//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: kekosongan  (Read 5811 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: kekosongan
« Reply #15 on: 12 March 2012, 10:31:19 PM »
imo emg semakin mengerti kebenaran/dhamma, semakin hambar, semua semakin tak berarti, jadi rasanya hambar.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: kekosongan
« Reply #16 on: 12 March 2012, 10:42:14 PM »
sangat susah saya gambarkan om , kalau mudah saya gambarkan mungkin saya akan mengerti sebabnya


perlu diperjelas shg bisa lebih dimengerti oleh banyak RR disini.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: kekosongan
« Reply #17 on: 12 March 2012, 11:22:34 PM »
Satu bentuk perasaan yang pasti akan berlalu...

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: kekosongan
« Reply #18 on: 13 March 2012, 10:03:43 AM »
 [at]  wang

Apakah seperti cerita dibawah ini ( lebih kurang saja ), memang semakin lama merenungkan dan mempraktekkan dhamma, maka hidup semakin hambar ( bukan dalam pengertian negatif ), tetapi hambar dalam pengertian SADAR


HATI TULUS MENGHARUKAN LANGIT DAN BUMI

Matahari bersinar tanpa pamrih

Ketika pujangga ternama zaman Tiongkok kuno, Su Dongpo, mengalami kesulitan yang paling pahit dalam hidupnya, di pinggir sebuah sungai dia telah menghasilkan syair yang paling bagus yang pernah ia ciptakan.

Aliran sungai menuju ke timur, ombak telah mengeruk habis tokoh-tokoh besar sejati selama ribuan tahun. Sebelumnya, ketika dia masih mendapatkan penghargaan dari kaisar, tulisannya sangat indah, cermat dan rapi, serta penuh kebanggaan atas dirinya, karena dia adalah seorang cendekiawan berbakat, yang selalu bangga atas dirinya. Tetapi dia selamanya tidak akan mengira, bahwa pada saat bersamaan dia telah membuat entah berapa banyak orang yang terluka.

Ketika dia berbangga diri, banyak sekali orang yang sangat membencinya, karena orang lain tidak secendekia dirinya, tentu saja mereka iri, membencinya.

Tulisan yang dia goreskan ketika dia sedang kehilangan inspirasi, walaupun terlihat canggung dan bodoh serta ditulis dengan agak asal-asalan pun tidak menjadi soal, bahkan karya tersebut menjadi kaligrafi Tiongkok kelas satu.

Suatu ketika dia mulai merasakan kepahitan dalam kehidupannya. Di dalam keterpurukannya, semua teman tidak berani menemuinya. Di saat itulah di pinggir sebuah sungai dia telah menuliskan syair yang paling indah.

Su Dongpo sebenarnya adalah seorang sarjana yang telah lulus dari lembaga kesarjanaan kerajaan, tetapi karena terlibat politik, semua teman-temannya menghindarinya. Ketika itu hanya ada satu temannya yang bernama Ma Mengde, tidak takut terseret dalam persaingan politik, mau membantu suami-istri Su Shi untuk mengajukan permohonan ijin  menggunakan sebidang tanah kemah lama yang terlantar untuk  mereka pergunakan, dan sejak saat itu Su Shi lalu mengganti namanya menjadi Su Dongpo.

Di sana Su Dongpo mulai bercocok tanam, menulis syair, dia tiba-tiba merasakan, “Untuk apa saya harus berebut benda-benda dalam persaingan politik itu? Mengapa saya tidak membangun saja suatu kehidupan dengan perasaan yang terbuka dan jujur di dalam sejarah?”

Maka saat itu dia telah benar-benar menetaskan syair yang paling indah. Setelah keadaannya membaik, sudah memiliki beras untuk dimakan, dia lalu meminta persetujuan istrinya untuk membiarkan dia membuat sedikit arak!

Dalam salah satu syairnya ia telah menulis bahwa pada suatu malam ia telah minum arak hingga mabuk, saat tersadar dan pulang ke rumah ia mendapatkan pembantu kecilnya tertidur mendengkur, tertidur pulas tidak mendengar ketukan pintunya. Dongpo akhirnya berjalan ke pinggir sungai mendengarkan suara sungai.
Jika kita membandingkan dengan  karya-karya syairnya terdahulu, mengetuk pintu tidak mendapatkan jawaban, sudah pasti dia akan marah-marah, tetapi sekarang dia sudah tidak demikian, saat pembantunya tidak terbangun, dengan tenang dia berjalan pergi ke pinggir sungai mendengarkan suara sungai.

