//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?  (Read 39320 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #60 on: 07 November 2010, 12:17:23 PM »
Hahaha...  pertama anda bilang tari erotis sebagai budaya, sekarangs ebagai pertunjukan korban bencana...wakakak itu sudah dua hal yang berbeda broo  8) 8)... tapi okelah akan saya jawab: namanya hiburan apakah semua dilakukan untuk kebajikan?? saya mau menghibur para pelajar SMP dengan film porno, apa itu KEBAJIKAN? Justru contoh kasus anda yang mengada-ngada bro. Emang korban bencana butuh liat tarian erotiss?? wakakakakakaka... apa gunanya coba? Justru saya akan mempertonotnkan tarian yang menghormati para kerabat mereka yang meninggal dengan lagu menyentuh hati dan membangkitkan semangat mereka untuk bsia bertahan menghadapi cobaan bencana yang ada... itu yg dinamakan MUSIK DAN TARIAN UNTUK KEBAJIKAN. Kalau tidakj ada yang lain, ya dengan cara lain toh, kenapa harus lewat maksa lewat tari-tarian kalau adanya cuman penari erotis...  :)) :)) :))...

ya saya memang mengatakan demikian dalam usaha saya untuk mengatakan bahwa ada banyak alasan yg dapat membenarkan suatu tindakan pelanggaran, bahkan untuk pembunuhan pun ada pembenarannya, misalnya kasus aborsi untuk menyelamatkan nyawa sang ibu. terlalu banyaknya pembenaran ini yg dapat mengarah pada memudarnya Dharma.

Quote
Liat saja Amitabha Sutra, tuh di Sukhavati didendangkan selalu musik-musik Dharma. Lalu seingat saya, dari buku Mingyur Rinpoche dikatakan bahwa Sang Buddha meminta seseorang memainkan kecapinya dengan penuh kesadaran hingga tercerahkan. Dalam Dasabhumika Sutra ada juga, di mana para bodhisattva diperbolehkan menyanyi dan menari.

boleh minta referensi dan kutipan dari sutra yg mengatakan bahwa Sang Buddha meminta seseorang memaintkan kecapi ini?

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #61 on: 07 November 2010, 12:36:45 PM »

Quote
yg biru,
bisa jelaskan kearah mana maksudnya? sutra mahayana adalah hasil sebuah perubahan atau apa yg anda maksudkan terjadi perubahan?

Sebelumnya perlu bro ketahui,saya bukan PEMELUK BUDDHISME.Jadi saya memberikan pendapat bukan karena berpihak pada 1 aliran.Saya berbicara berdasarkan apa yang saya lihat dan yang saya pikirkan.Dan jika anda baca dengan seksama post saya diatas.Anda bisa mengerti yang saya maksudkan bukan tertuju pada SUTRA/SUTTA.Tapi salah satu untuk mengenali bahwa perubahan memang telah terjadi,bisa dilihat dari pemaparan sutta.Jika anda tidak pernah membaca injil.Cobalah sekali-sekali anda baca.

Bagi saya suatu perbedaan bukan berarti tidak ada kesamaan.Dan suatu kesamaan bukan berarti tidak ada perbedaan.Jadi bro,saya hanya menghubungkan dan mengurut-urutkan suatu kejadian dengan kejadian lain.Dimana semua sibuk dengan melihat perbedaan.Saya menengok dari hal yang sama.
Contoh:
-dalam agama islam.
Semua ajaran yang diajarkan sebenarnya baik.Jika dijalankan akan membawa karma baik.Jika ada yang melencengkan ajarannya,itu karena penganutnya tidak mempunyai pandangan dan pikiran benar serta kebijaksanaan.Dan nabi yang dijadikan contoh bagi umat muslim adalah nabi muhamad.Penilaian saya pada nabi tersebut,dia manusia bijaksana tapi dengan LDM yang lebih kental.Dan nabi umat muslim sebelum nabi muhammad,adalah nabi Isa.Bagi umat kr****n nabi Isa itu disebut Yesus.
-dalam agama kr****n
 Menurut saya ajarannya jika dilakukan dengan benar juga akan membawa karma baik.Tapi tetap ada yang melencengkan juga.Dan Yesus itu tidak menikah,yesus itu punya kemampuan batin yang bisa berjalan diatas air.Dan dia juga mengorbankan dirinya.Apakah tidak mirip dengan yang ada dalam Buddhisme?Mungkin dia juga termasuk calon arahat.Hanya kebijaksanaannya belum mencapai tingkat itu.
-dalam aliran mahayana
 Ajarannya juga jika dilakukan akan membawa karma baik.Walaupun ada konsep Ketuhanan.

