//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?  (Read 39530 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #30 on: 06 November 2010, 05:23:10 PM »
Di dalam naskah kitab MAhayana, memang tidak disebutkan secara eksplisit tentang Theravada, tetapi yang disebutkan adalah jalan sravaka (sravakayana). Dan menurut Saddharmapundarika sutra bahwa seseorang disarankan tidak hanya puas dengan jalan Sravaka, tetapi harus menempuh jalan annutara samyaksambuddha.
Betul, yang mengatakan Theravada adalah jalan sebatas Sravaka jelas bukan dari kanon Pali.
Dalam kanon Pali, Buddha memuji semua jalan pencapaian kearahatan. Tidak pernah dibilang "jangan puas cuma jadi savaka."


Quote
Apakah Sravakayana identik dengan Theravada (istilah yang ada sekarang ini) ? Kalau dilihat dari terminologi tingkat ke-BUDDHA-an yang bisa dicapai pada era / masa adanya ajaran (pada masa ini tentunya ajaran Buddha Sakyamuni), maka tingkat ke-BUDDHA-an yang bisa dicapai adalah SAVAKA BUDDHA (sravaka Buddha), jadi notabene semua pengikut ajaran BUDDHA pada masa adanya ajaran hanya bisa mencapai tingkatan SAVAKA BUDDHA (Arahat/Buddha siswa).
Walaupun semasa Ajaran Buddha masih ada, yang bisa ditempuh adalah jalan Savaka, namun Buddha dalam kanon Pali tidak mengatakan bahwa semua muridnya hanya akan jadi Savaka. Kalau tidak salah, Pasenadi dari Kosala adalah seorang Bodhisatta yang juga akan mencapai Samma Sambuddha di masa depan. Ajatasattu juga dikatakan akan mencapai Pacceka Buddha. Jadi saya cukup bingung kalau dibilang Theravada hanya "memfasilitasi" jalan savaka.



Quote
Sedangkan di dalam kitab kitab Saddharmapundarika, sering disebut jangan-lah puas dengan Jalan Sravaka (Savaka), bukankah demikian juga sama dengan Mahayana menyebutkan jangan puas dengan ajaran Theravada (yang ada sekarang ini). Dari sini-lah maka muncul tafsiran bahwa Mahayana itu adalah LANJUTAN dari THERAVADA...

Note : Bahkan perkembangan berikut-nya yaitu VAJRAYANA/TANTRAYANA membuat tingkatan yang lebih tinggi, yaitu bisa mencapai tingkat ke-BUDDHA-an dalam satu kehidupan saja. Sehingga tidak mengherankan kemudian muncul lagi istilah Theravada = SD, Mahayana = SMP dan Vajrayana = SMA...
Jadi secara logis, masing-masing dicerna sendiri saja.
Yang sering menjadi pertanyaan buat saya, Theravada = SD (sravaka), Mahayana = SMP (Bodhisatva), Vajrayana = SMA (bisa jadi Buddha di kehidupan ini juga). Lalu kalau jalan Pacceka Buddha = ??? STM BoedOet barangkali?

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #31 on: 06 November 2010, 08:12:18 PM »
at bro Gandalf...
Kalau Tulisan di Saddharma pundarika sutra harus ditafsirkan, maka bisa bermunculan banyak tafsir yang bisa berbeda beda pengertiannya. Kemudian tentang seorang Sravaka yang bisa keluar dari Nirvana Sravaka untuk kemudian melanjut-kan pencapaian ke-BUDDHA-an menuju annutara samyaksambuddha. Berarti dengan demikian Seorang Sravaka harus terlahir ke dunia saha (dunia yang bisa mengalami penderitaan minimal penderitaan fisik) untuk mencapai annutara Samyaksambuddha.