Su Shi setelah berubah nama menjadi Su Dongpo, dia merasakan bahkan kejelekan bisa berubah menjadi keindahan.

Dia mulai menikmati hal-hal yang berbeda.

Suatu ketika dia pergi minum arak di pasar malam yang diadakan di kota Huang Zhou, bertemu dengan laki-laki bertubuh kekar dan badannya dipenuhi dengan tato. Su Dongpo dipukul jatuh di atas tanah oleh lelaki kekar itu dan berkata,

“Kamu itu apa, berani menyentuh saya! Apakah kamu tahu siapa saya di daerah ini?”

Orang itu tidak tahu bahwa orang yang dipukulnya itu adalah Su Dongpo, pujangga yang pernah terkenal di seluruh negeri. Kemudian Su Dongpo yang terjatuh di atas lantai itu mendadak tertawa, dan setelah pulang ke rumah dia menulis sepucuk surat kepada Ma Mengde, di dalam surat dia mengatakan, “Saya sangat gembira karena orang-orang mulai tidak mengenal saya.”

Saya kira ini merupakan suatu proses kehidupan yang luar biasa, mengapa pada waktu yang lalu dia mudah sekali lupa daratan? Dia adalah seorang sarjana, semua orang di dunia harus mengenalnya, bahkan acapkali dia tidak mengindahkan orang lain. Tetapi setelah dia tertimpa bencana, di dalam jiwanya mulai timbul semacam kemurahan hati, terdapat semacam kekuatan yang lain.

Setelah Su Dongpo merasakan aneka rasa kehidupan, manis, getir, asin, masam, pedas, bercampur aduk menjadi satu, akhirnya aneka rasa itu berpadu menjadi satu rasa yaitu hambar, setelah semua rasa itu berlalu, dia baru mengetahui menariknya rasa kehambaran itu, dia baru me-ngetahui bahwa semangkok nasi putih dan sepotong tahu yang sepertinya tidak ada rasanya – hambar, tetapi justru inilah rasa yang paling mendalam di dalam kehidupan.

Dari syair-syair yang ditulisnya, kita tahu bahwa ketika masih menjadi pejabat, Su Dongpo tidak pernah merasakan kesejukan dan kenyamanan angin sepoi-sepoi yang datang menghembus, tetapi setelah dia tidak lagi menjadi pejabat, dia malah benar-benar menikmatinya.

Saya rasa hal yang paling harus disyukuri oleh Su Dongpo adalah dia terus menerus mengalami perpindahan, setiap kali dipindahkan dia mengalami sedikit perbaikan (tertuang dalam salah satu syairnya). Karena sewaktu masih menjabat, seluruh hidupnya sangat terikat pada pencapaian kebutuhan praktis dan riil, maka dari itu ketika di non-aktifkan sebagai pejabat, dia baru tersadar, baru bisa kembali ke jati dirinya sendiri dan mampu menuangkan kata-kata yang indah dalam syair.

Dia bisa merasakan, “Mereka yang dalam sejarah selalu bersaing demi nama dan keuntungan, pada akhirnya akan menemui suatu kehampaan. Mereka dapat merasakan kehampaan itu karena itu memang bukanlah tujuan kehidupan  manusia yang sesungguhnya.”

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: kekosongan
« Reply #19 on: 13 March 2012, 11:15:24 AM »
HATI ORANG BUDIMAN HAMBAR BAK BUNGA SERUNI

Bunga seruni tidak seindah dan semenarik seperti bunga-bunga lain, juga tidak memiliki bau wangi yang bisa membuat orang mabuk kepayang. Dia selalu tumbuh dalam terpaan angin dan hujan yang dingin, diam-diam menanggung kesendirian dan kesepian di dalam dunia ini.

Senantiasa mempertahankan keacuhan dan kehambarannya yang khas. Namun, kehambarannya justru memiliki kekhasan, rupa dan kecantikan tersendiri, yang dapat disejajarkan dengan anggrek, bunga persik dan bambu. Dimana keempatnya dikenal sebagai ‘empat budiman’ dalam jajaran tanaman.

