Bro Wen, ketika anda mengemukakan suatu statement, saya merasa berkepentingan untuk mempertanyakan sumber yg anda gunakan. dan ternyata sumber yg anda gunakan bukanlah sumber otentik dari Tipitaka, melainkan hanya interpretasi dari seorang bhikkhu. di sini jelas, bahwa statement anda tidak didukung oleh referensi yg sah. jika saya tidak mempertanyakan ini, pembaca akan menganggap bahwa statement anda benar.
adalah lucu jika seseorang mempertanyakan statement yg anda buat kemudian anda menjawab dengan "sebaiknya tanyakan kepada bhante", seseorang seharusnya bertanggung jawab atas statement yg disampaikan.
baiklah jika memang begitu adanya.
supaya lebih jelas, akan saya memberikan statement pribadi yg tentu tidak ada dalam Tripitaka.
segala post saya yang tidak berdasarkan sumber yang otentik yaitu Tripitaka, adalah post yang tidak sah yang dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yang otentik yaitu Tripitaka.sekian dan terima kasih.
[at] No Pain No Gain
bro NPNG, sebenarnya harus anda jalankan atau coba sendiri, baru bisa benar2 mengalaminya. jika hanya sekedar memahami caranya, tapi tidak dijalankan, untuk selamanya tidak akan benar2 memahami apa yg di maksud.
dan soal bhikku pegang alat musik, jelas bhikku sudah menjalankan apa yg seperti yg saya jelaskan, dan mungkin metode mereka lebih tinggi lagi yg mampu mendalami lebih dalam lagi. dan mengenai perihal vinaya, bisa bro NPNG bandingkan sendiri isi vinaya Mahayana dan Theravada.
di samping itu, bagi kita yg melihatnya, rasa tidak enak yg timbul adalah hasil dari dalam diri kita sendiri. seperti ketika melihat sesuatu yg bergerak, pikiran yg bergerak atau bendanya yg bergerak. latihan ini untuk mengendalikan DIRI SENDIRI, bukan untuk mengendalikan orang lain.
dan mohon diingat dan digaris bawahi, yg saya katakan mungkin tidak tercantum dalam Tripitaka.