//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???  (Read 68498 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #90 on: 28 September 2010, 03:13:48 PM »
Quote
segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.
OK, di sini ada hal yang kurang jelas. Saya mau tanya dulu, apakah vinaya mengatur perilaku ataukah pikiran?
perilaku

mungkin terlewat oleh Bro Kainyn, jadi saya lanjutkan dulu

apakah main gitar adalah perilaku atau pikiran?
apakah alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku atau pikiran?

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #91 on: 28 September 2010, 03:52:29 PM »
Quote
segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.
OK, di sini ada hal yang kurang jelas. Saya mau tanya dulu, apakah vinaya mengatur perilaku ataukah pikiran?
perilaku

mungkin terlewat oleh Bro Kainyn, jadi saya lanjutkan dulu

apakah main gitar adalah perilaku atau pikiran?
bisa perilaku, bisa pikiran, bisa dua2nya.


apakah alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku atau pikiran?
alasan bermain gitar adalah pikiran
motivasi bermain gitar adalah keinginan
alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #92 on: 28 September 2010, 03:56:29 PM »
Quote
segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.
OK, di sini ada hal yang kurang jelas. Saya mau tanya dulu, apakah vinaya mengatur perilaku ataukah pikiran?
perilaku

mungkin terlewat oleh Bro Kainyn, jadi saya lanjutkan dulu

apakah main gitar adalah perilaku atau pikiran?
bisa perilaku, bisa pikiran, bisa dua2nya.


apakah alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku atau pikiran?
alasan bermain gitar adalah pikiran
motivasi bermain gitar adalah keinginan
alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku

kalau begitu dapat disimpulkan kalau bermain gitar adalah perilaku dengan alasan yg berasal dari pikiran. apakah ini termasuk dalam cakupan vinaya? sebelumnya anda sudah setuju bahwa vinaya mengatur perilaku.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #93 on: 28 September 2010, 04:16:02 PM »
Quote
segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.
OK, di sini ada hal yang kurang jelas. Saya mau tanya dulu, apakah vinaya mengatur perilaku ataukah pikiran?
perilaku

Bro wen78 katakan vinaya mengatur perilaku. Namun itu tidak selaras dengan perkataan sebelumnya di mana alasan dari perilaku yang menentukan seseorang melanggar vinaya atau tidak.


[...]
tanyakan langsung alsannya ia bermain gitar, baru memberikan label/nilai apakah dia melanggar atau tidak melanggar.

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #94 on: 28 September 2010, 07:57:35 PM »
Quote
segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.
OK, di sini ada hal yang kurang jelas. Saya mau tanya dulu, apakah vinaya mengatur perilaku ataukah pikiran?
perilaku

mungkin terlewat oleh Bro Kainyn, jadi saya lanjutkan dulu

apakah main gitar adalah perilaku atau pikiran?
bisa perilaku, bisa pikiran, bisa dua2nya.


apakah alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku atau pikiran?
alasan bermain gitar adalah pikiran
motivasi bermain gitar adalah keinginan
alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku

kalau begitu dapat disimpulkan kalau bermain gitar adalah perilaku dengan alasan yg berasal dari pikiran. apakah ini termasuk dalam cakupan vinaya? sebelumnya anda sudah setuju bahwa vinaya mengatur perilaku.

itu kesimpulan bro Indra, bukan saya.  lalu... ???


Quote
segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.
OK, di sini ada hal yang kurang jelas. Saya mau tanya dulu, apakah vinaya mengatur perilaku ataukah pikiran?
perilaku

Bro wen78 katakan vinaya mengatur perilaku. Namun itu tidak selaras dengan perkataan sebelumnya di mana alasan dari perilaku yang menentukan seseorang melanggar vinaya atau tidak.