Dia adalah bunga yang rupawan dan cantik, menantang salju dan embun es. Berdiri sendiri dalam udara dingin musim gugur. Watak bunga seruni yang tidak takut dengan dingin ini membuat semua orang mengaguminya.
Saat mengamati bunga seruni, nampak bagaikan seorang petapa diantara bunga jenis yang lain. Di saat musim semi hampir berakhir, maka puluhan ribu bunga-bunga yang lain akan berguguran dan layu, hanya bunga seruni yang diam-diam tumbuh di ladang rumah penduduk desa, di pagar-pagar kayu dan bambu. Beberapa bayangan bunganya di atas tembok sedang beradu kecantikan dengan embun es.

Dalam tiupan angin yang dingin menusuk tulang di musim gugur, kita dapat merasakan ketidak peduliannya terhadap kondisi sekelilingnya yang kurang menguntungkan, ia hidup dalam kehambaran. Bentuk bunganya yang sangat indah, dengan corak warnanya yang cantik, anggun mulia dan tiada bernoda, sejak dulu dipandang sebagai lambang dari watak yang jujur dan agung, serta anggun dan suci.
Dengan memiliki kehambaran hati bagai bunga seruni, dan ketenangan jiwa bagai air, maka seseorang dapat dikatakan sudah mencapai semacam taraf batin yang sangat mulia dan agung.

Di dalam dunia yang hingar bingar dan rumit ini, menghadapi setiap persoalan yang ada, ia akan selalu melihat kelebihan orang lain, mencoba mencari kekurangan pada diri sendiri. Walaupun diri sendiri mempunyai bakat yang berlimpah tetapi ia akan lebih memilih kehidupan yang sederhana.

Saya sangat mengagumi orang yang memiliki watak yang demikian, benar-benar hidup hambar bak bunga seruni. Poin paling berharga yang dimiliki orang semacam ini adalah ia bisa menjadi orang yang setia dan teguh untuk tidak mengejar nama dan kepentingan.

Kehambaran ini adalah kehambaran terhadap kemuliaan dan kehinaan, kehambaran terhadap nama dan keuntungan, kehambaran terhadap bujukan/pujian, suatu perasaan hambar yang eksis dalam watak yang teguh. Kehambaran semacam ini, bisa membuat kita, memecahkan segala kerisauan, melihat dengan jelas segala urusan dunia, menolak keramaian, kembali ke kesederhanaan, tidak terhanyut oleh berbagai macam nafsu keinginan yang telah banyak menjerat masyarakat dalam kehidupan yang moderen ini.

Guna mencapai taraf pikiran seperti setangkai seruni, maka seseorang harus dapat dengan kehambaran hati menghadapi masalah "memperoleh dan kehilangan", dengan mata hati yang tenang memandang hiruk pikuk keramaian dunia.

Saat semuanya berjalan lancar, tidak menyombongkan diri, dan sewaktu mengalami kegagalan tidak patah semangat. Di dalam pengalaman hidup melatih ketenangan dan ketabahan hati secara hambar dan santai. Di atas pentas kehidupan manusia yang bergejolak naik dan turun ini, bisa mengemban beban yang berat dengan menganggapnya ringan.

Memang bukan hal yang mudah, namun bagi seorang sejati dalam pengembangan batin, dia tahu bahwa dia hanya perlu menghilangkan keterikatan terhadap nama dan nafsu keinginan, maka secara otomatis ia pasti bisa mencapai taraf "kehambaran hati bak seruni" .

Pepatah kuno mengatakan, "Hati tersangkut oleh bentuk". Dengan hasrat keinginan semakin besar, maka tekanan menjadi semakin berat, bagaikan borgol ribuan kati. Begitu seseorang terjatuh ke dalam jurang ‘nafsu’ dan tidak bisa melepaskan diri, maka kekotoran batinnya akan berkembang, nuraninya akan menjadi bejat, sehingga menjadikan diri sendiri sebagai budak dari nafsu keinginan.

Di dalam realita kehidupan, manusia yang tercederai tubuhnya, yang rusak namanya, yang kehilangan keluhuran jiwa, banyak kita temui di mana-mana. Mereka semua adalah budak dari hasrat keinginan. Hasrat keinginan manusia beraneka ragam, jika seseorang tidak mengerti bagaimana harus mengekang keinginan diri, saat ia harus berhenti sebelum terperangkap terlalu jauh, maka hanya bisa dikatakan bahwa seumur hidupnya ini hanyalah proses untuk memuaskan keinginan pribadi yang terus-menerus timbul.

Hanya seorang arif yang memiliki kejernihan hati dan hasrat yang minim baru bisa mengerti kesederhanaan adalah kebahagiaan, kehambaran adalah kebenaran, dan kepuasan adalah kesahajaan.

Menjadi seorang yang berhati hambar bak seruni, merupakan keadaan hati yang selalu bergembira dan berbahagia. Keadaan hati semacam ini tidak berkaitan dengan uang, kekuasaan, keuntungan dan ketenaran. Asalkan kita bisa bermurah hati dalam kehidupan menghadapi kolega, teman sejawat dan keluarga, bisa menarik dan mengulur dengan leluasa, maka didalam hati kita akan timbul sekuntum bunga seruni yang tak akan gugur untuk selamanya, membuat batin kita ringan santai, tenteram dan damai.

Sebenarnya, segala sesuatu yang berada dalam dunia hanyalah sederhana sekali. Cinta dan benci, bagaikan tiupan angin. Nama dan jasa, bagaikan segumpal awan. Karena memang kita akhirnya harus meninggalkan semuanya, maka menjadi seorang manusia yang berhati hambar bak seruni, menjadi seorang manusia yang berhati jernih berhasrat minim, pasti adalah suatu hal yang sangat indah dan menggembirakan hati.

Semoga semua orang dalam dunia bisa berhati hambar bagai seruni, menggunakan suara yang damai menyanyikan syair lagu kedamaian dan welas asih yang telah dikembangkan, serta dengan kebesaran dan keagungan hati memaafkan kesalahan orang lain.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: kekosongan
« Reply #20 on: 13 March 2012, 06:06:47 PM »
batin anda sekarang ini kosong atau anda hanya merasa hampa?
bila batin anda kosong maka anda tidak akan menanyakan pertanyaan ini.
tapi bila perasaaan anda merasa hampa ini adalah pergolakan batin dalam diri anda yang sedang beradaptasi dengan pengetahuan anda tentang kehidupan.
saya dulu juga pernah mengalaminya juga dan saya balik bertanya kepada diri saya, saya hidup didunia ini untuk apa? apa tujuan mahluk hidup didunia ini? dan jawaban yang saya dapat setiap mahluk hidup didunia ini ingin bahagia kebahagiaan tertinggi tentu saja nibbana. maka pengertian saya tentang hidup harus diubah bukan untuk menjadi kosong atau hanpa tapi untuk menjadi bahagia dan kalau bisa mencapai nibbana.

maka dari itu saya harap anda tidak terjebak dirasa hampa anda karena dengan merasa anda menjadi hampa maka anda sebenarnya tidak hidup disaat ini dan anda menolak sensasi yang ada pada saat itu.

ada berawal dari tidak ada dan akan berakhir menjadi tiada tapi bukan berarti pada saat terjadi terasa hampa.

lanjutkan pencarian dhamma anda maka semoga anda bisa berbahagia.
semoga ini bermanfaat
semoga anda bahagia
semoga semua mahluk berbahagia.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: kekosongan
« Reply #21 on: 13 March 2012, 08:45:01 PM »
 [at] change :  kurang lebih seperti itu .

Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: kekosongan
« Reply #22 on: 22 March 2012, 01:17:27 AM »
setelah sekian lama saya mempelajari buddhisme , mengapa justru saya merasakan kehampaan atau kekosongan? ibarat bagi orang lain merasakan sayur berasa manis atau asin , tetapi saya merasakan hambar.

padahal keinginan mempelajari dhamma tidak memudar, tidak berkurang , juga berusaha saya praktekan pada kehidupan saya

mohon share dan petunjuknya  _/\_
saya rasa adalah hal yang wajar setelah mempelajari dhamma
anda tidak lagi terombang-ambing oleh "bentukan perasaan"

namaya netral menerima kontak berkenaan dengan perasaan

 

anything