Kamu menunggang seekor kuda, sedangkan saya menunggang seekor keledai
Kelihatannya kamu lebih baik daripada saya!
Saat menoleh kebelakang, saya melihat seorang pria mendorong gerobaknya
Beberapa orang lebih baik daripada saya
Tetapi beberapa orang kurang beruntung dibanding saya
------------------------
Dalam dunia ini, kita tidak seharusnya membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Jika itu kita lakukan, kita akan terjatuh dalam frustasi berkepanjangan. Kita juga tidak seharusnya terlalu perhitungan. Orang yang terlalu perhitungan akan terus menerus berada dalam kondisi seperti permainan tarik tambang dan tidak akan pernah menemukan kedamaian.
" Kamu menunggang seekor kuda, sedangkan saya menunggang seekor kedelei "
Kamu selalu dapat menemukan seseorang yang lebih baik daripada dirimu sendiri. Kamu mengendarai mobil impor sedangkan saya mengendarai mobil
lokal. Kamu mengendarai mobil sedang saya hanya mengendarai sepeda motor.
Kamu mengendarai sepeda motor sedangkan saya mengendarai sepeda. Tetapi, ...
" Saat menoleh kebelakang, saya melihat seorang pria mendorong gerobaknya "
Banyak orang yang bahkan tidak memiliki sepeda dan mereka harus berjalan kaki. Kita perlu menyadari bahwa walaupun ada beberapa orang lebih beruntung
dari kita, ada banyak juga yang lebih tidak beruntung. Kita perlu merasa puas dengan keadaan kita dan tidak selalu berharap lebih. Jika kita harus membandingkan, kita tidak seharusnya membandingkan diri sendiri dalam cakupan kekayaan, ketenaran dan kemewahan. Sebaliknya, kita seharusnya membandingkan dalam cakupan etika, kemampuan, pengetahuan dan sifat
memaafkan. Kita seharusnya lebih baik ada dalam cakupan seperti itu.
Syair diatas memberitahukan kita agar merasa puas dengan keadaan kita
sendiri. Saya akan memaparkan sebuah syair yang isinya menyindir orang yang
tidak pernah puas dengan dirinya sendiri:
Awalnya, saya bekerja keras untuk dapat makan dua kali sehari,
berikutnya untuk memiliki pakaian yang bagus.
Sekarang saya sudah memiliki pakaian yang bagus,
saya ingin seorang istri yang cantik.
Sekarang saya sudah memiliki seorang istri cantik,
saya menginginkan kendaraan yang bagus.
Sekarang saya sudah memiliki kendaraan bagus dan nyaman,
saya menginginkan sebuah ladang subur.
Sekarang saya sudah memiliki beberapa hektar tanah subur,
saya menginginkan jabatan pemerintahan untuk membuat orang terkesan.
Saya tidak mau memulai dari anak tangga yang terbawah, tidak juga dari
tengah.
Saat saya berada dipuncak, saya ingin menjadi kaisar untuk sesaat.
Saat saya menjadi kaisar dan segala sesuatu berjalan baik,
SAYA INGIN HIDUP SELAMANYA.
Keinginan saya tidak ada habisnya,
hingga satu hari saya meninggal dengan keengganan.
Dari puisi ini anda dapat melihat bahwa keinginan kita tidak ada hentinya.
Kebahagiaan seseorang tidak tergantung dari berapa banyak uang yang dimiliki
atau gelar yang disandangnya. Kadangkala, uang dapat membuatmu sakit kepala
dan posisi yang bagus dapat membuatmu lebih resah. Kita sebaiknya tidak
egois. Kita seharusnya tidak hanya meminta, namun juga memberi. Seseorang
yang hanya tahu bagaimana meminta, tanpa memberi, tidak akan bahagia.
----------------------------------------------
Master Hsing Yun "Cloud and Water", Suara Bodhidharma No.39