Yang saya pahami dari tulisan Sdr. Gandalf adalah bahwa Nirvana itu sejak dulu adalah bersih tanpa noda. Nirvana itu sifatnya adalah Kosong atau Sunya dan Sunya ini ada dalam setiap makhluk. Dalam Pali Kanon , Sunna Sutta dikatakan bahwa Sunya itu berarti kosong dari atta (anatta), semua makhluk adalah memiliki sifat anatta. Jadi kita semua memiliki sifat anatta ini, sifat Kosong ini, dan sifat Kosong ini sudah ada dari dulu, dalam istilah Mahayana ‘sudah tercerahkan dari dulu’.

Mahayana dalam pengajarannya menggunakan ‘bahasa positif’ atau ‘istilah positif’ untuk menjelaskan Sunya, oleh karenanya digunakan istilah Dharmakaya, Tatagathagarba, Self, untuk membantu orang untuk lebih nyaman. Sayangnya dalam perkembangannya penggunaan ‘bahasa positif’ ini banyak disalahartikan beberapa Mahayanis sehingga memunculkan paham eternalis, atta yang abadi, dan kesan Buddha yang abadi.

Jadi dari tulisan Sdr. Gandalf saya memahami bahwa yang telah mencapai pencerahan sejak dulu  bukan Buddha Gotama tetapi ke-Nirvana-annya itu yang sudah cerah dari dulu.

Mungkin istilah ‘telah mencapai pencerahan dari dulu’ sebenarnya adalah ‘telah cerah dari dulu’ , jadi agak sedikit berbeda konotasinya, mungkin.... :)
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #32 on: 06 November 2010, 08:29:55 PM »
Yang sering menjadi pertanyaan buat saya, Theravada = SD (sravaka), Mahayana = SMP (Bodhisatva), Vajrayana = SMA (bisa jadi Buddha di kehidupan ini juga). Lalu kalau jalan Pacceka Buddha = ??? STM BoedOet barangkali?

BoedOet.......parah.. :))

Kalau dalam joke, saya justru melihat sebaliknya Vajrayana= SD,  Mahayana = SMP  Theravada= Mahasiswa , kenapa? Coba lihat saja alat-alat yang digunakan dalam latihan, siapa yang banyak menggunakan alat-alat bantu konsentrasi? Sama seperti anak SD kalau sekolah bawa buku, alat tulis, kotak makanan, dll dan sang guru perlu memberikan penjelasan pelan-pelan dengan istilah-istilah awam agar mengerti. Kalau Mahasiswa tidak perlu bawa apa-apa, cukup bawa pulpen sama kertas, malah kertas hasil pinjem  :)), dosen langsung to the point ke materi, bahkan sering tidak masuk  :))
Pacceka Buddha = wiraswastawan

... Ini hanya joke _/\_

GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #33 on: 06 November 2010, 09:26:48 PM »
setiap pembahasan mengenai Mahayana dan Theravada, pastilah ada mengenai SD, SMP, SMA dan juga tidak bakal ketemu dan sudah bisa dilihat di pembahasan yang sudah ada

yang pasti tidak akan ketemu dan susah disamakan karena isi sutta Pali dan sutra Mahayana memang konsepnya ada perbedaan. :-?

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #34 on: 06 November 2010, 09:30:06 PM »

mau sutra palsu atau tidak saya cuma mengambil manfaatnya untuk saya saat sekarang ini.


Saya salut kepada Anda karena sikap ini  :jempol:
Ini tandanya Anda benar-benar tidak terperangkap dalam perbedaan antar-aliran yang sebenar artifisial
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #35 on: 06 November 2010, 10:03:34 PM »

mau sutra palsu atau tidak saya cuma mengambil manfaatnya untuk saya saat sekarang ini.

dan tentunya semua harus dibarengi dengan menjalankan kebajikan, melaksanakan DJMB8. Thx... _/\_

Terlalu naif, sorry
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #36 on: 06 November 2010, 10:13:18 PM »
ada yang merasa dalam zona nyaman, dibohongipun dia merasa aman.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #37 on: 06 November 2010, 10:40:02 PM »
bagaimana dibilang tidak mengerti?

