Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang makan
Pācittiya 32. Aturan Latihan tentang Memakan dalam Satu Kelompok
Kisah Asal-mula
Sub-kisah pertama
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Rājagaha di Hutan Bambu, taman suaka tupai. Pada saat itu, karena penurunan sokongan materi dan kehilangan penghormatan, Devadatta dan para pengikutnya makan dari undangan hanya setelah meminta berulang-ulang. Orang-orang mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin para monastik Sakya ini makan dari undangan setelah meminta berulang-ulang? Siapakah yang tidak menyukai makanan baik? Siapakah yang tidak menyukai makanan lezat?"
Para bhikkhu mendengar keluhan orang-orang itu, dan para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik para bhikkhu itu, "Bagaimana mungkin Devadatta dan para pengikutnya makan dari undangan setelah meminta berulang-ulang?" ... "Benarkah, Devadatta, bahwa kalian melakukan hal ini?"
"Benar, Yang Mulia."
Sang Buddha menegurnya... "Orang dungu, bagaimana mungkin engkau melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal pertama
'Jika seorang bhikkhu makan dalam satu kelompok, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah kedua
Tidak lama kemudian orang-orang mengundang para bhikkhu yang sakit untuk makan. Tetapi mengetahui bahwa Sang Buddha telah melarang makan dalam satu kelompok dan karena takut melakukan kesalahan, maka mereka tidak menerima. Mereka memberitahu Sang Buddha. Segera setelah itu Sang Buddha membabarkan ajaran dan berkata kepada para bhikkhu:
"Para bhikkhu, Aku memperbolehkan seorang bhikkhu yang sakit makan dalam satu kelompok.
Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal kedua
'Jika seorang bhikkhu makan dalam satu kelompok, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Ini adalah kesempatan yang diperbolehkan: ia sakit'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah ketiga
Tidak lama kemudian, pada musim pemberian-jubah, orang-orang mempersiapkan makanan bersama dengan kain-jubah dan kemudian mengundang para bhikkhu, dengan berkata, "Kami ingin mempersembahkan makanan dan kemudian memberikan kain-jubah." Tetapi mengetahui bahwa Sang Buddha telah melarang makan dalam satu kelompok dan karena takut melakukan kesalahan, maka mereka tidak menerima. Sebagai akibatnya, mereka hanya menerima sedikit kain-jubah. Mereka memberitahu Sang Buddha. ...
"Para bhikkhu, Aku memperbolehkan kalian untuk makan dalam satu kelompok selama musim pemberian-jubah.
Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal ketiga
'Jika seorang bhikkhu makan dalam satu kelompok, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Ini adalah kesempatan yang diperbolehkan: ia sakit; saat itu adalah musim pemberian-jubah'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah keempat
Tidak lama kemudian orang-orang mengundang para bhikkhu yang membuat jubah untuk makan. Tetapi mengetahui bahwa Sang Buddha telah melarang makan dalam satu kelompok dan karena takut melakukan kesalahan, maka mereka tidak menerima. Mereka memberitahu Sang Buddha. ...
"Para bhikkhu, Aku memperbolehkan kalian untuk makan dalam satu kelompok ketika kalian sedang membuat jubah.
Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal keempat
'Jika seorang bhikkhu makan dalam satu kelompok, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Ini adalah kesempatan yang diperbolehkan: ia sakit; saat itu adalah musim pemberian-jubah; saat itu adalah waktunya membuat jubah'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah kelima
Tidak lama kemudian beberapa bhikkhu melakukan perjalanan bersama dengan sekelompok orang. Para bhikkhu berkata kepada orang-orang itu, "Sudilah menunggu sebentar sementara kami berjalan mengumpulkan dana makanan." Mereka menjawab, "Para Mulia, silakan makan di sini." Tetapi mengetahui bahwa Sang Buddha telah melarang makan dalam satu kelompok dan karena takut melakukan kesalahan, maka mereka tidak menerima. Mereka memberitahu Sang Buddha. ...
"Para bhikkhu, Aku memperbolehkan kalian untuk makan dalam satu kelompok ketika kalian sedang dalam perjalanan.
Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal kelima
'Jika seorang bhikkhu makan dalam satu kelompok, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Ini adalah kesempatan yang diperbolehkan: ia sakit; saat itu adalah musim pemberian-jubah; saat itu adalah waktunya membuat jubah; ia sedang dalam perjalanan'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah kenam
Tidak lama kemudian beberapa bhikkhu melakukan perjalanan dengan perahu bersama dengan sekelompok orang. Para bhikkhu berkata kepada orang-orang itu, "Sudilah menepi sebentar sementara kami berjalan mengumpulkan dana makanan." Mereka menjawab, "Para Mulia, silakan makan di sini." Tetapi mengetahui bahwa Sang Buddha telah melarang makan dalam satu kelompok dan karena takut melakukan kesalahan, maka mereka tidak menerima. Mereka memberitahu Sang Buddha. ...
"Para bhikkhu, Aku memperbolehkan kalian untuk makan dalam satu kelompok ketika kalian sedang naik perahu.
Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal keenam
'Jika seorang bhikkhu makan dalam satu kelompok, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Ini adalah kesempatan yang diperbolehkan: ia sakit; saat itu adalah musim pemberian-jubah; saat itu adalah waktunya membuat jubah; ia sedang dalam perjalanan; ia sedang naik perahu'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah ketujuh
Tidak lama kemudian para bhikkhu yang telah menyelesaikan masa keberdiaman musim hujan di berbagai daerah datang ke Rājagaha untuk mengunjungi Sang Buddha. Orang-orang melihat para bhikkhu itu yang telah datang dari berbagai negeri dan mengundang mereka untuk makan. Tetapi mengetahui bahwa Sang Buddha telah melarang makan dalam satu kelompok dan karena takut melakukan kesalahan, maka mereka tidak menerima. Mereka memberitahu Sang Buddha. ...