Bagi saya pribadi tidak masalah dengan adanya Tuhan,surga,neraka,dosa,halal,haram dan lain-lain.Karena tingkat kecerdasan tiap orang berbeda.Tingkat LDM tiap orang berbeda.Sehingga membuat banyak istilah dan penerjemahan yang terkadang lari dari arti semula.Sama seperti pesan berantai yang saya sebutkan.
Sama seperti saat keponakan saya yang berumur 4 tahun bertanya,"Kenapa gunung itu ada asapnya(meledak)?"
Bagaimana cara saya menjawab pada anak umur 4tahun?Jawaban yang paling mudah Itu Kekuasaan Tuhan.

Apakah bro bisa menangkap maksud saya?Maaf,kalau pemaparan saya kurang cocok dengan bro.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #62 on: 07 November 2010, 12:53:18 PM »
Tidak salah. Bila dilakukan dengan kesadaran penuh dan untuk kebajikan dan Dharma, maka musik dan tarian bukanlah pelanggaran sila Astasila. Tapi kalau seseorang mau memasukkan tidak menyanyi termasuk nyanyian Dharma dalam Astasila Mahayana, boleh-boleh saja. Astasila itu harusnya fleksibel, tidak kaku dan tentu sesuai dengan norma-norma bajik yang ada.


Nah,inilah contoh kenapa terjadi perubahan.Dan semakin lama perubahan itu makin jauh dari yang pertama kali.Dimana mahkluk yang mempunyai pandangan dan kebijaksanaan yang setingkat,berpikir itu benar dan melakukan perubahan.Disesuaikanlah norma-norma yang ada.Dan karena jaman makin canggih,norma juga ikut makin canggih.
Contoh norma dalam berpakaian:
-Dulu tidak boleh memakai rok pendek.Karena kalau nungging nanti kelihatan.Sekarang malah diperlihatkan.
-Telanjang sekarang malah dianggap karya seni.Bahkan difoto dan jadi pameran.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #63 on: 07 November 2010, 01:30:11 PM »
penjelasan sis sriyekilena menurut gw sangat masuk di akal...sangat masuk logika sekali...
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #64 on: 07 November 2010, 02:16:53 PM »
 [at]  sriyeklina

thx jawabannya untuk yg hijau

yg biru,
Sebelumnya perlu bro ketahui,saya bukan PEMELUK BUDDHISME.Jadi saya memberikan pendapat bukan karena berpihak pada 1 aliran.Saya berbicara berdasarkan apa yang saya lihat dan yang saya pikirkan.Dan jika anda baca dengan seksama post saya diatas.Anda bisa mengerti yang saya maksudkan bukan tertuju pada SUTRA/SUTTA.Tapi salah satu untuk mengenali bahwa perubahan memang telah terjadi,bisa dilihat dari pemaparan sutta.Jika anda tidak pernah membaca injil.Cobalah sekali-sekali anda baca.

Bagi saya suatu perbedaan bukan berarti tidak ada kesamaan.Dan suatu kesamaan bukan berarti tidak ada perbedaan.Jadi bro,saya hanya menghubungkan dan mengurut-urutkan suatu kejadian dengan kejadian lain.Dimana semua sibuk dengan melihat perbedaan.Saya menengok dari hal yang sama.
Contoh:
-dalam agama islam.
Semua ajaran yang diajarkan sebenarnya baik.Jika dijalankan akan membawa karma baik.Jika ada yang melencengkan ajarannya,itu karena penganutnya tidak mempunyai pandangan dan pikiran benar serta kebijaksanaan.Dan nabi yang dijadikan contoh bagi umat muslim adalah nabi muhamad.Penilaian saya pada nabi tersebut,dia manusia bijaksana tapi dengan LDM yang lebih kental.Dan nabi umat muslim sebelum nabi muhammad,adalah nabi Isa.Bagi umat kr****n nabi Isa itu disebut Yesus.
-dalam agama kr****n
 Menurut saya ajarannya jika dilakukan dengan benar juga akan membawa karma baik.Tapi tetap ada yang melencengkan juga.Dan Yesus itu tidak menikah,yesus itu punya kemampuan batin yang bisa berjalan diatas air.Dan dia juga mengorbankan dirinya.Apakah tidak mirip dengan yang ada dalam Buddhisme?Mungkin dia juga termasuk calon arahat.Hanya kebijaksanaannya belum mencapai tingkat itu.
-dalam aliran mahayana
 Ajarannya juga jika dilakukan akan membawa karma baik.Walaupun ada konsep Ketuhanan.