semua ajaran buddha intinya kan sama mencapai pencerahan tertinggi (nibbana)/tidak dilahirkan di alam manapun.
cuma di zaman sekarang ini, di bumi kita hidup sekarang ini saya merasa sangat susah atau hampir mustahil buat kita2 mencapai nibbana langsung di kehidupan ini tanpa dibarengi karma baik di kehidupan lampau. ditambah apalagi saya seorang perumah tangga. bisa mencapai sotapanna da mantap sekali itu(tapi entah kapan ya) jadi sewaktu saya mengetahui amitabha sutra dari sepupu penganut mahayana dan dijelaskan mengenai sukhavati buddha amitabha.
jadi berpikir nih  :-? meski tidak bisa mencapai nibbana di kehidupan ini tp setelah kematian dilahirkan di pureland sukhavati dan masih bisa belajar dhamma. Alangkah bagusnya masih bisa belajar Dhamma. intinya masih bisa belajar Dhamma loh... teman2 se-Dhamma.

Swatthi Hottu


Jika kita tidak perduli palsu atau tidaknya sutra, ada ajaran yang selevel dengan ajaran Mahayana dalam rangka transit ke alam lain untuk mencapai pencerahan seperti ini, dalam tradisi Theravada di negara tertentu, mungkin sudah ada yang tau mengenai hal ini. Sekali lagi jika kita mengesampingkan asli atau palsu.

Dalam tradisi Theravada ada kitab bernama Anagatavamsa yang berisi kotbah Sang Buddha mengenai kemunduran Dhamma hingga hilang, lenyap tak berbekas. Salah satu episode kemunduran Dhamma dikisahkan mengenai lenyapnya relik suci Buddha, dimana sebelum menghilang, relik-relik yang terpisah-pisah tersebut berkumpul menjadi satu dan membentuk tubuh maya Sang Buddha dan tubuh maya tersebut mengajarkan Dhamma yang sama murninya seperti yang Sang Buddha ajarkan saat Ia hidup, dan mengajarkannya kepada para dewa. Dan para dewa itupun setelah mendengar Dhamma tersebut banyak yang mencapai Pencerahan. Setelah selesai mengajar, relik-relik itu hancur, lenyap tak berbekas. Selanjutnya masa kegelapan datang hingga Metteya di lahirkan.

Berdasarkan dari kisah inilah, beberapa meyakini bahwa jika kita bisa menjadi dewa dimana usia dewa itu biasanya cukup panjang, maka kita bisa menanti saat relik-relik itu membabarkan Dhamma yang murni. Kita bisa mencapai Pencerahan juga.

So, pilih mana dilahirkan di pureland atau di alam dewa? :)
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #38 on: 06 November 2010, 10:56:14 PM »
...........

Lebih lanjut Thich Nhat Hanh mengatakan, "Apakah kita butuh untuk menjadi Buddha? Apakah kamu butuh untuk mengejar pencerahan? Aliran tidaklah perlu mencari untuk menjadi air - aliran adalah air, saat ini dan di sini. Dalam cara yang sama, engkau sebenarnya telah mencapai Nirvana, engkau sebenarnya telah menjadi seorang Buddha. Engkau telah menjadi apa yang engkau inginkan. Apa yang penting adalah untuk memasujki jalan praktek untuk MENYADARI kebenaran ini dan membantu yang lain menyadarinya." (Insights on Lotus Sutra)

Jadi pencerahan bukanlah kita menjadis eseorang yang berbeda dengan diri kita sehingga kita harus mencarinya, tetapi NIRVANA harus kita realisasikan dengan MENYADARINYA dalam batin kita sendiri, MENYADARI sesosok Buddha yang telah tercerahkan sejak berkalpa-kalpa yang lalu dalam batin kita sendiri.

 _/\_
The Siddha Wanderer

Waduh gimana nih Ven. Thich Nhat Hanh, masa iya harus menyadari kita adalah Buddha yang telah tercerahkan? Jadi selama ini kita telah tercerahkan, tapi lupa lagi atau tidak sadar bahwa kita sudah tercerahkan?
Apakah seseorang yang telah tercerahkan bisa lupa lagi bahwa ia telah tercerahkan?
Karena sejujurnya saya tidak ingat bahwa saya pernah tercerahkan di kehidupan yang lalu.
Lantas apabila kita sudah tercerahkan, buat apa berusaha menyadari kembali dan buat apa berusaha mencapai pencerahan kembali?
 