"Para bhikkhu, Aku memperbolehkan kalian untuk makan dalam satu kelompok dalam acara besar.
Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal ketujuh
'Jika seorang bhikkhu makan dalam satu kelompok, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Ini adalah kesempatan yang diperbolehkan: ia sakit; saat itu adalah musim pemberian-jubah; saat itu adalah waktunya membuat jubah; ia sedang dalam perjalanan; ia sedang naik perahu; saat itu adalah acara besar'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah kedelapan
Tidak lama kemudian seorang kerabat Raja Seniya Bimbisāra dari Magadha yang telah meninggalkan keduniawian bersama para petapa Ājīvaka mendatangi sang raja dan berkata, "Baginda, aku ingin memberikan makanan untuk para monastik dari semua agama."
"Itu baik sekali, jika engkau memberikan kepada Sangha para bhikkhu yang dipimpin oleh Sang Buddha terlebih dulu."
"Aku akan melakukan itu."
Dan ia mengirim pesan kepada para bhikkhu: "Sudilah menerima makanan dariku besok." Tetapi mengetahui bahwa Sang Buddha telah melarang makan dalam satu kelompok dan karena takut melakukan kesalahan, maka mereka tidak menerima. Petapa Ājīvaka itu mendatangi Sang Buddha, saling bertukar sapa dengan Beliau, dan berkata, "Gotama yang baik telah meninggalkan keduniawian dan aku juga. Seorang yang telah meninggalkan keduniawian harus menerima dana makanan dari orang lain yang telah meninggalkan keduniawian. Gotama yang baik, sudilah menerima dana makanan dariku besok bersama dengan Sangha para bhikkhu." Sang Buddha menerima dengan berdiam diri. Ājīvaka itu memahami bahwa Sang Buddha telah menerima, dan ia pergi.
Segera setelah itu Sang Buddha membabarkan ajaran dan berkata kepada para bhikkhu:
"Para bhikkhu, Aku memperbolehkan kalian untuk makan dalam satu kelompok jika makanan itu dipersembahkan oleh seorang monastik.
Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan akhir
'Jika seorang bhikkhu makan dalam satu kelompok, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Ini adalah kesempatan yang diperbolehkan: ia sakit; saat itu adalah musim pemberian-jubah; saat itu adalah waktunya membuat jubah; ia sedang dalam perjalanan; ia sedang naik perahu; saat itu adalah acara besar; makanan itu dipersembahkan oleh seorang monastik'"
Definisi
Makan dalam satu kelompok:
Di mana pun empat bhikkhu, setelah diundang, makan apa pun yang berasal dari lima makanan matang—ini disebut "makan dalam satu kelompok".
Kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan:
Jika itu adalah kesempatan yang diperbolehkan.
Ia sakit:
Bahkan jika hanya telapak kaki pecah-pecah, ia boleh makan dalam satu kelompok.
Saat itu adalah musim pemberian-jubah:
Jika ia belum berpartisipasi dalam upacara membuat-jubah, maka ia boleh makan dalam satu kelompok selama bulan terakhir musim hujan. Jika ia telah berpatisipasi dalam upacara membuat-jubah, maka ia boleh makan dalam satu kelompok selama periode lima bulan.
Saat itu adalah waktunya membuat jubah:
Ketika ia sedang membuat jubah, ia boleh makan dalam satu kelompok.
Ia sedang dalam perjalanan:
Ia boleh makan dalam satu kelompok jika ia berniat untuk melakukan perjalanan paling sedikit enam kilometer, sewaktu melakukan perjalanan, dan setelah melakukan perjalanan.
Ia sedang naik perahu:
Ia boleh makan dalam satu kelompok jika ia berniat untuk naik perahu, sewaktu di atas perahu, dan setelah turun dari perahu.
Saat itu adalah acara besar:
Jika dua atau tiga bhikkhu dapat berjalan untuk menerima dana makanan, tetapi bukan kelompok yang terdiri dari empat bhikkhu, maka ia boleh makan dalam satu kelompok.
Makanan itu dipersembahkan oleh seorang monastik:
Jika pengembara mana pun memberikan makanan, maka ia boleh makan dalam satu kelompok.
Jika ia menerima sesuatu dengan niat untuk memakannya, kecuali pada kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Untuk setiap suapan, ia melakukan satu pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Permutasi
Jika ia makan dalam satu kelompok, dan ia menyadarinya sebagai makan dalam satu kelompok, kecuali dalam kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika ia makan dalam satu kelompok, tetapi ia tidak dapat memastikannya, kecuali dalam kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika ia makan dalam satu kelompok, tetapi ia tidak menyadarinya sebagai makan dalam satu kelompok, kecuali dalam kesempatan yang diperbolehkan, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Jika ia tidak makan dalam satu kelompok, tetapi ia menyadarinya sebagai makan dalam satu kelompok, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia tidak makan dalam satu kelompok, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia tidak makan dalam satu kelompok, dan ia tidak menyadarinya sebagai makan dalam satu kelompok, maka tidak ada pelanggaran.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu adalah kesempatan yang diperbolehkan; jika dua atau tiga orang makan bersama; jika mereka makan bersama setelah berjalan menerima dana makanan; jika itu adalah undangan makan rutin; jika itu adalah makanan yang diperoleh dari menarik undian; jika itu adalah makanan setengah-bulanan; jika itu adalah hari uposatha; jika itu adalah sehari setelah hari uposatha; jika makanan itu adalah selain daripada kelima makanan matang; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan tentang makan dalam satu kelompok, yang kedua, selesai