Bagi saya pribadi tidak masalah dengan adanya Tuhan,surga,neraka,dosa,halal,haram dan lain-lain.Karena tingkat kecerdasan tiap orang berbeda.Tingkat LDM tiap orang berbeda.Sehingga membuat banyak istilah dan penerjemahan yang terkadang lari dari arti semula.Sama seperti pesan berantai yang saya sebutkan.
Sama seperti saat keponakan saya yang berumur 4 tahun bertanya,"Kenapa gunung itu ada asapnya(meledak)?"
Bagaimana cara saya menjawab pada anak umur 4tahun?Jawaban yang paling mudah Itu Kekuasaan Tuhan.

Apakah bro bisa menangkap maksud saya?Maaf,kalau pemaparan saya kurang cocok dengan bro.



terima kasih atas anjurannya, tapi saya sudah mempelajari Islam, ka****k, kr****n, Hindu, dunia metafisika, dan Buddhism sendiri.
disini anda menyamakan perubahan yg terjadi dalam agama lain terhadap perubahan dalam tubuh Buddhism.
maka yg saya tanyakan, dimana letak perubahannya? sebelum dan sesudahnya seperti apa?

Nah,inilah contoh kenapa terjadi perubahan.Dan semakin lama perubahan itu makin jauh dari yang pertama kali.Dimana mahkluk yang mempunyai pandangan dan kebijaksanaan yang setingkat,berpikir itu benar dan melakukan perubahan.Disesuaikanlah norma-norma yang ada.Dan karena jaman makin canggih,norma juga ikut makin canggih.
Contoh norma dalam berpakaian:
-Dulu tidak boleh memakai rok pendek.Karena kalau nungging nanti kelihatan.Sekarang malah diperlihatkan.
-Telanjang sekarang malah dianggap karya seni.Bahkan difoto dan jadi pameran.

dikatakan telah terjadi perubahan. dimanakah letak perubahannya?
jika dikatakan Theravada adalah akar dari segalanya, maka dimaksudkan telah terjadi perubahan dalam Mahayana, dan disini dikatakan salah satu contohnya adalah mengenai musik.

maka, bisakah tunjukan perubahannya dimana Theravada mengatakan musik tidak diperbolehkan dalam Buddhism atau yg memiliki arti dan makna terdalamnya dimana mengenarisil tidak diperbolehkannya musik dalam Buddhism apapun tujuan dan manfaatnya dari musik itu sendiri?

merujuk kepada post bro Kemenyan
[Patimokkha Sikkhapada]
227 Peraturan kebhikkuan

Peraturan-peraturan ke-Bhikkhu-an yang ditentukan oleh Sang Buddha (Sikkhapada) meliputi :

   1. Yang ada didalam Patimokkha.
   2. Yang tidak ada dalam Patimokkha.

Yang ada dalam Patimokkha meliputi:

   1. Empat Parajika.
   2. Tiga belas Sanghadisesa.
   3. Tiga puluh Nissaggiya-pacittiya.
   4. Dua Aniyata.
   5. Sembilan puluh dua Pacittiya.
   6. Empat Patidesaniya.
   7. Tujuh puluh lima Sekhiyavatta.

Tujuh peraturan tersebut di atas meliputi 220 dan ditambah 7 Adhikarana Samatha, semuanya berjumlah 227 peraturan.



Tanya jawab mengenai Bhikkhu:
33. Apakah bhikkhu dilarang melihat dan mendengarkan lagu atau tari-tarian ?
Menurut peraturan kebhikkhuan, seorang bhikkhu tidak dibolehkan untuk melihat pertunjukan tari-tarian atau nyanyian yang bertujuan untuk kesenangan indria semata.

  Dengan meninggalkan semua kesenangan indria dan kemelekatan
  Demikianlah hendaknya orang bijaksana
  Membersihkan dirinya dari noda-noda pikiran

  (Dhammapada 88)

source: http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=61

bagi saya adalah 2 hal yg berbeda ketika dikatakan,
1. Menurut peraturan kebhikkhuan, seorang bhikkhu tidak dibolehkan untuk melihat pertunjukan tari-tarian atau nyanyian.
2. Menurut peraturan kebhikkhuan, seorang bhikkhu tidak dibolehkan untuk melihat pertunjukan tari-tarian atau nyanyian yang bertujuan untuk kesenangan indria semata.

bila dikatakan Mahayana telah melakukan perubahan yaitu memperbolehkan musik, sebenarnya tidak terjadi perubahan. sebab memang yg dilarang adalah melihat pertunjukan tari-tarian atau nyanyian yang bertujuan untuk kesenangan indria semata, bukan melarang melihat pertunjukan tari-tarian atau nyanyian.
yg terjadi sebenarnya salah dalam mencerna kalimat tsb.

