Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi > Mahayana

Mengapa Buddha dan bodhisattva Kurang berwelas asih?

(1/2) > >>

Meliodas Amirta:
Namo Buddhaya _/\_ saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan semoga saya bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan disini!!!!

1.Mengapa Buddha pada awalnya berniat untuk memasuki nirvana dan tak mau mengajarkan dharma sampai diminta oleh maha brahma?

Kemudian semua para raja Kebrahman
Dan Sang Sakra dari seluruh para dewa
Keempat mahluk kadewaan yang menjaga dunia
Juga dewa Sang Maharaja Agung
Dan seluruh mahluk-mahluk surga yang lain
Beserta ratusan ribu laksa pengikut
Dengan takzimnya menghormati dengan tangan terkatub
Dengan memohonKu agar memutar Roda Hukum
Kemudian Aku merenung dalam diriKu sendiri
'Seandainya Aku hanya memuja Kendaraan Buddha
Semua umat yang jatuh kedalam kesengsaraan
Tidak akan mampu mempercayai hukum ini
Dan dengan melanggar hukum lewat ketidakpercayaan
Akan terjatuh kedalam 3 jalan mara
Lebih baik Aku tidak mengkhotbahkan hukum itu
Tetapi masuk Nirvana saja dengan segera(dikutip pada
saddharma pundarika sutra bab 2-upaya kauslya) .

2.Dalam Sutra maharatnakuta(upaya kauslya) diceritakan bodhisattva membunuh perampok di kapal lalu masuk surga,dimana letak welas asih seorang bodhisattva yang seharusnya menghindari pembunuhan namun malah melakukan pembunuhan begitu terbataskah kemampuan seorang bodhisattva? dan setelah membunuh mengapa malah masuk surga bukan neraka disini tergambarkan secara jelas bahwa hukum karma tak berlaku secara adil.

seniya:

--- Quote from: Meliodas Amirta on 24 January 2018, 04:49:09 PM ---Namo Buddhaya _/\_ saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan semoga saya bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan disini!!!!

1.Mengapa Buddha pada awalnya berniat untuk memasuki nirvana dan tak mau mengajarkan dharma sampai diminta oleh maha brahma?

Kemudian semua para raja Kebrahman
Dan Sang Sakra dari seluruh para dewa
Keempat mahluk kadewaan yang menjaga dunia
Juga dewa Sang Maharaja Agung
Dan seluruh mahluk-mahluk surga yang lain
Beserta ratusan ribu laksa pengikut
Dengan takzimnya menghormati dengan tangan terkatub
Dengan memohonKu agar memutar Roda Hukum
Kemudian Aku merenung dalam diriKu sendiri
'Seandainya Aku hanya memuja Kendaraan Buddha
Semua umat yang jatuh kedalam kesengsaraan
Tidak akan mampu mempercayai hukum ini
Dan dengan melanggar hukum lewat ketidakpercayaan
Akan terjatuh kedalam 3 jalan mara
Lebih baik Aku tidak mengkhotbahkan hukum itu
Tetapi masuk Nirvana saja dengan segera(dikutip pada
saddharma pundarika sutra bab 2-upaya kauslya) .
--- End quote ---

Secara Mahayana dikatakan Buddha melakukan semacam pertunjukan sandiwara untuk memberikan pemahaman kepada semua makhluk bahwa kemunculan seorang Buddha adalah jarang dan Dharma yang ditembus oleh Buddha sangat mendalam sehingga tdk semua orang bisa memahaminya (ini juga sebab keengganan Buddha mengajar dlm sutta2 awal). Permohonan Brahma juga menunjukkan bahwa Buddha adalah yg tertinggi di antara semuanya krn Brahma merupakan dewa tertinggi yg dipuja masyarakat India Kuno saat itu.


--- Quote ---2.Dalam Sutra maharatnakuta(upaya kauslya) diceritakan bodhisattva membunuh perampok di kapal lalu masuk surga,dimana letak welas asih seorang bodhisattva yang seharusnya menghindari pembunuhan namun malah melakukan pembunuhan begitu terbataskah kemampuan seorang bodhisattva? dan setelah membunuh mengapa malah masuk surga bukan neraka disini tergambarkan secara jelas bahwa hukum karma tak berlaku secara adil.

--- End quote ---

Kalo gak salah, dlm Upaya Kausalya Sutra dikatakan Bodhisattva menyadari tindakannya akan membawanya ke neraka namun tetap melakukannya demi menyelamatkan banyak org. Pada akhirnya Bodhisattva tetap masuk neraka, tetapi bukan dalam neraka yg siksaannya sangat berat.

siapa:
1.Mengapa Buddha pada awalnya berniat untuk memasuki nirvana dan tak mau mengajarkan dharma sampai diminta oleh maha brahma?

