menjadi baik dan menaruh kasih,
kapan bergembira untuk orang lain, dan kapan memberikan,
kita akan selalu dapat bersama dgn orang lain dengan sangat baik
dan tidak terikat atau tertipu oleh sesuatu atau seseorang.

Kebenaran yang sesungguhnya, meliputi orang lain dan diri sendiri.
Kebenaran itu menguntungkan orang lain dan juga diri sendiri.
Jika kita dapat melihat bahwa diri sendiri dan orang lain hanyalah
2 sisi dari uang logam yg sama, maka pikiran pun dalam keadaan
seperti :

Burung kepodang bernyanyi dibawah hangatnya matahari
dan angin yang berhembus.
Musim semi tersenyum pada pucuk-pucuk bunga.


Langit cerah dan angin berhembus lembut,
burung-burung bernyanyi, bunga-bunga bermekaran.
Kita damai dengan diri sendiri,
dan kita merasa baik mengenai diri kita sendiri.

Ada sebuah puisi yang ditulis pada jaman Dinasti Tang:

Saya mencari musim semi di mana-mana,
Tetapi musim semi tidak dapat ditemukan di manapun.
Di atas gunung saya melihat sepatu saya robek,
Saya kembali dan secara kebetulan tersenyum
melihat bunga plum berkembang,
Lalu saya pun tahu musim semi ada di sini,
berada di antara cabang pepohonan.

Kadang-kadang ketika pikiran kita sibuk mencari sesuatu,
sesuatu itu tidak dapat ditemukan.

Jika kita tidak terlalu memperhitungkannya.
Tidak terlalu memikirkan soal memperoleh atau tidak.
Tidak terlalu mengharap.
Anehnya, hasil-hasil yang terbaik sering terjadi begitu saja,
seperti aliran air yang membentuk sebuah sungai.
Kebajikan yang terbesar juga diperoleh dengan cara ini.

Puisi-puisi Chan 6


Ketika orang memfitnah saya, apa yg seharusnya saya lakukan?
Kesabaran adalah jalan untuk mengurangi kejahatan.
Lakukan contoh yang baik untuk anak dan cucu.
Ikuti kelemahlembutan, dan bukan kekerasan.


Kita tidak seharusnya sedih ketika difitnah orang lain.
Kadang-kadang itu tidak terlalu melukai kita,
suatu pukulan yang segera berakhir –
seperti awan yang berlalu ketika matahari akan bersinar.

Kita perlu memperlakukan orang lain dengan ketulusan & secara jujur,
dengan cara demikian, memberi contoh yg baik untuk generasi muda.
Lebih dari itu, kita perlu mengikuti kelembutan, bukan kekerasan.

Kita seharusnya melakukan sesuatu yang masuk akal,
pada saat seseorang memfitnah kita.
Ketika fitnahan itu muncul,
kita memperoleh pukulan yang segera berakhir.
Ini tidak benar.

Pada kenyataannya,
jika kita dapat bersikap sabar dan tidak memperhitungkannya,
jika kita menahan diri dari keinginan untuk balas dendam,
pada waktunya orang-orang akan mengetahui kebenaran.
Lalu fitnahan itu tidak hanya tidak akan melukai kita,
tetapi akan menjadi sebuah kesempatan,
untuk menemukan kebaikan.

Seperti Sutra 42 bagian mengungkapkan,

"Memfitnah orang itu bagaikan meniupkan debu ke angin,
tidak hanya hal itu tidak akan melukai orang,
tetapi debu tersebut pada akhirnya kembali
kepada diri sendiri.

Memfitnah orang adalah juga seperti meludah ke atas langit,
yang saat itu juga jatuh tepat di wajah kita."

Oleh karena itu, kita tidak seharusnya terganggu
oleh omong kosong dan fitnahan dari orang lain.
Malah sebaliknya, kita seharusnya memiliki sikap toleransi,
sabar dan memaafkan.

Kekuatan yang paling besar di dunia ini
bukan datang dari kepala maupun senjata.
Tetapi berasal dari sikap toleransi
di bawah tekanan penghinaan.

Menurut Buddhadharma,
kebaikan yang diperoleh dari latihan Sila adalah
tidak sebesar kebaikan yang didapatkan dari mempraktekkan toleransi.

Jadi di sini kamu dapat melihat kekuatan dari toleransi.

Dalam berlatih,
hal pertama yang diperlukan untuk dipelajari adalah toleransi.
Kita harus menjadi toleran dalam berbicara,
dan tidak seharusnya berteriak kepada orang lain,
untuk alasan yang tidak jelas.

Kita harus dapat menunjukkan toleransi pada sikap kita
dan tidak seharusnya wajah kita menampakkan kemarahan.
Kita harus bisa bertoleran menyangkut pikiran kita,
dan benar-benar memaafkan perbuatan buruk
yang telah dilakukan orang lain kepada kita.
Jika kita dapat melakukan ini,
kita telah membuat sebuah contoh yang baik
dan tak ternilai untuk generasi muda.

Ada sebuah cerita di dalam Sutra 100 Perumpamaan.

Suatu hari seorang ayah meminta anaknya pergi ke pasar,
membeli makanan dan minuman untuk menjamu para tamunya.
Setelah beberapa lama, anak tersebut belum juga kembali ke rumah.
Ayahnya mulai khawatir dan pergi mencari anaknya.

Dia menemukan anaknya berdiri di pinggir jalan,
sedang beradu pandang dengan orang asing.
Sang ayah merasa heran dan menanyakan kepada anaknya,
kenapa dia beradu pandang dengan orang tersebut.

Sang anak memberitahu ayahnya,
bahwa orang asing tersebut tak mau menepi,
untuk membiarkannya lewat,
keduanya lalu memutuskan untuk saling beradu pandang.
Yang menyerah terlebih dahulu,
harus membiarkan yang menang lewat lebih dulu.

Sang ayah sangat marah dan berkata kepada anaknya,
untuk pulang ke rumah dan meletakkan barang2 belanjaan,
sedangkan dia mengambil alih posisi anaknya
dan mau membuktikan siapa yang akan menang.

Apakah dengan tidak melangkah lebih dahulu berarti kemenangan?
Apakah ini membuat kita sungguh-sungguh bahagia?

Jika kita mau melakukan contoh yang baik bagi generasi muda,
kita seharusnya dapat bersikap toleran, sabar dan memaafkan.
Anak2 kita akan mendapat keuntungan besar dari sikap seperti itu.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Suara Bodhidharma, Ven.Master Hsing Yun
« Reply #2 on: 07 September 2011, 10:58:07 AM »
Puisi-puisi Chan 7


Dalam dunia ini,
tidak ada masalah yang sekaligus dapat terselesaikan.
Setelah segalanya,
seseorang tidak mampu menaklukkan seluruh dunia.
Tidak ada masalah yang sekaligus dapat diselesaikan,
Kita seharusnya belajar dari cara kita minum teh yang panas.
Kita perlu bangkit dari kejatuhan kita.
Lalu seluruh dunia menjadi milik kita untuk dinikmati.


Dalam dunia ini,
tidak ada masalah yang sekaligus dapat terselesaikan.


Sakit kepala kita banyak disebabkan oleh kebodohan kita.
Ketidakmampuan akan menimbulkan masalah-masalah.

Orang yang mampu,
akan mengetahui bagaimana menyelesaikan masalah-masalah.
Orang yang mampu,
mengetahui bagaimana membuat persoalan besar menjadi kecil
dan persoalan kecil menjadi tidak ada persoalan.
Sedangkan orang yang tidak mampu,
seperti mengipasi kobaran api.