kembali lagi dalam hal musik,
jika memang dikatakan Mahayana melakukan perubahan mengenai musik, dan dimana Theravada adalah akar yg ter-"benar" yg sesuai ajaran dari sang Buddha, maka mohon tunjukan kalimat yg mengatakan musik dilarang dalam Theravada, dan musik diperbolehkan dalam Mahayana(diperbolehkan dalam arti diperbolehkan untuk segala hal termasuk untuk kepuasan indra semata)

_/\_
« Last Edit: 07 November 2010, 02:18:40 PM by wen78 »
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #65 on: 07 November 2010, 02:40:35 PM »
Terlalu naif, sorry

Menjadi naif lebih bagus daripada menjadi terlalu licik  ;D  :)
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #66 on: 07 November 2010, 03:28:23 PM »
Menjadi naif lebih bagus daripada menjadi terlalu licik  ;D  :)

Menurut saya keduanya tidak ada yang lebih baik. Ajaran Buddha mengajarkan kita untuk tidak terjerumus kepada tindakan ekstrem, termasuk terlalu naïf maupun licik. Kenaifan yang terlalu membuat seseorang tidak bisa membedakan mana benar dan salah dan akan mudah terjebak dalam melakukan perbuatan buruk yang ia anggap sebagai bukan perbuatan buruk.

Hanya kebijaksanaan-lah yang terbaik di antara terlalu naïf dan licik.  :) _/\_
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #67 on: 07 November 2010, 04:35:22 PM »
[at]  sriyeklina

Quote
yg biru,
terima kasih atas anjurannya, tapi saya sudah mempelajari Islam, ka****k, kr****n, Hindu, dunia metafisika, dan Buddhism sendiri.
disini anda menyamakan perubahan yg terjadi dalam agama lain terhadap perubahan dalam tubuh Buddhism.
maka yg saya tanyakan, dimana letak perubahannya? sebelum dan sesudahnya seperti apa?
dikatakan telah terjadi perubahan. dimanakah letak perubahannya?


Jika bro mau berusaha sedikit saja,cobalah baca topik-topik yang menjadi adu pendapat antara sesama Budhisme di forum ini mengenai aliran masing-masing. Dengan pelajaran yang anda sudah pelajari sekian banyak,coba saja anda pikirkan.


Quote
jika dikatakan Theravada adalah akar dari segalanya, maka dimaksudkan telah terjadi perubahan dalam Mahayana, dan disini dikatakan salah satu contohnya adalah mengenai musik.

maka, bisakah tunjukan perubahannya dimana Theravada mengatakan musik tidak diperbolehkan dalam Buddhism atau yg memiliki arti dan makna terdalamnya dimana mengenarisil tidak diperbolehkannya musik dalam Buddhism apapun tujuan dan manfaatnya dari musik itu sendiri?


Bro, saya sudah berusaha semampu saya memaparkan.Berusaha mengungkapkan gambaran dipikiran saya dengan kata-kata.Jika saya masih memaparkan,pasti anda akan bertanya lagi yang kurang lebih tidak jauh berbeda.Mungkin akan lebih mudah dengan cara begini. Bro,sudah mempelajari Buddhisme bukan?Mungkin jauh-jauh lebih lama dibandingkan saya,saya baru tahu Buddhisme ketika bergabung diforum ini.

Jadi bisakah bro jelaskan,menurut bro :
-Apakah itu derita?
-Apakah penyebab derita?
-Dan bagaimana proses terjadinya derita dalam diri manusia?


Quote
merujuk kepada post bro Kemenyan
bagi saya adalah 2 hal yg berbeda ketika dikatakan,
1. Menurut peraturan kebhikkhuan, seorang bhikkhu tidak dibolehkan untuk melihat pertunjukan tari-tarian atau nyanyian.
2. Menurut peraturan kebhikkhuan, seorang bhikkhu tidak dibolehkan untuk melihat pertunjukan tari-tarian atau nyanyian yang bertujuan untuk kesenangan indria semata.

bila dikatakan Mahayana telah melakukan perubahan yaitu memperbolehkan musik, sebenarnya tidak terjadi perubahan. sebab memang yg dilarang adalah melihat pertunjukan tari-tarian atau nyanyian yang bertujuan untuk kesenangan indria semata, bukan melarang melihat pertunjukan tari-tarian atau nyanyian.
yg terjadi sebenarnya salah dalam mencerna kalimat tsb.