Karena Buddha sengaja biar muncul pertanyaan ini

2.Dalam Sutra maharatnakuta(upaya kauslya) diceritakan bodhisattva membunuh perampok di kapal lalu masuk surga,dimana letak welas asih seorang bodhisattva yang seharusnya menghindari pembunuhan namun malah melakukan pembunuhan begitu terbataskah kemampuan seorang bodhisattva? dan setelah membunuh mengapa malah masuk surga bukan neraka disini tergambarkan secara jelas bahwa hukum karma tak berlaku secara adil.

Salah cetak / terjemahan kali ? atau hanyalah semua asumsi doang....

Meliodas Amirta:
Dalam sutra upaya kausalya tidak dikatakan bahwa bodhisattva masuk neraka malahan setelah membunuh perampok bodhisattva terhindar dari akibat tindakannya membunuh  yg lebih lucunya disitu dikatakan bahwa perampok yang dibunuhnya malah masuk surga terlebih lagi dalam sutra tersebut dinyatakan bahwa bodhisattva pernah digoda oleh seorang gadis namun sempat menolak tapi sih gadis mengancam akan bunuh diri apabila permintaannya tak dituruti akhirnya bodhisattva menuruti permintaan sih gadis lalu menikah selama 12 tahun artinya bodhisattva melakukan hubungan seksual padahal dalam sutra pun dinyatakan bahwa pada saat itu bodhisaatva sudah mencapai tingkatan yg rumayan tinggi kok bisa malah mau bertindak seperti seorang umat awam yang belum suci.

Membunuh tetaplah menghilangkan nyawa mahkluk hidup secara sengaja walaupun apa pun niat dan motivasinya terlebih lagi membunuh juga artinya menyakiti mahkluk hidup.

Bukankah buddha dikatakan adalah yang sempurna tindak tanduknya kok masih main sandiwara begitu, apakah pandangan mahayana menilai buddha belumlah sempurna?

Mengapa bodhisattva membunuh mahkluk hidup padahal buddha sendiri secara jelas melarang untuk membunuh.

Meliodas Amirta:
“Putra yang berbudi, saya ingat pada waktu asankhya kalpa yang lalu,  ada seorang Brahmacarin *34 bernama Jyotiska.*35 Ia melatih perbuatan  suci di dalam sebuah hutan terpencil selama empat milyar dua ratus juta  tahun. Ketika keluar dari hutan tersebut, ia memasuki sebuah kota yang  bernama Sukhavati.*36 Di sana ia bertemu dengan seorang wanita. Setelah  wanita melihat Brahmacarin ini yang berwajah tampan dan agung, dalam  hatinya timbul perasaan cinta.
Wanita itu segera menghampiri Brahmacarin ini, lalu tangannya memegang kedua kaki Brahmacarin ini, dan bertiarap di atas tanah.
“Putra yang berbudi, ketika itu Brahmacarin bertanya kepada wanita itu, ‘Apa yang saudari inginkan?’
“Wanita tersebut menjawab, ‘Saya menginginkanmu, Brahmacarin’.
 “Brahmacarin berkata, ‘Saya tidak melakukan hal yang berhubungan yang berhubungan dengan nafsu keinginan.’
“Wanita itu berkata, ‘Jika Anda tidak mengabulkan permintaanku, saya akan mati sekarang.’
“Putra yang berbudi, ketika itu, Brahmacarin Jyotiska berpikir:  ‘Adalah tidak patut bagiku untuk mengabulkannya, terlebih-lebih pada  saat ini. Saya telah melatih perbuatan suci selama empat milyar dua  ratus juta tahun. Bagaimana bisa saya hancurkan sekarang?’
“Lalu Brahmacarin itu memaksa dirinya untuk meninggalkan wanita itu.  Tetapi setelah ia berjalan tujuh langkah, dalam hatinya timbul rasa  kasihan kepada wanita itu dan berpikir, ‘Kendati saya melanggar sila,  jatuh ke alam yang jahat, saya mampu menahan penderitaan di neraka,  tetapi saya tidak sanggup melihat wanita itu menderita sekali. Saya  tidak akan membiarkan dia mati karena saya”.
“Putra yang berbudi, karena pemikiran ini, Brahmacarin tersebut balik  ke wanita itu. Brahmacarin ini memegangnya dengan tangan kanannya dan  berkata, ‘Silahkan berdiri, Anda boleh berbuat sekehendakmu’.
“Putra yang berbudi, lalu Brahmacarin itu menikah dengan wanita  tersebut selama 12 tahun. Setelah itu, ia meninggalkan kehidupan berumah  tangga dan dalam waktu singkat memperoleh kembali Empat Tak Terbatas.  *37 Setelah meninggal, ia kemudian terlahir di Surga Brahma”.
“Putra yang berbudi, janganlah Anda ragu-ragu. Brahmacarin saat itu  adalah diriku [di kehidupan yang lampau].(kutipan sutra upaya kausalya)

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version