[...]
tanyakan langsung alsannya ia bermain gitar, baru memberikan label/nilai apakah dia melanggar atau tidak melanggar.

bro Kainyn_Kutho, dimana letak ketidak-selarasannya?
vinaya mengatur perilaku para bhikku, dan setiap perilaku/tindakan bhikku ada penyebab, maksud, dan tujuan dibaliknya, yg disebut alasan.
alasan ini yg akan dipertanyakan ketika dianggap telah melakukan sebuah pelanggaran.

bila vinaya mengatur perilaku diartikan bahwa perilaku bhikku tunduk pada vinaya apapun alasannya, ini bukanlah pemahaman saya.
IMO, akan menurunkan kualitas bhikku itu sendiri, dimana bhikku menjadi tidak sadar atas apa yg seharusnya dilakukannya dan apa yg tidak seharusnya dilakukannya, melainkan semuanya mengikuti pada vinaya.
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #95 on: 28 September 2010, 08:02:21 PM »
Quote
segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.
OK, di sini ada hal yang kurang jelas. Saya mau tanya dulu, apakah vinaya mengatur perilaku ataukah pikiran?
perilaku

mungkin terlewat oleh Bro Kainyn, jadi saya lanjutkan dulu

apakah main gitar adalah perilaku atau pikiran?
bisa perilaku, bisa pikiran, bisa dua2nya.


apakah alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku atau pikiran?
alasan bermain gitar adalah pikiran
motivasi bermain gitar adalah keinginan
alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku

kalau begitu dapat disimpulkan kalau bermain gitar adalah perilaku dengan alasan yg berasal dari pikiran. apakah ini termasuk dalam cakupan vinaya? sebelumnya anda sudah setuju bahwa vinaya mengatur perilaku.

itu kesimpulan bro Indra, bukan saya.  lalu... ???


saya menyimpulkan berdasarkan pernyataan anda, kalau saya salah menyimpulkan, bagaimanakah kesimpulan anda?

Quote
Quote
segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.
OK, di sini ada hal yang kurang jelas. Saya mau tanya dulu, apakah vinaya mengatur perilaku ataukah pikiran?
perilaku

Bro wen78 katakan vinaya mengatur perilaku. Namun itu tidak selaras dengan perkataan sebelumnya di mana alasan dari perilaku yang menentukan seseorang melanggar vinaya atau tidak.


[...]
tanyakan langsung alsannya ia bermain gitar, baru memberikan label/nilai apakah dia melanggar atau tidak melanggar.

bro Kainyn_Kutho, dimana letak ketidak-selarasannya?
vinaya mengatur perilaku para bhikku, dan setiap perilaku/tindakan bhikku ada penyebab, maksud, dan tujuan dibaliknya, yg disebut alasan.
alasan ini yg akan dipertanyakan ketika dianggap telah melakukan sebuah pelanggaran.

bila vinaya mengatur perilaku diartikan bahwa perilaku bhikku tunduk pada vinaya apapun alasannya, ini bukanlah pemahaman saya.
IMO, akan menurunkan kualitas bhikku itu sendiri, dimana bhikku menjadi tidak sadar atas apa yg seharusnya dilakukannya dan apa yg tidak seharusnya dilakukannya, melainkan semuanya mengikuti pada vinaya.

bukankah anda sendiri menyetujui bahwa "Vinaya mengatur Perilaku"? kok sekarang dibatalkan?
bukankah alasan dari perilaku itu adalah bagian dari pikiran yg tidak diatur oleh vinaya.
« Last Edit: 28 September 2010, 08:05:33 PM by Indra »

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #96 on: 28 September 2010, 08:06:44 PM »
Quote
segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.
OK, di sini ada hal yang kurang jelas. Saya mau tanya dulu, apakah vinaya mengatur perilaku ataukah pikiran?
perilaku

mungkin terlewat oleh Bro Kainyn, jadi saya lanjutkan dulu

apakah main gitar adalah perilaku atau pikiran?
bisa perilaku, bisa pikiran, bisa dua2nya.


apakah alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku atau pikiran?
alasan bermain gitar adalah pikiran
motivasi bermain gitar adalah keinginan
alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku

kalau begitu dapat disimpulkan kalau bermain gitar adalah perilaku dengan alasan yg berasal dari pikiran. apakah ini termasuk dalam cakupan vinaya? sebelumnya anda sudah setuju bahwa vinaya mengatur perilaku.

itu kesimpulan bro Indra, bukan saya.  lalu... ???


saya menyimpulkan berdasarkan pernyataan anda, kalau saya salah menyimpulkan, bagaimanakah kesimpulan anda?
main gitar adalah bisa perilaku, bisa pikiran, bisa dua2nya.
semua tergantung alasannya. maka alasannya main gitar apa?