_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #39 on: 06 November 2010, 11:14:12 PM »
Saya jadi berpikir,tentang sebuah permainan pesan berantai.Yang kami mainkan dulu.
Pada start awal isi pesannya:KUKU KAKI KUDA KAKAKKU KAKU, KUKU KAKIKU KAKU,KAKI KUDA KAKAKKU KAKU KAKU. Setelah dibisikkan dari orang per orang,sampai orang yang terakhir.Pesannya jadi :KUKUKU TERASA KAKU KAKU,KUDA KAKAKU JADI KAKU,KAKI KAKAKKU KAKU KAKU.

Saya pikir inilah yang terjadi sehingga banyak aliran.Dan kemudian yang satu merasa benar dari yang lain.Jika saya melihat prosesnya,saya cenderung mencari yang terdekat.Kalau dalam permainan pesan berantai,yang pertama menerima bisikkan yang akan saya cari.Jika memang pada bisikan pertama sudah beda maka tidak akan terlalu jauh bedanya.

Pernah saya membaca sutta theravada dan sutra mahayana.Walaupun belum banyak yang saya baca.Saya melihat pada sutta theravada dalam pemaparannya singkat,lugas dan padat.Butuh konsentrasi untuk mencernanya.Dan dalam sutra mahayana,disaat membacanya terkadang seperti sebuah cerita.Dan maaf sebelumnya,cara pemaparannya sama seperti saya membaca INJIL.

Entah memang itu cara menyesuaikan dengan umat atau memang sudah terjadi perubahan.Tapi kalau saya cenderung berpikir memang karena perubahan.Bagaimana agama itu dibuat perubahannya semakin manusiawi dan menyesuaikan dengan perubahan jaman.Dan sekali lagi saya minta maaf jika yang saya tulis ini kurang berkenan.Pernah terpikir bahwa mungkin saja karena turun temurun ajaran,ada yang mencontek dan membuat aliran dengan nama yang berbeda seperti kr****n.Dimana ajarannya lebih dipermudah dan tidak rumit.Umatnya boleh hidup berumah tangga.Tapi menikah hanya 1 kali.Hidup berpasangan sampai mati.Tapi pemimpin agamanya tidak boleh menikah.Kemudian datang orang bijaksana dizaman berikutnya melihat bahwa itu masih kurang bijaksana.Dan ingin melakukan perubahan.Sehingga mengaku ada wahyu atau bisikan Tuhan.Pemimpin agamanya boleh menikah.Boleh beristri lebih dari 1.Perceraian diperbolehkan.Yang saya rasa itu tidak mungkin dari Tuhan.Tapi mungkin dari hasil pikiran saat melihat satu kejadian.

Contoh:
-Seorang wanita yang terikat dalam 1 pernikahan.Ternyata si suami sering main tangan kepada si istri.Gemar berjudi dan lain-lain.Dan agamanya tidak memperbolehkan perceraian.
-Ada seorang laki-laki yang terikat dalam 1 pernikahan,ternyata si istri penyakitan dan tidak bisa melayani kebutuhan batinnya.Atau tidak bisa memberikan keturunan.

Perubahan demi perubahan terjadi.
Dan jangan heran jika besok terjadi, musik diperbolehkan dalam agama Buddha.Malah mungkin 100th ke depan,bhikku boleh menikah.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline freecloud79

  • Teman
  • **
  • Posts: 62
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • Dalam Tahap Belajar Dhamma
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #40 on: 07 November 2010, 12:07:11 AM »
Quote
Berdasarkan dari kisah inilah, beberapa meyakini bahwa jika kita bisa menjadi dewa dimana usia dewa itu biasanya cukup panjang, maka kita bisa menanti saat relik-relik itu membabarkan Dhamma yang murni. Kita bisa mencapai Pencerahan juga.

So, pilih mana dilahirkan di pureland atau di alam dewa? :)

iyah itu kalau dilahirkan jadi dewa dan kita masih ingat akan dhamma seperti di bumi ini skrg, kalau gak ingat dhamma gimana? krn da keenakan di sorga jadi dewa dan berusia panjang, karena menurut yg pernah saya baca biasanya kl da jadi dewa da enak berumur sangat panjang banyak yg gak ingat dhamma, bersenang2 sampai waktu usia dewanya udah habis, ciri2nya biasanya gak pernah keringatan jadi keringatan (salah satu pertanda seorang dewa usianya telah habis), kemudian timbul gelisah dan hanya bisa duduk menanti kelahiran kembali.

Apa kita dilahirkan di alam dewa lalu pikiran kita bisa seperti skrg ini tahu dan paham akan dhamma? bukannya terbentuk kepribadian dan pemikiran baru? apalagi di sana cuma ada senangnya gak ada susahnya, jangan2 malah menganggap dhamma itu lebih rendah dr pangkat dia sbg dewa. saya juga gak begitu yakin hahaha mau tanya yg pernah jadi dewa :)

sedangkan di pureland buddha amitabha sudah pasti yg terlahir di sana akan diajar dhamma, jadi meskipun kita dilahirkan di sana pikiran kita masi tahu akan Dhamma, dan pureland bukanlah surga atau jadi dewa di sana dan hidup bersenang2 tp masih harus belajar lagi. saya ambil sisi positifnya saja loh... percaya atau gak percaya yah urusan masing-masing :)

Meski saya Naif seperti yg dikatakan bro Kelana, oklah kita anggap saja sutra amitabha ataupun pureland cuma tambahan atau karangan orang tertentu/sutra palsu, jadi meski nianfo amitabha gak akan pernah dilahirkan di sukhavati dan sukhavati pureland itu tak pernah ada.
Di sini Saya juga mengingat akan Karma dan Hukum alam Semesta pasti tidak sembarangan dan berlaku adil. dengan ketekunan nian fo, membayangkan sifat luhur para buddha, samadhi, menjalankan kebajikan dan DJMB8 meski tidak dilahirkan di sukhavati, krn sukhavati itu rupanya cuma karangan, menurut temen2 setelah mati saya akan dilahirkan di mana? (ini gak usah dijawab tar saya mati dulu baru saya ceritakan ke kalian)  ;D

Karena pribadi saya "Yang penting adalah apa yang saya lakukan sekarang ini dan saya tidak pernah memikirkan hasilnya"   _/\_
Sabbe Satta Dukka Pamuccantu
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #41 on: 07 November 2010, 05:13:20 AM »

Saya pikir inilah yang terjadi sehingga banyak aliran.Dan kemudian yang satu merasa benar dari yang lain.Jika saya melihat prosesnya,saya cenderung mencari yang terdekat.Kalau dalam permainan pesan berantai,yang pertama menerima bisikkan yang akan saya cari.Jika memang pada bisikan pertama sudah beda maka tidak akan terlalu jauh bedanya.

Pernah saya membaca sutta theravada dan sutra mahayana.Walaupun belum banyak yang saya baca.Saya melihat pada sutta theravada dalam pemaparannya singkat,lugas dan padat.Butuh konsentrasi untuk mencernanya.Dan dalam sutra mahayana,disaat membacanya terkadang seperti sebuah cerita.Dan maaf sebelumnya,cara pemaparannya sama seperti saya membaca INJIL.

Entah memang itu cara menyesuaikan dengan umat atau memang sudah terjadi perubahan.Tapi kalau saya cenderung berpikir memang karena perubahan.Bagaimana agama itu dibuat perubahannya semakin manusiawi dan menyesuaikan dengan perubahan jaman.Dan sekali lagi saya minta maaf jika yang saya tulis ini kurang berkenan.Pernah terpikir bahwa mungkin saja karena turun temurun ajaran,ada yang mencontek dan membuat aliran dengan nama yang berbeda seperti kr****n.Dimana ajarannya lebih dipermudah dan tidak rumit.Umatnya boleh hidup berumah tangga.Tapi menikah hanya 1 kali.Hidup berpasangan sampai mati.Tapi pemimpin agamanya tidak boleh menikah.Kemudian datang orang bijaksana dizaman berikutnya melihat bahwa itu masih kurang bijaksana.Dan ingin melakukan perubahan.Sehingga mengaku ada wahyu atau bisikan Tuhan.Pemimpin agamanya boleh menikah.Boleh beristri lebih dari 1.Perceraian diperbolehkan.Yang saya rasa itu tidak mungkin dari Tuhan.Tapi mungkin dari hasil pikiran saat melihat satu kejadian.

Contoh:
-Seorang wanita yang terikat dalam 1 pernikahan.Ternyata si suami sering main tangan kepada si istri.Gemar berjudi dan lain-lain.Dan agamanya tidak memperbolehkan perceraian.
-Ada seorang laki-laki yang terikat dalam 1 pernikahan,ternyata si istri penyakitan dan tidak bisa melayani kebutuhan batinnya.Atau tidak bisa memberikan keturunan.

Perubahan demi perubahan terjadi.
Dan jangan heran jika besok terjadi, musik diperbolehkan dalam agama Buddha.Malah mungkin 100th ke depan,bhikku boleh menikah.

saya setuju pendapat anda, saya kira memang begitu yang sudah terjadi. ;D

 _/\_
« Last Edit: 07 November 2010, 05:34:50 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #42 on: 07 November 2010, 05:39:02 AM »
ada yang merasa dalam zona nyaman, dibohongipun dia merasa aman.

karena 'nyaman' juga objek   ;D

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #43 on: 07 November 2010, 07:33:46 AM »
saya setuju pendapat anda, saya kira memang begitu yang sudah terjadi. ;D

 _/\_
memang sudah terjadi kok
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Adakah aliran Theravada + Mahayana = TheraMahavadayana?
« Reply #44 on: 07 November 2010, 08:48:35 AM »
iyah itu kalau dilahirkan jadi dewa dan kita masih ingat akan dhamma seperti di bumi ini skrg, kalau gak ingat dhamma gimana? krn da keenakan di sorga jadi dewa dan berusia panjang, karena menurut yg pernah saya baca biasanya kl da jadi dewa da enak berumur sangat panjang banyak yg gak ingat dhamma, bersenang2 sampai waktu usia dewanya udah habis, ciri2nya biasanya gak pernah keringatan jadi keringatan (salah satu pertanda seorang dewa usianya telah habis), kemudian timbul gelisah dan hanya bisa duduk menanti kelahiran kembali.

Apa kita dilahirkan di alam dewa lalu pikiran kita bisa seperti skrg ini tahu dan paham akan dhamma? bukannya terbentuk kepribadian dan pemikiran baru? apalagi di sana cuma ada senangnya gak ada susahnya, jangan2 malah menganggap dhamma itu lebih rendah dr pangkat dia sbg dewa. saya juga gak begitu yakin hahaha mau tanya yg pernah jadi dewa :)

sedangkan di pureland buddha amitabha sudah pasti yg terlahir di sana akan diajar dhamma, jadi meskipun kita dilahirkan di sana pikiran kita masi tahu akan Dhamma, dan pureland bukanlah surga atau jadi dewa di sana dan hidup bersenang2 tp masih harus belajar lagi. saya ambil sisi positifnya saja loh... percaya atau gak percaya yah urusan masing-masing :)

Meski saya Naif seperti yg dikatakan bro Kelana, oklah kita anggap saja sutra amitabha ataupun pureland cuma tambahan atau karangan orang tertentu/sutra palsu, jadi meski nianfo amitabha gak akan pernah dilahirkan di sukhavati dan sukhavati pureland itu tak pernah ada.
Di sini Saya juga mengingat akan Karma dan Hukum alam Semesta pasti tidak sembarangan dan berlaku adil. dengan ketekunan nian fo, membayangkan sifat luhur para buddha, samadhi, menjalankan kebajikan dan DJMB8 meski tidak dilahirkan di sukhavati, krn sukhavati itu rupanya cuma karangan, menurut temen2 setelah mati saya akan dilahirkan di mana? (ini gak usah dijawab tar saya mati dulu baru saya ceritakan ke kalian)  ;D

Karena pribadi saya "Yang penting adalah apa yang saya lakukan sekarang ini dan saya tidak pernah memikirkan hasilnya"   _/\_

Lah kok pakai “kalau masih ingat”? Ya harus dilatih untuk ingat donk. Jika ingin mengingat dhamma di alam dewa, berharaplah dan jadilah dewa yang mengingat dhamma dan usianya panjang. Caranya? Berharaplah jadi dewa, lakukan Samadhi, laksanakan Sila dan Panna. Sama saja dengan cara menuju pureland. Bedanya yang satu berkonsentrasi dengan nama Buddha, yang satu berkonsentrasi dengan alam dewa. Tapi ujung-ujungnya Pencerahan juga toh. Dan jangan khawatir mengenai usia, konon para dewa tertentu cukup panjang usianya untuk melihat relik Buddha mengajar Dhamma. ;)

Sebaliknya, apakah dilahirkan di pureland akan menjamin mengingat dhamma jika tidak diawali dengan latihan mengingat pureland, dan mengingat dikisahkan begitu indahnya pureland itu, begitu panjang usia disana, tanpa penyakit batin dan fisik, lebih nyaman dari surga, bisa-bisa kita hanya main-main disana. Toh kita juga perlu belajar lagi juga di pureland, jadi tidak ada bedanya dengan alam dewa yang juga bisa belajar dhamma. Katakanlah di pureland tidak ada yang berbuat jahat, semua mengingat dhamma, maka tidak ada tantangan, ‘ujian’ batin, disana. Sedangkan di alam dewa ada sedikit tantangan yang dapat mengasah batin. Mengapa para calon Sammasambuddha selalu terlahir di alam manusia yang lebih tidak membahagiakan dibandingkan alam dewa? Karena tantangan di alam manusia lebih besar dari alam dewa. Di sinilah calon Sammasambuddha terasah batinnya.

Selama kita memiliki timbunan karma baik, dalam istilah Mahayanis 'berjodoh' dengan Buddha, maka dikelahiran berikutnya kita pun akan terkondisikan untuk menjalankan dhamma (meskipun kita tidak mengingat namanya/istilahnya sebagai dhamma), kita akan menjadi dewa yang menjalankan dhamma meskipun kita tidak tahu kita sedang menjalankan dhamma, dan saat waktunya tiba relik Buddha mengajar, otomatis kita akan mau mendengarkannya dan mencerahkan kita. Oleh karena itu timbunlah karma baik. Dan jangan khawatir, para dewa senior yang mengenal Dhamma juga akan membantu kita, bahkan para dewa senior yang ada saat Sang Buddha masih hidup, mereka juga masih ada. We are not alone.

Bagaimana? Apakah masih menganggap hanya melalui 'transit' ke pureland seseorang termudahkan dalam pencerahan? Atau sudah terpikirkan bahwa ada jalan lain?

Quote
Di sini Saya juga mengingat akan Karma dan Hukum alam Semesta pasti tidak sembarangan dan berlaku adil. dengan ketekunan nian fo, membayangkan sifat luhur para buddha, samadhi, menjalankan kebajikan dan DJMB8 meski tidak dilahirkan di sukhavati, krn sukhavati itu rupanya cuma karangan, menurut temen2 setelah mati saya akan dilahirkan di mana?

DJMB8?? Mungkin maksudnya JMB8 (Jalan Mulia Berunsur 8 )

Secara teori dengan mengesampingkan karma lampau yang lainnya, mungkin akan lahir di alam yang bahagia, tergantung kwalitas praktik dhamma.

Semoga perbandingan ini dapat dijadikan sebagai bahan berpikir dan menimbang dalam memilih jalan, dari pada pasrah menerima apa yang datang dan tanpa investigasi terlebih dulu.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -