//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah ada aturan Bhante Theravada boleh main gitar/musik?  (Read 600677 times)

0 Members and 5 Guests are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #510 on: 04 October 2010, 08:23:24 PM »
^ jadi penasaran, apa sih yg TIDAK dilakukan oleh bhikkhu ini?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #511 on: 04 October 2010, 08:31:43 PM »
^ jadi penasaran, apa sih yg TIDAK dilakukan oleh bhikkhu ini?
keknya tuntutan jaman sekarang, semua bhikkhu harus segala bisa dalam menjaring umat, berbaur kalau istilah LSY ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #512 on: 04 October 2010, 08:47:28 PM »
^ jadi penasaran, apa sih yg TIDAK dilakukan oleh bhikkhu ini?
keknya tuntutan jaman sekarang, semua bhikkhu harus segala bisa dalam menjaring umat, berbaur kalau istilah LSY ;D

Wah, penjala manusia kalo dari tetangga hahaha...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #513 on: 04 October 2010, 08:50:44 PM »
bukti bhante ini photographer ;D



Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #514 on: 04 October 2010, 08:53:42 PM »
bukti bhante ini photographer ;D





Ini namanya fleksibel... :))

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #515 on: 04 October 2010, 08:56:10 PM »
duh kok jadi gini sihh, oke dah

pertama mekanisme bagaimana kita melukan kritik terhadap bhikku yang melakukan tindakan tidak patut aturan bagaimana mekanisme pelaporan nya kepada sangha?(masih berharap ada yang memberi jawaban)

sangha indonesia saat ini baik mahayana dan theravada tentunya punya pandangan masing masing terhadap hal ini.
karena sejauh ini sila yang ku latih paling tinggi dasa sila sedang vinaya dll hanya sebatas pengetahuan saja.

aku sudah membaca di atas tentang pelanggaran berat dan ringan dsb (yang diatas terimakasih atas masukan nya). tetapi masih belum jelas bagaimana umat awam melakukan pelaporan terhadap sangha bila ada anggota sangha yang misalnya di duga melakukan tindakan tidak patut.

harus di ketahui persepsi seseorang mungkin tidak sama dengan persepsi sangha (dalam hal ini dewan sangha) dan di indonesia punya dua sangha yaitu sangha mahayana dan theravada dan persepsi ke dua sangha ini belum tentu sama dengan persepsi sangha yang ada di Thailand misalnya atau sangha Amerika mempunyai pandangan dan persepsi mereka sendiri.

jadi sebenarnya tentang hal ini akan mempunyai perbedaan pandangan (persepsi)  tergantung sangha setempat atau regional. (jadi jawaban nya bisa mempunyai banyak kemungkinan)
« Last Edit: 04 October 2010, 08:58:17 PM by daimond »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #516 on: 04 October 2010, 09:01:26 PM »
duh kok jadi gini sihh, oke dah

pertama mekanisme bagaimana kita melukan kritik terhadap bhikku yang melakukan tindakan tidak patut aturan bagaimana mekanisme pelaporan nya kepada sangha?(masih berharap ada yang memberi jawaban)

sangha indonesia saat ini baik mahayana dan theravada tentunya punya pandangan masing masing terhadap hal ini.
karena sejauh ini sila yang ku latih paling tinggi dasa sila sedang vinaya dll hanya sebatas pengetahuan saja.

aku sudah membaca di atas tentang pelanggaran berat dan ringan dsb (yang diatas terimakasih atas masukan nya). tetapi masih belum jelas bagaimana umat awam melakukan pelaporan terhadap sangha bila ada anggota sangha yang misalnya di duga melakukan tindakan tidak patut.

harus di ketahui persepsi seseorang mungkin tidak sama dengan persepsi sangha (dalam hal ini dewan sangha) dan di indonesia punya dua sangha yaitu sangha mahayana dan theravada dan persepsi ke dua sangha ini belum tentu sama dengan persepsi sangha yang ada di Thailand misalnya atau sangha Amerika mempunyai pandangan dan persepsi mereka sendiri.

jadi sebenarnya tentang hal ini akan mempunyai perbedaan pandangan (persepsi)  tergantung sangha setempat atau regional. (jadi jawaban nya bisa mempunyai banyak kemungkinan)

1. Bro daimond, karena anda menjalankan atau pernah menjalankan dasa sila, berarti anda adalah atau pernah menjadi samanera, menurut pengalaman anda, apakah bhikkhu ini melakukan pelanggaran atau tidak? terlepas dari alasannya.