Quote
Quote
segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.
OK, di sini ada hal yang kurang jelas. Saya mau tanya dulu, apakah vinaya mengatur perilaku ataukah pikiran?
perilaku

Bro wen78 katakan vinaya mengatur perilaku. Namun itu tidak selaras dengan perkataan sebelumnya di mana alasan dari perilaku yang menentukan seseorang melanggar vinaya atau tidak.


[...]
tanyakan langsung alsannya ia bermain gitar, baru memberikan label/nilai apakah dia melanggar atau tidak melanggar.

bro Kainyn_Kutho, dimana letak ketidak-selarasannya?
vinaya mengatur perilaku para bhikku, dan setiap perilaku/tindakan bhikku ada penyebab, maksud, dan tujuan dibaliknya, yg disebut alasan.
alasan ini yg akan dipertanyakan ketika dianggap telah melakukan sebuah pelanggaran.

bila vinaya mengatur perilaku diartikan bahwa perilaku bhikku tunduk pada vinaya apapun alasannya, ini bukanlah pemahaman saya.
IMO, akan menurunkan kualitas bhikku itu sendiri, dimana bhikku menjadi tidak sadar atas apa yg seharusnya dilakukannya dan apa yg tidak seharusnya dilakukannya, melainkan semuanya mengikuti pada vinaya.

bukankah anda sendiri menyetujui bahwa "Vinaya mengatur Perilaku"? kok sekarang dibatalkan?
dimana saya membatalkannya?
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #97 on: 28 September 2010, 08:11:45 PM »
Quote
segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.
OK, di sini ada hal yang kurang jelas. Saya mau tanya dulu, apakah vinaya mengatur perilaku ataukah pikiran?
perilaku

mungkin terlewat oleh Bro Kainyn, jadi saya lanjutkan dulu

apakah main gitar adalah perilaku atau pikiran?
bisa perilaku, bisa pikiran, bisa dua2nya.


apakah alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku atau pikiran?
alasan bermain gitar adalah pikiran
motivasi bermain gitar adalah keinginan
alasan dan motivasi bermain gitar adalah perilaku

kalau begitu dapat disimpulkan kalau bermain gitar adalah perilaku dengan alasan yg berasal dari pikiran. apakah ini termasuk dalam cakupan vinaya? sebelumnya anda sudah setuju bahwa vinaya mengatur perilaku.

itu kesimpulan bro Indra, bukan saya.  lalu... ???


saya menyimpulkan berdasarkan pernyataan anda, kalau saya salah menyimpulkan, bagaimanakah kesimpulan anda?
main gitar adalah bisa perilaku, bisa pikiran, bisa dua2nya.
semua tergantung alasannya. maka alasannya main gitar apa?
di atas anda mengatakan bahwa alasan bermain gitar adalah pikiran, jadi ini diluar cakupan vinaya karena kita sepakat bahwa Vinaya mengatur perilaku
jadi dalam konteks Vinaya, kita ambil bagian perilaku saja, bermain gitar dengan pikiran adalah di luar konteks.

Quote
Quote
Quote
segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.
OK, di sini ada hal yang kurang jelas. Saya mau tanya dulu, apakah vinaya mengatur perilaku ataukah pikiran?
perilaku

Bro wen78 katakan vinaya mengatur perilaku. Namun itu tidak selaras dengan perkataan sebelumnya di mana alasan dari perilaku yang menentukan seseorang melanggar vinaya atau tidak.


[...]
tanyakan langsung alsannya ia bermain gitar, baru memberikan label/nilai apakah dia melanggar atau tidak melanggar.

bro Kainyn_Kutho, dimana letak ketidak-selarasannya?
vinaya mengatur perilaku para bhikku, dan setiap perilaku/tindakan bhikku ada penyebab, maksud, dan tujuan dibaliknya, yg disebut alasan.
alasan ini yg akan dipertanyakan ketika dianggap telah melakukan sebuah pelanggaran.

bila vinaya mengatur perilaku diartikan bahwa perilaku bhikku tunduk pada vinaya apapun alasannya, ini bukanlah pemahaman saya.
IMO, akan menurunkan kualitas bhikku itu sendiri, dimana bhikku menjadi tidak sadar atas apa yg seharusnya dilakukannya dan apa yg tidak seharusnya dilakukannya, melainkan semuanya mengikuti pada vinaya.

bukankah anda sendiri menyetujui bahwa "Vinaya mengatur Perilaku"? kok sekarang dibatalkan?
dimana saya membatalkannya?

sebelumnya anda sudah mengatakan bahwa "Vinaya mengatur perilaku", tetapi di atas anda juga mengatakan bahwa vinaya juga melibatkan alasan yg mana alasan adalah wilayah pikiran.

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #98 on: 28 September 2010, 08:18:55 PM »
bro indra, perilaku/tindakan akan selalu diikuti pikiran, dan pikiran bisa tidak diikuti oleh perilaku/tindakan(alias NATO: No Action Think only).

bila anda mo memecahkan menjadi dua bagian yg terpisahakan. maaf, saya tidak bisa mengikuti diskusi anda ini.

sekian dan terima kasih
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #99 on: 28 September 2010, 08:20:22 PM »
Quote
bila vinaya mengatur perilaku diartikan bahwa perilaku bhikku tunduk pada vinaya apapun alasannya, ini bukanlah pemahaman saya.
IMO, akan menurunkan kualitas bhikku itu sendiri, dimana bhikku menjadi tidak sadar atas apa yg seharusnya dilakukannya dan apa yg tidak seharusnya dilakukannya, melainkan semuanya mengikuti pada vinaya.
mau komen yang ini, jadi menurut anda bhikkhu itu akan jadi robot gara2 Vinaya? kualitas seorang bhikkhu akan turun gara2 tidak bermain gitar? akan turun kalau tidak bermain sex? akan turun kalau tidak membunuh? akan turun kalau tidak berbohong? bukan sebaliknya?

seorang bhikkhu yang menjalankan vinaya dengan baik menurut saya justru malah akan meningkatkan kualitasnya, dia akan sadar ketika melakukan kesalahan dan dia akan semakin menghindari kesalahan2 yang sudah tahu yang harus dihindari, bukannya malah melakukna kesalahan2 yang malah dianggap benar.

saya kutip sallekha sutta :

12. Sekarang, Cunda, di sini pemurnian harus engkau praktikkan:

(1) ‘Orang lain akan bertindak kejam; kita tidak akan bertindak kejam di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(2) ‘Orang lain akan membunuh makhluk-makhluk hidup; kita harus menghindari pembunuhan makhluk-makhluk hidup di sini’; pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(3) ‘Orang lain akan mengambil apa yang tidak diberikan; kita harus menghindari tindakan mengambil apa yang tidak diberikan di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(4) ‘Orang lain tidak selibat; kita harus selibat di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(5)  ‘Orang lain akan mengatakan kebohongan; kita harus menghindari kebohongan di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(6)  ‘Orang lain akan berkata-kata jahat; kita harus menghindari berkata-kata jahat di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(7) ‘Orang lain akan berkata-kata kasar; kita harus menghindari berkata-kata kasar di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
( 8 ) ‘Orang lain akan bergosip; kita harus menghindari gosip di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(9) ‘Orang lain akan tamak; kita tidak boleh tamak di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(10) ‘Orang lain akan memiliki niat buruk; kita harus tanpa niat buruk di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(11) ‘Orang lain akan memiliki pandangan salah; kita harus memiliki pandangan benar di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(12) ‘Orang lain akan memiliki kehendak salah; kita harus memiliki kehendak benar di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(13) ‘Orang lain akan memiliki ucapan salah; kita harus memiliki ucapan benar di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(14) ‘Orang lain akan memiliki perbuatan salah; kita harus memiliki perbuatan benar di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(15) ‘Orang lain akan memiliki penghidupan salah di sini; kita harus memiliki penghidupan benar di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(16) ‘Orang lain akan memiliki usaha salah; kita harus memiliki usaha benar di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(17) ‘Orang lain akan memiliki perhatian salah; kita harus memiliki perhatian benar di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(18) ‘Orang lain akan memiliki konsentrasi salah; kita harus memiliki konsentrasi benar di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(19) ‘Orang lain akan memiliki pengetahuan salah; kita harus memiliki pengetahuan benar di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(20) ‘Orang lain akan memiliki pembebasan salah; kita harus memiliki pembebasan benar di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(21) ‘Orang lain akan dikuasai oleh kelambanan dan ketumpulan; kita harus terbebas dari kelambanan dan ketumpulan di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(22) ‘Orang lain akan gelisah; kita tidak boleh gelisah di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(23) ‘Orang lain akan merasa ragu-ragu; kita harus melampaui keragu-raguan di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(24) ‘Orang lain akan marah; kita tidak boleh marah di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(25) ‘Orang lain akan kesal; kita tidak boleh kesal di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian. [43]
(26) ‘Orang lain akan meremehkan orang lain; kita tidak boleh meremehkan orang lain di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(27) ‘Orang lain akan sombong; kita tidak boleh sombong di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(28) ‘Orang lain akan merasa iri; kita tidak boleh iri di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(29) ‘Orang lain akan bersifat tamak; kita tidak boleh tamak di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(30) ‘Orang lain akan curang; kita tidak boleh curang di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(31) ‘Orang lain akan menipu’ kita tidak boleh menipu di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(32) ‘Orang lain akan keras-kepala; kita tidak boleh keras-kepala di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(33) ‘Orang lain akan angkuh; kita tidak boleh angkuh di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(34) ‘Orang lain akan sulit dinasihati; kita harus mudah dinasihati di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(35) ‘Orang lain akan memiliki teman-teman jahat; kita harus memiliki teman-teman baik di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(36) ‘Orang lain akan lalai; kita harus rajin di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(37) ‘Orang lain akan tidak berkeyakinan; kita harus berkeyakinan di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(38) ‘Orang lain akan tidak memiliki rasa malu; kita harus memiliki rasa malu di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(39) ‘Orang lain akan tidak memiliki rasa takut melakukan perbuatan jahat; kita harus takut melakukan perbuatan jahat di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(40) ‘Orang lain akan sedikit belajar; kita harus banyak belajar di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(41) ‘Orang lain akan malas; kita harus bersemangat di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(42) ‘Orang lain akan tanpa perhatian; kita harus kokoh dalam perhatian di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(43) ‘Orang lain akan tidak memiliki kebijaksanaan; kita harus memiliki kebijaksanaan di sini’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.
(44) ‘Orang lain akan terikat pada pandangan-pandangan mereka sendiri, menggenggamnya erat-erat, dan melepaskannya dengan susah-payah;  kita tidak boleh terikat pada pandangan-pandangan kita sendiri atau menggenggamnya erat-erat, melainkan harus melepaskannya dengan mudah’: pemurnian harus dipraktikkan demikian.


============================================================================

umat awam saja seharusnya bersikap demikian, apalagi seorang bhikkhu yang otomatis sebagai contoh anggota sangha yang kita jadikan pelindung, ingat umat buddha bertisarana pada Buddha, Sangha, Dhamma, alangkah baiknya seorang anggota sangha bisa berprilaku sesuai dengan ajran Buddha.
« Last Edit: 28 September 2010, 08:28:34 PM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #100 on: 28 September 2010, 08:28:22 PM »
bro indra, perilaku/tindakan akan selalu diikuti pikiran, dan pikiran bisa tidak diikuti oleh perilaku/tindakan(alias NATO: No Action Think only).

bila anda mo memecahkan menjadi dua bagian yg terpisahakan. maaf, saya tidak bisa mengikuti diskusi anda ini.

sekian dan terima kasih

saya koreksi sedikit : perilaku selalu didahului (bukan diikuti) oleh pikiran -> saya setuju. Vinaya tidak mengurus apapun selama masih dalam tahap pikiran.

seseorang boleh saja berpikir untuk melakukan pembunuhan terhadap orang lain, dan itu bukanlah pelanggaran vinaya selama belum diwujudkan dalam perbuatan. vinaya baru bertugas setelah adanya perbuatan. seorang bhikkhu juga boleh saja berpikir untuk bermain gitar, piano, atau apapun, dan itu bukanlah pelanggaran vinaya, hanya setelah pikiran itu diwujudkan dalan perbuatan, saat itulah pelanggaran terjadi.

pelanggaran mungkin masih bisa ditoleransi seandainya dalam kasus menolong nyawa seseorang, tapi hanya demi bersenang2 dengan sekelompok anak muda, saya kira sama sekali tidak ada alasan untuk itu, mungkin Bro Wen jika mengenal ybs membantu menanyakan alasannya agar kita bisa menyelesaikan pelomik ini dalam tingkat forum DC.

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #101 on: 29 September 2010, 01:42:00 AM »
seseorang boleh saja berpikir untuk melakukan pembunuhan terhadap orang lain, dan itu bukanlah pelanggaran vinaya selama belum diwujudkan dalam perbuatan. vinaya baru bertugas setelah adanya perbuatan. seorang bhikkhu juga boleh saja berpikir untuk bermain gitar, piano, atau apapun, dan itu bukanlah pelanggaran vinaya, hanya setelah pikiran itu diwujudkan dalan perbuatan, saat itulah pelanggaran terjadi.

pelanggaran mungkin masih bisa ditoleransi seandainya dalam kasus menolong nyawa seseorang, tapi hanya demi bersenang2 dengan sekelompok anak muda, saya kira sama sekali tidak ada alasan untuk itu, mungkin Bro Wen jika mengenal ybs membantu menanyakan alasannya agar kita bisa menyelesaikan pelomik ini dalam tingkat forum DC.

saya hanya menambahkan,

sang Buddha mengajarkan agar selalu sadar atas apa yg timbul dan lenyap pada pikiran, baik pikiran baik maupun pikiran buruk, yg dipengaruhi oleh faktor seperti keinginan, ego, dll. ketika sadar apa yg ada dipikiran adalah pikiran buruk, maka pikiran kembali akan memberikan nilai/label bahwa ini adalah pikiran tidak baik yg tidak boleh dipikirkan/diikuti terus dan harus dilepaskan.
jadi pada tahap pikiran, sebenarnya sudah diajarkan apa yg seharusnya dan yg tidak seharusnya ada dalam pikiran.



saya tidak mengenal ybs, dan bila kenalpun, saya tidak berani menanyakan alasannya.
bagi saya, sebenarnya tidak terjadi polemik, hanya terjadi perbedaan pendapat dan sedikit perdebatan.
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #102 on: 29 September 2010, 07:04:39 AM »
seseorang boleh saja berpikir untuk melakukan pembunuhan terhadap orang lain, dan itu bukanlah pelanggaran vinaya selama belum diwujudkan dalam perbuatan. vinaya baru bertugas setelah adanya perbuatan. seorang bhikkhu juga boleh saja berpikir untuk bermain gitar, piano, atau apapun, dan itu bukanlah pelanggaran vinaya, hanya setelah pikiran itu diwujudkan dalan perbuatan, saat itulah pelanggaran terjadi.

pelanggaran mungkin masih bisa ditoleransi seandainya dalam kasus menolong nyawa seseorang, tapi hanya demi bersenang2 dengan sekelompok anak muda, saya kira sama sekali tidak ada alasan untuk itu, mungkin Bro Wen jika mengenal ybs membantu menanyakan alasannya agar kita bisa menyelesaikan pelomik ini dalam tingkat forum DC.

saya hanya menambahkan,

sang Buddha mengajarkan agar selalu sadar atas apa yg timbul dan lenyap pada pikiran, baik pikiran baik maupun pikiran buruk, yg dipengaruhi oleh faktor seperti keinginan, ego, dll. ketika sadar apa yg ada dipikiran adalah pikiran buruk, maka pikiran kembali akan memberikan nilai/label bahwa ini adalah pikiran tidak baik yg tidak boleh dipikirkan/diikuti terus dan harus dilepaskan.
jadi pada tahap pikiran, sebenarnya sudah diajarkan apa yg seharusnya dan yg tidak seharusnya ada dalam pikiran.



saya tidak mengenal ybs, dan bila kenalpun, saya tidak berani menanyakan alasannya.
bagi saya, sebenarnya tidak terjadi polemik, hanya terjadi perbedaan pendapat dan sedikit perdebatan.
saya juga mau menambahkan, seseorang ketika bertekad menjadi bhikkhu pastinya sadar konsekuensinya, dia harus taat pada hinaya, ketika dia tau dalam hinaya ada sesuatu yang tidak boleh dan dia malah melanggarnya maka tekadnya itu sungguh diragukan.
soal tujuan dan pikirannya itu itu masalah dia sendiri, mau berkilah apapun suatu pelanggaran tetap pelanggaran.
tidak ada istilah seseorang mencuri dengan berkilah dia tidak punya uang maka dia bisa bebas dari pelanggaran itu.

saya tidak mengenal ybs, dan bila kenalpun, saya males menanyakan alasannya.
bagi saya, sebenarnya tidak terlalu peduli, hanya ingin mengetahui dari sudut pandangan ajaran Buddha itu hal ini disebut apa.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #103 on: 29 September 2010, 08:55:02 AM »
bro Kainyn_Kutho, dimana letak ketidak-selarasannya?
vinaya mengatur perilaku para bhikku, dan setiap perilaku/tindakan bhikku ada penyebab, maksud, dan tujuan dibaliknya, yg disebut alasan.
alasan ini yg akan dipertanyakan ketika dianggap telah melakukan sebuah pelanggaran.
Jadi vinaya mengatur perilaku atau alasan, atau keduanya?


Quote
bila vinaya mengatur perilaku diartikan bahwa perilaku bhikku tunduk pada vinaya apapun alasannya, ini bukanlah pemahaman saya. IMO, akan menurunkan kualitas bhikku itu sendiri, dimana bhikku menjadi tidak sadar atas apa yg seharusnya dilakukannya dan apa yg tidak seharusnya dilakukannya, melainkan semuanya mengikuti pada vinaya.
Kalau hanya bersandar pada diri sendiri tentang apa yang harus dilakukan dan tidak, lalu apa bedanya bhiksu dengan orang awam?


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #104 on: 29 September 2010, 09:16:18 AM »
seseorang boleh saja berpikir untuk melakukan pembunuhan terhadap orang lain, dan itu bukanlah pelanggaran vinaya selama belum diwujudkan dalam perbuatan. vinaya baru bertugas setelah adanya perbuatan. seorang bhikkhu juga boleh saja berpikir untuk bermain gitar, piano, atau apapun, dan itu bukanlah pelanggaran vinaya, hanya setelah pikiran itu diwujudkan dalan perbuatan, saat itulah pelanggaran terjadi.

pelanggaran mungkin masih bisa ditoleransi seandainya dalam kasus menolong nyawa seseorang, tapi hanya demi bersenang2 dengan sekelompok anak muda, saya kira sama sekali tidak ada alasan untuk itu, mungkin Bro Wen jika mengenal ybs membantu menanyakan alasannya agar kita bisa menyelesaikan pelomik ini dalam tingkat forum DC.

saya hanya menambahkan,

sang Buddha mengajarkan agar selalu sadar atas apa yg timbul dan lenyap pada pikiran, baik pikiran baik maupun pikiran buruk, yg dipengaruhi oleh faktor seperti keinginan, ego, dll. ketika sadar apa yg ada dipikiran adalah pikiran buruk, maka pikiran kembali akan memberikan nilai/label bahwa ini adalah pikiran tidak baik yg tidak boleh dipikirkan/diikuti terus dan harus dilepaskan.
jadi pada tahap pikiran, sebenarnya sudah diajarkan apa yg seharusnya dan yg tidak seharusnya ada dalam pikiran.



saya tidak mengenal ybs, dan bila kenalpun, saya tidak berani menanyakan alasannya.
bagi saya, sebenarnya tidak terjadi polemik, hanya terjadi perbedaan pendapat dan sedikit perdebatan.

kita sedang membicarakan VINAYA Bro, Ajaran Sang Buddha dalam dirangkum menjadi SILA, SAMADHI, dan PANNA. apa yang anda uraikan di atas saya setujui sepenuhnya, dan memang demikianlah yang diajarkan oleh Sang Buddha dalam konteks SAMADHI (Pikiran yang lebih tinggi), tapi di sini kita sedang membicarakan mengenai aspek SILA(moralitas) dalam hal ini VINAYA. bisakah anda membedakan?

Terlebih lagi, apa yg ada dalam pikiran seseorang mustahil dapat kita perdebatkan di sini, bahkan seandainya ada di antara kita yg memiliki kesaktian membaca pikiran. Karena isi pikiran tidak bisa difoto dan ditampillkan di FB. tapi dari perilaku yg terdapat dalam foto, kita dapat menilai kurang lebih seperti apa pikiran ybs.

 

anything