Bro, apa kira-kira guna dibuatnya sebuah peraturan?
Kira-kira inilah yang ada dipikiran masing-masing orang tentang peraturan:
-Peraturan untuk dilanggar
-Peraturan hanya mempersulit/mengekang
-Peraturan sebagai pedoman/arah
-Peraturan untuk mempermudah mengatur

Jika bro bertanya tentang musik.Saya cuma bisa menjawab begini:
-Kenapa disekolah SD,SMP dan SMA dilokasi saya membuat razia video porno di hp siswa/i-nya?Setiap murid yang tertangkap mempunyai video porno di hpnya,akan kena skor.Dan orang tuanya harus menghadap ke sekolah.
Menurut bro,apa yang salah dengan video porno tersebut?Bukankah bagus mereka mempunyai film porno jadi bisa belajar?Belajar anatomi tubuh.



Quote
kembali lagi dalam hal musik,
jika memang dikatakan Mahayana melakukan perubahan mengenai musik, dan dimana Theravada adalah akar yg ter-"benar" yg sesuai ajaran dari sang Buddha, maka mohon tunjukan kalimat yg mengatakan musik dilarang dalam Theravada, dan musik diperbolehkan dalam Mahayana(diperbolehkan dalam arti diperbolehkan untuk segala hal termasuk untuk kepuasan indra semata)

Terbenar dan terdekat.Apakah itu sama?Ibarat sebuah pohon bro.Apakah ranting dan batangnya merupakan pohon yang berbeda?Jika saya seekor ulat dan akan menuju akar pohon,saya akan memilih didekat batang dari pada rantingnya.Jika saya memulai dari rantingpun,pasti sampai juga.Tapi lewat jalan yang berputar/lebih jauh.



PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #68 on: 07 November 2010, 04:40:54 PM »
bagi saya adalah 2 hal yg berbeda ketika dikatakan,
1. Menurut peraturan kebhikkhuan, seorang bhikkhu tidak dibolehkan untuk melihat pertunjukan tari-tarian atau nyanyian.
2. Menurut peraturan kebhikkhuan, seorang bhikkhu tidak dibolehkan untuk melihat pertunjukan tari-tarian atau nyanyian yang bertujuan untuk kesenangan indria semata.


Bro Wen78, menurut anda yg manakah peraturan yg benar dari dua yg anda sebutkan di atas? dan mohon anda menunjukkan referensi dari jawaban anda.

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #69 on: 07 November 2010, 04:52:50 PM »
berbicara tentang nyanyian/lagu/musik tidak lepas dr yang namanya terbuai/terhanyut oleh keindahan nada-nada...

sebagai contoh:

saya yakin anda semua pernah denger lagu-lagu imee ooi yang nan merdu..
coba anda bandingkan lagu-lagu yang notabene nada lagunya tdk bagus tetapi liriknya sama dengan lagu2 merdu etrsebut... saya yakin 100% anda akan memilih mendenger lagu yang merdu tersebut...kenapa? karena anda suka dan terbuai dengan nada2nya...bukan dengan arti liriknya..

saya berpikir terlalu naif jg mendenger lagu dengan kesadaran...i think it's impossible to do..dan kalo bisa..sangat susah...Menurut survei, orang2 yang suka mendenger lagu itu kebanyakan menjadi lebih sensitif/ halus perasaannya..
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #70 on: 07 November 2010, 05:04:40 PM »

 [at] bro. kelana: alam dewa tentu berbeda dengan alam Sukhavati. ketika terlahir di alam Sukhavati janganlah berpikir bahwa mereka hidup tanpa tantangan, mereka juga mencari tantangan untuk mengasah batin mereka, maka itu dikatakan bahwa para makhluk Sukhavati juga kembali ke dunia Saha dalam waktu-waktu tertentu untuk menyelamatkan para makhluk yang juga sekaligus mengasah batin mereka. Justru di Tanah Suci adalah paling aman, di mana ketika waktu untuk mengasah batin tiba, sudah ada bekal yang matang yaitu bodhisattva bhumi pertama yang setara Srotapanna. Daripada boro-boro di alam dewa, liat bidadari cantik langsung timbul hawa nafsu dan timbul keinginan nafsu seksualnya, belum kalau para dewanya sombong, bisa ikut"an tuh.

Tapi yang perlu diingat adalah pencapaian Sukhavati tidaklah semata-mata dalam kehidupan selanjutnya tetapi DAPAT DICAPAI SAAT INI DALAM HIDUP INI. Ini adalah ajaran para sesepuh Sukhavati di Tiongkok dan Jepang. Secara Nirmanakaya, Sukhavati adalah tempat pelatihan. Secara Dharmakaya, Sukhavati adalah Nirvana.

