[at] bro. Kainyn: Bisa dan tidak bisa. Seseorang yang bertekad menjadi Samyaksambuddha yang awalnya belajar Theravada pasti akan belajar Mahayana pada tahap tertentu karena memang sudah begitu jalurnya, demikian menurut Mahayanis. Namun jalan Sammasambodhi di dalam Theravada telah mengandung unsur-unsur pokok penting dan utama untuk mencapai Sammasambodhi, misal Bodhicitta yang dibangkitkan Sumedha dalam Buddhavamsa. Mahayana memperjelasnya dan menekankan ke arah sana sehingga tidak tercampur dengan interpretasi para penganut Shravakayana.
[at] dilbert: Anehnya, para sesepuh Mahayana semuanya memiliki kemiripan dalam menafsirkannya, yaitu "Yang Tercerahkan Sejak Masa Lampau" itu di Lotus Sutra sebenarnya adalah
Dharmakaya / Svabhavikaya / Hon-Butsu yang BERBEDA dengan Nirmanakaya Shakyamuni Buddha yang mengawali karir pencerahannya dengan berikrar di hadapan Tathagata yg juga bernama Sakyamuni, Dipankara dan rtercerahkan di bawah Pohon Bodhi.
Arya- Avatamsaka Sutra, sebuah sutra yang dianggap oleh aliran Huayen sebagai sutra yang mencakup makna sejati dari Buddha Dharma membicarakan pencerahan Nirmanakaya Sakyamuni:
"Suatu ketika Sang Buddha berada di tanah (Gaya) Magadha, di bodhimanda [bawah pohon Bodhi], PERTAMA KALI mencapai pencerahan."Arya Subhakarasimha mengatakan bahwa Mahavairocana Sutra dan Saddharmapundarika Sutra sebenarnya identik. Keduanya bagaikan dua sisi koin yang berbeda. Yixing, murid dari YA Subhakarasimha mengatakan bahwa Lotus Sutra dan Mahavairocana Sutra sama-sama dibagi menajdi 2 bagian:
1. Ekayana
2. Kehidupan Tathagata yang Tidak Terbatas
Jadi Buddhakaya dalam Mahavairocana Sutra dan Lotus Sutra adalah identik.
Kehidupan Tanpa Batas dari Shakyamuni ADALAH Mahavairocana Tathagata yang merujuk pada aspek Dharmakaya. "Telah Tercerahkan Sejak masa Lampau" merupakan salah satu aspek dari "Kehidupan Tanpa Batas" yang juga merupakan ciri khas dari Mahavairocana Tathagata. Sehingga jelas bahwa "Buddha Shakyamuni 'Abadi'" dalam Lotus Sutra adalah DHARMAKAYA Mahavairocana Tathagata.
YA Shinran mengatakan bahwa: "Amitabha Tathagata dikisahkan tercerahkan 10 kalpa yang lalu, tapi sebenarnya Beliau telah tercerahkan di masa kalpa lalu yang TIDAK TERBATAS. Amitabha Buddha eksis sejak masa lalu yang tidak terhitung. Berwelas asih kepada para makhluk yang memiliki lima rintangan batin, muncul di Istana Gaya, bermanifestasi menajdi Shakyamuni Buddha."
Dalam aliran PureLand baik Amitabha dan Sukhavati memiliki aspek Nirmanakaya, Sambhogakaya dan Dharmakayanya. Nah yang dimaksud Shinran adalah DHARMAKAYA Amitabha beremanasi menajdi Nirmanakaya Sakyamuni. Perkataan Shinran yang mengatakan bahwa Amitabha telah tercerahkan sejak waktu lampau yang tanpa batas menunjukkan keluasan dari lautan Dharmakaya yang tanpa batas, tapi secara Nirmanakaya, Amitabha baru tercerahkan 10 kalpa lalu.
Konsep Kehidupan tanpa Batas Tathagata, baik telah tercerahkan di masa lampau yang tidak terbatas dan terus menerus menyelamatkan para makhluk di masa depan, menunjuk pada Buddha yang tidak memiliki awal dan akhir, yaitu DHARMAKAYA, baik itu DHARMAKAYA Shakyamuni ataupun DHARMAKAYA Amitabha, ataupun DHARMAKAYA Bhaisajyaguru.
Maka dari itu penting untuk menyelami bab sebelum bab "Panjang Umur Tathagata" dan isi bab Panjang Umutr Tathagata itu sendiri. karena dari sana kita tahu bahwa apa yang diinterpretasikan para master bukanlah tafsir yang dibuat".
Bab sebelumnya mengatakan bahwa Maitreya Bodhisattva terheran-heran bagaimana bisa Buddha baru saja tercerahkan di Bodhgaya, padahal para putra Buddha yang jumlahnya tidak terbatas terus berkarya menyelamatkan para makhluk sejak masa yang sangat sangat lampau. Harusnya para putra tersebut memilioki "ayah" sejak amsa lampau, tapi anehnya Sakyamuni Buddha baru saja tercerahkan. Inis angat aneh dan Meitreya keheranan. keheranan Maitreya ini memiliki makna yang mendalam.
Para putra Buddha seperti Avalokitesvara tentu memiliki guru Amitabha di amsa lampau. kenapa harus ditanyakan kembali oleh Maitreya bahwa seharusnya Sakyamuni yang menjadi ayah sang Avalokitesvara? Tanpa ayah Sakyamuni bukankah Avalokitesvara sudah punya ayah Amitabha? Kenapa harus diheran-herankan bahwa Avalokitesvara mempunyai kekuatan yang begitu menakjubkan? Nah di sini sebenarnya Maitreya ingin Sanmg Buddha menjabarkan tentang DHARMAKAYA Sakyamuni, bukan pencerahan Nirmanakaya Sakyamuni.
