Pengembangan Buddhisme > Penerjemahan dan penulisan Teks Buddhisme

Digha Nikaya

(1/13) > >>

K.K.:
DN I.

1.6. Jika orang lain […] itu ada pada kami.”[’]


1.8. ‘”[“]Menghindari pembunuhan …
>> Sampai ke 1.27. 


>> Bagian Cula & Majjhima Sila diawali dengan "Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan". Pengulangannya diganti dengan ellipsis "..." di 1.13, tetapi bagian 1.14 – 1.20 ; 1.22 – 1.26 kehilangan ellipsisnya. Artinya menjadi rancu bahwa tindakan itu adalah hal-hal tidak terpuji. Sebenarnya hal-hal tersebut tidak terpuji karena dilakukan oleh petapa dan Brahmana sudah hidup dari menerima dana makanan, dan tidak seharusnya bersikap seperti perumah tangga.



1.32. [Pandangan salah 2] 'Dan apakah cara ke[ ]dua? […] Ini adalah cara ke[ ]dua […]


1.33. [Pandangan salah 3] 'Dan apakah cara ke[ ]tiga? […] Ini adalah cara ke[ ]tiga […]


1.34. [Pandangan salah 4] 'Dan apakah cara ke[ ]tiga? […] Ini adalah cara ke[ ]empat […]


2.7. [Pandangan salah 6] 'Dan apakah cara ke[ ]dua? Ada, para bhikkhu, dewa-dewa tertentu yang disebut Rusak oleh Kenikmatan.
>> "Rusak Oleh Kenikmatan" atau Rusak Oleh Kenikmatan


2.9. […] Ini adalah kasus ke[ ]dua.’


2.10. [Pandangan salah 7] ‘Dan apakah cara ke[ ]tiga? […] para dewa tertentu yang disebut Rusak dalam Pikiran.
>> Sama seperti 2.7.


2.12. […] Ini adalah kasus ke[ ]tiga.’


2.13. ‘Dan apakah cara ke[ ]empat? […] ini adalah kasus ke[ ]empat.’


2.18. [Pandangan salah 10] ‘Dan apakah cara ke[ ]dua? […] Ini adalah kasus ke[ ]dua.’


2.19. [Pandangan salah 11] ‘Dan apakah cara ke[ ]tiga? […] Ini adalah kasus ke[ ]tiga.’


2.20. [Pandangan salah 12] ‘Dan apakah kasus ke[ ]empat? […] Ini adalah kasus ke[ ]empat.46’
>> Pada 2.18 & 2.19 ditulis "cara".


2.24. […] Ia berpikir: ‘[“]Aku tidak mengetahui […] menjadi rintangan bagiku.”


2.25. [Pandangan salah 14] ‘Dan apakah kasus ke[ ]dua? […] ini adalah kasus ke[ ]dua.’


2.26. [Pandangan salah 15] ‘Dan apakah kasus ke[ ]tiga? […] Ini adalah kasus ke[ ]tiga.’


2.27. [Pandangan salah 16] ‘Dan apakah cara ke[ ]empat? […] Ini adalah kasus ke[ ]empat.’
>> Pada 2.24 & 2.25 ditulis "kasus".


2.32. [Pandangan salah 18] ‘Apakah kasus ke[ ]dua? […] Ini adalah cara ke[ ]dua.’


3.22. […] berdiam dalam jhāna ke[ ]dua


3.23. […] Tetapi ketika diri ini, dengan meluruhnya kegembiraan, berdiam dalam keseimbangan […] berdiam dalam jhāna ke[ ]tiga […] Nibbāna tertinggi di sini dan saat ini.[”]’
>> Sebelumnya, Piti ditulis sebagai "kegirangan". Kegembiraan adalah "sukha" yang masih bertahan dalam Jhana III. Dikatakan kebahagiaan ini lebih seimbang dan lebih halus karena tidak adanya faktor kegirangan/piti.


3.24. […] dan kesakitan dalam jhāna ke[ ]empat


3.71. […] dukacita, ratapan, kesedihan dan kesusahan.77[’]


3.74. […] atau sebagai Kemenangan tanpa tandingan dalam Pertempuran.’

>> Sama seperti 2.7.


Catatan kaki
13. […] ucapan salah di sini (dan di[ ]bagian lain)


29. […] tentunya berarti se[e]kor binatang


76. […] merupakan indria ke[ ]enam dalam Buddhisme).

Indra:
Haa... harap dibandingkan lagi dengan buku aslinya.

K.K.:

--- Quote from: Indra on 12 February 2009, 11:31:23 AM ---Haa... harap dibandingkan lagi dengan buku aslinya.

--- End quote ---

Yang ini saya dapet dari format PDF. Emangnya yang versi buku ada beda yah?

Sunkmanitu Tanka Ob'waci:
untuk cetakan kedua yak?

:hammer:

Indra:

--- Quote from: Kainyn_Kutho on 12 February 2009, 11:41:55 AM ---
--- Quote from: Indra on 12 February 2009, 11:31:23 AM ---Haa... harap dibandingkan lagi dengan buku aslinya.

--- End quote ---

Yang ini saya dapet dari format PDF. Emangnya yang versi buku ada beda yah?



--- End quote ---
maksudnya bandingkan dengan buku englishnya

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version