 

Sdr. Gandalf, menurut saya, tantangan terbesar dan baik adalah yang datang tanpa dicari (natural). Ketika kita mencari tantangan, maka kita akan berusaha mengurangi tingkat tantangan sesuai dengan keinginan kita. Ini bisa saja terjadi, dan batin kita tidak akan maju-maju.

Meskipun alam dewa masih memiliki napsu namun tidak semua dewa memiliki birahi yang seperti anda bayangkan. Apalagi dewa-dewa yang terlahir karena timbunan karma baik karena mempelajari Dharma di kehidupan sebelumnya. Apakah para dewa di Trayastrimsa dimana Ratu Maha Maya dilahirkan kembali sebagai putra dewa, tempat dimana sering diadakan wejangan Dharma, semuanya mata keranjang?  Jadi kita tidak bisa memukul rata sifat semua dewa semata keranjang yang anda katakan. Dan berharaplah kita dilahirkan di alam dewa sebagai dewa yang bukan mata keranjang, sama saat berharap dilahirkan di Sukhavati.

Nah, jika anda katakan ke Sukhavati perlu bekal Bodhisattva Bhumi pertama yang setara Srotapanna, berarti ini akan menepis anggapan banyak Mahayanis yang beranggapan bahwa transit ke Sukhavati adalah hal yang mudah (mungkin salah satunya adalah TS). Kecuali ada yang mengatakan bahwa mencapai Srotapanna adalah hal yang sangat, sangat dan sangat mudah. Dalam Theravada, setahu saya, mereka yang sudah Sotapanna hanya akan terlahir hanya 7 kali lagi di surga atau di alam manusia setelahnya akan mencapai Pencerahan. Jadi tidak perlu mengharapkan dengan latihan khusus untuk transit ke alam tertentu untuk menuju Pencerahan, ia sudah “dijamin”. (TS perlu mempertimbangkan hal ini)

Lebih lanjut, jika usaha lebih keras lagi dan mencapai Anagami, seseorang akan dilahirkan di alam Suddhavasa dan merealisasikan Nibbana di sana, mungkin tanpa perlu menunggu munculnya relik Buddha (lihat kisah Anagatavamsa).

Jika Sukhavati diasosiasikan sebagai Nirvana yang dapat direalisasikan sekarang, dalam tradisi Theravada, seperti yang pernah saya dengar, juga mengatakan Nibbana dapat direalisasikan hanya 7 hari di dunia ini juga (anggota senior mungkin bisa menjelaskannya).

Demikian perbandingannya. Saya lakukan perbandingan ini karena menangkap TS sedang sedikit membandingkan 2 aliran (mungkin TS tidak sadar)
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #71 on: 07 November 2010, 06:25:14 PM »
kalo para bhikksu menonton lagu  ini boleh gak?

&feature=related

&feature=related
CMIIW.FMIIW.

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #72 on: 07 November 2010, 08:30:13 PM »
Namo Buddhaya,

Yang saya pahami dari tulisan Sdr. Gandalf adalah bahwa Nirvana itu sejak dulu adalah bersih tanpa noda. Nirvana itu sifatnya adalah Kosong atau Sunya dan Sunya ini ada dalam setiap makhluk. Dalam Pali Kanon , Sunna Sutta dikatakan bahwa Sunya itu berarti kosong dari atta (anatta), semua makhluk adalah memiliki sifat anatta. Jadi kita semua memiliki sifat anatta ini, sifat Kosong ini, dan sifat Kosong ini sudah ada dari dulu, dalam istilah Mahayana ‘sudah tercerahkan dari dulu’.

Mahayana dalam pengajarannya menggunakan ‘bahasa positif’ atau ‘istilah positif’ untuk menjelaskan Sunya, oleh karenanya digunakan istilah Dharmakaya, Tatagathagarba, Self, untuk membantu orang untuk lebih nyaman. Sayangnya dalam perkembangannya penggunaan ‘bahasa positif’ ini banyak disalahartikan beberapa Mahayanis sehingga memunculkan paham eternalis, atta yang abadi, dan kesan Buddha yang abadi.

Jadi dari tulisan Sdr. Gandalf saya memahami bahwa yang telah mencapai pencerahan sejak dulu  bukan Buddha Gotama tetapi ke-Nirvana-annya itu yang sudah cerah dari dulu.

Mungkin istilah ‘telah mencapai pencerahan dari dulu’ sebenarnya adalah ‘telah cerah dari dulu’ , jadi agak sedikit berbeda konotasinya, mungkin.... :)


Pengajaran Mahayana yang saya terima :

1. Kesadaran Terdalam (Very Subtle Mind) adalah suatu hal yang pribadi.

2. Sebagai contoh, kesadaran sang Buddha Sakyamuni dan kesadaran sang Buddha Kasyapa adalah
    dua hal pribadi yang berbeda.