Dan dikatakan pula dalam Lotus Sutra bab "Panjang Umur" bahwa para Buddha seperti Sakyamuni sebenarnya setelah parinirvana terus berada di sisi para makhluk dan menolong para makhluk. Ini dijelaskan dalam berbagai Sutra, bahwa Sang Buddha Sakyamuni beremanasi menjadi para Guru baik itu Atisha maupun Jey Tsongkhapa, atau Nagarjuna, atau Vasubandhu dan semua guru penerus silsilah ajaran adalah emanasi Sakyamuni Buddha. Lihat: Pembebasan di Tangan Kita karya Phabongkha Rinpoche, di sana banyak kutipan sutra tentang ini. Nah yang dimaksud adalah Dharmakaya Sakyamuni-lah yang beremanasi menjadi para Guru, maka dari itu dikatakan walaupun arus batin Tsongkhapa dan Sakyamuni berbeda, tetapi HAKEKAT keduanya adalah SAMA. Nah karena SAMA Inilah maka dikatakan Sakyamuni beremnasi menjadi Tsongkhapa. Sama-sama telah menyadari HAKEKAT Ke-Buddhaannya.
Menurut sudut pandang Theravada, tentu saja TIDAK MUNGKIN Theravada lanjut Mahayana. Tetapi sudah saya katakan sebelumnya, bahaw dari sudut pandang Mahayanis, Theravada yang menekankan ke Jalan Shravaka harus LANJUT ke jalan Mahayana untuk mencapai Samyaksambodhi.
Jadi tidak ada ya yang namanya ngulang-mengulang pencerahan. Dalakm kisah pencerahan Sang Buddha versi Tantra sekalipun, tidak ada yang mengatakan sang Buddha mengulang-ulang pencerahan. Kesalahan memaknai neyartha dan nitartha adalah salah satu hal yang tidak dipuji para Buddha.
Masalah SD, SMP, SMA itu ya tergantung perspektif Sharavakayana atau Mahayana atau Ekayana yang anda ambil. kalau anda menganut paham Mahayana, Ekayana atau Vajrayana maka tingkatan SD, SMP, SMA itu dapat diterapkan dan memang demikianlah TAHAPAN JALANNYA. Kalau secara Shravakayana Theravadin, tentu hal tersebut tidak bisa diterapkan.
Yang saya pahami dari tulisan Sdr. Gandalf adalah bahwa Nirvana itu sejak dulu adalah bersih tanpa noda. Nirvana itu sifatnya adalah Kosong atau Sunya dan Sunya ini ada dalam setiap makhluk. Dalam Pali Kanon , Sunna Sutta dikatakan bahwa Sunya itu berarti kosong dari atta (anatta), semua makhluk adalah memiliki sifat anatta. Jadi kita semua memiliki sifat anatta ini, sifat Kosong ini, dan sifat Kosong ini sudah ada dari dulu, dalam istilah Mahayana ‘sudah tercerahkan dari dulu’.
Mahayana dalam pengajarannya menggunakan ‘bahasa positif’ atau ‘istilah positif’ untuk menjelaskan Sunya, oleh karenanya digunakan istilah Dharmakaya, Tatagathagarba, Self, untuk membantu orang untuk lebih nyaman. Sayangnya dalam perkembangannya penggunaan ‘bahasa positif’ ini banyak disalahartikan beberapa Mahayanis sehingga memunculkan paham eternalis, atta yang abadi, dan kesan Buddha yang abadi.
Jadi dari tulisan Sdr. Gandalf saya memahami bahwa yang telah mencapai pencerahan sejak dulu bukan Buddha Gotama tetapi ke-Nirvana-annya itu yang sudah cerah dari dulu.
[at] Kelana: Benar. demikianlah maksudnya.
[at] bro.fabian: maknaya bukan begitu. Telah Tercerahkan itu maksudnya bahwa Buddha yang cerah itu adalah potensi Ke-Buddhaan dalam diri kita atau Tathagatagarbha. Karena adanya potensi inilah maka kita dapat emnajdi Buddha. Potensi Buddha ini selama ini tertutup oleh klesha sejak waktu tanpa awal, tugas kitalah untuk membuka tabir klesha (kekotoran batin) ini untuk menyadari Buddha cerah dalam batin kita sendiri.
[at] bro. kelana: alam dewa tentu berbeda dengan alam Sukhavati. ketika terlahir di alam Sukhavati janganlah berpikir bahwa mereka hidup tanpa tantangan, mereka juga mencari tantangan untuk mengasah batin mereka, maka itu dikatakan bahwa para makhluk Sukhavati juga kembali ke dunia Saha dalam waktu-waktu tertentu untuk menyelamatkan para makhluk yang juga sekaligus mengasah batin mereka. Justru di Tanah Suci adalah paling aman, di mana ketika waktu untuk mengasah batin tiba, sudah ada bekal yang matang yaitu bodhisattva bhumi pertama yang setara Srotapanna. Daripada boro-boro di alam dewa, liat bidadari cantik langsung timbul hawa nafsu dan timbul keinginan nafsu seksualnya, belum kalau para dewanya sombong, bisa ikut"an tuh.
Tapi yang perlu diingat adalah pencapaian Sukhavati tidaklah semata-mata dalam kehidupan selanjutnya tetapi DAPAT DICAPAI SAAT INI DALAM HIDUP INI. Ini adalah ajaran para sesepuh Sukhavati di Tiongkok dan Jepang. Secara Nirmanakaya, Sukhavati adalah tempat pelatihan. Secara Dharmakaya, Sukhavati adalah Nirvana.
The Siddha Wanderer