2. apakah menurut Bro daimond, kita sebaiknya menyembunyikan aib ini dan tidak mengeksposnya ke publik?

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #517 on: 04 October 2010, 09:02:47 PM »
artikel mengenai hukum dan vinaya :

Sang Buddha mengajarkan berbagai macam ajaran yang keseluruhannya dapat digolongkan menjadi tiga inti ajaran, yaitu Sila, Samadhi dan Panna. Inti dari Sila adalah tidak melakukan kejahatan dan selalu berbaut kebajikan. Inti dari Samadhi adalah mensucikan pikiran dengan melaksanakan samadhi. Tujuan akhir dari ajaran Sang Buddha tersebut adalah untuk membawa para pelaksananya pada pembebasan (Panna).

Sila, sebagai landasan moral bagi pelaksanaan Dhamma selanjutnya merupakan ‘hukum’ yang jika ditaati akan membawa kebaikan dan jika tidak ditaati akan menyebabkan manusia tidak dapat maju kualitas batinnya. Namun para pengikut Sang Buddha terdiri dari dua macam yaitu para Gharavasa (umat perumah tangga) dan Pabbajita (para pertapa). Oleh karena itu Sang Buddha menetapkan peraturan yang berbeda bagi keduanya. Peraturan moral bagi para perumah tangga dikenal sebagai Sila sedangkan peraturan bagi para bhikkhu dikenal sebagai Vinaya, meski sebenarnya keduanya adalah Vinaya.

Sila (Agariya Vinaya)

Sila berasal dari bahasa Sansekerta dan bahasa Pali. Sila yang digunakan dalam kebudayaan Buddhis mempunyai banyak arti. Pertama, berarti  norma (kaidah), peraturan hidup, perintah. Kedua, kata itu menyatakan pula keadaan batin terhadap peraturan hidup, hingga dapat berarti juga ‘sikap, keadaban, perilaku, sopan-santun’ dan sebagainya. (Teja S.M Rashid, 1996: 3).

Ciri dari sila adalah ketertiban dan ketenangan. Dalam agama Buddha, sila merupakan dasar utama dalam pelaksanaan ajaran agama, mencakup semua perilaku dan sifat-sifat baik yang termasuk dalam ajaran moral dan etika agama Buddha. Penyebab terdekat sila adalah Hiri dan Otappa.

Sila sebagai latihan moral bagi umat awam (Gharavasa) terdiri dari berbagai macam jenis. Berdasarkan aspeknya, sila terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1). Varita-sila (aspek negatif), yaitu sila yang dilakukan dengan cara ‘menghindari’, terdiri dari:  Pancasila Buddhis, Atthasila, Dasasila.

2). Carita-sila (aspek poritif), yaitu sila yang dilakukan dengan cara ‘melakukan”, terdapat dalam Sutta-sutta misalnya: Vyagghapajja Sutta, Maha Manggala Sutta, Sigalovada Sutta, Parabhava Sutta.

Vinaya (Anagariya Vinaya)

Vinaya memiliki arti ‘mengusir, melenyapkan, memusnahkan segala perilaku yang menghalangi kemajuan dalam peningkatan rohani’ atau sesuatu yang membimbing keluar dari samsara (Teja S.M Rashid, 1996: 24). Tujuan dari vinaya adalah untuk menjauhkan dari hal-hal yang merugikan.

Sang Buddha menetapkan vinaya bagi para bhikkhu dan bhikkhuni, samanera-samaneri adalah untuk:

1). Kebaikan Sangha

2). Kesejahteraan Sangha

3). Mengendalikan para bhikkhu yang tidak teguh.

4). Kesejahteraan bhikkhu yang berkelakuan baik.

5). Melindungi dari  atau melenyapkan kilesa.

6). Mencegah timbulnya kilesa baru.

7). Memuaskan mereka yang belum puas.

8). Menambah keyakinan mereka yang telah mendengar Dharma.

9). Menegakkan Dharma yang benar.

10). Manfaat vinaya itu sendiri.

Seorang siswa Sang Buddha yang telah bertekad (diupasampada) menjadi bhikkhu harus menjalankan 227 peraturan  latihan yang disebut Patimokkha-sila.  Patimokkha-sila terdiri dari:

1). Parajika 4

2). Sanghadisesa 13

3). Aniyata 2

4). Nissagiya Pacittiya 30

5). Pacittiya 92

6). Patidesaniya 4

7). Sekhiyadhamma 75

8). Adhikarana 7

Patimokkha-sila  untuk para bhikkhuni terdiri dari 311 peraturan, yaitu:

1). Parajika 8

2). Sanghadisesa 17

3). Nissahiya Pacittiya 30

4). Pacittiya 116

5). Patidesaniya 8

6). Sekhiyadhamma 75

7). Adhikaranasamatha 7

Pelanggaran-pelanggaran hukum/peraturan

Peraturan yang dibuat oleh Sang Buddha disebut ‘pannati’. Pelanggaran terhadap peraturan (pannati) yang menjadikan seseorang mendapat hukuman disebut sebagai ‘apatti’. Apatti terjadi melalui ucapan dan perbuatan badan jasmani. Apatti dapat terjadi memalui enam cara yaitu: dengan jasmani, ucapan, jasmani dan pikiran, ucapan dan pikiran, ucapan dan jasmani, ucapan, jasmani dan pikiran.

Enam kondisi yang dapat menyebabkan apatti yaitu: alajjhita (tanpa malu), ananata (tanpa diketahui), kukucca-pakataka (ragu-ragu), merasa boleh padahal tidak boleh, dengan pikiran boleh padahal terlarang dan dilakukan dalam keadaan bingung.

Pelanggaran terhadap peraturan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pelanggaran yang dilakukan oleh umat awam (Gharavasa) dan pelanggaran oleh para bhikkhu/bhikkhuni (Pabbajita). Pelanggaran yang dilakukan oleh keduanya berbeda dalam pemberian sanksi dan  penyelesaiannya.

Pelanggaran yang dilakukan oleh seorang umat perumah tangga berupa pelanggaran terhadap Sila-sila yang jumlahnya lebih sedikit dibanding sila bagi para Pabbajita. Sedangkan pelanggaran (apatti) oleh Pabbajita adalah pelanggaran terhadap Patimokkha-sila atau Vinaya.

Penyelesaian pelanggaran

Setiap pelanggaran, baik dilakukan oleh Gharavasa maupun Pabbajita pasti ada cara penyelesaiannya. Penyelesaian pelanggaran sila bagi kaum Gharavasa adalah berupa sanksi moral dari masyarakat tempat tinggal, misalnya: diusir dari daerah tersebut, dikucilkan dan lain-lain. Bila pelanggaran itu termasuk kategori berat (misalnya membunuh atau  mencuri) maka pelaku dapat dikenakan sanksi oleh pemerintah dimana ia tinggal. Namun pelanggaran apapun yang dilakukan oleh seorang Gharavasa tidak akan menyebabkan ia dikeluarkan dari statusnya sebagai Gharavasa.

Pelanggaran yang dilakukan oleh Pabbajita akan diselesaikan sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan. Ditinjau dari berat ringan dan akibat pelanggaran, maka apatti dalam vinaya terdapat dalam tiga tingkat, yaitu:

1). Kesalahan berat (Garukapatti)

Garukapatti yaitu pelanggaran yang menyebabkan seseorang dikeluarkan dari kebhikkhuannya dan seumur hidup tidak dapat menjadi bhikkhu lagi. Hal ini terjadi pada pelanggaran terhadap Parajika 4.

2). Kesalahan menengah (Majjhimapatti)

Majjhimapatti dapat diperbaiki dalam sidang sangha yang minimal terdiri dari  dua puluh orang. Kesalahan dapat juga diperbaiki dengan cara melakukan Manatta (duduk berdiam diri dan melakukan doa pertobatan selama enam malam penuh). Hal ini terjadi bila bhikkhu/bhikkhuni melakukan Sanghadisesa.

3). Kesalahan ringan (Lahukapatti)

Lahukapatti dapat diselesaikan dengan cara mengakui kesalahan di hadapan bhikkhu lain.

Kadangkala dalam Sangha juga terjadi perselisihan. Perselisihan dalam Sangha disebut Adhikarana. Dalam vinaya dikelompokkan menjadi empat Adhikarana, yaitu:

   1. Vivadhadikarana, yaitu perselisihan  mengenai mana yang Dhamma dan mana yang bukan Dhamma, mana yang Vinaya dan mana yang bukan Vinaya.
   2. Anuvadadhikarana, yaitu perselisihan yang timbul karena tuduhan  terhadap  seorang bhikkhu melakukan apatti, penyimpangan dalam pengamalan, pandangan benar dan penghidupan benar.
   3. Apattadhikarana, yaitu perselisihan yang timbul karena tuduhan terhadap seorang bhikkhu telah melanggar vinaya.
   4. Kiccadhikarana, yaitu perselisihan sehubungan dengan keputusan atau peraturan yang dikeluarkan oleh Sangha.

Sang Buddha memberikan tujuh peraturan  untuk menyelesaikan empat Adhikarana tersebut yang disebut sebagai Adhikarana-samatha. Adhikaranasamatha adalah sidang sangha yang harus dihadiri minimal dua puluh orang bhikkhu untuk mengadili dan memutuskan kesalahan (pelanggaran) yang telah dilakukan oleh seorang bhikkhu. Cara yang dilakukan adalah dengan pembacaan pengumuman resmi oleh Sangha. Bunyi butir aturan itu adalah sebagai berikut:

1). Sammukhavinaya yaitu penyelesaian dilakukan dihadapan Sangha, di hadapan seseorang, di hadapan benda yang bersangkutan dan di hadapan Dhamma. Cara ini dapat untuk menyelesaikan semua Adhikarana.

2). Sativinaya yaitu pembacaan pengumuman resmi oleh Sangha, bahwa seorang bhikkhu yang telah mencapai tingkat arahat adalah orang yang penuh kesadaran sehingga tidak seorangpun layak menuduhnya melakukan Apatti.

3). Amulhavinaya yaitu pembacaan pengumuman resmi oleh Sangha, bahwa seorang bhikkhu yang sudah sembuh dari penyakit jiwanya tidak sepatutnya dituduh melakukan Apatti yang mungkin dilakukannya pada waktu dia masih terganggu jiwanya.

4). Patinnatakavinaya yaitu penyelesaian suatu Apatti sesuai dengan pengakuan yang diberikan oleh tertuduh yang mengakuinya secara jujur tentang apa yang telah dilakukannya.

5). Yebhuyyatakarana yaitu keputusan dibuat berdasarkan suara terbanyak.

6). Tassa-papiyasida yaitu pemberian hukuman kepada bhikkhu yang telah melakukan kesalahan.

7). Tina-vattharaka yaitu pelaksanaan perdamaian antara kedua belah pihak yang berselisih tanpa terlebih dahulu melakukan penyelidikan tentang sebab musabab terjadinya perselisihan.

Sativinaya, Amulhavinaya dan Tassa-papiyasika dapat digunakan untuk menyelesaikan Anuvadadhikarana. Sedangkan Patinnakarana dan Tinavattharaka hanya dapat menyelesikan Apattadikarana. Yebhuyyasika dipergunakan untuk menyelesaikan Vivaddadhikarana.


saya sudah membaca ini rasanya cukup jelas sekarang posisi umat awam ada dimana? yang saya baca isinya sangha melulu bagaimana pelaporan nya?

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #518 on: 04 October 2010, 09:03:18 PM »
duh kok jadi gini sihh, oke dah

pertama mekanisme bagaimana kita melukan kritik terhadap bhikku yang melakukan tindakan tidak patut aturan bagaimana mekanisme pelaporan nya kepada sangha?(masih berharap ada yang memberi jawaban)

sangha indonesia saat ini baik mahayana dan theravada tentunya punya pandangan masing masing terhadap hal ini.
karena sejauh ini sila yang ku latih paling tinggi dasa sila sedang vinaya dll hanya sebatas pengetahuan saja.

aku sudah membaca di atas tentang pelanggaran berat dan ringan dsb (yang diatas terimakasih atas masukan nya). tetapi masih belum jelas bagaimana umat awam melakukan pelaporan terhadap sangha bila ada anggota sangha yang misalnya di duga melakukan tindakan tidak patut.

harus di ketahui persepsi seseorang mungkin tidak sama dengan persepsi sangha (dalam hal ini dewan sangha) dan di indonesia punya dua sangha yaitu sangha mahayana dan theravada dan persepsi ke dua sangha ini belum tentu sama dengan persepsi sangha yang ada di Thailand misalnya atau sangha Amerika mempunyai pandangan dan persepsi mereka sendiri.

jadi sebenarnya tentang hal ini akan mempunyai perbedaan pandangan (persepsi)  tergantung sangha setempat atau regional. (jadi jawaban nya bisa mempunyai banyak kemungkinan)

1. Bro daimond, karena anda menjalankan atau pernah menjalankan dasa sila, berarti anda adalah atau pernah menjadi samanera, menurut pengalaman anda, apakah bhikkhu ini melakukan pelanggaran atau tidak? terlepas dari alasannya.

2. apakah menurut Bro daimond, kita sebaiknya menyembunyikan aib ini dan tidak mengeksposnya ke publik?
hihi aku bukan samanera hanya mencoba dasa sila saja (namanya berexperiment dengan dasa sila ingin tahu saja apakah ada manfaatnya dsb)
« Last Edit: 04 October 2010, 09:06:23 PM by daimond »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #519 on: 04 October 2010, 09:06:23 PM »
duh kok jadi gini sihh, oke dah

pertama mekanisme bagaimana kita melukan kritik terhadap bhikku yang melakukan tindakan tidak patut aturan bagaimana mekanisme pelaporan nya kepada sangha?(masih berharap ada yang memberi jawaban)

sangha indonesia saat ini baik mahayana dan theravada tentunya punya pandangan masing masing terhadap hal ini.
karena sejauh ini sila yang ku latih paling tinggi dasa sila sedang vinaya dll hanya sebatas pengetahuan saja.

aku sudah membaca di atas tentang pelanggaran berat dan ringan dsb (yang diatas terimakasih atas masukan nya). tetapi masih belum jelas bagaimana umat awam melakukan pelaporan terhadap sangha bila ada anggota sangha yang misalnya di duga melakukan tindakan tidak patut.

harus di ketahui persepsi seseorang mungkin tidak sama dengan persepsi sangha (dalam hal ini dewan sangha) dan di indonesia punya dua sangha yaitu sangha mahayana dan theravada dan persepsi ke dua sangha ini belum tentu sama dengan persepsi sangha yang ada di Thailand misalnya atau sangha Amerika mempunyai pandangan dan persepsi mereka sendiri.

jadi sebenarnya tentang hal ini akan mempunyai perbedaan pandangan (persepsi)  tergantung sangha setempat atau regional. (jadi jawaban nya bisa mempunyai banyak kemungkinan)
soal mekanisme jujur sayapun tidak tau, tapi sudah jelas pandangan umat pun bisa berbeda2 ada yang menerima ada juga yang menolak, dan hal yang lumrah yang menolak itu memperbincangkan dan mempertanyakan hal ini, disatu sisi lain apabila ada yang mengenal beliau atau mungkin anggota sangha yang berwenang mungkin bisa mempertimbangkan hal ini, apakah hal yang pantas atau tidak biar mereka yang memutuskan, dan saya sih masih menunggu jawaban dari purnama yang katanya kenal dengan bhante ini dan ingin tahu apa pandangan bhante tersebut mengenai hal ini :D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #520 on: 04 October 2010, 09:08:15 PM »

saya sudah membaca ini rasanya cukup jelas sekarang posisi umat awam ada dimana? yang saya baca isinya sangha melulu bagaimana pelaporan nya?

dalam vinaya umat awam hanya disebutkan dalam konteks sebagai penyebab timbulnya pelanggaran, dalam hal memutuskan, jelas itu tidak ada keterkaitan dengan vinaya. tapi saya tidak melihat di bagian vinaya manapun yang melarang umat awam melakukan pengungkapan kebenaran

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #521 on: 04 October 2010, 09:13:22 PM »
jadi bagaimana kita melakukan pengungkapan kebenaran? tentu nya yang beretika/sopan disini( disini maksud  ruang lingkup nya adalah indonesia).

lalu bila ternyata pandangan sangha berbeda dengan apa yang kita pikirkan/pandangan  bagaimana?

misalnya yah (tentunya bukan sesungguh nya terjadi)
anggap saja bhikku tersebut dianggap melaksanakan tugasnya melakukan pembinaan dengan mengorbankan sejumlah vinaya untuk mengembangkan dhamma pada khalayak ramai dan dewan sangha memaklumi hal ini.

bagaimana umat awam punya pandangan.

« Last Edit: 04 October 2010, 09:16:28 PM by daimond »

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #522 on: 04 October 2010, 09:14:37 PM »
 :no: :no: :no: :no: :no:
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #523 on: 04 October 2010, 09:16:32 PM »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah ada aturan Bhante boleh main gitar?
« Reply #524 on: 04 October 2010, 09:17:47 PM »
jadi bagaimana kita melakukan pengungkapan kebenaran? tentu nya yang beretika/sopan disini( disini maksud  ruang lingkup nya adalah indonesia).

lalu bila ternyata pandangan sangha berbeda dengan apa yang kita pikirkan/pandangan  bagaimana?




bagian manakah yg menurut anda tidak sopan? masukan dari anda tentu kami perhatikan, sudahkah anda melaporkan kepada moderator dengan "report to moderator"?

sejauh ini sptnya belum ada pernyataan apapun dari Sangha. jika ternyata Sangha sudah mengambil keputusan, kami tentu menghormati keputusan Sangha