Ketika kita berurusan dengan orang lain,
kita seharusnya menggunakan kebijaksanaan, kelembutan,
bukan besarnya kekuatan.
Kita seharusnya menggunakan kasih sayang
dan bukan kebencian.

Ketika panglima Alexander, memimpin pasukannya
u/ menaklukkan dunia, dia tidak menemukan banyak perlawanan.

Ketika dia sampai di samudera,
dia melihat lautan dan menghela napas panjang,


Setelah segalanya,
seseorang tidak mampu menaklukkan seluruh dunia.


Walaupun kita tidak mampu menaklukkan dunia,
kita dapat mengkontrol diri kita sendiri.
Kita perlu mengatasi keegoisan,
kemarahan dan keserakahan kita.

Jika kita dapat mengatasi keserakahan,
kebencian dan kebodohan,
maka kita dapat bebas.

Dharma selalu mengajarkan kita untuk melatih Sila,
Samadhi dan Prajna, untuk melenyapkan api keserakahan,
kebencian dan kebodohan.


Tidak ada masalah yang sekaligus dapat diselesaikan,
Kita seharusnya belajar dari cara kita minum teh yang panas.


Dalam kehidupan kita sehari-hari,
masalah-masalah dan sakit kepala ini tidak dapat dihindarkan.
Masalah-masalah dan sakit kepala sebenarnya tidaklah mengerikan.
Apa yang perlu dipelajari adalah bagaimana menyelesaikannya.
Kita seharusnya mempelajari bagaimana membuat masalah besar
menjadi kecil, dan bagaimana membuat masalah kecil
menjadi tidak bermasalah.

Jika kita mendengar sesuatu yang tidak enak didengar,
kita tidak perlu mengulanginya,
menulis ataupun memikirkan tentang itu.
Lupakan itu secara total baik pada jasmani,
ucapan dan pikiran.


Kita perlu bangkit dari kejatuhan kita.


Dalam kehidupan sehari-hari,
tidak dapat dihindarkan bahwa kita akan menghadapi 'cobaan'.
Kita perlu memiliki daya tahan dan bangkit dari kegagalan,
dengan itu kita dapat mengalami kemajuan.

Banyak pahlawan dan pemimpin sukses karena mereka tidak takut
terhadap kegagalan. Bapak bangsa negara Republik China,
Dr. Sun Yat Sen, gagal beberapa kali dalam revolusinya.
Namun beliau tidak pernah menyerah,
dan akhirnya sukses.

Jika kita dapat memiliki daya tahan di dalam latihan Dharma,
kita akan dapat menaklukkan kekotoran batin,


Lalu seluruh dunia menjadi milik kita untuk dinikmati.


Puisi-puisi Chan 8


Hanya melewati dingin yang menggigit
Di musim dingin kumpulan plum bertaburan
Hanya melewati panas membara di musim panas
Bunga lotus akan menyebarkan bau semerbak


Hanya melewati dingin yang menggigit
Di musim dingin kumpulan plum bertaburan


Jika kita tidak berusaha keras,
bagaimana dapat mencapai kesuksesan?
Seperti bunyi peribahasa,
"tidak menderita, tidak berhasil".

Kita perlu menghadapi ujian kehidupan,
sebelum kita mencapai kesuksesan.

Kumpulan plum merupakan tanaman musim dingin,
dan plum tumbuh setelah melalui cuaca yang sangat dingin,
sehingga bunganya menimbulkan bau yang semerbak.

Manusia seharusnya seperti kumpulan plum,
dan belajar memanfaatkan keadaan sulit
untuk mencapai kesuksesannya sendiri.

Hanya melewati panas membara di musim panas
Bunga lotus akan menyebarkan bau semerbak.


Sebelum menjalani cobaan dan rintangan hidup,
kita harus mampu bertahan di musim dingin
menghadapi es dingin dan salju,
dan mampu menderita panas membara di musim panas.

Dalam melatih Buddhadharma,
kita sudah harus siap menghadapi banyak cobaan.
Kita tidak boleh terlalu mengharapkan kelancaran di dalam usaha kita.

Gunung-gunung menjulang tinggi dan gelombang beriak-riak.
Di dalam dunia ini selalu ada sesuatu yang berlawanan
dengan keinginan kita.

Oleh karena itu,
kita harus terlebih dahulu merencanakan kegiatan kita
dan berhati-hati dalam pikiran.

Kita seharusnya memperoleh kemajuan karena kemerosotan
dan menjadi seperti bunga lotus yang tumbuh subur di dalam lumpur.
Dengan datangnya musim panas, bunganya semakin harum semerbak.

Kita semua memiliki kekuatan sendiri,
dan kita dapat menyadari bahwa segala sesuatu terjadi
karena sesuatu sebab,
dan keberadaan kita saat ini
adalah akibat timbunan dari sebab masa lalu.

Seperti bunyi peribahasa,

"Ketika perjalanan menemui kesulitan,
kesulitan baru mulai".

Jika kita gigih melewati waktu yang sulit,
maka waktu yang baik akan mengelilingi segala sudut.

Apa yang kamu perlukan adalah kesabaran,
toleransi dan tidak menyalahkan orang lain.
Dengan cara demikian,
kita dapat menemukan dunia baru yang terbuka untukmu.

Di dalam kehidupan sosial kita yang kompleks,
kita tidak dapat mengelak dari begitu banyak kesulitan.
Kita seharusnya dapat menangani kerugian dan hinaan,
agar diri kita dapat merubah kesulitan yang ada,
menjadi keuntungan.
Kita dapat mengubah kegagalan menjadi kesuksesan.

Pada waktu dalam kegelapan,
selama kita memiliki penerangan Dharma,
maka akan selalu ada kebahagiaan dalam kehidupan kita.


Puisi-Puisi Chan 9


Kehidupan datang dan pergi bagaikan cahaya
Cinta membawa penderitaan tiada akhir
Saat seseorang menyadari kebenaran sejati dan kebohongan,
dia akan terbebas dari lingkaran lahir dan mati.


Kehidupan datang dan pergi bagaikan cahaya

Masa kehidupan kita begitu singkat,
sesingkat percikan korek api atau kilatan lampu.
Walaupun kita hidup sampai umur delapan puluh
atau sembilan puluh, sampai umur seratus dua puluh,
di dalam rencana alam semesta kehidupan kita itu
adalah sesingkat nyala lampu.

Kenapa kita berada dalam kehidupan (yang tiada henti-hentinya) ini?
Untuk apa kita bekerja keras?

Selain bekerja untuk mencari nafkah penghidupan,
kebanyakan dari upaya tersebut adalah untuk cinta.
Jadi bisa dikatakan cinta membawa penderitaan tiada akhir.


Kita dilahirkan karena cinta antara orang tua kita.
Sang Buddha memberitahu kita sebagai 'makhluk hidup emosional',
karena kita dilahirkan berdasarkan emosi.

Kita sering melekat dan memegang erat cinta dan emosi –
Cinta pada keluarga kita, cinta antara suami dan istri,
juga cinta pada hobby.
Karena kemelekatan dan memegang erat-erat
semua jenis cinta dan emosi itu,
jadinya kita memiliki banyak penderitaan.

Apa itu cinta?
Kenapa cinta begitu dikejar dengan bersemangat?
Apakah begitu berharga?

Terus terang, cinta adalah obat yang dioleskan di sebilah pisau.
Cinta adalah semua yang manis, pahit, asam, dan pedas,
yang dicampur bersama-sama.