3. Individualitas kesadaran ini tidak hilang ketika mencapai Kebuddhaan.

4. Batin semua Buddha memiliki kualitas yang sama.

5. Para Buddha memiliki kualitas yang sama, tapi tetap berbeda individualitasnya.

Coba saya tanggapi pernyataan anda :

Mahayana dalam pengajarannya menggunakan ‘bahasa positif’ atau ‘istilah positif’ untuk menjelaskan Sunya, oleh karenanya digunakan istilah Dharmakaya, Tatagathagarba, Self, untuk membantu orang untuk lebih nyaman. Sayangnya dalam perkembangannya penggunaan ‘bahasa positif’ ini banyak disalahartikan beberapa Mahayanis sehingga memunculkan paham eternalis, atta yang abadi, dan kesan Buddha yang abadi.
= Pemahaman anda menyimpang dari pengertian yang benar karena Dharmakaya, Tahtagatagarbha, Atman, Diri Buddha, Buddha Nature benar-benar ada bukan penggunaan istilah oleh Sang Buddha agar lebih nyaman. Jadi Buddha Yang Kekal benar-benar ada.

Yang saya pahami dari tulisan Sdr. Gandalf adalah bahwa Nirvana itu sejak dulu adalah bersih tanpa noda. Nirvana itu sifatnya adalah Kosong atau Sunya dan Sunya ini ada dalam setiap makhluk. Dalam Pali Kanon , Sunna Sutta dikatakan bahwa Sunya itu berarti kosong dari atta (anatta), semua makhluk adalah memiliki sifat anatta. Jadi kita semua memiliki sifat anatta ini, sifat Kosong ini, dan sifat Kosong ini sudah ada dari dulu, dalam istilah Mahayana ‘sudah tercerahkan dari dulu’.
= Untuk dapat memahami Sunya/Sunyata dengan baik dan benar sepengetahuan saya anda harus mencari Lama atau Suhu yang menguasai topik ini baik secara teori maupun praktik, jadi saya tidak yakin apa yang anda katakan disini mewakili Sunya/Sunyata yang sesungguhnya. Menurut Venerable Geshe Rabten anda harus berhati-hati terhadap pandangan tentang Sunya/Sunyata sebab tanpa bimbingan seorang Lama atau Suhu dikhawatirkan akan menyebabkan pandangan keliru.

Wacana :

Holding up emptiness as an absolute or ultimate truth without reference to that which is empty is the last thing either the Buddha or Nāgārjuna would advocate.
Sumber : David J. Kalupahana, Nagarjuna: The Philosophy of the Middle Way. SUNY Press, 1986, page 49

Tathagata-garbha thought is complementary to sunyata thought of the Madhyamika and the Yogacara, as it is seen in the Uttaratantra. The Uttaratantra first quotes the Srimala-devi-sutra to the effect that tathagata-garbha is not accessible to those outside of sunya realization and then proceeds to claim that sunyata realization is a necessary precondition to the realization of tathagata-garbha. There is something positive to be realized when one’s vision has been cleared by sunyata. The sunyata teachings of the prajna-paramita are true but incomplete. They require further elucidation, which is found in the Uttaratantra.
Sumber :  Professor Sebastian, Metaphysics and Mysticism in Mahayana Buddhism, Delhi, 2005, p. 50

The Uttaratantra speaks of Buddhahood or Buddha-nature. Thus it signifies something special and different when we take into consideration the term tantra in the Uttaratantra. Further, as stated earlier, the sunyata teachings in the Prajnaparamita are true, but incomplete. They require still further elucidation, which the Uttaratantra provides. Thus it assumes the Prajna-paramita teachings as the purva or prior teachings, and the tathagata-garbha teachings as the uttara, in the sense of both subsequent and superior.
Sumber :  Professor Sebastian, Metaphysics and Mysticism in Mahayana Buddhism, Delhi, 2005, pp. 46-47

Sekarang ijinkanlah saya bertanya sedikit :

1. Menurut Ajaran Theravada dimanakah Sang Buddha Sakyamuni saat ini ?

Itu saja pertanyaan dari saya dan mohon jawaban dari saudara Kelana. Terima kasih.

 _/\_



« Last Edit: 07 November 2010, 08:32:05 PM by Triyana2009 »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #73 on: 07 November 2010, 09:16:11 PM »
Tidak salah. Bila dilakukan dengan kesadaran penuh dan untuk kebajikan dan Dharma, maka musik dan tarian bukanlah pelanggaran sila Astasila. Tapi kalau seseorang mau memasukkan tidak menyanyi termasuk nyanyian Dharma dalam Astasila Mahayana, boleh-boleh saja. Astasila itu harusnya fleksibel, tidak kaku dan tentu sesuai dengan norma-norma bajik yang ada.

Ikut" sobat dharma ah... kok menyamakan pembunuhan dengan menyanyii dan menari?? kikikik....org biasa aj udah bsia bedakan keduanya... ;D ;D ;D dalam pandangan manusia normal azaaa jelas" pembunuhan manusia mengakibatkan kesedihan, ratap tangis, kejahatan merajalela. Sejak kapan pembunuhan dapat membawa pada masyarakat menjadi p[enuh cinta kasih dan memberikan kehngatan hati pada orang'? tetapi kalau musik? Musik? Ya musik dan tari-tarian BISA! Bhakan bayi dlm kandunganpun dapat menerima efek positif apabila dilantunkan musik" ttt.

Sedangkan nyanyian dan tarian yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan jeli serta kreatif, yang diperoleh dengan latihan keras dan berulang-ulang, mendapat sambutan positif dari masyarakat bahkan dapat membangun hidup lebih baik, dan dapat memaknai hidupnya sambil berkata"Dance and Music is My Life". Woww!! Sebuah sikap jujur pada diri sendiri yang patut diacungi jempol ;D... bahkan nyanian dan tarian dapat menyelamtkan ornag-ornag dari bahaya terjerumus PSK atau narkoba... seperti visi misi EKI Dance Company setahu saya, yg kebetulan pendirinya adalah Buddhis walaupun non-mainstream Aiko Senosoenoto.



 _/\_
The Siddha Wanderer
pengen nanya nih, kalau ada seorang bikuni dia menari telanjang untuk menggalang dana bantuan bencana, apakah itu boleh? (khan kalau bikuni itu cantik dan bisa menjual dengan mempertontonkan tubuhnya bukankah itu sesuai dhamma?)


Quote
Dan..... jujur... ketika saya mendengarkan paritta dengan nada datar yg biasanya, saya sulit sekali meresapi maknanya. Tetapi kalau mendnegar lantunan musik Metta Sutta, Mantra, Mangala Sutta saya lebih dapat menyerap maknanya dnegan lebih baik dan praktek saya semakin termotivasi daripada baca paritta datar" saja... jemu sekali.

Pandangan BENAR mengenai musik dalam Mahayana dan Theravada mungkin berbeda, tetapi pandangan BENAR tentang membunuh dalam Mahayana dan Theravada adalah SAMA, yaitu membunuh tidaklah diperbolehkan dalam bentuk apapun.
dan... jujur, saya mendengar parita yang manapun tidak berefek, tapi kalau mendengar lagu gereja keknya lebih enak deh.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline freecloud79

  • Teman
  • **
  • Posts: 62
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • Dalam Tahap Belajar Dhamma
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #74 on: 07 November 2010, 10:27:57 PM »
Quote
Menurut saya keduanya tidak ada yang lebih baik. Ajaran Buddha mengajarkan kita untuk tidak terjerumus kepada tindakan ekstrem, termasuk terlalu naïf maupun licik. Kenaifan yang terlalu membuat seseorang tidak bisa membedakan mana benar dan salah dan akan mudah terjebak dalam melakukan perbuatan buruk yang ia anggap sebagai bukan perbuatan buruk.

apakah tindakan saya nianfo(melafalkan nama buddha) termasuk tindakan ekstrim dan naif? apakah nianfo termasuk perbuatan salah dan menjerumuskan?

Memang benar kebijaksanaan yg paling penting tetapi lihat dulu Kebijaksanaannya apakah terlalu banyak pertimbangan juga tidak terlalu baik alhasil gak maju cm jalan di tempat.

contohnya : Siddharta Gautama samadhi sebelum mencapai bodhi juga belajar dari pengalaman Beliau sendiri seperti samadhi yg terlalu ekstrem. Alhasil dia menyadari dari kecapi rombongan tarian yang lewat, kalau tali kecapi terlalu kendor suara gak akan bagus, tetapi kalau tali kecapi terlalu ketat, senar talinya akan putus. jadi step by step dia menyadari dan menemukan JalanNya sendiri.

Begitu juga dengan saya bernianfo dan mempercayai adanya sukhavati, mungkin suatu hari nanti saya menyadari bahwa tidak cukup dengan bernianfo harus dibarengi dengan samadhi budhanussati atau yang lain sebagainya...

So semua ada jalannya masing masing bro kelana, jangan terlalu cepat menjudge terlalu naif.

Berarti Sang Buddha dulu juga naif lho bro  ;D  _/\_
Sabbe Satta Dukka Pamuccantu
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta