//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pikiran adalah Segalanya  (Read 3587 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Pikiran adalah Segalanya
« on: 03 August 2010, 11:53:50 PM »
Pikiran adalah Segalanya

Seorang psikolog Inggris berkata kepada saya bahwa ia telah mendengar sesuatu yang sangat berguna dan bermanfaat baginya pada sebuah retreat baru-baru ini. Saya tanya padanya apa itu, dan ia berkata, "Setiap sore ketika kita melantunkan liturgi petang, kita ucapkan,

"Memahami Dharma semua Buddha
dari masa lampau, masa kini dan masa depan,
bahwa hakekat Dharmadhatu ini [alam-semesta dan semua fenomena]
semuanya hanyalah ciptaan dari pikiran.
"

Pemahaman ini sangat berguna karena, misalnya, ketika kaki saya sakit, saya tak harus takut pada rasa sakit tersebut. Ketika saya bersedia menerima dan tidak terlalu memikirkannya, rasa sakit itu sering lalu menghilang; sebagai gantinya ada suatu perasaan dingin yang nyaman. Apapun problem-problem yang anda punyai, kalau anda bersedia menghadapinya, mereka bakal berkurang".

Ia menambahkan bahwa dahulu ia memakai terapi bicara atau obat-obatan dalam usaha membantu para klien untuk menyingkirkan problem-problem mereka. Psikolog ini tidak tahu bahwa bila anda mau menerima suatu problem, penerimaan itu sendiri sudah merupakan satu cara untuk memecahkan problem tersebut.

Saya lalu bertanya apakah menurut dia pendekatan ini bisa berguna bagi setiap orang. Ia memikirkannya sejenak dan berkata, "Barangkali hanya bagi mereka yang memiliki kekuatan tekad dan keuletan".

Walaupun metode ini mungkin tidak bisa berhasil untuk setiap orang, namun prinsip di baliknya valid. Yakni, pada hakekatnya tidak ada problem yang eksis secara obyektif - sendiri. Problem harus eksis hanya di dalam pikiran dan persepsi anda sendiri. Bila tiada problem dalam pikiran anda, problem-problem yang obyektif itu tidak eksis pula. Karena alasan inilah maka Buddhadharma memandang agama dan filosofi lain sebagai "aliran sebelah-luar". Artinya: mereka semua itu menganggap bahwa berbagai problem-problem serta fenomena lainnya memiliki suatu eksistensi di-luar pikiran seseorang. Dari sudut pandang Buddhist, hal-hal ini eksis hanya di dalam pikiran seseorang.


Pikiran Konseptual vs Pikiran Fundamental

Bahwa segalanya adalah ciptaan pikiran kita sendiri tidaklah mudah dimengerti. Untuk memahaminya, kita harus membedakan dua level pikiran. Pikiran konseptual adalah suatu level pikiran yang dangkal. Pikiran ini dipengaruhi oleh apa-apa yang telah kita pelajari, dengar dan saksikan, bagaimana kita merasa, dan sebagainya, serta sangat kondisional. Kita tidak bisa mengatakan bahwa pikiran konseptual ini adalah penyebab segala yang terjadi pada diri kita atau lingkungan.

Akan tetapi, pikiran fundamental, pikiran kosong, subyek sesungguhnya di sepanjang waktu, masa lampau, masa kini, dan masa depan - benar-benar memunculkan semua fenomena, dan problem-problem kita. Dari sudut pandang pikiran fundamental itu, bisa kita katakan bahwa problem-problem eksternal adalah ciptaan kita sendiri. Kita mungkin tidak tahu bahwa kita telah menciptakan problem-problem itu karena mereka tersembunyi di level pikiran yang lebih mendalam.

Segala sesuatu adalah ciptaan (proyeksi) dari pikiran. Anda punya surga anda sendiri dan saya punya sendiri. Anda punya neraka anda sendiri dan saya punya sendiri. Anda bisa melihat saya di surga anda dan saya bisa melihat anda di surga saya. Namun demikian surga anda lain dari surga saya. Dan sama halnya dengan segala sesuatu lainnya.

Jikalau dua orang suami istri menghabiskan dua puluh empat jam sehari bersama, berbagi ranjang yang sama dan pekerjaan yang sama, apakah mereka berada dalam dunia yang sama atau dalam dunia yang berbeda? Keduanya menjumpai materi fisik yang berbeda, sehingga bahkan dunia fisik yang mereka tempati tidaklah identik. Kalau saya duduk di kursi ini, anda tak bisa duduk di sini. Anda harus duduk di suatu tempat lain. Apabila kita makan bersama, walaupun kita punya hidangan yang sama di depan kita, apa yang saya makan dan berapa banyak saya makan beda dari apa yang anda makan. Anda bisa menganggapnya sangat lezat sementara saya bisa menganggapnya tidak terlalu hebat. Anda bisa menganggap hidangan yang sama itu - enak hari ini dan tak terlalu enak besok.

Dua individu dapat hidup dalam dunia yang sama hanya bila mereka mempunyai pikiran yang persis sama. Dalam meditasi kita menyebutnya mempunyai keadaan satu-pikiran. Jika pikiran seseorang terpencar, mustahillah untuk mengalami dunia yang sama seperti seseorang lain.



Sumber:
Chan: Gerbang Tanpa Gerbang
Sebuah Panduan Praktek Ch'an (Chinese Zen)
oleh Chan Master Sheng Yen,
SUWUNG, 2002.

dr Chan Indonesia FaceBook
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline kusaladhamma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 130
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • May All being Realize their true "Self"
Re: Pikiran adalah Segalanya
« Reply #1 on: 05 August 2010, 12:08:07 AM »
Nice Post ;D
so where is your mind and what is your mind???
 :P

namo Buddhaya _/\_

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pikiran adalah Segalanya
« Reply #2 on: 06 August 2010, 08:19:09 PM »
Nice post bro.....

Izin copas donk... :)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Pikiran adalah Segalanya
« Reply #3 on: 07 August 2010, 01:29:12 AM »
dr Chan Indonesia nya dah bilang bole di share kok ;D
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

 

anything