Seseorang memiliki risiko lidahnya terpotong,
untuk merasakan sedikit manisnya cinta.
Beberapa orang mengambil risiko seluruh hidupnya untuk cinta.
Ini sangat penting bahwa kita perlu menyeimbangkan cinta kita,
supaya tidak menjadi ekstrim.

Sekarang ini, banyak anak-anak muda jatuh cinta secara buta.
Jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan,
mereka marah, bahkan diantaranya melakukan bunuh diri.

Satu kali saya berbicara kepada seorang anak muda,
yang bermaksud melakukan bunuh diri,

"Kenapa kamu sangat bodoh?" Dia menjawab,
"Perempuan itu sangat cantik, tetapi dia tidak mencintai saya!"

Lalu saya berkata kepadanya,

"Kenapa kamu menyiksa diri sendiri?
Kenapa kamu mau melakukan bunuh diri hanya karena perempuan itu
tidak mencintaimu? Masih banyak wanita cantik seperti bintang di langit
yang tidak dapat dihitung. Masih banyak wanita lain dimana kamu dapat
jatuh cinta dengannya pada saat waktu yang tepat.
Tidak ada gunanya membunuh diri hanya karena seorang wanita."

Cinta sejati terbentang luas seperti langit biru yang cerah.
Jika kita dapat memperluas hati kita,
ada banyak hal dapat kita peluk dengan cinta:
cinta pada masyarakat kita, pada negara kita,
pada sesama umat manusia dan semua makhluk hidup.


Saat seseorang menyadari kebenaran sejati dan kebohongan,
dia akan terbebas dari lingkaran lahir dan mati.


Jika kita dapat mencintai apa yang seharusnya dicintai
dan membiarkan pergi apa yang tidak pantas menerima cinta kita,
maka kita tidak akan tersiksa karena cinta.

Jika kita dapat mengetahui kebenaran sejati dari cinta,
maka kita tidak hanya akan melakukan perbuatan yang keliru,
namun juga kita akan dapat membebaskan diri dari lingkaran kelahiran.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Suara Bodhidharma, Ven.Master Hsing Yun
« Reply #3 on: 07 September 2011, 10:59:21 AM »
Puisi-puisi Chan 10


Tanpa upaya yang nyata, namun hanya duduk goyang-goyang kaki saja,
Takkan terjadi realisasi kebenaran kekosongan yang sejati.
Setelah upaya yang keras dilakukan, kehidupan akan diliputi
cerahnya warna buah persik yang mekar di bulan Maret.


Tanpa upaya yang nyata, namun hanya duduk goyang-goyang kaki saja,
Takkan terjadi realisasi kebenaran kekosongan yang sejati.

Jika seseorang hanya memperhatikan bentuk
dan tidak pada hakekatnya,
tidak akan menghasilkan banyak kemajuan.
Dia hanya dapat duduk terus sampai keset kakinya robek;
tetapi jika dia tidak mempraktekkan pada dirinya sendiri,
dia tidak dapat mencapai pencerahan.

Ada sebuah pepatah kuno China,

"Jika pikiranmu berkeliaran saat melafalkan nama Amitabha,
kamu bisa melafalkannya sampai suaramu hilang,
namun kamu tetap saja tidak mendapatkan kemajuan.

Hanya duduk bermeditasi tidaklah cukup untuk mengerti Ch'an.
Saat kita melafalkan nama Buddha Amitabha,
kita seharusnya menggunakan hati kita,
tidak hanya mulut kita.”

Sebagaimana untuk menjadi sukses dalam bisnis,
kita harus mempraktekkan diri sepenuhnya pada waktu yang tepat.

Untuk mempraktekkan Dharma,
kita harus belajar menumbuhkan pikiran
dan tindakan kita bersama-sama.

Dalam industri perfilman, mereka memberikan penghargaan,
tidak hanya kepada artis utama pria dan wanita.
Mereka juga memberikan penghargaan kepada pemeran pembantu pria
dan wanita, penata kostum, perancang kostum, penulis dan sebagainya.

Untuk memproduksi sebuah film yang bagus,
semua elemen-elemen perfilman harus dikoordinasikan dengan baik.
Jika salah satu dari mereka tidak ada, kualitas dari film tersebut
akan berkurang. Ini sangat tepat sesuai bunyi pepatah,

"Bahkan sekuntum bunga lotus pun memerlukan daun hijaunya
untuk mengeluarkan keindahan bunganya."

Diatas panggung kehidupan, apapun dirimu,
apapun peranan yang kita jalani,
menjadi peranan utama atau peranan pembantu,
kita harus melakukan bagian kita.

Kita semua adalah tenaga penggerak dalam sebuah roda,
dan hanya dengan bersama-sama,
kita dapat mencapai hasil akhir yang baik.

Apapun yang kita lakukan dalam kehidupan ini,
jika kita bertindak dengan penuh tanggung jawab
dan bekerja sama dengan orang lain,
baik dalam keluarga maupun di tempat kerja,
itu adalah sama dengan mempraktekkan Buddhadharma
secara humanis (kemanusiaan).


Setelah upaya yang keras dilakukan, kehidupan akan diliputi
cerahnya warna buah persik yang mekar di bulan Maret.


Kita semua seharusnya benar di dalam peran kita dalam kehidupan kita,
dan selalu mencoba yang terbaik, tidak peduli betapa banyaknya uang
atau kepintaran yang kita miliki.

Jika kita semua dapat bekerja keras tanpa menanyakan,
apakah ini untuk kepentingan saya?
Maka dunia ini akan menjadi tempat yang indah,
seperti warna buah persik yang mekar di bulan Maret.


Puisi-Puisi Chan 11


Ketika kemalangan menimpa,
hal itu bisa jadi penyebab keuntungan.
Ketika persahabatan duniawi menjadi dingin,
persahabatan spiritual akan terbuka.
Kenapa seseorang harus berkompetisi dengan yang lainnya
di dalam dunia mimpi ini?
Biarkan badan dan pikiran berlalu,
dan kemudian orang akan melihat kebenaran dunia.


Puisi ini terbagi dalam 2 persoalan.

Pertama, saat kita mempunyai tekad yang kuat tetapi kekurangan
kemampuan secara fisik, bagaimana sebaiknya kita menghadapi
kemunduran?

Saat ada kemalangan, bagaimana kita menghadapinya?
Sebenarnya kemalangan dapat dipandang sebagai
kondisi yang menguntungkan.


Jurang dan gunung terjal yang berbahaya adalah surga
bagi para pendaki gunung.
Perubahan cuaca di langit adalah impian para penerbang.
Saat kemalangan datang kita belajar menjadi berhati-hati,
memikirkan cara untuk mengatasinya.
Kesengsaraan memberikan kita kesempatan untuk
mentransformasi situasi sulit menjadi situasi yang
menguntungkan.


Kedua, di dalam hubungan kemanusiaan, kita sering mengharapkan
bahwa orang lain dapat memperlakukan kita dengan ramah & hangat.

Saat kita menghadapi orang yang dingin, kita menjadi kesal & marah.
Sebenarnya hal ini tidak perlu menjadikan kita terkejut.

Hubungan duniawi adalah tidak tetap dan berubah tiba-tiba,
sebagaimana perubahan situasi kita.

Sedangkan perubahan berdasarkan latihan spiritual dan Dharma
adalah abadi.


Dalam petunjuk mengenai perenungan samadhi sejati,
Sang Buddha mengajarkan kita sebagai berikut:

1. Jangan mengharapkan untuk tidak sakit,
jika tidak ada kesakitan,
maka kita akan mudah menjadi serakah.

2. Dalam menangani masalah,
jangan mengharapkan tidak ada kesulitan,
jika tidak ada kesulitan,
maka kita akan mudah menjadi bangga.

3. Dalam melatih pengertian dan menjelajahi pikiran,
jangan mengharapkan tidak menemukan hambatan,
karena jika tidak ada hambatan,
apapun yg kita pelajari akan kecil nilainya.

4. Dalam proses pengembangan,
jangan mengharapkan tidak menemukan rintangan,
jika tanpa rintangan,
sumpah kita tidak akan kuat (teguh).

5. Dalam pekerjaan,
jangan mengharapkan sukses dengan mudah,
jika sesuatu datang dengan mudahnya,
kita tidak akan dapat membangun kekerasan hati.


6. Dalam persahabatan,
jangan memanfaatkan persahabatan untuk kepentingan pribadi,
hal itu tidak pantas, jika mengambil keuntungan dari persahabatan
untuk kepentingan pribadi.

7. Dalam berurusan dengan orang lain,
jangan mengharapkan mereka selalu mengalah untukmu setiap saat.
Saat orang lain terus menerus mengalah untuk keinginanmu,
maka kesombonganmu akan tumbuh.

8. Saat sedang bermurah hati,
jangan mengharapkan sesuatu kembali,
jika kita mengharapkan hal itu kembali,
maka kita memiliki motivasi yang tersembunyi
dan kita tidak lagi mempraktekkan sifat suka menolong orang lain.

9. Jangan mengharapkan mendapatkan keuntungan dari orang lain.
Jika kita mengharapkan keuntungan dari orang lain,
maka pengharapan kita tidak akan terkabul.

10. Jangan mencari pemulihan nama baik saat kita bersalah,
jika kita mencari pemulihan nama baik,
maka kebencian dan kemarahan akan tumbuh.

Di atas permukaan,
10 point di atas itu nampaknya menghadirkan kemalangan,
tetapi sebenarnya semua itu memberikan kesempatan keuntungan.
Dalam menghadapi kondisi yang merugikan,
kita mampu memperbaiki diri sendiri.

Kesepuluh point tersebut bertentangan dengan pandangan manusia
pada umumnya dan membawa kita semakin dekat untuk hidup sesuai
dengan Dharma.

Itulah sebabnya mengapa puisi ini berbunyi,

Kenapa seseorang harus berkompetisi dengan yang lainnya
di dalam dunia mimpi ini?
Kita harus melepaskan badan dan pikiran kita,
Melepaskan kemelekatan dan kekeliruan kita
dan kemudian kita akan melihat dunia bersih semata,
hanya dengan begitu kita dapat melihat dunia.


Puisi-Puisi Chan 12


Sebuah wajah tanpa kemarahan adalah pemberian yang sejati.
Mulut yang berbicara tanpa kemarahan,
bagaikan wangi bunga yang semerbak dan menyegarkan.
Hati tanpa kemarahan adalah harta yang tak ternilai.
Hati Buddha adalah mengatasi waktu dan tanpa batas.


Kita harus mengendalikan kemarahan.
Dalam ajaran Buddha, kemarahan disamakan dengan api,
karena kemarahan dapat menghilangkan karma baik kita.
Pada saat api kemarahan datang,
maka api itu dengan cepatnya membakar hutan kebaikan,
yang telah kita tumbuhkan dengan kerja keras.

Jadi kita harus mengontrol kemarahan kita.
Pertama seperti yang disebutkan di awal kalimat,


Sebuah wajah tanpa kemarahan adalah pemberian yang sejati.


Kita seharusnya tersenyum.
Salah satu hal yang terindah di dunia ini adalah sebuah senyuman
dan bentuk terbaik kemurahan hati dan perbuatan baik.


Banyak orang yang tidak menyadari bahwa senyuman yang tulus
kepada orang lain tidak hanya suatu bentuk yang sangat berharga,
tetapi juga perbuatan yang sangat baik.

Di ajaran agama Buddha,
ada beberapa bentuk dari kemurahan hati dan kebajikan.
Kita dapat mendanakan makanan, pakaian, perlengkapan & obat-obatan.
Kita dapat juga memberikan dupa, bunga, buah-buahan,
atau barang-barang yang berharga.
Kita dapat menggunakan perbuatan, ucapan dan pikiran untuk berdana.
Dana yang tertinggi berasal dari hati.
Kebahagiaan ketulusan hati terpancar dari senyuman di wajah kita.
Itu adalah dana yang terbaik.


Mulut yang berbicara tanpa kemarahan,
bagaikan wangi bunga yang semerbak dan menyegarkan.


Saat kita berbicara, kita seharusnya melakukan dengan baik dan tulus.
Kita tidak seharusnya meremehkan juga tidak mengkritik.
Kita tidak seharusnya bergosip atau membicarakan orang lain
di belakang orang tersebut.

Seperti yang dikatakan dalam Sutra Intan,
Sang Buddha hanya membicarakan kebenaran,
tidak pernah membicarakan hal-hal yang berlebihan atau kebohongan.
Berbicara dengan baik seperti tiupan udara yang segar.

Hati tanpa kemarahan adalah harta yang tak ternilai.


Kita perlu mengontrolnya dengan rajin untuk memastikan kemarahan
tidak muncul. Kita seharusnya tidak menunjukkan kemarahan pada
wajah kita, tidak mengeluarkan ungkapan-ungkapan kemarahan
dan menyelam ke dalam dasar hati kita untuk membasmi akar
semua pikiran kemarahan.

Tidak adanya kemarahan di hati kita, semua pikiran & perbuatan kita
dapat diarahkan u/ menolong orang lain, memberikan orang lain
rasa nyaman, kepercayaan dan harapan.

Untuk mencapai tahap latihan semacam ini,
merupakan sesuatu yang tidak terhingga nilainya.


Hati Buddha adalah mengatasi waktu dan tanpa batas.


Jika kita dapat mengistirahatkan badan dan pikiran dalam perbuatan,
dimana ucapan, dan pikiran bebas dari kemarahan, maka kita akan
memulai melihat Hati Buddha yang tanpa batas.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Suara Bodhidharma, Ven.Master Hsing Yun
« Reply #4 on: 07 September 2011, 11:02:39 AM »
Puisi-Puisi Chan 13


Keadaan duniawi datang dan pergi seperti cahaya
Roda kehidupan berputar kedepan seperti awan yang ditiup angin
Hari ini kita tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi di hari esok
Dimana kita dapat menemukan waktu untuk membicarakan
dan mengecam orang lain.


Keadaan duniawi datang dan pergi seperti cahaya


Kekayaan dan kekuasaan adalah sementara.
Keadaan duniawi dapat berubah secepat kilatan cahaya
dan berakhir seperti sebuah mimpi.

Roda kehidupan berputar kedepan seperti awan yang ditiup angin

Layaknya kita berputar dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya.
Bertumimbal lahir di dalam 6 alam ini, kita mungkin dapat menemukan
diri kita sedang berada di surga, mungkin kita juga menemukan diri
kita ada di neraka atau di antara setan kelaparan atau binatang.

Putaran kelahiran yang tiada henti ini dapat disamakan dengan arus air
yang terus menerus mengalir. Yang mana yang terlebih dahulu?
Kapan kita akan berhenti?


Hari ini kita tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi di hari esok


Keadaan dunia ini cepat sekali berubah dan sulit untuk memegangnya.
Siapa yang mengetahui apa yang akan terjadi di esok hari?

Jika hari ini kita melepaskan sepatu dan kaus kaki untuk tidur,
kita pun tidak tahu apakah kita kembali akan mengenakan sepatu dan
kaus kaki saat hendak tidur di hari esok.


Dimana kita dapat menemukan waktu untuk membicarakan
dan mengecam orang lain.


Hidup adalah tidak dapat diprediksi dan selalu berubah,
tidak stabil seperti gelembung udara.

Pengertian benar bahwa hidup ini sementara, lalu mengapa kita
menghabiskan waktu untuk membicarakan & mengecam orang lain.

Suatu hari, waktu seorang master Ch'an yang bernama Lan-Jung
sedang sibuk menyapu halaman.
Beliau menghirup begitu banyak debu
hingga menyebabkan hidungnya berair
dan matanya mengeluarkan air mata.

Seorang turis menyarankan beliau
untuk mengelap air di hidung dan di matanya.
Master Ch'an memandangi turis tersebut
dan mengatakan kepadanya
bahwa beliau terlalu sibuk untukmencari waktu,
untuk melakukan itu.

Dapatkah kamu bayangkan,
kedalaman terpusatnya dan konsentrasi beliau?
Sampai untuk mengelap air di hidung dan mata pun,
beliau tidak memiliki waktu yang tepat.

Hidup ini pendek.
Kita tidak seharusnya membuang-buang waktu.
Kita seharusnya melakukan apa yang kita kerjakan hari ini.

Lebih penting lagi,
kita seharusnya mulai mempraktekkan Dharma
secepat mungkin dan mulai memasuki jalan pencerahan.

Puisi-Puisi Chan 14

Mendaki pegunungan dan menyeberangi sungai
Jika kita dapat bertahan, karakter kita menjadi kuat
Maka kita akan melihat manfaatnya,
membangkitkan minat dan ketekunan,
serta dapat mengatasi segala macam situasi


Melewati hambatan-hambatan dan menyelesaikan masalah,
dapat membangun karakter kita.

Kenyataannya,
semakin sulit suatu masalah, semakin baik untuk karakter.
Jika kita tidak menyerah saat kita mengukur sebuah gunung,
pada akhirnya kita akan mencapai puncak
dan dapat merasakan maknanya.

Mendaki pegunungan dan menyeberangi sungai,


mengajarkan kita bahwa untuk mencapai kesempurnaan
dalam Dharma, memerlukan latihan yang lama.

Beberapa master Ch'an menghabiskan puluhan tahun
belajar untuk mengerti Ch'an.
Beberapa dari mereka menghabiskan puluhan tahun
untuk melafalkan sutra.
Seiring waktu, perkembangan mereka pun menjadi sempurna.
Kita harus memiliki kesabaran dan tidak mencari jalan terpendek
dan termudah.

Jika kita dapat bertahan terhadap dingin
di dalam membersihkan salju,
bertahan terhadap panasnya api yang menyala,
maka kita pun akan siap menghadapi kesulitan-kesulitan.


Sesuatu yang datang dengan cepat,
dapat hilang dengan cepat pula.


Jadi, Jika kita dapat bertahan, karakter kita menjadi kuat.

Jika kita dapat bertahan 10 tahun dari terpaan dingin,
maka kita akan dapat mengatasi ratusan kemerosotan
dan memperoleh dasar yang kuat
seperti batu besar yang sangat kukuh.

Jika kita memiliki kebijaksanaan
dan keberanian untuk berusaha keras,
walaupun seberat apapun masalah yang dihadapi,
maka


kita akan melihat manfaatnya,
membangkitkan minat dan ketekunan,
serta dapat mengatasi segala macam situasi.

Jika kita dapat menjadi lembut seperti air,
maka kita dapat melewati semak-semak bambu yang tebal.
Jika semangat kita sebebas awan-awan,
pegunungan yang tertinggi pun tidak dapat menghentikan kita.
Jika kamu melayani orang dengan sepenuh hati
dan tidak takut kesulitan dan hambatan yang datang setiap hari,
dan jika kamu dapat mentolerir semua itu,
maka awan-awan akan menghilangkan kepahitan.
Dan manisnya matahari akan muncul
dengan semua keajaiban kehidupan.

Di jaman Dinasti Tang,
ada seorang master Ch'an bernama Shih Te (berarti mengambil).
Dia adalah master Ch'an yang terlatih.

Saat pertama kali tiba di Vihara Kuo Ching,
dia tidak dikenal oleh siapapun.
Dia diberikan tanggung jawab di bagian rumah tangga
dan hanya diberikan sisa-sisa makanan dari dapur.
Dia menjalankan semua itu puluhan tahun.

Suatu hari saat para bhiksu menceritakan ujaran-ujaran,
hih Te bertepuk tangan dan berkata,

"Hanya merenungkan ujaran-ujaran ini, apa baiknya?"

Guru yang memimpin kebaktian menegur dia,
dan dia pun segera menjawabnya,

“Orang tanpa rasa benci (kebencian) adalah bermoral.
Orang yang menjaga pikirannya bersih adalah
seperti orang yang melepaskan kehidupan keduniawian
dan bergabung di dalam pesamuan para bhiksu dan bhiksuni.

Sifat kita semua sama.
Tidak ada perbedaan di dalam Dharma."

Siapa yang bermoral baik,
akan memiliki pengalaman pentahapan tertinggi
dan memperoleh jasa kebajikan tak terhingga.
Ini bukanlah sesuatu,
seperti ketidakkekalan dan benar salah
yang membatasi dunia ini.

Saat kita berkomitmen dengan orang lain,
kita seharusnya tidak hanya menepatinya
seperti ketika berhembusnya angin di musim semi,
maupun datangnya gerimis di musim panas.

Kita seharusnya juga mengetahui
bagaimana dapat bertahan dalam dinginnya musim gugur
dan dinginnya salju di musim dingin.

Jika kita dapat bertahan dari segala kesulitan satu per satu,
maka kebaikan dan masa depan yang cerah akan mengikuti.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Suara Bodhidharma, Ven.Master Hsing Yun
« Reply #5 on: 07 September 2011, 11:07:12 AM »
Puisi-puisi Chan 15


Bukanlah manusia biasa yang dapat membenamkan kepalanya
di pegunungan bersalju,
yang ingin menyerahkan tubuhnya untuk Dharma.
Hanya setelah dingin yang menggigit tulang sumsum.
Barulah manusia tersebut dapat menjadi Raja Dharma.


Saat Bodhidharma datang ke Timur,
beliau melatih diri dalam pengasingan di Vihara Shao Lin.
Patriark kedua, Hui Ko mendatangi beliau
untuk bertanya tentang Dharma.

Di sepanjang malam yang turun hujan salju,
Hui Ko berdiri dan menunggu di luar ruangan Ch'an Bodhidharma.
Salju telah menumpuk sampai lututnya,
tetapi Hui Ko tidak bergeming,
dan memohon Bodhidharma memberikan ajaran Dharma.

Akhirnya, Bodhidharma membuka mata dan bertanya:
"Setelah berdiri sekian lama, apa yang anda inginkan?"
"Guru, tolonglah tenangkan pikiran saya."
"Berikan pikiranmu, maka saya akan menenangkannya."
"Tetapi saya tidak dapat menemukan pikiranku."
"Maka saya telah menenangkan pikiranmu sepenuhnya."

Saat itu Hui Ko menemukan pikiran khayalannya
dan pikirannya pun menjadi tenang.

Inilah alasan kenapa dikatakan,


Bukanlah manusia biasa yang dapat membenamkan kepalanya
di pegunungan bersalju,
yang ingin menyerahkan tubuhnya untuk Dharma.


Berdiri di antara salju memohon Dharma,
Hui Ko memotong tangannya untuk menunjukkan tekadnya.
Dia mau menyerahkan tubuhnya untuk Dharma
dan akhirnya dia menemukan Jalan.

Master Ch'an, Fa Yuan datang dari Selatan.
Beliau menempuh semua jalan dalam perjalanan ke Utara
untuk mencari Dharma.

Pada malam di musim dingin,
dari pagi hingga malam,
dia duduk menunggu dalam ruang penerima tamu di vihara
untuk diterima sebagai anggota.

Tidak ada seorangpun yang memberikan perhatian.
Angin dingin sangat menggigit.
Beberapa temannya satu per satu mulai meninggalkannya.
Sampai akhirnya dia sendirian.

Kepala bagian penerima tamu keluar dan marah,

"Ini sudah larut malam, kenapa kamu tidak pergi saja?"

Selesai bicara, dia menyiram sebaskom air dingin ke Fa Yuan.
Master Fa Yuan dengan tenang dan anggunnya berkata,

"Yang Mulia,
saya datang dari ribuan mil untuk mempelajari Dharma.
Apakah anda pikir, anda dapat mengusir saya dengan sebaskom air?"

Master Fa Yuan bertekad penuh dalam pencarian Dharma.
Dia sabar dengan semua jenis penghinaan.

Selanjutnya setelah dia diterima,
dia mengambil minyak untuk memasak mie
untuk pertemuan para bhiksu.
Pengawas menuduh dia mencuri barang milik vihara
untuk menjilat kepala vihara
dan memaksa dia keluar dari vihara beberapa kali.

Fa Yuan tidak menyerah,
diluar dia memohon kedermawanan orang
untuk membayar hutangnya di vihara.
Akhirnya dia diterima kembali dan semua dapat terselesaikan.

Keteguhannya dalam pelatihan itu diketahui oleh vihara
dan dia diberikan Dharma.


Hanya setelah dingin yang menggigit tulang sumsum.
Barulah manusia tersebut dapat menjadi Raja Dharma.


Hui Ko dan Fa Yuan telah melalui banyak penderitaan
yang menolong mereka menjadi Patriark.

Tanpa ujian dingin yang menggigit,
bunga Plum tidak akan merekah.
Tanpa panasnya musim panas,
bunga Lotus tidak akan terbuka.


Puisi-Puisi Chan 17

Saat kita merubah pikiran, kita telah memiliki sifat ke-Buddha-an
Musim semi datang dan bunga di pegunungan bermekaran
Gunakanlah lengan yang penuh cinta kasih,
untuk melancarkan dan melembutkan semua pikiran makhluk.


Saat kita merubah pikiran, kita telah memiliki sifat ke-Buddha-an


Dalam latihan,
adalah sangat penting untuk merubah khayalan menjadi pencerahan, mengganti aksi menipu menjadi niat yang baik.

Kita hanya perlu merubah pikiran sedikit demi sedikit.
Jika pikiranmu dengan mudahnya membalikkan keserakahan,
kebencian dan khayalan menjadi moralitas, konsentrasi, dan kearifan,
maka dengan mudahnya kita mengubah neraka menjadi surga.

Ada seorang ibu tua yang menghabiskan seluruh waktunya
dengan menangisi kehidupannya atas kedua anak perempuannya
yang telah menikah.

Anak yang besar menikah dengan penjual payung,
sedangkan anak terkecil menikah dengan pembuat mie.

Saat matahari bersinar,
sang ibu memikirkan anaknya yang menikah dengan penjual payung
dan mengkuatirkan bahwa tidak ada orang yang membeli payung
sehingga mereka tidak dapat menghidupi kebutuhan rumah tangganya.

Sedangkan pada saat hujan,
sang ibu mengkuatirkan anaknya yang menjual bakmi.
Bakminya tidak akan kering tanpa adanya sinar mentari
sehingga menghilangkan mata pencaharian.

Jadi, saat matahari bersinar, sang ibu menangis u/ istri penjual payung,
dan saat hujan, sang ibu menangis untuk istri pembuat mie.

Bulan demi bulan,
sang ibu melewati hari-harinya dengan menangis untuk istri pembuat mie.
Bulan demi bulan,
sang ibu melewati hari-harinya dengan menangis
dan terkenal sebagai wanita penangis.

Suatu hari,
sang ibu bertemu dengan guru Dharma yang mengatakan kepada dia
bahwa dia harus mengubah pikirannya dan sudut pandangnya.

"Saat matahari bersinar terik,
pikirlah mie anak perempuannya.
Dia dapat mengeringkannya dengan cepat
dan menjual dengan banyak,
Untuk menghidupi keluarga.

Pada saat hujan,
anak perempuannya yang tua akan mendapatkan
pesanan yang banyak dan keluarganya akan makmur."

Sang ibu tua tiba-tiba menyadari kebenaran tersebut
dan merubah pikirannya.

Saat matahari bersinar,
dia tersenyum untuk anaknya yang menjual mie.
Dan saat hujan,
dia tersenyum untuk anaknya yang menjual payung.

Tahu-tahu, wanita tua itu tidak lagi dikenal sebagai wanita penangis,
melainkan sebagai wanita penuh senyum.

Sejak saat itu dan selanjutnya dia selalu gembira dan tersenyum.

Perubahan dalam sudut berpikir,
memiliki kekuatan untuk membalikkan alam semesta
dan dapat menggantikan manusia biasa menjadi Tathagata.

Musim semi datang dan bunga di pegunungan bermekaran


Jika kita mampu mengubah keadaan (sekitar),
emosi, dan hubungan kita,
jika dapat merubah kegelapan menjadi terang,
dan mengganti kesulitan menjadi kemudahan,
maka hati dan pikiran kita dapat jernih
dan penuh kegembiraan.
Apakah ini bukan sejenis musim semi?


Gunakanlah lengan yang penuh cinta kasih,
untuk melancarkan dan melembutkan semua pikiran makhluk.


Setiap orang dari kita memiliki sepasang tangan.
Jangan biarkan lengan itu untuk membunuh, mencuri,
memukul orang lain atau melakukan karma buruk.

Rubahlah tangan itu menjadi tangan kebaikan,
cinta kasih, kegembiraan, dan kemurahan,
sehingga selalu dapat melayani orang lain
dan menolong orang lain untuk melakukan perbuatan baik.

Kedamaian, Keharmonisan, dan Kegembiraan dunia,
tergantung dari tangan kita yang penuh cinta kasih.

Puisi-Puisi Chan 18

Bodhidharma datang dari Barat tanpa sepatah kata,
Pelatihan diri seutuhnya tergantung pada pikiran.
Jika kita ingin menulis tentang diri dan orang lain;
Semak-semak kita akan segera memenuhi Danau Tung Ting.


Saat Bodhidharma pertama kali datang dari India ke negara Tiongkok,
beliau tidak membawa sepatah kata atau tulisan.
Hanya pikiran Ch'an.

Ini yang menyebabkan kita menyebutnya,


Bodhidharma datang dari Barat tanpa sepatah kata,
Pelatihan diri seutuhnya tergantung pada pikiran.


Saat Bodhidharma mentransmisi ajarannya,
beliau tidak menggunakan kata-kata.
Beliau hanya mengandalkan perenungan pikiran.

Jika kita ingin memetik Dharma dalam pikiran,
kita tidak dapat hanya berkata-kata tentang Dharma
dan juga tidak dengan ibadah yang sederhana
atau merangkapkan kedua tangan di dada.

Lebih jauh, kita harus merenungkan dan membayangkan,
apakah kita benar-benar memiliki cinta kasih, toleransi,
kebijaksanaan dan Buddhadharma.


Jika kita ingin menulis tentang diri dan orang lain;


dan tidak dapat bersemangat,
kita sedang menuju ke jalan yang salah.

Bahasa adalah hanya sepotong dari ekspresi,
bahasa hanya berfungsi sebagai jembatan.
Bahasa bukan kebenaran dan bukan Buddhadharma.

Sebuah gambar kue tidak dapat mengenyangkan perut lapar kita.
Jika kamu benar-benar mengerti arti dari kata-kata
tanpa menyadari kebenarannya di dalam pelatihan dan sikap anda,
maka anda bukan praktisi Ch'an yang sejati.

Semak-semak kita akan segera memenuhi Danau Tung Ting.


Jaman dulu,
seorang raja mengumumkan ke seluruh negeri,
bahwa dia akan menghadiahkan 12 ekor sapi,
kepada siapa saja yang dapat bermain alat musik
selama 3 hari 3 malam tanpa berhenti.

Banyak musisi yang datang untuk bermain
dan berusaha memenangkan hadiah tersebut.

Ada seorang musisi istimewa,
dapat bernyanyi dan bermain dengan sangat indah,
dengan harapan dapat memenangkan hadiah,
dia bermain dengan mengeluarkan segenap kemampuannya.

Setelah 3 hari 3 malam,
raja tidak memenuhi janji
dan tidak memberikan hadiah ke musisi tersebut.

Musisi tersebut tidak gembira dan bertanya kepada raja,

"Kenapa anda tidak memenuhi janjimu?"

Raja tersebut dengan tenang menjawab,

"Demi keserakahan,
kamu bermain secara histeris untuk sapi-sapi tersebut,
kamu hanya memberikan kegembiraan kosong dalam keramaian,
saya tidak memberikan sapi-sapi tersebut,
saya hanya memberikan kegembiraan kosong.
Kita tidak saling berhutang satu sama lain,
dan di antara kita juga tidak mengambil keuntungan satu sama lain."

Dalam mempraktekkan Ch'an,
kita harus memiliki kebaikan, cinta kasih,
kegembiraan dan kemurahan dalam pikiran kita.
Sehingga kita dapat menghargai arti sesungguhnya
dari kedatangan Bodhidharma dari Barat.

Lalu kemudian kita dapat memasuki lautan Ch'an
dan berlayar dengan bebasnya.
Kegembiraan adalah kosong
dan bahasa hanya sebuah khayalan belaka,
dan itu bukan kebenaran
dan juga bukan penghabisan yang terakhir.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Suara Bodhidharma, Ven.Master Hsing Yun
« Reply #6 on: 07 September 2011, 11:07:52 AM »
Puisi-Puisi Chan 19

Di seluruh tiga masa waktu, kamu mencari pikiran,
tetapi melihatpun kamu tidak.
Kedua matamu melihat dirimu di depan,
tetapi kamu tidak dapat melihat matamu sendiri.
Kamu mencari pedang yang hilang di sungai,
di mana kamu menandai gelombang.
Dengan sia-sia matamu tidak menemukan sesuatu.

Setiap saat kita melihat sesuatu yang tidak penting,
angin, bunga-bunga, salju, dan bulan.


Di dalam mencari apa yang kita inginkan,
kita jarang menemukannya.
Apa yang tidak diinginkan,
malahan mudah ditemukan.

Sulit untuk melihat apa yang disebut kebenaran,
sedangkan sebaliknya, kebohongan yang memperdaya
selalu ada di depan mata kita.

Di seluruh tiga masa waktu, kamu mencari pikiran,
tetapi melihatpun kamu tidak.


Tiga masa dalam Buddhadharma adalah :
masa lalu, masa sekarang, dan masa depan,
atau tiga masa waktu yang berbeda.

Sutra Intan mengatakan tentang :
'pikiran masa lalu, pikiran masa sekarang,
dan pikiran masa mendatang'.

Kami ingin mencari pikiran di tiga masa waktu ini.
Masa lalu sudah berlalu dan tidak akan tinggal.
Pikiran masa sekarang pergi dalam sekejap
dan tidak dapat dikendalikan.
Pikiran masa datang belum muncul
dan juga tidak dapat dijadikan pegangan.

Inilah sebabnya,
mengapa tidak mungkin dan hanya menghabiskan usaha,
bila mencari pikiran di dalam tiga masa waktu.

Ada sebuah cerita tua:

Jaman dulu, ada seorang master Ch'an bernama De San dari cina selatan.
Dia pernah mendengar patriak ke-enam, Master Hui Neng yang mengajar
tentang latihan pencerahan cepat.

Dengan sombongnya, Master De San menyatakan :
bahwa orang selatan tidak memiliki Buddhadharma sejati.
Tidak berkeinginan untuk melepaskan hal ini,
dia menulis sebuah uraian Sutra Intan
dan merencanakan pergi ke selatan
untuk berdebat dan mengupas doktrin dari pencerahan cepat.

Dia membawa keranjang yang penuh dengan ulasan-ulasannya.

Di tengah perjalanannya,
beliau beristirahat di sebuah penginapan,
dimana ada seorang perempuan tua yang membuatkan dim-sum
(makanan kecil). Perempuan tua merasakan kesombongan sikapnya
dan mempelajari alasannya untuk datang ke selatan,
perempuan tersebut berkata,

"Master Ch'an,
saya ingin menanyakan sebuah pertanyaan.
Jika anda dapat menjawabnya,
saya akan memberimu dim-sum secara gratis.
Jika tidak,
maka anda tidak perlu membawa uraian-uraian Sutra itu ke selatan."

Master De San memandang remeh perempuan tua tersebut dan berkata,

"Silahkan, bertanyalah!"

Perempuan tua tersebut bertanya,

"Dalam Sutra Intan, dikatakan,
pikiran masa lalu tidak dapat ditemukan,
pikiran masa sekarang tidak dapat dikendalikan,
dan pikiran masa mendatang tidak dapat dideteksi.

Lalu Master Ch'an,
anda sedang makan dim-sum.
Jenis pikiran apakah itu?"

Master Ch'an kehilangan kata untuk memberikan jawaban.
(Dalam tata bahasa China, kata dim-sum memiliki lebih dari satu arti.
Dim juga berarti mengarah ke atau menunjuk ke. Sum juga berarti
pikiran dan hati, sama seperti citta dalam bahasa sansekerta)

Kedua matamu melihat dirimu di depan,
tetapi kamu tidak dapat melihat matamu sendiri.
Kamu mencari pedang yang hilang di sungai,
di mana kamu menandai gelombang.
Dengan sia-sia matamu tidak menemukan sesuatu.


Pedang berhargamu jatuh ke dalam sungai, dan kamu menandai air,
dimana pedang tersebut jatuh, dan kamu berpikir pedang tersebut
akan kembali dan ditemukan. Ini tidak mungkin.


Setiap saat kita melihat sesuatu yang tidak penting,
angin, bunga-bunga, salju, dan bulan.


Jika kita mencari kenyataan, kesulitan ada di depan kita.
Penting untuk tidak berdelusi karena disebabkan oleh lingkungan luar
atau dibohongi oleh keadaan-keadaan kita.

Puisi-puisi Chan 20


Matahari bersinar di langit musim dingin yang tak berawan.
Angin bertiup menuju Barat membawa awan dari Timur.
Kamu seharusnya mengikat tali dengan sunguh-sungguh,
agar tidak lepas tanpa tujuan bagaikan air


Matahari bersinar di langit musim dingin yang tak berawan


Kita semua memiliki sifat kebuddhaan.
Kita harus melihat dalam diri untuk mewujudkan sifat kebuddhaan,
seperti sinar matahari yang terang dan jelas di langit musim dingin
yang tidak berawan.


Angin bertiup menuju Barat membawa awan dari Timur


Saat angin bertiup menuju ke barat,
ia membawa awan dari timur.
Ini memberitahukan kita untuk tidak bereaksi keras
terhadap lingkungan dari luar kita,
baik itu bagus atau tidak,
benar atau salah.

Kita perlu mengetahui diri sendiri
dan melakukan apa yang kita pikir benar.
Jika kita dapat memelihara sifat kebuddhaan,
kita dapat menghadapi semua jenis keadaan yang ada.

Kamu seharusnya mengikat tali dengan sunguh-sungguh,
agar tidak lepas tanpa tujuan bagaikan air.


Tidak peduli apapun perubahan yang terjadi diluar,
kita perlu menjaga keseimbangan pikiran.
Kita tidak seharusnya membiarkan kehidupan kita lepas tanpa tujuan.
Bagaimana kita dapat menjaga keseimbangan pikiran,
di antara semua kekacauan yang ada di dunia ini?

Jawaban yang tidak benar adalah
menjaga ketenangan dalam semua situasi.

Kita seharusnya memelihara ketenangan
di hadapan kekuatan dan kekayaan,
ketenaran dan kehormatan.

Uang tidak dapat mengubah kita,
kecantikan tidak dapat menggoda kita,
jangan pernah berurusan dengan hal yang tidak baik,
tidak bergerak oleh segala jenis kritikan.

Jika kita dapat melakukan ini semua,
kekuatan, kekayaan, ketenaran dan kehormatan,
tidak akan pernah bisa mengontrol kita.


Untuk mengambil langkah selanjutnya,
jika kita dapat menjangkarkan pikiran kita
dengan cinta kasih dan Dharma,
kita tidak akan lepas tanpa tujuan
dan kehilangan kontrol diri.

Di tahun 1980 an, seorang model dari California,
lumpuh dalam sebuah kecelakaan mobil.
Dia dibatasi oleh sebuah kursi roda.

Dia memperhatikanbahwa bentuk kursi rodanya tidak baik,
lalu dia meminta dua mekanik untuk memperbaharuinya.
Karena cinta kasihnya,
dia juga membagikan model yang telah diperbaharui itu
kepada orang lumpuh lainnya.

Lalu dia mulai membangun perusahaan kursi roda,
dimana menjadi sebuah kesuksesan besar.
Dalam beberapa tahun, perusahaan yang dibangunnya menjadi
salah satu perusahaan yang perkembangannya tercepat di Amerika.

Dari seorang model yang dihormati oleh setiap orang,
menjadi seorang yang bagian bawah tubuhnya lumpuh,
lalu menjadi pengusaha yang sukses.

Dia memberikan sebuah contoh yang baik,
bagaimana memiliki kepercayaan, kesabaran
dan ketekunan untuk mengkontrol nasib kita.

Apa makna dari cerita ini?

Cerita ini memberitahu kita, bahwa :
jika kita ingin sukses di dalam kehidupan,
kita harus mengandalkan diri sendiri, memiliki ketetapan hati,
dan tidak membiarkan hidup lepas tanpa kendali.

Puisi-puisi Chan 21


Pintu-pintu Dharma mungkin banyak,
tetapi pikiran umat tenang.
Lihatlah burung-burung,
mereka mengetahui kapan meninggalkan sarang
dan kapan mereka harus kembali.
Adalah lebih baik menjadi tanpa keinginan.
Adalah memerlukan moral yang lebih tinggi
untuk mundur daripada berjalan terus.


Pintu-pintu Dharma mungkin banyak,
tetapi pikiran umat (devotees) tenang.


Banyak orang di dalam pintu Dharma,
walaupun selalu datang dan pergi dan sibuk dengan pekerjaannya,
menjaga pikiran mereka sangat tenang.
Pikiran-pikiran mereka tenang tetapi anggota tubuh mereka bekerja.

Lihatlah pada dunia,
kita mungkin melihat orang-orang yang kelihatannya
duduk dengan tenangnya, tetapi permasalahan, kekuatiran,
dan kemelekatan di dalam pikiran mereka berlipat ganda.
Orang-orang tersebut damai pada anggota tubuh,
tetapi tidak di pikiran.

Dalam Sangha,
ada banyak kumpulan bhiksu-bhiksu yang mengadakan perjalanan
untuk menyebarkan Dharma dan untuk kepentingan makhluk hidup.
Kelihatannya kegiatan tersebut tiada habisnya,
tetapi mereka sering berkata,
bahwa mereka tidak pernah meninggalkan tempat
di mana mereka berasal.

Dalam Buddhadharma,
kita tidak seharusnya melihat penampilan luar orang
tanpa melihat ke dalam pikirannya,
juga tidak seharusnya kita melihat pekerjaan mereka
tanpa melihat mereka.

Seseorang yang dapat membuat sesuatu kelihatan mudah,
sementara sedang menjalani jadwal yang padat,
diperlukan pikiran yang tenang dan damai.

Lihatlah burung-burung,
mereka mengetahui kapan meninggalkan sarang
dan kapan mereka harus kembali.

Di awal pagi hari,
burung-burung akan meninggalkan sarangnya,
untuk mencari makanan.

Saat menjelang sore,
kita melihat mereka kembali ke sarangnya untuk bermalam.
Burung-burung dapat menemukan tempat perlindungan
di antara sarang-sarang mereka.
Dimana kita dapat menemukan tempat perlindungan kita?

Dalam dunia ini,
ada banyak orang sibuk datang dan pergi,
tanpa mengetahui kapan harus berhenti.
Mereka sibuk mencari kekayaan dan popularitas,
bukannya pemberhentian terakhir kehidupan mereka.
Sungguh kasihan!

Adalah lebih baik menjadi tanpa keinginan.


Saya tidak mengejar ketenaran,
jadi saya tidak tergantung pada orang lain.
Dalam jalan ini, karakter saya mulia secara alami.
Saya tidak menginginkan kekayaan,
karena dalam diri saya sendiri memiliki harta karun,
yang tak akan habis,
kebijaksanaan dan bakti yang melimpah.

Tidak ada rasa kehilangan dalam dunia saya.
Saya hanya kekurangan hasrat diluar diri (external craving).
Saya menikmati memberi dan menjadi dermawan.
Tanpa keinginan seseorang memiliki moral yang tinggi.

Keinginan membawa keserakahan,
keinginan bukanlah bentuk tertinggi
dari kegembiraan Dharma.

Adalah memerlukan moral yang lebih tinggi,
untuk mundur daripada berjalan terus.


Beberapa orang hanya mengetahui bagaimana maju ke depan.
Mereka tidak mengetahui bahwa sekali-sekali seseorang harus mundur.

Jangan bingung antara mundur dengan sikap pasif.
Lihatlah harimau yang menakutkan, dia mundur sebelum menerkam.
Kita harus membungkukkan badan sebelum kita dapat melompat.
Adalah lebih mudah mendorong ke depan,
tetapi memerlukan banyak disiplin untuk mundur
dan membiarkan orang lain yang maju pertama.

Dengan demikian,
kita harus ingat bahwa kita harus mundur,
sebelum kita dapat maju.

Pemimpin demikian tidak hanya memperbesar kejujuran,
tetapi juga menolong kita maju ke depan,
di atas jalan Bodhisattva.

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

 

anything